28 C
Bogor
Saturday, July 12, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 1437

Antisipasi Tertutupnya Badan Jalan, UPT PUPR Cigudeg Evakuasi Material Longsoran

Nanggung l Jurnal Inspirasi
Para petugas lapangan dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) PUPR mengevakuasi material tanah akibat bencana tebing longsor yang bisa menutup badan jalan di Jalan Ace Tabrani, tepatnya ditanjakan Urug yang berbatasan antara Desa Batutulis dengan  Parakanmuncang, Kecamatan Nanggung.

Kepala UPT PUPR  wilayah V Cigudeg, Punti Minesa menyebutkan, tebingan yang sering terjadi longsor bisa mengganggu kenyaman warga pengguna jalan. “Material longsororan cukup banyak  dikhawatirkan bisa menutup jalan.  Evakuasi material tersebut agar dapat dilalui pengguna jalan secara normal dari kedua arah,” ujar Punti kepada Jurnal Bogor, melalui sambungan teleponnya, kemarin.

Menurut Punti,  tebingan tersebut sering terjadi longsor, meski hanya skala kecil, musababnya kalau lama dibiarkan  kemungkinan bisa menutup badan jalan sehingga bisa mengganggu penggendara.

Meskipun kata dia, sebagian besar material longsor sudah berhasil disingkirkan termasuk batu berukuran besar, namun tetap mengimbau warga untuk ekstra hati-hati saat melintas di jalan itu. “Potensi longsor susulan masih bisa terjadi. Alasannya, tanah di atas masih labil,” tukasnya.

Sementara salah satu warga dari  pemilik bengkel motor yang lokasinya berdekatan dengan tebingan di lokasi tanjakan Urug, mengaku was-was karena kondisi tebingan tersebut seringkali longsor meski kecil. “Was was sih ada, karena jaraknya begitu dekat dengan tebingan,” ucapnya.

** Arip Ekon

Soal Covid-19, HMI MPO Cabang Bogor Pertanyakan Anggaran Pemkab dan Kinerja DPRD

Cibinong | Jurnal Inspirasi
Di tengah wabah pandemi Covid-19 yang sudah hampir 3 bulan menghantui seluruh masyarakat Indonesia, ternyata menimbulkan sejumlah polemik yang membuntutinya. Selain dari segi kesehatan, wabah pandemi yang pertama kali terjadi di Negeri Tirai Bambu ini pun berimbas hampir ke selurus aspek kehidupan. Mulai dari aspek ekonomi, sosial, politik, sampai dengan hukum tak luput dari efek pandemi yang cukup membuat riskan pemerintah pusat maupun daerah dalam menangani situasi seperti sekarang ini.

Minimnya anggaran membuat pemerintah harus mengalihkan dana ini dan itu untuk penanganan Covid-19, tak terkecuali di Kabupaten Bogor. Sebagai kabupaten dengan jumlah penduduk terpadat se Indonesia, memaksa kabupaten yang dipimpin oleh Ade Yasin ini memangkas APBD 2020 hampir 400 miliar untuk penanganan Covid-19 ini.

“Namun, di sisi lain serapan anggaran yang kurang begitu transparan dan juga kualitas bantuan yang kurang begitu memuaskan, membuat sejumlah kalangan mempertanyakan serapan anggaran sebesar lari ke mana saja dan seperti apa fakta di lapangan,”kata Ketua HMI MPO  Wildan Nugraha Cabang Bogor saat dikonfirmasi kemarin.

Ia  menilai Pemkab Bogor terkesan hanya menggugurkan kewajiban dan tidak melihat sejauh mana anggaran terserap sampai dengan diterima oleh masyarakat. “Sampai saat ini kami masih mengkaji terkait dengan penanganan Covid-19 ini terutama di Kabupaten Bogor, yang sejak awal terendus aroma yang kurang sedap dalam menggunakan anggaran yang bersumber dari APBD itu,” ucapnya.

Wildan juga menambahkan timnya yang terdiri dari Pengurus HMI MPO Cabang Bogor sedang bergerak mengumpulkan data di lapangan untuk disinkronkan dengan data yang disampaikan Pemda. “Kami, sedang bergerak untuk mengumpulkan data, mengambil sampel dari beberpa kecamatan untuk kemudian menemukan titik terang siapa yang bermain dengan anggaran ini,” tutupnya.

Sementara itu, Kabid Eksternal HMI MPO Cabang Bogor Badru Tamam menyoroti kinerja DPRD Kabupaten Bogor yang seakan tutup mata atas alokasi anggaran Covid-19 ini. Komeng sapaan akrabnya mempertanyakan terkait dengan pembentukan Pansus yang sampai hari ini seakan luput dari perhatian.

“Kita menyayangkan kinerja DPRD yang terkesan lambat dalam mengambil kebijakan. Hal ini terlihat dari tidak terbentuknya Pansus sampai detik ini, padahal urgensinya saya rasa sudah cukup untuk dijadikan pijakan terbentuknya Pansus. Dengan anggaran yang cukup menguras APBD sangat dipertanyakan integritas para anggota DPRD jika dalam waktu dekat masih tidak terbentuk Pansus,” tegasnya.

** Cepi Kurniawan

Batas Desa di Ciampea Belum Jelas

Ciampea | Jurnal Inspirasi
Masih tidak jelasnya perbatasan antar desa di Kecamatan Ciampea, Selasa siang (16/5) Camat, Kapolsek dan Koramil  Ciampea serta Kepala Desa (Kades) Cihideung Udik, Cihideung Ilir serta Kades Bojong Jengkol melihat masing-masing wilayah perbatasan yang saat ini masih bersengkarut.

“Kami melakukan survei ke beberapa titik perbatasan desa yang hari ini masih perlu ditertibkan secara batas ke wilayah, yakni Perbatasan Desa Cihideung Ilir dan Cihideung Udik lalu Perbatasan Cihideung Udik dengan Bojong Jengkol,”kata Camat Ciampea, Chaerudin Felani, Selasa (16/5).

Dari hasil survei teryata ada 4 titik batas yang perlu dibereskan baik itu secara letak geografis pertanahan dan administrasi kependudukan. Karena tadi saat survei perbatasannya itu ada rumah warga yang halamannya masuk Desa Cihideung Udik tapi depannya masuk Desa Cihideung Ilir.

“Ada juga yang disebabkan oleh perumahan adanya perumahan mempengaruhi batas wilayah seperti Desa Cihideung Udik dan Bojong Jengkol itu batas wilayah berubah karena adanya beberapa perumahan,”kata Camat.

Selanjutnya pihaknya pun setelah rapat dengan kepala desa terkait menyempakati akan dilakukan pemasangan patok pebatas di 4 titik yang telah disepakati.

** Cepi Kurniawan

Desa Dayeuh Bagikan Banprov ke Warga Terdampak Covid-19

Cileungsi | Jurnal Inspirasi
Pemerintah Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi membagikan bantuan sembako dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat kepada 1.509 warga terdampak Covid-19, Selasa (16/07). Sekdes Desa Dayeuh H.Nanad menjelaskan bantuan tersebut merupakan tahap ke-3, sebelumnya pada tahap 1 bantuan tersebut hanya berjumlah 325, dan tahap 2 berjumlah 60.

“Alhamdulilah dalam tahap 3 kali ini berjumlah 1509 KK. Setiap tahapan turun bantuan selalu berubah, dan kami berupaya untuk mengantisipasi data ganda, jadi apabila ada data yang ganda kita tanyakan kepada penerima mau bantuan yang mana?, dan dari dobel data itu kita coret yang nanti akan diganti dengan nama lain karena acuannya 1 KK hanya mendapat 1 jenis bantuan,” kata H.Nanad.

Ia melanjutkan, dari 1.509 ini akan dibagikan secara bertahap kepada warga selama 3 hari berturut-turut mengingat harus tetap menerapkan standar protokol kesehatan.

“Kita bagikan disini (kediaman Kades Dayeuh Jamhali BJ), karena agak luas tempatnya hingga bisa menerapkan sosial distancing, jika dibagikan di kantor desa tidak mumpuni dengan kondisi halaman yang sempit dan jumlah penerima yang cukup banyak, makanya kita manfaatkan halaman rumah pak Kades yang cukup luas agar bisa menerapkan protokol kesehatan, karena jumlahnya cukup banyak makanya pembagian Bantuan Provinsi kali ini dibagikan selama 3 hari, setiap harinya akan dibagi kepada 500 orang penerima agar bantuan tersalurkan, standar protokol kesehatan juga tetap bisa dijalankan,” ucap H.Nanad.

Senada, Ecih (34) salah satu warga yang menerima manfaat dari bantuan tersebut mengaku senang dan berterima kasih karena bantuan bermanfaat untuk keluarganya. “Alhamdulilah saya ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Desa dan Gubernur atas bantuannya sangat membantu sekali untuk kebutuhan di dapur, meringankan apalagi saat ini suami di PHK dari tempat kerjanya karena Covid-19, Mudah-mudahan wabah ini cepet selesai dan hidup normal seperti sediakala tanpa harus dihantui rasa takut tertular Covid-19,” pungkas Ecih.

** Nay Nur’ain

Hadirkan Kombinasi Sambal, Sate Maranggi ‘Nyamar’ Bikin Beda

Bogor | Jurnal Inspirasi

Sate Maranggi mungkin sudah tidak asing lagi dikalangan para pemburu kuliner, makanan yang merupakan khas daerah Purwakarta dan sudah berkembang di kawasan Cipanas ini miliki citarasanya tersendiri sehingga kini telah menjadi kuliner Khas Jawa Barat.

Kini, hadir di Kota Bogor, miliki nama yang sangat unik, ‘NYAMAR” alias Nyate Maranggi berlokasi tidak jauh dari Polsek Bogor Barat, Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Ada sajian sambal yang berbeda pada sate maranggi umumnya, dengan resep kombinasi sambal kecap pedas manis serta sambal oncom.

“Dari bahan baku utama daging sapi serta Jando atau lemak sapi itu sama namun perbedaan ada di sambal, Purwakarta terkenal dengan sambal tomat sementara di Cipanas sambal kecap pedas manis serta oncom, nah saya disini hadirkan inovasi dengan resep kombinasi sambal kecap pedas manis serta sambal oncom,” ujar Indra Maulana yang akrab disapa Kang Ewok pemilik Sate Maranggi Nyamar.

Dalam masa pandemi ini Sate Maranggi Nyamar, bisa di order secara online. Jadi untuk para penggila sate maranggi tidak usah repot untuk datang berkunjung. Namun untuk pengunjung yang ingin makan di tempat saat ini pun sudah dapat dilakukan tetap dengan menjalankan protocol kesehatan yang berlaku.

Sebagai informasi, Sate Maranggi Nyamar mulai berkembang di sejumlah kota besar di Jawa Barat, seperti di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan lalu akan lanjut di Kemayoran, Jakarta Pusat, Serang, Bekasi, Depok, Cirebon, Indramayu dan lainnya. Untuk masalah harga dijamin tidak akan bikin kantong anda bolong.

Handy Mehonk

Hairil Geram, Dituding Terima Setor Parkir di Depan RSUD Ciawi ke Dishub

Ciawi | Jurnal Inspirasi
Kepala UPT Fasilitas Pemeliharaan Pelayanan Perhubungan (FP3) Ciawi pada Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor, Hairil Darwis geram terhadap petugas parkir di depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi yang mengaku setor sebesar 25 ribu per hari.

Menurutnya, apa yang dikatakan petugas parkir di tepi jalan umum (TJU) depan RSUD Ciawi, tidak sepenuhnya benar. Sebab, dalam pelaksanaannya petugas parkir sudah beberapa bulan ini tidak memberikan retribusi kepada Dishub.

“Pernyataan petugas parkir itu bohong. Dari mulai bulan Januari 2020, petugas parkir hanya setor seadanya dan tidak mencapai 25 ribu per hari,” ungkap Hairil kepada wartawan.

Hairil mengungkapkan, berdasarkan Perda no 28 tahun 2011 tentang perparkiran yang masuk kedalam
Perda jasa usaha dan sesuai dengan perjanjian awal pejabat UPT lama, sudah disepakati untuk retribusi petugas parkir di RSUD Ciawi sebesar 25 ribu.

“Jadi saya hanya meneruskan perjanjian awal pejabat lama dengan petugas parkir tersebut,” ujarnya.

Namun, lanjut Hairil, surat perintah (SP) yang hanya berlaku selama 3 bulan, untuk petugas parkir di RSUD Ciawi tidak diperpanjang lagi dari mulai bulan Maret 2020 lalu.

“Sebenarnya petugas parkir itu ilegal, karena saya tidak perpanjang lagi surat perintah nya. Kalau saya tidak berpikir panjang, sudah saya laporkan kepihak kepolisian,” kesalnya.

Selain itu, Hairil pun menjelaskan, mulai dari tiga bulan lalu tepatnya sebelum ada kejadian Covid 19, Kepala Dihub Kabupaten Bogor, sudah mengeluarkan surat edaran terkait penutupan tempat parkir di lokasi TJU untuk kendaraan bergerak.

“Sekarang sudah tidak boleh lagi ada petugas Dishub yang memberikan karcis kepada pengendara melintas di pinggir jalan,” paparnya.

Adapun yang saat ini masih diperbolehkan ada petugas memberikan karcis retribusi, sambung Hairil, yakni untuk kendaraan angkutan umum yang tidak ada terminal, seperti angkutan umum trayek Cisarua-Sukasari, Ciawi-Megamendung, Cibedug-Sukasari dan di wilayah Laladon Ciomas serta Dramaga.

“Kalau petugas retribusi angkutan umum masih ada,” imbunya.

Hairil mengaku, kedepan pihaknya akan membenahi potensi parkir yang ada di kewenangan nya di 9 wilayah, mulai dari Kecamatan Cisarua, Megamendung, Ciawi, Caringin, Cigombong, Cijeruk, Tamansari, Ciomas dan Dramaga.

“Saya akan benahi potensi parkir yang ada di wilayah UPT FP3 Ciawi. Itu agar PAD dari retribusi parkir dibawah kewenangan kami meningkat,” tukasnya.

** Dede Suhendar

Soal Longsor, Kades Gunung Putri Harapkan Penindakan Segera

Gunung Putri | Jurnal Inspirasi

Pasca longsor yang terjadi di 4 RW di Desa Gunung Putri, Kecamatan Gunung Putri yang mengakibatkan 9 rumah warga harus direlokasi dan 15 KK harus meninggalkan kediamannya karena dikhawatirkan akan terjadi langsong susulan.

Kades Gunung Putri, Damanhuri saat ditemui Jurnal Bogor di ruangannya mengatakan, untuk sementara ini warganya sudah diberikan tempat tinggal sementara si kontrakan di seputar wilayah Gunung Putri yang nantinya sambil menunggu kelanjutan tindakan.

“Sudah kita lakukan tindakan untuk 9 rumah dan 15 KK yang menjadi korban longsor, kami sempat menawarkan Rusunawa yang ada di Limus Nunggal Cileungsi, namun warga menolak karena beberapa faktor, pendidikan dan mata pencaharian mengingat jarak dari Desa Gunung Putri ke Cileungsi cukup jauh,” kata Damanhuri.

Lanjutnya, sejauh ini bantuan logistik yang diberikan oleh Pemerintah Daerah cukup, mulai dari BPBD dan dari DPRD, partai dan para donatur, hanya saja pasca longsor ini perlu penyelesaian karena warga yang rumahnya sudah tidak bisa didiami harus direlokasi.

“Warga kami harus direlokasi, pihak PUPR sudah mengecek lokasi juga dari IPB yang mengecek kelabilan tanah, ini merupakan satu lempengan ada kemungkinan akan bertambah lagi bila retakan-retakan itu terus terjadi dan intensitas hujan tinggi, maka dari itu harus segera dilakukan tindakan, karena jika berlarut akan berdampak ke rumah yang lain,’ jelas Damanhuri.

Dirinya khawatir jika terlalu lama didiamkan maka Gunung Putri akan ada wilayah yang hilang apalagi lokasi longsor tersebut ada penanaman gas alam.

“Saya berharap agar segera dibantu untuk dicarikan solusi dan untuk warga kami yang berdampak agar segera direlokasi supaya mereka punya tempat tinggal lagi yang layak,” katanya.

Senada, Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bogor Achmad Fathoni yang sempat meninjau lokasi longsor mengatakan, pihaknya akan mendorong Pemkab Bogor untuk segera lakukan relokasi.

“Terkait kondisi Desa Gunung Putri saya meminta dan mendorong agar pihak Pemkab Bogor melalui DPKPP segera tangani relokasi warga, dan bersama-sama melalui Pemprov, BBWS dan PUPR pusat segera turun mengatasi longsor yang terjadi sehingga tidak merembet lebih luas, saya sendiri sudah mencoba komunikasi dengan Pemprov, BBWS, dan PUPR serta Aleg Provinsi dan Pusat,” pungkas Achmad Fathoni.

** Nay Nur’ain

APBN 2020 Defisit Rp 179,6 Triliun

Bogor | Jurnal Inspirasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 mencatatkan defisit Rp 179,6 triliun hingga akhir Mei. Jumlah ini setara dengan 1,1% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, melaporkan bahwa penerimaan negara per akhir Mei 2020 adalah Rp 664,3 triliun. Ini setara dengan 37,7% dari target dan turun 9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dikutip dari CNBC, penerimaan Perpajakan tercatat Rp 526,2 triliun atau 36% dari target dan 7,9% lebih rendah secara year-on-year (YoY). Setoran dari Direktorat Jenderal Pajak adalah Rp 44,6 triliun atau 35,4% dari target dan truun 10,8% YoY. Sementara setoran dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah Rp 81,7 triliun atau 39,2% dari target, tetapi masih naik 12,4% YoY.

“Namun cukai harus waspada. Growth ini tidak akan tumbuh sampai akhir tahun,” kata Sri Mulyani dalam keterangan pers APBN Kita edisi Juni 2020, Selasa (16/6).

Sementara Penerimaan Negara Bukan Pajak (PBNP), posisi per akhir Mei adalah Rp 136,9 triliun. Angka ini adalah 46% dari target dan turun 13,6% YoY. “Memang ada kontraksi penerimaan dibandingkan tahun lalu karena Covid-19. Perusahaan tertekan dan terlihat di Mei ini,” kata Sri Mulyani.

Lalu di sisi belanja negara, totalnya adalah Rp 843,9 triliun. Angka ini adalah 32,3% dari target dan turun 1,4% YoY. Belanja pemerintah pusat hingga akhir Mei adalah Rp 537,3 triliun atau 29% dari target, masih tumbuh 1,2% YoY. Lalu belanja transfer ke daerah dan dana desa tercatat Rp 306,6 triliun atau 40,2 dari target, turun 6,7% YoY. Realisasi penerimaan dan belanja ini menghasilkan defisit anggaran Rp 179,6 triliun atau 1,1% PDB. Jumlah tersebut masih 21,1% dari target, tetapi melonjak 42,8% YoY.

ASS |**

Ada Bukti, Pakai Masker Efektif Kurangi Penularan Covid-19

Bogor | Jurnal Inspirasi
Pemakaian masker di pusat episentrum global atau zona merah telah mencegah puluhan ribu orang infeksi virus Corona (Covid-19). Dalam studi yang dipublikasikan oleh PNAS: The Proceedings of National Academy Sciences of the USA menyebut bahwa mengenakan masker ternyata lebih penting untuk mencegah penyebaran virus ketimbang menerapkan social distancing atau tinggal di rumah.

Dikutip dari CNBC, tren infeksi mulai bergeser secara dramatis ketika aturan mengenakan masker diterapkan pada 6 April di Italia utara dan 17 April di New York City. Di mana sebelumnya daerah di negara itu paling terpukul di dunia karena krisis kesehatan.

Ketika kebijakan memakai masker mulai berlaku di New York, tingkat infeksi baru turun sekitar 3 persen per hari. Di seluruh negeri, infeksi baru setiap hari terus meningkat. Tindakan pencegahan kontak langsung, social distancing, karantina, isolasi, dan sering cuci tangan semuanya dilakukan sebelum aturan mengenakan masker diberlakukan di Italia dan New York City.

Upaya tersebut hanya membantu meminimalkan penularan virus melalui kontak langsung, sementara masker membantu mencegah penularan melalui udara, kata para peneliti. “Fungsi unik penutup wajah untuk memblokir atomisasi dan inhalasi aerosol yang mengandung virus berperan dalam mengurangi infeksi secara signifikan,” ujar penelitian tersebut seperti dikutip dari Asiaone, Selasa (16/6).


Sebelumnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada Jumat lalu mendesak penyelenggara pertemuan besar yang didalamnya ada aktivitas teriakan hingga menyanyi untuk menggunakan masker kain guna menurunkan risiko penyebaran virus Corona.

ASS |*

Ini Rekomendasi Psikolog Belajar di Rumah

Jakarta | Jurnal Inspirasi
Orang tua harus memerhatikan dengan saksama penggunaan gawai pada anak selama menjalankan pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah. Hal ini diungkapkan psikolog dari Universitas Indonesia (UI) Dr Rose Mini Agoes Salim. Ia menyerukan agar penggunaan gawai disesuaikan dengan kebutuhan. “Sekarang belajar di rumah banyak menggunakan konten internet, maka penggunaan gawai hendaknya sesuai dengan kebutuhan saja,” kata dia dikutip dari ROL.

Mini menyarankan, orang tua tetap mendampingi ketika anaknya belajar lewat gawai. Sebab, jika ditinggal begitu saja, ada risiko penyalahgunaan gawai.”Digunakan sesuai porsinya, jangan nanti kita berikan, terus kita tinggal, itu yang tidak benar,” katanya.

Di samping pengawasan, Mini menganjurkan agar kesehatan mata anak pun diperhatikan dalam kaitannya dengan penggunaan gawai. Sebaiknya, ponsel atau tablet yang dipakai untuk mengakses konten pelajaran dihubungkan ke laptop atau komputer agar lebih jelas. “Jika menggunakan gawai ukuran layarnya lebih kecil,” kata Mini.

Menurut Mini, orang tua dan anak pun perlu membuat kesepakatan mengenai durasi penggunaannya gawai serta peruntukannya. Dengan begitu, anak tetap disiplin memakai gawai. Terkait materi pembelajaran yang diberikan guru saat belajar dari rumah, Mini mengatakan hal itu tidak semestinya menjadi beban bagi anak ataupun orang tua. Ia merekomendasikan agar materinya sudah diringkas atau tidak banyak. Penggunaan aplikasi konferensi video pun sebaiknya tidak dilakukan setiap hari.

“Kelihatan menjadi beban karena anak harus membuatnya sendiri. Kebetulan dia kadang-kadang bertanya ke orang tua, tapi tiap kali anak bertanya tiap kali itu juga orang tua marah. Akibatnya ini jadi beban,” katanya.

Padahal, jika kegiatan pembelajaran jarak jauh tersebut dilakukan sesuai stimulasi dari guru yang telah disusun untuk mengasah kemampuan anak, sebenarnya tinggal menjalaninya saja. Menurut Mini, untuk anak yang usianya sudah besar kemungkinan bisa diberi kesempatan untuk mencobanya sendiri, sementara untuk yang masih kecil bisa dibimbing atau dibantu, terutama saat perlu menyambungkan ke konten internet, misalnya Zoom dengan gurunya.

“Intinya semua bisa melakukan itu tanpa merepotkan orang tua. Tapi kadang orang tua yang menciptakan standar ganda, yakni tidak boleh salah sehingga anak disuruh ulang saat salah,” ujar dia. Standar yang dipatok orang tua, menurut Mini, terkadang menjadi pemicu stres pada anak. Sisi psikologis bisa terpengaruh saat belajar di rumah. “Sedangkan saat di sekolah, kemungkinan mereka tidak dituntut sebagaimana terjadi di rumah,” kata Mini.

ASS |**