29.1 C
Bogor
Monday, May 26, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 329

Nekad Maling Motor di Siang Bolong, Pria Asal Karawang Dikromas Warga

Citeureup | Jurnal Bogor
Pria asal Karawang, Sudianto, pelaku pencurian kendaraan bermotor babak belur dikeroyok massa (kromas) warga hingga tak berdaya. Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 12.30 wib di parkiran Kantor Pegadaian Jl. Mayor Oking RT 003/RW 005, Kelurahan Puspanegara, Citeureup, Kabupaten Bogor, Rabu (20/9/23).

Humas Polsek Gunung Putri Iptu Romlah menjelaskan, tindak pidana pencurian terhadap 1 unit roda dua No.Pol F- 3486- FIK Honda Beat Street, warna hitam silver tahun 2023 dengan pemilik  Alif Gempar Pradana.

“ Awalnya, sekitar jam 12.15. wib, korban Alif sedang berada didalam kantor Pusat Gadai Indonesia yang berada di Jl. Mayor Oking bermaksud menggadaikan handphone miliknya,” ungkap Iptu Romlah kepada Jurnal Bogor.

Sementara jelas Iptu Romlah,  1 unit kendaraannya di parkir di halaman kantor pegadaian yang tidak jauh dengan korban, ketika sedang duduk salah satu pegawai pegadaian memberitahukan kepada korban bahwa sepeda motornya ada yang membawa. Spontan korban melihat sepeda motornya dan ternyata benar motornya hendak dibawa kabur.

“ Kemudian korban langsung berlari keluar untuk mengejar, dan ketika pelaku  akan melarikan diri dengan motor tersebut korban loncat ke bagian depan sepeda motor untuk menghadangnya agar tidak melarikan diri, namun pelaku berusaha terus untuk membawa kabur sepeda motor tersebut,” paparnya.

Lebih lanjut Iptu Romlah menjelaskan,  karena korban sudah dalam posisi duduk dibagian depan sepeda motor, korban pun berusaha mempertahankan motor dengan cara memukuli pelaku. Namun pelaku terus menggas sepeda motor, yang akhirnya pelaku berhenti dan terjatuh.

“ Namun pada saat terjatuh pelaku berusaha mendorong korban dan langsung melarikan diri ke arah toko Alfamidi yang tidak jauh dari TKP dan korban pun berusaha berteriak “Maling…Maling…” hingga mengundang warga sekitar,” bebernya.

Kemudian, Romlah mengatakan warga pun ikut mengejar dan pelaku diamankan dan dihakimi oleh warga sekitar. Selanjutnya pihak kepolisian Polsek Citeureup berhasil mengamankan pelaku yang dihakimi warga untuk dilakukan proses lebih lanjut.

“ Untuk barang bukti yang kami amankan ialah 1 unit sepeda motor merk Honda No.Pol F- 3486- FIK, Mereka Honda Beat strett, warna hitam  Silver, tahun 2023, Noka : Mh1JM8216PK875748, Nosin : JM82E1875254, STNK pemilik an. sdr Alif Gempar Pradana. 1 lembar notice pajak No. Pol : F-6410-FFZ, 1 buah Kunci kontak, 6 anak kunci T, dan 1 buah pemegang Kunci,” jelasnya.

“ Sementara Pelaku kita amankan di ruang tahanan Polsek Citeureup sebagai titipan (menunggu arahan dan perintah pimpinan),” pungkasnya mengakhiri.

** Nay Nur’ain

Masuk 6 Besar Tingkat Kabupaten, Posyandu Mekar Asih A Optimis Ada di Barisan Para Juara

Gunung Putri | Jurnal Bogor
Posyandu Mekar Asih A yang berada di Kp. Cikeas  RT.01 RW 03, Desa Ciangsana, Gunung Putri, Kabupaten Bogor masuk kedalam 6 besar lomba Posyandu tingkat Kabupaten Bogor. Hal tersebut disampaikan Kepala Desa Udin Saputra yang apresiatif akan pencapaian yang diraih oleh Posyandu Mekar Asih 03 A.

“ Alhamdulilah Posyandu Mekar Asih A mewakili Desa Ciangsana dan Kecamatan Gunung Putri masuk dalam 6 besar tingkat Kabupaten Bogor. Dan pada hari ini ada kegiatan rechecking terkait kegiatan Posyandu tersebut,” ungkap Udin Saputra kepada Jurnal Bogor, Rabu (20/9/23).

Untuk rangkaian kegiatan sendiri, sambung Udin, pertama pembukaan yang dilakukan oleh Camat Gunung Putri Didin Wahidin, dilanjut sambutan Tim Richecking oleh Mulyadi dan terakhir ekspose oleh kader atau ketua Posyandu Mekar Asih A RW O3 Desa Ciangsana.

“ Kemudian,  dilanjut  meninjau kelengkapan Sekertariat Pokja Desa Ciangsana dan lanjut meninjau kegiatan dan kelengkapan serta inovasi Posyandu Mekar Asih A RW 03,” papar Udin.

Udin menjelaskan, untuk Posyandu Mekar Asih A sendiri dari segi kesiapan program dan inovasi sudah sangat mumpuni, jadi sangat wajar sekali jika masuk kedalam 6 besar tingkat Kabupaten Bogor. Namun demikian, tetap harus lebih mengoptimalkan lagi segala sesuatunya.

“ Saya optimis Posyandu Mekar Asih bisa ada di jajaran juara, namun target kami bukan hanya juara saja, melainkan tetap berguna dan bermanfaat untuk masyarakat sekitar, khususnya warga Desa Ciangsana,” jelas Udin.

Sementara Ketua Posyandu Mekar Asih A, Nurhayati mengatakan dalam perlombaan Posyandu ini ada beberapa hal yang dilombakan, mulai kelengapan data administrasi, program-program yang dijalankan, serta inovasi yang dilakukan, kelengkapan kantor sekretariat serta struktur keanggotaan.

“ Masuk dalam 6 besar tingkat kabupaten itu rasanya senang dan beban juga, karena apa yang kami tampilkan saat ekspose adalah kebiasaan yang memang kami lakukan dalam kegiatan-kegiatan Posyandu,” tuturnya.

“ Berharap menang, karena kemenangan itu akan jadi bonus untuk rekan-rekan yang sudah bekerja keras memajukan dan mengoptimalkan Posyandu Mekar Asih. Teruntuk Kepala Desa saya mengucapkan banyak terimakasih atas support dan dukungannya terhadap Posyandu kami, optimis dan insya Allah ada di deretan para juara,” pungkasnya.

** Nay Nur’ain

Soal Rencana Inagurasi dan APEKSI, Zaenul: Jangan Bebankan APBD

jurnalinspirasi.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana menyelenggarakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI), Dasa Warsa, dan Inagurasi, sebelum masa Bhakti Wali Kota Bima Arya dan Wakil Wali Kota Dedie A Rachim pungkas pada Desember mendatang.

Hal itupun mendapat sorotan dari Anggota Badan Anggaran DPRD Kota Bogor, Zaenul Mutaqin. Menurutnya, dewan tidak menolak adanya rangkaian kegiatan tersebut. Namun, sebaiknya anggaran yang digunakan berasal dari luar APBD, dengan cara menggandeng sponshorship.

“Sumber dana bisa dicari di luar APBD, bisa sponshorship atau CSR kan ini acara seremonial. Jangan dibebankan kepada APBD apalagi situasi sedang defisit Rp101 miliar di anggaran perubahan ini karena ada perbedaan nilai Silpa,” ujar Zaenul kepada wartawan, Rabu (20/9).

Zaenul menegaskan bahwa APBD tidak memfasilitasi untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat seremonial. “Sebab itu kan bukan program prioritas. Ya, intinya Pemkot Bogor mesti kreatif,” kata politisi PPP ini.

Saat disinggung mengenai berapa nominal anggaran. Zaenul menyatakan bahwa Banggar tidak membahas spesifik. Sebab, anggaran itu displit ke dinas-dinas yang nantinya masing-masing akan mengelola kegiatan yang terkait APEKSI dan Munaslub.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Rudy Mashudi mengakui bila rencana menyelenggarakan dua kegiatan itu memang ada. “Rencananya memang ada, tetapi masih dimatangkan semuanya. Belum fix tanggalnya,” kata dia.

Saat disinggung mengenai besaran kebutuhan anggaran yang mencapai Rp6 miliar. Rudy mengatakan bahwa kegiatan rencananya akan dilaksanakan di maskng-masing dinas sesuai kewenangan masing-masing.

Ketika ditanya terkait apakah ada opsi menggunakan dana non APBD untuk penyelenggaraan acara itu. Rudy menyatakan, opsi tersebut masih terbuka. “Kemungkinan menggaet sponsor masih terbuka. Ada dua skema, kalau ApBD tentunya melalui prosedur yang tepat dimasukan ke rencana kerja (renja) dan kebijakan anggaran. Kan sudah 10 tahun Pak Wali mengabdi mesti ada perpisahan dengan masyarakat,” ucapnya.

Lebih lanjut, kata dia, pengajuan anggaran saat ini tengah berproses, dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) masih melakukan harmonisasi.

“Sebenarnya sudah balance di KUA PPAS. Tinggal harmonisasi jenis belanja melalui asistensi Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). Insya Allah pekan ini diserahkan ke DPRD,” tandasnya.* Fredy Kristianto

Ngeri, Mantan Kepala Sekolah Terseret Korupsi Dana BOS, Kini SMK GM Tahan Ijazah Siswa

Gunung Putri | Jurnal Bogor
Belum lama ini Kepala Sekolah SMK Generasi Mandiri H. Mustofa Kamil ditetapkan tersangka oleh Kejaksaan Negeri Kabupaten Bogor dalam kasus penyalahgunaan Dana BOS tahun 2018 sampai tahun 2021. Kini sekolah SMK Generasi Mandiri yang berada di Desa Wanaherang, Gunung Putri ini kembali membuat geger dengan dugaan melakukan penahanan ijazah siswa.

Ali, orang tua siswa berinisial RR mengaku ijazah anaknya ditahan oleh pihak sekolah GM karena belum melunasi biaya administrasi atau masih ada tunggakan biaya SPP.

“Ijazah anak saya ditahan karena ada tunggakan, imbasnya anak saya setelah lulus tidak bisa bekerja untuk membantu ekonomi kami karena pihak perusahaan meminta ijazah asli,” ungkap Ali kepada Jurnal Bogor, Rabu (20/9/23).

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPC Gerakan Indonesia Anti Korupsi (GIAK) Kabupaten Bogor Julianda Effendi menyebut,  penahanan ijazah siswa dengan alasan apapun itu tidak diperkenankan.

” Ya miris saya melihat ulah pihak sekolah yang menahan ijazah muridnya karena administrasi. Seharusnya dengan dana BOS dari pemerintah itu bisa dimanfaatkan untuk membantu meringankan beban orang tua yang tidak mampu,” ujarnya.

Ia menambahkan, pihak sekolah tidak belajar dari kejadian yang baru saja menimpa pimpinannya. Terperosoknya Mustofa Kamil dalam kasus korupsi penyalahgunaan dana BOS, diduga adanya kerjasama yang dilakukan dalam lingkaran sekolah tersebut.

” Dalam hal ini jelas sekolah tersebut memang harus dibenahi terkait administrasi bantuan dari pemerintah. Jangan bisanya menahan ijazah siswa,  dan zaman kepsek yang dulu malah merugikan pemerintah miliaran,” tandasnya.

Adanya surat perjanjian atau surat pernyataan yang ditandatangani orang tua RR, sambung Julianda, dirinya menduga itu pernyataan sepihak dan terkesan sangat tendensius.

” Saya menduga korupsi berjamaah bisa saja masih membudaya di sekolah itu. Dalam hal ini pihaknya akan melakukan laporan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Bogor,” ujarnya.

Julianda menegaskan, ijazah itu hak setiap murid yang telah menyelesaikan kewajibannya sebagai pelajar. Adanya penahanan ijazah yang dilakukan oleh pihak sekolah, itu sama saja sekolah mematahkan generasi penerus bangsa.

” Penahan ijazah merupakan tindakan melawan hukum dan telah melanggar hak azasi manusia karena ijazah itu hak siswa,” katanya.

Lebih lanjut Julianda menjelaskan, mengacu pada Pasal 7 ayat (8) Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2020 tentang Spesifikasi Teknis, Bentuk, dan Tata Cara Pengisian Blanko Ijazah Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah Tahun Pelajaran 2020/2021.

” Dimana pada Pasal 7 ayat (8) dikatakan satuan Pendidikan dan Dinas Pendidikan tidak diperkenankan untuk menahan atau tidak memberikan ijazah kepada pemilik ijazah yang sah dengan alasan apapun,” jelasnya.

” Dari peraturan ini jelas bahwa pihak sekolah dilarang menahan ijazah siswa dengan alasan apapun, seperti belum membayar membayar SPP, belum membayar sisa uang ujian, dan lain-lain,” pungkasnya mengakhiri.

Sementara pihak sekolah GM saat dikonfirmasi enggan memberikan tanggapan apapun terkait adanya penahanan ijazah siswa.

** Nay Nur’ain

Musrenbang Desa Bojong Nangka, Jalan GBHN dan Pembangunan Puskesmas jadi Prioritas

Gunung Putri | Jurnal Bogor
Pemerintahan Desa Bojong Nangka, Gunung Putri, Kabupaten Bogor mengadakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes). Musrenbangdes diadakan untuk menyatukan misi terkait pembangunan dan kegiatan lain yang akan diajukan oleh Pemdes pada RKP tahun 2024 mendatang.

” Menetapkan prioritas kegiatan pembangunan sebagai rancangan kerja tahun 2024 yang akan dibiayai oleh APBD serta merumuskan prioritas usulan kegiatan pembangunan desa tahun anggaran 2024,” ujar Ketua Tim Penyusun RKP Obing kepada Jurnal Bogor, Rabu (20/9/23).

Obing menjelaskan, bahwa RKP Pemdes pada Tahun 2024 yang menjadi skala prioritas ada 4 bidang antara lain bidang pembangunan, pemerintahan, pemberdayaan, dan bidang pembinaan.

“ Namun yang akan dijadikan prioritas untuk diajukan pada Musrenbang selanjutnya ada 2 poin, yakni pembangunan Puskesmas dan pembangunan jalan GBHN Desa Bojong Nangka,” jelas Obing.

Dia berharap yang diajukan pada Musrenbang tingkat desa ini akan menjadi usulan dari Pemdes Bojong Nangka dan  untuk kegiatan yang tidak terkaver dengan Dana Desa akan diajukan untuk APBD Pemda.

” Semoga apa yang diharapkan oleh masyarakat bisa terealisasi di anggaran tahun 2024 mendatang, dan untuk pengajuan yang belum terealisasi harap bersabar, mengingat anggaran yang kita dapatkan sangat terbatas,” paparnya.

 Untuk diketahui, Musrembang Desa Bojong Nangka dihadiri oleh Camat Gunung Putri Didin Wahidin, pendamping desa, Kades Bojong Nangka H.Amir Arsyad, LPM, tokoh masyarakat, RT RW, dan para Kadus.

** Nay Nur’ain

Pemdes Banjarsari Senang Dapat Hibah Lahan Sitaan KPK

Ciawi|Jurnal Bogor
Keinginan Pemerintah Desa (Pemdes) Banjarsari, Ciawi, Kabupaten Bogor untuk pindah kantor, akhirnya terealisasi. Sebab, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor akan mengalokasikan lahan hibah dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seluas 4015 meter persegi yang berlokasi di Desa Banjarsari, untuk dibangun kantor desa, Puskesmas, UPT Pajak dan Koramil Ciawi.

Sekretaris Desa Banjarsari,  Dede Rahmat mengaku senang setelah mendengar kabar, pengajuan permohonan untuk mendapatkan hibah lahan dari Pemkab Bogor disetujui.

Menurutnya, surat permohonan dari desa kepada Pemkab Bogor untuk mendapatkan hibah lahan yang disita KPK tersebut, sudah lama dilakukan.

 “Sampai pada saat ada Bupati Bogor melaksanakan kegiatan Bogor Keliling (Boling) di wilayah Ciawi belum lama ini, saya kembali menanyakan permintaan hibah lahan itu. Alhamdulillah dari informasi yang saya dapat, permohonan desa kami direalisasi,” aku Dede kepada Jurnal Bogor saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Rabu (20/9).

Sekdes mengungkapkan, keberadaan kantor desa saat ini, tidak masuk kedalam kategori kantor pemerintahan yang layak. Karena, keterbatasan lahan yang menjadi salah satu persoalan Pemdes Banjarsari.

 “Makanya setiap kali ada kegiatan di desa yang selalu menjadi permasalahan itu, yakni lahan parkir. Lantaran lahan parkirnya tidak luas, terpaksa kendaraan warga parkir di bahu jalan yang menyebabkan terjadi kemacetan,” papar Dede.

Selain kantor desa, lanjutnya, lahan  Puskesmas Banjarsari pun masih sangat terbatas, sehingga saat kondisinya banyak warga yang datang untuk berobat, kendaraan mereka terpaksa harus parkir di tepi Jalan Veteran Cibedug.

 “Saya berharap, hibah lahan itu secepatnya diberikan Pemkab Bogor ke Pemdes Banjarsari. Bagaimana pun, kalau desa dan Puskesmas pindah, banyak manfaat yang didapat masyarakat, salah satunya bisa mengurai kemacetan di jalur ini,” imbuh Dede.

Sebelumnya, Bupati Bogor, Iwan Setiawan melaksanakan penandatanganan berita acara serah terima Penetapan Status Penggunaan (PSP) dan hibah barang milik negara yang berasal dari barang rampasan negara dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada Pemkab Bogor, di Auditorium Kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Jakarta, Selasa (19/9).

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No: S-458/KN.4/2023 tanggal 24 Maret 2023 tentang persetujuan hibah barang milik negara yang berasal dari barang rampasan negara pada Pemerintah Kabupaten Bogor, Pemkab Bogor mendapatkan hibah dari KPK dengan total nilai aset Rp6.051.763.000 berupa tanah di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi dengan luas 4.015 meter persegi dengan nilai Rp5.265.110.000. Kemudian satu unit mobil toyota fortuner dengan nilai aset Rp369.673.000. Serta satu unit mobil hyundai dengan nilai Rp416.980.000.

Bupati Bogor, Iwan Setiawan menyatakan, atas nama Pemkab Bogor mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada KPK yang telah menghibahkan satu bidang tanah seluas 4.015 meter persegi di Desa Banjarsari, Kecamatan Ciawi dan dua unit kendaraan roda empat.

 “Alhamdulillah insya Allah akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan publik di Kabupaten Bogor,” ungkap Iwan Setiawan.

 Iwan melanjutkan, rencananya tanah ini akan dimanfaatkan untuk relokasi kantor Desa Banjarsari yang sekarang berada di pinggir jalan dan tidak memiliki lahan parkir sehingga kurang representatif untuk melayani masyarakat. Kemudian relokasi Koramil Ciawi yang saat ini berlokasi di wilayah Kota Bogor. Serta mendirikan kantor UPT Pajak dan Puskesmas.

“Adapun untuk kendaraan akan dimanfaatkan untuk penunjang operasional perangkat daerah yang masih membutuhkan,” ujar Iwan.

Iwan menambahkan, wilayah Kabupaten Bogor yang luas, terdiri dari 40 kecamatan, 416 desa, dan 19 kelurahan, dengan jumlah penduduk tahun 2022 mencapai 5,57 juta jiwa, menjadi tantangan tersendiri untuk memberikan pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat.

 “Kam sangat menyambut baik bilamana ada aset-aset sitaan KPK baik tanah, bangunan, dan lainnya yang dapat dihibahkan ke Kabupaten Bogor. Insya Allah pasti akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat,” tukas orang nomor satu di Bumi Tegar Beriman yang berasal dari selatan Kabupaten Bogor tersebut.

** Dede Suhendar

Kasus Rempang yang Memilukan Hati, Apa Seharusnya Peran ICMI?

Apendi Arsyad

Jurnalinspirasi.co.id – Syukron bu Dr.Sri Bukhori atas responnya terhadap tulisan yang saya share di WAG Wankar ICMI. Yang berkompeten jawab pertanyaan ibu yang cerdas tersebut, adalah pimpinan kolektif MPP ICMI…!

Amanah konstitusi ICMI berdasarkan AD dan ART bahwa peran dan fungsi strategis ICMI ada 2 aspek/dimensi yang harus dilakukan yakni sebagai berikut:

  1. Reflektif, konsepsi regulasi yang berkontribusi dalam peningkatan public policy, agar tidak terjadi “governance failure” seperti yang dialami era mas Jokowi sekarang, faktanya demikian banyak seperti piutang negara, carut marut hukum dan abuse of power, bad governance seperti malpraktik demokrasi dan birokrasi, korupsi, stunting, etc.

  2. Terakhir peristiwa konflik sosial vertikal yang memilukan dan melukai hati warga bangsa beradab adalah kasus pulau Rempang masuk investasi besar-besar China Tiongkok yang menggusur rakyat dari tanah leluhurnya, 16 Kampung Tua etnis Melayu Islam- warisan Kesultanan Melayu yang dilakukan Pemerintah melanggar HAM dan bertentangan kesepakatan pimpinian dunia tentang Sustainable Development dan Sustanaible Development Goals (SDGs).
  3. Peristiwa Rempang, menandakan babak baru penyingkiran masyarakat Melayu Islam di kawasan Barelang, yang dulu pernah terjadi di era Orde Baru, penyingkiran local community (endeganous peoples) dari tanah Melayu leluhur mereka di Kota Batam saat ini.

    Terus terang saya punya data dari hasil pengamatan dan riset, ketika saya diminta bantuan sebagai tenaga peneliti dan survei oleh Prof.Rokhmin Dahuri, Dosen/ GB FPIK IPB dan Kepala PKSPL IPB pada proyek “Studi Profil Kawasan Pesisir Barelang thn 1996-1997, yang sebagian datanya saya gunakan.untuk penyusunan Tesis Magister (MSi) pada program studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir (SPL) Sekolah pasca sarjana IPB.

  4. Jadi saya sangat paham konflik-konflik sosial yang etnis Melayu lokal kalah terus dan termarginalkan. Mereka waktu itu sudah melakukan protes, melawan yang akhirnya tidak berdaya (powerless) melawan kekuasaan birokrasi, aparat keamanan dan militer, yang difasilitasi para pemilik.modal besar (oligarky), dan
  5. Praksis, dengan program pemberdayaan (social enpowering), ICMI dengan berbagai jenis program memperkuat daya tahan Rakyat lokal, misalnya membuat Posko pengaduan, pendampingan dan pemberdayaan sosek dan sospol, agar rakyat tidak dibodohi, dimiskinkan dan dizholimi oleh oknum aparat keamanan dan militer.

Pimpinan teras MPP ICMI diperkuat dengan Wanhat, Wantim dan.Wankar ICMI, agar berani dan bernyali seperti PP Muhammadyah dan PB NU, menegur, memperingatkan dan mengoreksi Presiden dan para Menterinya, menjalankan amanah konstitusi, jangan melanggar pasal-pasal UUD 1945, dan mengingat tujuan kita bernegara yakni (1) Melindungi segenap tumpah negara Indonesia, jadi jangan menggusur dan memarginal rakyat lokal, (2) Memajukan kesejahteraan umum,bukan menyengsarakan rakyat seperti yang terjadi di Pulau Rempang, Batam, (3) Mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan membodohi dan menipu rakyat dengan jargon “realokasi” pemukiman rakyat seperti yang dialami etnis Melayu Islam Rempang Kep.Riau tanpa musyawarah mufakat (anti Sila 4 Pancasila) dengan masyarakat lokal, full topdown, sepihak, memaksa (otoriter) dan tanpa ada perjanjian tertulis minimal 3 pihak yakni pimpinan Lembaga Masyarakat Adat Melayu mewakili warga masyarakat lokal etnis pemilik lahan, dengan pihak Pemerintahan dan Investor.

Warga etnis Melayu yang akan menggunakan lahan di Rempang, jelas dan tegas hak-hak orang Melayu asli aman dan nyaman, tidak digusur dari negerinya. Mereka terjamin hidup pada habitat aslinya, dan mereka stakeholders penerima manfaat dari proyek investasi dan bisnis di kawasan Rempang.

Hal ini jangan terulang kembali kasus investasi di pulau Batam, dimana masyarakat asli Melayu Islam terpinggirkan, dan dimana usaha bisnis dan investasi dari perusahaan besar bersifat tertutup (enclave) bagi masyarakat lokal, yang sudah tinggal berabad-abad di kawasan Barelang.

Kenyataan yang terjadi kini adalah adanya perpindahan hak-hak kepemilikan lahan dari komunal (community property rights) ke big coorporate/private property rights, lama-lama etnis Melayu Islam akan kehilangan (genoside) asset-asset dan habitatnya sendiri. Apalagi, yang berkembang dalam opini public yang berinvestasi di Rempang, para pebisnis China Tiongkok, yang bisa dipastikan akan mendatangkan tenaga kerja migran dari dataran China Tiongkok, yang notabenanya mereka kepercayaan dan kultur mereka bertentangan dengan ideologi dan falsafah orang Melayu Islam yang socio relegious (teisme) versus socio communism (ateisme), benturan keyakinan dsn budaya sudah dipastikan bisa terjadi.

Itu kenyataan yang didukung fakta dan data yang tak terbantahkan. Mindset etnis Melayu Islam inilah yang membuat sejumlah kekhawatiran dan momok ketakutan, sehingga warga Rempang melawan dan berjihat mempertahankan tanah leluhurnya dari penjajahan ‘gaya baru” berlindung dibawa jargon investasi, pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapang kerja baru.

Disisi lain, mereka para investor oligargy begitu bersemangatnya memperalat aparatur negara utk menggusur pemukimannya, sehingga tercabut dari akar budayanya. Gejala sosial antropologis ini, tampak.jejas yang menimpa masyakat etnis Melayu hidup di kawasan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil akan direlokasi ke lahan daratan aras, yang membuat mereka penduduk lokal kesulitan beradaptasi pada lingkungan yg baru dan asing mereka, terutama Suku Laut yg banyak bermukim, berpindah-pindah (nomaden) di sekitar Barelang.

Beberapa lokasi Kampung Tua, pernah saya kunjungi masyarakat nelayannya untuk survey dan riset dalam penyelesaian tugaa akademik skripsi, tesis dan disertasi di Barelang. Aspek sejarah, sosiologis dan sntropologis masyarakat lokal Rempang.dalam dokumen proyek “Eco City.Rempamg,” pertimbangan ilmiah ekologias dan ekososial kurang atau tidak ada sana sekali skibat munculnya UU Omnibuslaw Cipnaker, yang mengabaikan intruumen kebijakan.AMzdAL.

Semuanya tidak dipercaya (untrust) oleh penduduk pribumi etnis Melayu Islam-Nusantara, karena sejak awal konsep dan dokumen Rencana Investasi bernama “Eco City Rempang” tidak diketahui, dan tidak dimengerti serta tidak pernah dilibatkan masyarakat lokal Rempang. Dengan kata lain, para Tokoh masyarakat adat mereka tidak diajak bicara dan tidak terlibat dalam proses perencanaannya.

Hal ini bertentangan dengan sistem dan pendekatan “Good Governance” yakni participatory, (keterlibatan stakeholders), transfarance (dialog) dan accountability dan berkomitmen atas SDGs sebagaimana disepakati dan telah menjadi komitmen para Pemimpin Negara-negara di PBB (United Nation).

Kasus Rempang yang menzholimi dan menggusur rakyat lokal secara militeristik tersebut, jika dibiarkan dan tidak diberhentikan (stop kekerasan negara), bisa jadi akan mencoreng wajah Indonesia di dunia internasional. Kemungkinan lainnya, negara yang menggusur rakyatnya secara biadab dan otoriter, akibat negatifnya Indonesia akan dikucilkan dalam pergaulan masyarakat internasional karena negara telah melanggar HAM dan demokrasi, yang telah menambrak.Declaration of Human Right, United Nation.

Point mindset pro HAM, pro Rakyat dan demokrasi itulah, yang seharusnya digunakan dan diperjuangkan oleh para petinggi MPP ICMI Pusat, berdialog dengan the ruling party dalam upaya untuk memberikan masukan-masukan yg cerdas dan ikhlas kepada bpk Presiden RI selaku Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan RI, yang seyogianya wajib tunduk dan patuh kepada Ideologi dan falsafah bangsa, serta konstitusi negara yakni Pancasila dan UUD 1945 serta PerUndang-undangan yang berlaku.

Presiden RI bapak Jokowi harus diberikan pemahaman yang benar, dibujuk secara persuasif nan cerdas oleh kaum terpelajar dan terdidik, kaum intelektuil, cendekiawan muslim yang tergabung dalam ormas Islam ICMI. Agar beliau bpk Jokowi mencabut dan atau merevisi dokumen rencana Eco City Rempang tersebut, yang bersifat “win-win solution” bukan “win lose solution” apalagi “lose lose solution” saling berkonflik, dan beliau tidak lagi mencle-mencle, cawe-cawe, dan hendaknya gusture beliau “satu kata, satu bahasa dalam perbuatan atau ucapannya di publik sejalan dengan pola berperilakunya dalam memutuskan public policy, yakni pro rakyat, bukan pro oligarky, berinvestasi mengusir rakyat, serakah (greedy) yang sesat dan menyesatkan itu, yang sering dikritik keras dan cerdas “Bapak Akal Sehat Indonesia” Rocky Gerung, yang berkata kasar “bajingan dan tolol”. Sebuah ungkapan yang menggambarkan sikap mental dan moral seseorang yang tengah bermasalah.

Demikian dan terima kasih atas perhatiaannya, semoga narasi singkat ini bisa menggugah kesadaran dan kepedulian kita selaku Cendekiawan Muslim Indonesia terhadap nasib masyarakat, rakyat, bangsa dan.negara agar tetap konsisten mewujudkan masyarakat adil dan makmur dalam wadah NKRI yang bermartabat (marwah, dignity), damai dan berperadaban maju. Semoga Allah SWT memberkahinya. Aamiin
Save Rakyat Rempang Kepulauan Riau dan Save NKRI
Wassalam

====✅✅✅

Penulis:
Dr.Ir H Apendi Arsyad, M.Si
(Pendiri dan Wasek Wankar ICMI Pusat merangkap Ketua Wanhat ICMI Orwil Khusus Bogor, Pendiri dan Dosen Senior Universitas Djuanda Bogor, Konsultan K/L negara, Pegiat dan Pengamat Sosial)

AQUA Bantu Pasokan Air Bersih ke Masyarakat Jawa Barat

Pabrik AQUA Lido menyalurkan menyalurkan air bersih kepada warga kampung Ciletuh Lamsi dan Wates.

Cigombong | Jurnal Bogor
Warga kampung Ciletuh Lamsi dan Wates, Desa Wates Jaya, Cigombong, Kabupaten Bogor  tiba-tiba berbondong-bondong ke luar dari rumah masing-masing untuk mengambil air bersih yang disalurkan AQUA ke kedua kampung tersebut pada 20 September 2023.

Warga tampak senang mendapatkan air bersih dari AQUA

Warga kedua kampung mengaku sudah beberapa bulan terakhir sulit mendapatkan air bersih. “Selama musim kemarau ini kami sulit memperoleh air bersih. Kadang-kadang kami harus membeli air bersih untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Syukurlah hari ini AQUA datang menyalurkan air bersih kepada kami,” tutur warga Kampung Ciletuh Lamsi Uci (62 tahun) yang sehari-hari bekerja sebagai tukang bangunan dan masih kuat memikul dua ember besar membawa air bersih ke rumahnya berkali-kali.

Selama musim kemarau ini Pabrik AQUA Lido menyalurkan rata-rata sekitar 30.000 liter air bersih per dua hari ke beberapa desa sekitar yang sulit mendapatkan bersih. “Selain kedua kampung tersebut, kami salurkan air bersih juga ke Gombong Onan, Ciletuh Hilir, Ciletuh Girang, Pasir Kuda, Desa Sorogol, Desa Cisalada,” kata Koordinator CSR Pabrik AQUA Lido Maman Suparman.

“Sebenarnya sarana air bersih di Desa Wates Jaya sudah cukup memadai. Namun karena perubahan tata ruang dan lingkungan membuat debit air di Wates Jaya menurun selama musim kemarau,” ungkap Kepala Desa Wates Jaya Rudi Irawan. “Kami sangat berterima kasih atas kepedulian AQUA menyalurkan air bersih kepada warga desa kami,” tambah Rudi senang.

Penyaluran air bersih juga dilakukan AQUA di berbagai lokasi di Jawa Barat, yaitu di Sukabumi, Sentul, Parung, Subang, dan Cianjur. “AQUA langsung bergerak menyalurkan air bersih kepada masyarakat di berbagai lokasi di Jawa Barat selama musim kemarau ini. Hal itu merupakan bagian dari upaya kami ikut meringankan beban warga masyarakat yang kesulitan memperoleh air bersih, yang lokasinya jauh dari pabrik kami.” jelas Senior External Relations Manager Danone-AQUA Wilayah Jawa Barat Murtijo

Warga masyarakat di berbagai wilayah di Jawa Barat menggunakan berbagai wadah untuk mendapatkan air bersih. Ada yang menggunakan ember, jerigen, tong, gerobak dengan galon-galon, dan lain-lain. Yang penting mereka bisa membawa air bersih untuk kebutuhan keluarga masing-masing. Mereka terlihat senang dan kembali tersenyum di tengah kemarau yang menyengat saat ini.

** yev

Duit dari Samisade Telah Dimanfaatkan Beton Jalan Menuju Tempat Pendidikan

Jalan menuju sekolah yakni SMPN dan SMAN 1 Nanggung telah dibeton.

Nanggung l Jurnal Bogor
Pekerjaan betonisasi jalan yang diawali dari Kampung Batuputih menuju tempat pendidikan yakni SMPN dan SMAN 1 Nanggung, Kabupaten Bogor rampung dibangun.

Betonisasi jalan itu menggunakan dana APBD Kabupaten Bogor melalui program Satu Miliar Satu Desa (Samisade) yang sebelumnya dilakukan pelebaran, kini sudah dimanfaatkan terutama bagi anak anak sekolah.

“Begitu juga betonisasi jalan menuju sekolah di Kampung Kebon Awi sudah selesai. Jalan menuju sekolah SMA sudah bisa dimanfaatkan,” kata staf Desa Nanggung Yosep Sukarya kepada Jurnal Bogor, Rabu (20/9).

Saat ditemui di lokasi, kedua siswi  Dewi Apriani serta Deva Salawati dari SMAN 1 Nanggung yang berasal dari warga sekitar mengaku bersyukur setelah jalan menuju sekolahnya itu dibeton sehingga tidak becek.

“Alhamdulillah, memang dari dulu juga jalan menuju ke sekolah itu sudah ada, namun tidak selebar sekarang. Ada perbaikan jalan ke sekolah,” kata dia.

Sebelumnya disebutkan Sekretaris Desa Nanggung Firmansyah bahwa program Samisade tahun anggaran 2023 selain dibangunnya jalan baru dari Kampung Batuputih – Kebon Awi menuju pendidikan juga dialokasikan pengerjaan Tembok Penahan Tanah (TPT) serta hotmix jalan di Kampung Siranggap.

“Begitu juga pemanfaatan Samisade dilakukan pengerjaan TPT di jalan Nangela Desa Nanggung,” pungkasnya.

** Arip Ekon

Ider Jagat Rayakan Milad Pertama Ingin Beri Manfaat Terhadap Masyarakat

Cibungbulang | Jurnal Bogor
Kelompok masyarakat yang tergabung dengan Aliansi Ider Jagat Indonesia menggelar milad yang pertama di Kampung Jakimun, Desa Sukamaju, Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Senin (18/9/2023).

Dalam perayaan hari jadinya yang pertama, selain diisi dengan berbagai rangkaian kegiatan bermanfaat terhadap masyarakat, juga menggelar doorprize dengan hadiah utama umroh gratis yang diundi secara acak terhadap para peserta dan tamu undangan yang hadir.

Hadiah utama umroh itu di undi pada akhir acara dan dimenangkan oleh salah satu istri dari anggotanya dari wilayah Kabupaten Pandeglang, Banten bernama Sarma (38).

Ketua Umum Aliansi Ider Jagat Indonesia, H. Lukman menjelaskan, tujuan mereka adalah untuk mempererat silaturahmi dengan berbagai lapisan masyarakat. Selama satu tahun ini dimulai dengan tahapan perekrutan anggota dan sudah tersebar di beberapa wilayah diantaranya Bengkulu, Kalimantan, Sulawesi, Banten, Garut dan khususnya di wilayah Jawa Barat.

“Insya Allah kami akan mendirikan bukan hanya sebatas skala nasional tetapi keinginan saya juga mencapai internasional kedepannya,” katanya.

Menurut dia, Aliansi Ider Jagat Indonesia ini dibentuk bersama berbagai kalangan masyarakat yang memahami situasi atau keadaan masyarakat terutama kalangan bawah.

“Maka di milad yang pertama ini saya memberikan salah satu reward dari hati nurani agar ke depan Ider Jagat ini semakin kompak dan semakin jaya. Sehingga dengan hati nurani inilah saya memberikan paket umroh gratis khususnya yang didapatkan oleh istri dari saudara Haji Maung dari wilayah Banten atau Ujung Kulon. Meski bisa dibilang kami ini baru lahir tetapi dalam hal ini saya ingin memberikan yang terbaik bagi kawan-kawan semua,” katanya.

Selain itu, dia menjelaskan, kedepan pihaknya tidak hanya akan fokus dalam upaya meningkatkan sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) juga akan mengedepankan bantuan sosial berlandaskan kemanusiaan.

“Pada milad yang kedua nantinya kami akan merencanakan untuk membangun potensi yang bergerak di bidang usaha diantaranya membentuk Koperasi Syariah Ider Jagat, Yayasan Ider Jagat dan juga Rumah Yatim,” katanya.

H. Lukman berharap kedepannya Aliansi Ider Jagat Indonesia tetap kompak, solid dan tentu bermanfaat bagi masyarakat.

“Saya berprinsip Ider Jagat semakin jaya, pantang mundur dan maju terus berkibar bagi nusa dan bangsa,” katanya.

Sementara Kapolsek Cibungbulang, AKP Zulkarnaedi menyampaikan, kehadiranya memenuhi undangan perayaan satu tahun hari jadi Aliansi Ider Jagat Indonesia yang menggelar tasyakuran di wilayah hukumnya.

“Mudah-mudahan juga masyarakat dapat menilai suatu badan, aliansi. Kepercayaan masyarakat kan kembali kepada akrivitas mereka karena mereka memang satu tahun belum terlihat apa visi dan misinya dan dengan perkumpulan silaturahmi kayak gitu mungkin akan berkembang kedepannya,” pungkasnya.

** Andres