28.5 C
Bogor
Friday, July 25, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 279

100 Guru Olahraga dan Atlet Ikuti Pelatihan Tenaga Keolahragaan dan Organisasi Cabor Hockey

Kegiatan Pelatihan Tenaga Keolahragaan dan Organisasi Cabor Hockey

Megamendung | Jurnal Bogor
Sebanyak 100 guru SMP dan Atlet se Kabupaten Bogor mengikuti kegiatan Pelatihan Tenaga Keolahragaan dan Organisasi Cabor Hockey yang dilakukan Subkor PITOK Dispora, Kabupaten Bogor di salah satu hotel yang ada di kawasan Megamendung, 13 sampai 16 November 2023.

Kegiatan kali ini dibuka secara langsung oleh Kadispora Kabupaten Bogor , Asnan AP dan dihadiri oleh Ketua FHI Kabupaten Bogor M Saepudin dan Joko Widodo salah satu pejabat eselon IV di Dispora Kabupaten Bogor.

Ketua FHI Kabupaten Bogor, M Saepudin mengatakan jajaran pengurus Hockey Kabupaten sangat menyambut positif kegiatan pelatihan kali ini.

Apalagi, kata Aep panggilan akrab dari Ketua FHI Kabupaten Bogor ini , pemateri yang menjadi narasumber dari kegiatan ini adalah salah satu wasit Hockey Internasional yakni Salman M, Pd dan perangkat pertandingan dari FHI Jabar.

” Saya berharap semua peserta bisa fokus dalam meningkatkan wawasan kepelatihan , managemen dan pengembangan organisasi cabor Hockey di Kabupaten Bogor,” ujar Aep yang saat ini tercatat sebagai Sekcam Megamendung, Selasa, 14 November 2023.

Program kegiatan pelatihan yang melibatkan banyak cabor di Subkor PITOK Dispora merupakan hasil atau buah pemikiran M Saepudin selama menjabat sebagai Sukbor PITOK beberapa waktu lalu

Kadispora Kabupaten Bogor, Asnan AP berharap kegiatan ini bisa memberikan Konstribusi positif bagi perkembangan olahraga Hockey di Kabupaten Bogor.

” Saya optimis dari 100 peserta yang ambil bagian dalam pelatihan kali ini nantinya akan menjadi pendorong kemajuan dan perkembangan olahraga Hockey di sekolah yang ada di Kabupaten Bogor,” pungkasnya.

(asep syahmid)

Mentan Ajak Petani dan Penyuluh Lanjutkan Swasembada Pangan

Andi Amran Sulaiman

Banyuasin | Jurnal Bogor
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengajak para insan pertanian untuk melanjutkan swasbada pangan seperti yang pernah dilakukan tahun 2019-2020.

Hal itu disampaikan Mentan saat mengunjungi Sekolah Menengah Kejuruan – Pembangunan Pertanian (SMKPP) Negeri Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Senin (13/11/2023).

Dalam kunjungan yang juga dihadiri Pj Gubernur Sumatera Selatan A. Fatoni dan Anggota DPD RI  Amaliah Sobli itu, Menteri Pertanian hadir bertemu dan memotivasi para penyuluh di Provinsi Sumatera Selatan

“Saya yakin Indonesia bisa swasembada mulai dari Sumatera Selatan. Ketahanan pangan identik dengan ketahanan bangsa,” katanya.

“2019 2020 kita swasembada yang bekerja adalah Kita, Petani Penyuluh dan Babinsa, untuk itu harus kita lanjutkan,” ujarnya

Mentan Amran menambahkan, Sumatera Selatan dapat menjadi penyelamat pangan Indonesia.

“Kami siapkan alsintan, pupuk, kalau dulu harus ada kartu tani baru dapat pupuk sekarang cukup KTP dapat pupuk dan ini sedang kita proses harmonisasinya,” katanya.

Motivasi disampaikan oleh Mentan Amran, untuk penyuluh mau sukses? jangan pernah mengeluh, jangan meminta minta dan bersyukur dengan apa yang didapat.

Dalam kesempatan itu, Mentan juga mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Sumsel yang telah memberikan dukungan.

“Saya berterima kasih atas dukungan Gubernur, kami siapkan anggaran untuk 100 ribu HA untuk Sumatera Selatan, semoga ini bisa terserap, ini bisa mengangkat produksi pangan bisa jadi no 3 atau no 4 di Indonesia dari no 5,” katanya.

Bahkan kalo 500 ribu kita garap, ini bisa masuk peringkat 2 tingkat nasional, karena lahan rawa yang bisa dijadikan sawah disini pertama ada yang indeks pertanaman nya ditingkatkan 1 menjadi 2, 1 menjadi 3 itu ada 300 ribu HA.

Kemudian ada lahan rawa mineral kurang lebih 500 ribu HA,” ujarnya.

Menurutnya, kalau ini digarap, persoalan bangsa 30% selesai di Sumatera Selatan.

“Semoga mimpi kita 500 ribu Ha di Sumatera Selatan dapat terwujud paling lambat 3 tahun mendatang sehingga Sumatera Selatan mendapat peringkat dua secara nasional,” katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan pertemuan yang berlangsung di SMKPP Negeri Sembawa itu mengusung tema “Dukungan Penyuluhan dan Petani Dalam Meningkatkan Produksi Padi dan Jagung di Provinsi Sumatera Selatan”.

“Tujuan kegiatan untuk memotivasi penyuluh pertanian, para petani dan steakholder yang terkait dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi dan jagung di Sumatera Selatan,” jelas Dedi.

Sebagai pengingat Provinsi Sumatera Selatan merupakan penyangga komoditas pangan strategis yang mempunyai potensi lahan sawah, lahan kering dan lahan rawa.

Kegiatan ini mengundang sebanyak 1.000 orang yang terdiri dari Petani Milenial, Kelompok Wanita Tani (KWT), P4S, KTNA dan para Penyuluh Pertanian di Sumatera Selatan.

(bbpmkp)

Jika Peti Tetap Marak, Sebaiknya Bupati Berhenti atau Diberhentikan Saja

AA (kiri) bersama Prof.Didin S Damanhuri, Guru Besar IPB, Wakil Ketua Dewan Pakar ICMI Pusat

Jurnalinspirasi.co.id – Hingga saat ini usaha penambangan emas liar atau ilegal, yang disebut Peti masih marak di daerah Kuansing, Riau. Bupati Kuansing seharusnya bertanggungjawab atas kegagalan tugas dan kewenangannya dalam usaha pemberantasan Peti, yang kita yakini telah merusak ekosistem perairan umum (sungai) dan juga sangat membayakan keselamatan dan nasib penduduk kini dan masa depan.

Saya sependapat dan sangat setuju bahwa supremasi hukum harus terlaksana di Rantau Kuansing, Penegakan hukum wajib dijalankan oleh aparat keamanan setempat.

Mereka yang diduga terlibat dan ikut bermain dalam mafia tambang disikat dan ditangkap saja secara tegas, serta adili di pengadilan negeri terbuka untuk umum. Agar rakyat tahu bahwa Peti adalah perbuatan jahat (kriminal) terhadap ekosistem alam dan mencemari lingkungan hidup. Kemudian aktor utama para penjahat Peti tersebut harus dikejar dari persembunyiannya, jika terbukti dihukum, agar mereka kapok (jera).

Ingat bahwa semua orang, warga negara sama dihadapan hukum, jangan ada yang dilindungi aparat penegak hukum.

Dengan arti kata hukum tidaklah pandang bulu, diskriminatif, jika ada oknum aparat birokrasi Pemerintahan dan terlebih aparat penegak hukum yang terlibat dalam jejaringan permafiaan tambang emas liar Peti, seperti oknum polisi, oknum jaksa dan hakim, bahkan aparat desa serta pemuka masyarakat desa lokasi Peti, maka wajib ditindak, diperkarakan, para oknum tersebut diseret ke pengadilan.

Jika terbukti bersalah, dipenjarakan para kriminal tersebut. Tapi untuk melakukan penindakan pelanggar hukum tersebut, memang tidaklah mudah. Hal ini sangat tergantung kepada komitmen Forkopimda Kabupaten Kuansing, terutama faktor Bupati, Kapolres, Kejaksaan, Pengadilan, dan pihak militer/ Danramil setempat.

Hal ini sudah pernah saya kemukakan dalam beberapa tulisan AA terdahulu bahwa kunci keberhasilan pemberantasan penambangan liar (Peti) emas di lahan milik umum seperti Daerah Aliran Sungai (DAS) Kuantan, DAD Singingi dan sejumlah anak sungai adalah dengan cara dan pendekatan penegakan hukum (supremasi hukum).

Oknum aparat penegak hukum dalam hal pihak Kepolisian setempat harus bekerja profesional, transfaran dan presisi.

Saya  membaca, mengamati dan menilai selama ini bahwa cara kerja pihak Kepolisian Kuansing, mulai dari jajaran Babinmas, Polsek setempat, Polres Kuansing dan bahkan Polda Riau, dalam  menunaikan tugas penertiban usaha ilegal Peti masih setengah hati, tidak bekerja profesional dan sasaran bidik aktor pelaku dan Pemodal Peti seharusnya yang tepat (presisi), sebagaimana arahan dan kebijakan Kapolri.

Faktanya, dari dulu hingga zaman Now, cara kerja penindakan penjahat lingkungan Peti di DAS Kuantan dan DAS Singingi di daerah Kab.Kuansing Prov.Riau, hanya dilakukan aparat penegak hukum di lokasi tambang liar dengan tindakan hanya merusak dan membakar peralatan tambang Peti seperti perahu Poton, mesin dan bangunan gubuk lainnya, kemudian dipertontonkan ke publik. Amat jarang dan bahkan tidak pernah sama sekali adanya penangkapan personal yang menjadi aktor pemodal, maupun pelaku dan pembeking usaha Peti di sepanjang badan sungai, selama ini beroperasi di badan sungai Kuantan dan Singingi.

Saya berani berpendapat bahwa pola dan cara kerja seperti itu sekedar pencitraan yg palsu, maaf, pekerjaan aparat keamanan yang seperti itu bersifat membohongi dan mengelabui publik.

Ini pekerjaan sangat sia-sia dan mubazir, sehingga akan berdampak buruk terhadap kinerja Pemerintahan Kuansing Riau. Pemkab Kuansing dapat kita simpulkan telah gagal dalam menunaikan tugas dan kewajiban pemerintahannya sebagaimana pesan dan amanat konstitusi negara UUD 1945 Pasal 33 tentang kesejahteraan rakyat.

Pemkab Kuansing yang dipimpin Bupati dibantu unsur Forkopimda bertanggungjawab melindungi dan mensejahterakan rakyatnya. Oleh kerena itu wakil rakyat, dalam hal ini DPRD Kuansing seharusnya mengawasi jalannya roda pemerintahannya, jika masalah Peti tidak juga terselesainya, dibiarkan dan masih berlarut-larut muncul beroperasi di beberapa lokasi silih berganti, maka pimpinan DPRD Kuansing, memanggil meminta keterangan dan pertanggungjawaban Bupati dan Kepala Dinas terkait, karena masalah Peti sangat berkaitan dengan nasib dan kesehatan rakyat.

Seandainya Bupati dan jajarannya tidak serius menanggulangi atau memberantas Peti yang merusak lingkungan dan membahayakan nasib rakyat dan kesehatan penduduk tempatan (local community), maka akan lebih baik dan bijak, pihak DPRD membuat mosi tidak percaya, dan berujung pada pemberhentian (empeachment) dari jabatan selaku Bupati Kuansing, sebab beliau dipandang tidak mau dan tidak mampu menjalankan tugas pemerintahan dan pelayanan serta perlindungan masyarakat Kuansing secara baik dan bertanggungjawab.

Dalam beberapa tulisan saya terdahulu, sudah saya narasi begitu jelas bahwa usaha Peti di perairan umum seperti DAS Kuantan dan DAS Singingi sangat membayakan kesehatan penduduk lokal yakni mereka para pengguna air untuk beberapa kebutuhan spt air minum, mandi dan kakus. Hingga kini sudah sangat banyak keluhan bahwa mereka tidak lagi mandi dan mencuci pakaian karena airnya keruh dan membuat badan gatal-gatal.

Jika air sungai keruh dan tercemar logam berat seperti Merkuri, maka berakibat fatal bagi kehidupan manusia, bisa sakit bertahun-tahun lamanya sebelum wafat, akibat pertama badan gatal-gatal, lama kelamaan semakin menua tulang keropos, lumpuh, dan mata pun buta  serta bahkan air yang sudah tercemar logam berat pada kadar tertentu bisa mematikan, nyawa pun melayang.

Ingat cerita Tragedy of the Common, dan kasus Teluk Minamata Deases di Jepang tahun 1950-an, dimana penduduk lokalnya yang mengkonsumsi ikan dan air tercemar logam berat, banyak yang menderita sakit menahun, yang menjadi beban keluarga, masyarakat dan negara. Warga masyarakat yang sakit-sakitan, tidak produktif, tidak mampu bekerja dan memerlukan biaya yang besar untuk perawatan kesehatannya.

Saya sengaja bernarasi seperti ini dalam upaya menyadarkan Bupati dan jajaran Forkopimda Kuansing, jangan main-main dengan kasus kriminal Peti, agar serius memberantas Peti secara tuntas, profesional, tranfaran dan presisi.

Jika bupati Kuansing tidak mau, tidak serius, tidak berkomitmen dan tidak mampu memberantas usaha penambangan ilegal Peti di daerah Rantau Kuansing, lebih baik mundur, berhenti saja, jika tidak mundur, akan diberhentikan oleh para Wakil Rakyat yang paham, sadar dan peduli akan nasib rakyatnya, terutama penduduk tempatan yang bermukim di sepanjang kedua DAS yang mashur tersebut, karena sungai ini telah menjadi simbol dan ikon Kabupaten Kuantan-Singingi.

Sudah seharusnya Kedua DAS tersebut wajib dijaga kelestarian ekosistem alamnya, demi anak cucu kita (our future generation) agar hidup berkemajuan, sehat dan sejahtera. Kita harus sadar bahwa SDAL  itu adalah sumber kemakmuran kita bersama, janganlah dirusak fungsi-fungsi ekosistemnya dengan pencemaran lingkungan seperti limbah logam berat dari usaha ilegal Peti.

Demikian itu, mungkin merupakan solusi terbaik, karena sangat berlarut-larutnya usaha Peti, yang kian marak hingga kini. Harapannya dengan membaca tulisan ini, bisa membangkitkan kesadaran kita akan tugas dan tanggungjawab melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan berkomitmen menjaga kelestarian sumberdaya alam dan kesehatan lingkungan hidup, yang menjadi tugas kita bersama, terutama umaroh.
Syukron barakallah
Wassalam

====✅✅✅

Penulis: Dr.Ir H Apendi Arsyad,MSi
(Pendiri dan Dosen senior Universitas Djuanda Bogor, Konsultan K/L negara, Pegiat dan Pengamat Sosial, orang Cerenti, tetap mencintai kampung halamannya, sekarang mukim di Kota Bogor)

Kades Ciapus Ingin Samisade untuk Bangun Kantor Desa

Samisade di Desa Ciapus digunakan untuk infrastruktur jalan.

Ciomas | Jurnal Bogor
Pemerintah Desa Ciapus, Ciomas, Kabupaten Bogor berharap peruntukan program Samisade di tahun 2024 bisa digunakan untuk pembangunan kantor desa.

“Selama ini Samisade peruntukannya jalan desa, TPT dan jembatan. Kita berharap Perbupnya ditambah Samisade bisa digunakan untu pembangunan kantor desa,” ujar Kepala Desa Ciapus Pendi Bin Asim, Senin (13/11/2023).

Pendi mengungkapkan program Samisade yang digulirkan Pemerintah Kabupaten Bogor ke desa sangat banyak manfaatnya. Untuk Desa Ciapus pada tahun ini digunakan untuk pengaspalan jalan di Ciomas Permai  (Ciper) RW 14  kurang lebih sekitar 1500 meter.

Sedangkan untuk tahun depan dia berharap peruntukan Samisade ditambah dan bisa digunakan untuk pembangunan kantor desa. Pasalnya, selama ini kantor Desa Ciapus kecil dan kurang representatif.

“Kalau lahan sudah ada di samping Makopolsek Ciomas tinggal menunggu pembangunan kantor desa. Kalau Samisade bisa digunakan untuk kantor desa kita bakal bangun kantor desa dari anggaran Samisade,” ungkapnya.

Sementara itu Ketua RW 14 Dedi mengaku sangat bersyukur adanya program Samisade karena banyak manfaat bagi warga seperti peningkatan jalan desa dan jalan lingkungan. Menurutnya anggaran Dana Desa tidak bisa mencukupi kebutuhan infrastruktur yang ada di desa sehingga program Samisade harus digulirkan setiap tahun.

“Kita berharap siapa pun Bupatinya, program Samisade berkelanjutan dan tahun depan Samisade bisa digunakan untuk pembangunan kantor desa,” tandasnya.

(arip ekon)

Belajar Sambil Bermain, Anak-anak Pasirgintung Diingatkan Sejarah Perjuangan Pahlawan

Anak-anak Pasirgintung di Lapangan Pemersatu mengikuti sejumlah kegiatan untuk mengenang para pahlawan.

Nanggung | Jurnal Bogor
Untuk mengenal dan mengenang jasa para pahlawan, anak-anak di wilayah Kampung Pasir Gintung, Desa Batutulis, Nanggung, Kabupaten Bogor melakukan berbagai kegiatan di momen peringatan Hari Pahlawan, Jumat (10/11/2023).

Sesuai dengan tema yang diusung “Semangat Pahlawan untuk Masa Depan Bangsa dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan” mereka melakukan perlombaan cerdas cermat yang diikuti peserta anak – anak yang bertempat tinggal di sekitar Lapangan Pemersatu Pasirgintung.

Antusias yang besar dari anak-anak tersebut dapat dilihat dari komitmen mereka untuk melanjutkan program metode belajar sambil bermain.

“Selain diisi dengan materi, kegiatan ini juga  melakukan dengan permainan yang ditujukan agar anak-anak dapat belajar sambil bermain,” kata salah satu penggas kegiatan tersebut Wiska Fredinda.

Dia menjelaskan, Hari Pahlawan ini diperingati untuk mengenang jasa para pahlawan serta tragedi pada 10 November 1945 di Surabaya. Pada saat itu terjadi pertempuran besar di Surabaya antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Inggris.

“Meskipun Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya, namun bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya tetap terjadi. Bentrokan tersebut memuncak Brigadir Jenderal Mallaby (Pimpinan Tentara Inggris untuk Jawa Timur) terbunuh pada 30 Oktober 1945,” jelasnya.

Wiska mengingatkan peristiwa sejarah bangsa harus diingat agar bisa memberikan harapan sama seperti pahlawan.

“Agar anak-anak, supaya mereka mengenal dan mengenang jasa-jasa pahlawan, mungkin mereka tidak ikut berjuang bersama pahlawan, tapi mereka turut menghargai, kegiatan ini sebagai bentuk partisipasi anak-anak dalam memperingati Hari Pahlawan,” katanya.

Ragam kegiatan yang dipusatkan di Lapangan Pemersatu mendapat respons positif, baik dari masyarakat, pemerintah desa setempat begitu juga pihak perusahaan BUMN PT Antam Pongkor.

“Kegiatan ini cukup bagus, kita harapkan  masyarakat Pasirgintung  khususnya anak-anak mendapatkan pemahaman dan membangun kesadaran mengenai pentingnya menanamkan nilai-nilai pahlawan, menghargai Jasa para pahlawan,” kata Asisten Manager PT Antam Pongkor Edi Ayuba.

“Sehingga mulai sejak usia dini anak-anak mengetahui secara sadar. Bahwa menanamkan nilai kepahlawan adalah bentuk pengabdian kita sebagai pahlawan masa kini untuk mengenangkan jasa-jasa para pahlawan,” tambahnya.

Bahkan, kata dia waktu dekat ini pihaknya akan menemui masyarakat Pasirgintung. Selain mengapresiasi gagasan masyarakat, juga ada beberapa usulan yang selaras dengan program CSR PT Antam.

(andres)

Perkuat Silaturahmi dan Syiar Islam, BKMT dan PKK Leuwiliang Rutin Pengajian Bulanan

Pengajian bulanan BKMT dan PKK Leuwiliang

Leuwiliang | Jurnal Bogor
Badan Kontak Majelis Ta’lim (BKMT) bersama Tim Penggerak PKK Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor menggelar pengajian bulanan di Saung Sulandjana Alun-alun Leuwiliang, Senin (13/11/23).

Pengajian BKMT bersama PKK tingkat kecamatan tersebut rutin dilakukan setiap satu bulan sekali yang diikuti oleh 11 desa di Kecamatan Leuwiliang.

Mewakili Camat Leuwiliang, Kasi Pemberdayaan Masyarakat, Suhandi mengatakan, pengajian tersebut untuk menjalin sinergitas antara pemerintah kecamatan dengan desa.

“Jadi memang giat pengajian ini rutin dilakukan sebulan sekali yang diikuti oleh 11 desa. Tapi giatnya di gilir sebulan sekali, kebetulan hari ini bagian Desa Pabangbon,” katanya kepada wartawan, Senin (13/11/23).

Menurutnya, selain bersinergi juga untuk mensyiarkan agama Islam dan memperkuat jalinan silaturahmi.

“Alhamdulillah rutinitas pengajian bulanan ini masih berjalan lancar dan kondusif, dan jemaahnya juga masih antusias,” bebernya.

Dia berharap pengajian bulanan tersebut tetap terus berjalan dan semakin berkembang dalam mensyiarkan agama Islam.

“Mudahan-mudahan seterusnya tetap berjalan dan semakin berkembang untuk mensinergikan dan mensyiarkan agama di tingkat pemerintah, terutama di Kecamatan Leuwiliang,” katanya.

Sementara Kaur Pemerintahan Desa Pabangbon, Dudung Dumiati menyatakan, dengan adanya pengajian rutin tersebut jadi ajang mempersatukan umat Islam, arah kemajuan dan meningkatan keimanan dan ketaqwaan kita sebagai umat Islam kepada Allah SWT.

“Kebetulan hari ini giliran desa kami (Pabangbon) yang diisi tausiah oleh Kiayi Ujang Komarudin. Alhamdulillah lancar dan antusias,” ujarnya.

Kegiatan tersebut kata dia sangat positif karena untuk memperkuat akidah, meningkatkan keimanan dan ketakwaan umat Islam.

“Apalagi sekarang kan umat Islam ini sedang berduka, seperti peristiwa kejadian di Palestina yang dialamai oleh saudara-saudara kita disana. Kebetulan hari ini tema yang diangkatan mempersatukan dan kebersamaan,” tukasnya.

(andres)

Dukung Fatwa MUI, Partai Ummat: Stop Beli dan Impor Produk Israel, Cintai Produk Dalam Negeri

Ridho Rahmadi

Jakarta | Jurnal Bogor
Partai Ummat mendukung penuh langkah Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengeluarkan fatwa No 83 / 2023. Fatwa tersebut menyatakan bahwa mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina atas penjajahan Israel hukumnya wajib.

Sebaliknya, lanjut fatwa tersebut, mendukung penjajahan Israel terhadap Palestina baik secara langsung mau pun tidak hukumnya haram. Dukungan terhadap kemerdekaan Palestina dapat dilakukan umat Islam melalui pemboikotan produk-produk yang terafiliasi dengan Israel atau produk yang mendukungnya.

Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi mengatakan langkah MUI perlu didukung oleh seluruh komponen bangsa sebagai bentuk solidaritas untuk Palestina.

“Fatwa MUI tersebut langkah yang tepat dan penting untuk didukung sebagai bukti keberpihakan kita sebagai bangsa Indonesia terhadap Palestina yang selama ini dijajah oleh Israel,” ujar Ridho dalam keterangan persnya, Senin (13/11/2023).

Menurutnya, fatwa MUI ini adalah bentuk sikap tegas dan wujud konsekuensi makhluk beriman dan taat pada nilai perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat sekaligus bentuk terkini dari prinsip anti penjajahan warisan para pendiri negeri ini.

Sebagai alternatif dari gerakan boikot, Ridho juga menyerukan semua pihak untuk beralih ke produk-produk dalam negeri karya anak bangsa. “Saat ini banyak UMKM yang memproduksi barang-barang yang tak kalah bagus kualitasnya, inilah saatnya cintai produk dalam negeri dengan memajukan karya anak bangsa,” jelasnya.

Ridho berharap fatwa MUI tersebut ditindaklanjuti oleh pemerintah dan pihak terkait dengan mengeluarkan kebijakan tegas. “Maka sudah sangat pantas bagi pemerintah, seluruh kementerian dan lembaga terkait agar menindaklanjuti fatwa MUI tersebut dengan sikap yang lebih tegas,” jelasnya.

Sikap tegas yang dimaksud Ridho adalah menghentikan perdagangan dengan perusahaan pendukung Israel. “Kami mendesak agar pemerintah, melalui kementerian dan lembaga terkait, untuk menghentikan impor produk-produk dari perusahaan pro-zionis seperti yang dimaksud dalam fatwa MUI ini,” tegas Ridho.

Menurutnya, dengan melihat kekejaman kejahatan perang dan genosida yang dilakukan oleh zionis Israel tak cukup hanya dengan sikap paling rendah seperti mengutuk atau mengecam.

“Indonesia, negara Muslim terbesar di dunia, hanya mencukupkan diri membela Palestina dengan bentuk mengecam dan aksi massa tentu jauh dari ekspektasi umat Islam. Berbuatlah lebih berani dengan menyetop impor produk-produk dari perusahaan pro-zionis tadi,” tegas Ridho.

Ia mengingatkan kekuasaan adalah amanah yang harus dimanfaatkan untuk kebaikan dan keberpihakan kepada yang benar. “Anda yang punya kuasa melakukan hal ini tapi memilih diam, memilih menghindar, memilih aman daripada menunaikan amanah. Bertaubatlah, berubahlah!” ajak Ridho.

Ia pun memberikan semangat dengan memberikan tagline tentang persatuan dalam membela Palestina. “Gaza adalah kita, Palestina adalah kita, Islam yang mempersatukan kita,” tandas Ridho.

(yev/rls)

Soal Rekonstruksi Jalan Tunggilis, Pio Prihatin Pekerja Konstruksi tak Faham Cara Pasang Dowel

Jalan Tunggilis – Bondol

Cileungsi | Jurnal Bogor
Mendapati adanya pengaduan terkait Rekontruksi Jalan Tunggilis – Bondol yang dikerjakan CV Cipta Widya Dharma, anggota DPRD Kabupaten Bogor Komisi III, Ferry Roveo Chechanova menyebut sangat disayangkan sekali jika pekerjaan betonisasi jalan saat pemasangan dowel tidak ditahan oleh bikisting, dan terlihat berserakan sehingga lepas dari betonnya.

Jalan Tunggilis – Bondol

“Khawatir fungsi dowel tidak maksimal untuk kegunaannya, apa lagi kalo pekerja tidak tahu cara pemasangan dowel tersebut, sehingga banyak beton yang belah,” ungkap Pio sapaan akrabnya kepada Jurnal Bogor, Senin (13/11/23).

Terkait pekerja di bawah umur pun, sambung politisi PPP tersebut, dirinya sangat menyayangkan jika ada kontraktor yang memperkerjakan anak dibawah umur yang seharusnya anak tersebut mengenyam pendidikan yang layak.

” Dinas PUPR harus menegur konsultan pengawas bila ada kelalaian dari segi pengawasan. Karena pengawas dibayar untuk mengawasi pekerjaan dan menjadi kepanjangan tangan dinas untuk pengawasan di lapangan,” pungkas Pio.

” Harus ada peneguran keras dari dinas terkait, baik kepada pelaksana kegiatan, konsultan pengawas, maupun PPK yang merupakan UPT di lokasi tersebut,” tambahnya.

Sebelumnya, bukan hanya retak dan patah saja yang terlihat secara kasat mata. Pemasangan besi dowel untuk sambungan pada Jalan Tunggilis – Bondol pun sudah berserakan karena pemborong tidak menggunakan bekisting saat pemasangan besi dowel. Terlihat, batas untuk sambungan yang seharusnya ditahan oleh bekisting dan dipasng besi dowel, justeru hanya dibiarkan begitu saja, bahkan kondisi besi malah lepas dari betonnya.

Salah satu pekerja, Udin (bukan nama sebenarnya ) mengaku tidak mengerti cara pemasangan besi untuk sambungan harus pakai bekisting. Karena memang tidak ada pemberitahuan, juga tidak ada larangan, baik dari mandor maupun dari pihak lain.

“ Saya gak tau, siapa konsultan dan siapa orang PU. Yang saya tahu, saya kerja disini suruh begini itu aja,” tutur Udin kepada Jurnal Bogor.

Udin yang juga masih dibawah umur mengatakan, dirinya diajak bekerja dari tetangga dan sodaranya. Dia sendiri, hanyalah anak putus sekolah yang tinggal di perkampungan. “ Saya tinggal di Leuwicatang, putus sekolah umur saya masih 16 tahun belum punya KTP,” tambah Udin.

Sementara salah satu warga sekitar Wawan sangat menyayangkan dengan hasil pekerjaan yang dilakukan oleh pemborong. Wawan yang juga pernah terjun ke dunia konstruksi menyebut kualitas pekerjaan betonisasi jalan Tunggilis – Bondol perlu perhatian khusus dari dinas terkait.

“ Saya terkejut ya, saat melihat cor sambungan dipasang besi dowel tanpa bekisting. Jelas itu akan membuat sambungan tidak sempurna bahkan akan berdampak patah pada beton,” kata Wawan kepada Jurnal Bogor, Selasa (7/11/23).

Bisa dilihat sendiri, sambung Wawan, banyak sekali beton yang patah dan retak sampai ke dasar itu bukan tanpa sebab, dan untuk perbaikannya pun tidak bisa memakai sealant karena keretakan beton tersebut hampir 1 Cm.

“ Retaknya sudah sangat lebar bahkan sampai kebawah, mungkin  harus pakai sikandur untuk menutup area yang retak sampai kebawah itu. Jika hanya pakai sealant untuk aspal, gak nyampe 3 bulan saat dilintasi kendaraan beton itu akan melebar retaknya, karena tidak ada perekat antara satu sama lain,” jelasnya.

Mirisnya lagi, tambah Wawan, saat dia berbincang-bincangn dengan pekerja ternyata ada anak dibawah umur yang dipekerjakan, ini sudah sangat keterlaluan sekali sebetulnya. Jadi, jangankan ahli di bidangnya, dia bekerja saja mungkin harus mendapatkan arahan.

“ Saya berharap ada dinas terkait yang lebih tinggi atau perwakilan dewan untuk mengkroscek langsung lokasi pekerjaan Tunggilis – Bondol. Karena dengan kondisi sekarang, sudah pasti peran konsultan pengawas dan pengamat dari UPT Jalan dan Jembatan bisa dibilang tidak bekerja,” tukasnya.

Saat dikonfirmasi via Whasapp terkait kondisi pekerjaan dan adanya pekerja dibawah umur, baik Atam sebagai pengamat UPT Jalan dan Jembatan Cileungsi, dan Damanik sebagai pelaksana tidak memberikan tanggapan apapun.

Untuk diketahui, rekontruksi Jalan Tunggilis – Bondol Kecamatan Cileungsi dikerjakan oleh CV Cipta Widya Dharma dan PT Angelia Oerip Mandiri sebagai Konsultan Pengawas dengan memakan anggaran sebesar Rp 1,4 miliar dengan waktu pelaksanaan 120 hari kerja.

(nay nurain)

Keren, Hasil Gotong Royong Jembatan Kp Cireundeu Bisa Terbangun

Jembatan Kp Cireudeu Desa Singasari Jonggol dengan kondisi sudah dibangun (atas) dan sebelumnya (bawah).

Jonggol | Jurnal Bogor
Ditengah gempuran sistem kerja yang terkadang harus membuat sebagian kepala desa berpikir keras dalam pengelolaan anggaran, tak jarang sebagian kecil dari mereka harus berurusan dengan hukum karena terjebak dalam sistem tersebut. Namun lain hal yang terjadi di Desa Singasari, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.

Kepala Desa Singasari Euis Sujana yang merupakan putri dari alm. Kades Cakra, ditengah gempuran sistem justeru berhasil membangkitkan semangat gotong royong masyarakatnya dengan membangunkan jembatan yang sudah puluhan tahun menjadi lintasan warga Kp Cireundeu.

“ Jadi jembatan ini menjadi jalur hilir mudiknya warga Kp. CIreundeu. Sudah dalam kurun waktu puluhan tahun mereka melintasi jembatan yang terbuat dari batang pohon kelapa tersebut sebagai lintasan, dan alhamdulilah saat saya mendapatkan aduan dan keluhan dari warga, saya coba kumpulkan warga dan berdiskusi hingga kini jembatan itu sudah terbangun,” ungkap Euis sapaan akrabnya kepada Jurnal Bogor, Senin (13/11/23).

“ Alhamdulilah, dengan terciptanya kebersamaan dan gotong royong ini, jembatan untuk warga Kp Cireundeu RT 001/RW 004 dengan volume P.4,5 m x L.3 m x T.20 cm berhasil dibangun dengan cara swadaya masyarakat,” tutur Euis.

Dia berharap hal-hal seperti ini bisa terwujud di kampung lain khususnya Desa Singasari. Mengingat, dengan keterbatasan anggaran yang didapatkan oleh desa tidak bisa mengkaver semua kebutuhan pembangunan dalam waktu cepat.

“ Dengan terbangunnya jembatan ini, semoga bisa lebih mempermudah aktivitas warga. Dan yang paling penting ialah semangat gotong royong harus terus tertanam dalam diri setiap warga khususnya Desa Singasari,” tandasnya.

Sementara, salah satu warga Kp. Cireundeu Amirullah (45) mengucapkan terimaksih kepada Kepala Desa Singasari Euis Sujana yang sudah membangun jembatan di kampungnya. Mengingat, kondisi jembatan seperti ini hanya dengan menggunakan batang pohon kelapa sudah berlangsung lebih dari 20 tahun, dan baru kali ini tersentuh pembangunan.

“ Terimakasih kepada kepala desa, semoga sehat selalu dan bisa mewujudkan impian masyarakat untuk memiliki infrastruktur lebih baik lagi, dan untuk semua warga yang terlibat saya berharap kebersamaan gotong royong seperti ini bisa terus terjalin baik saat ini maupun bagi generasi mendatang,” pungkasnya penuh harap.

(nay nur’ain)

Dinkes Kabupaten Bogor Dukung Transformasi Kesehatan

Program Pencegahan Stunting dan Pencegahan Penyakit Terus Dilakukan

Cibinong | Jurnal Bogor
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor menyatakan mendukung transformasi kesehatan untuk Indonesia maju yang digulirkan pemerintah. Bagi Kabupaten Bogor, Hari Kesehatan Nasional ke-59 2023 jadi momentum menyiapkan Indonesia Emas 2045.

“Kami sebagai insan kesehatan mendukung periode Indonesia Emas 2045 agar anak-anak pandai dan memiliki perannya, tentu yang program stunting harus berjalan dengan baik, mencegah anak-anak kurang gizi dan terhindari dari penyakit-penyakit baik yang menular dan yang tidak menular,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Bogor Drg. Mike Kaltarina, MARS usai apel peringatan Hari Kesehatan Nasional 2023, Senin (13/11/2023).

Pihaknya juga telah berkolaborasi saling menguatkan antarinsan kesehatan, selain puskesmas, juga organisasi profesi yang diharapkan bisa bersama-sama mendukung program pemerintah, khususnya dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.

“Saya bikin bangga tadi, temen-temen profesi dan organisasi profesi juga hadir. Tadi ada dokter gigi, bidan, perawat hadir. Kami bersama-sama tentu ingin masyarakat Kabupaten Bogor sehat, dan sekarang juga rumah sakit pemerintah dan swasta juga bergabung sehingga ada kolaborasi dan sinergi,” jelas Mike.

Dia juga pada momen Hari Kesehatan Nasional 2023 ingin ada perbaikan yang lebih baik, khsususnya dalam hal pelayanan, dimana Kabupaten Bogor saat ini memiliki 31 rumah sakit, 101 puskesmas, dan klinik yang hampir tersebar di sejumlah wilayah.

“Sekarang masyarakat kritis dan kita juga tentu harus melaksanakan tugas dengan baik, perbaiki mana yang belum baik,” jelasnya.

Merespons adanya video komplain di RSUD Leuiwiliang yang diunggah warga baru-baru ini, Kadinkes mengingatkan agar masyarakat juga memahami standar operasional prosedur (SOP) pihak rumah sakit.

“Memang tidak bisa memaksa masyarakat, namun minimal masyarakat tersadar juga bahwa mesti memahami pelayanan kami ada SOP, memang harus ada edukasi ke rumah sakit dan masyarakat. Namun yang jelas harus sadar kesehatan bukan milik nakes saja tapi kita semua,” jelasnya.

Sementara Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam sambutannya pada Hari Kesehatan N ke-59 mengharapkan aparaturnya akuntabel, lincah dan prosefesional, serta bekerja jujur selaras dan bisa melayani masyarakat dengan sepenuhi hati untuk mewujudkan bonus demografi Indonesia Emas 2045.

Untuk itu seluruh stakeholder terkait, termasuk Kemenkes harus memastikan sumber daya manusia (SDM) Indonesia sehat. Selain itu, penting juga bagi Kemenkes untuk menciptakan inovasi di sektor kesehatan. Oleh karena itu, ada enam pilar transformasi kesehatan yang perlu diwujudkan yakni transformasi layanan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, dan teknologi kesehatan.

Untuk pilar pertama, mindset preventif atau pencegahan harus terus ditanamkan pada masyarakat. Sebab, pencegahan merupakan cara terbaik daripada mengobati. Misalnya, dari sakit menuju sehat itu masyarakat harus sejak awal tahu dirinya sehat. Olahraga, makan bergizi, tidak begadang, dan lain-lainnya.

Untuk pilar layanan rujukan, Kemenkes berkomitmen agar masyarakat mendapatkan akses kesehatan menjadi lebih mudah, terutama untuk penanganan penyakit-penyakit mematikan seperti jantung, kanker, stroke, dan ginjal.

Ketiga, pilar sistem ketahanan kesehatan untuk menciptakan kemandirian dengan mengubah mindset impor menjadi produksi dalam negeri, sehingga pemerintah dapat lebih siap dari sisi obat-obatan, alat-alat kesehatan, tenaga kesehatan cadangan.

Berikutnya adalah pilar sistem pembiayaan kesehatan yang diharapkan bisa lebih efektif. Pilar kelima adalah SDM Kesehatan dengan meningkatkan jumlah tenaga kesehatan secara jumlah maupun kualitasnya, termasuk distribusinya. Keenam adalah transformasi teknologi kesehatan yang berkaitan dengan teknologi informasi dan bioteknologi, dimana dari pharmaceutical sudah harus ke bioteknologi.

(asepSsayyev)