31.3 C
Bogor
Wednesday, July 2, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 273

Barjap Bawa Umar ke RSUD Leuwiliang

Barjap membawa Umar ke RSUD Leuwiliang agar dapat penanganan medis.

Pamijahan | Jurnal Bogor
Komunitas Barisan Jalmi Peduli (Barjap) langsung bertindak setelah mengetahui ada warga Kampung Cisalak Satu RT 01 RW 14, Desa Cibunian, Pamijahan, Kabupaten Bogor yang kondisinya sangat memprihatinkan, dimana kulit di sekujur tubuhnya mengelupas. Barjap membawa Umar ke RSUD Leuwiliang untuk mendapat penanganan medis.

“Setelah mendapatkan informasi dari Ketum Genpar kita segera membantu memfasilitasi Umar Santosa (38) yang kulit di sekujur tubuhnya terkelupas ke RSUD Leuwiliang,” kata  Founding Fathers Barjap Nurodin, Rabu (15/11/2023).

Nurodin yang yang merupakan anggota DPRD Kabupaten Bogor Dapil 5 tersebut menjelaskan, Barjap akan melakukan dengan gerak cepat jika menyangkut masalah sosial yang harus dilakukan selagi bisa dilakukan.

“Kita akan tunggu hasil pemeriksaan rumah sakit, tadi saya sudah sampaikan pada pihak keluarganya, dari sisi kemanusiaan Barjap siap memfasilitasi jika pun harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar. Misalkan RS Fatmawati atau RSCM sebagai pusat rujukan nasional,” jelasnya.

Dia membeberkan, bahwa salah satu salah satu anggota Barjap sudah melakukan evakuasi sekaligus mengurus administrasi rumah sakit dan menunggu pasien beserta satu orang kakaknya pasien.

“Barisan Jalmi Peduli atau Barjap adalah sebuah jaringan komunitas jalmi atau manusia yang memiliki dan menaruh perhatian dan kepedulian pada masalah-masalah sosial dan kemanusiaan,” bebernya.

Sebelumnya Ketua Umum LSM Genpar Sambas Alamsyah menyebut, Umar Santosa sudah sebatang kara dan tidak bisa melakukan aktivitas seperti pada umumnya, karena hanya bisa terbaring di tempat tidur.

“Malam ini kita didampingi ambulance dari Barjap, evakuasi pasien yang menderita diduga didiagnosa autoimun,” kata Sambas Alamsyah.

“Sangat memprihatinkan keadaan penyakit yang diderita Umar Sentosa. Dari mulai wajah sampai ke bagian ujung kaki kulitnya terkelupas,” kata dia.

Dia menyatakan, kondisi tersebut sudah berlangsung dua bulan. Namun baru satu kali dilakukan pengobatan yang mana dirujuk ke RSUD Leuwiliang selama dua minggu, akan tetapi keadaan Umar tidak kunjung membaik.

“Informasi dari warga dan keluargannya hampir sudah dua bulan lebih menderita penyakit autoimun ini. Sempat juga dibawa berobat ke RSUD Leuwiliang selama dua minggu, namun tidak ada perubahan,” katanya.

Dia menjelaskan, bahwa dia adalah seorang ustadz di wilayah kampung tersebut dan saat ini Umar hanya tinggal sendirian di rumahnya. Sebab sejak menderita penyakit tersebut, Umar harus ditinggal oleh istri dan anaknya.

“Umar seorang ustadz di kampung ini, tapi saat ini hidupnya sebatang kara. Karena setelah menderita penyakit ini dia ditinggal oleh istri  dan anaknya,”jelasnya.

Sementara Umar untuk makan kesehariannya  hanya dapat bantuan dari tetangga sekitar. Dalam hal ini, Sambas juga menerangkan bahwa pemerintah desa setempat tidak gerak cepat terhadap warganya.

“Sebetulnya pemerintah desa sudah mengetahui terkait permasalahan ini. Hanya saja diduga tingkat kepedulian terhadap warganya, yang menderita seperti ini terlebih seorang guru dan ustaz, seharusnya menjadi salah satu prioritas,” katanya.

Sambas membeberkan, pihaknya setelah mendapatkan aduan dari warga dan  langsung turun ke kediaman penderita penyakit tersebut, dan telah melakukan komunikasi dengan tim medis kesehatan.

“Saya sudah melakukan komunikasi dengan tim kesehatan. Saya berharap pemerintah juga perlu turun ke lapangan untuk membantu Umar,” pungkasnya.

(andres)

Intensitas Hujan Tinggi, Satu Rumah Tertimpa Pohon Akibat Longsor

Wilayah Patahunan RT 04 RW 10, Desa Cilebut Timur, Kecamatan Sukaraja terkena longsor.

Sukaraja | Jurnal Bogor
Hujan dengan intensitas tinggi yang menguyur wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor dan sekitarnya mengakibatkan tanah longsor di wilayah Patahunan RT 04 RW 10, Desa Cilebut Timur, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Selasa (14/11).

Tebing setinggi 15 meter longsor mengakibatkan satu rumah rusak sedang tertimpa pohon bambu.

Kepala Desa Cilebut Timur, Muchtar Kelana membenarkan terkait di wilayahnya terjadi bencana longsor, “saya sudah cek ke lokasi setelah dapat informasi dari ketua RW setempat, alhamdulillah sejauh ini tidak ada korban jiwa”ujarnya.

Muchtar menambahkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor dan langsung di evakuasi.

Lebih lanjut, Mukhtar akan berkordinasi dengan pihak Developer dengan warga setempat terkait kerugian akibat terjadinya longsor, “kita sudah musyawarah dengan pihak developer dan ketua RW terkait kejadian longsor dan hasilnya sepakat pihak developer dibantu warga akan merapihkan sisa-sisa tanah dan bambu yang menimpa rumah warga, ” pungkasnya.

Sementara itu, Komandan Tim BPBD Kabupaten Bogor, Asep mengatakan,” untuk sementara waktu kita memasang terpal 6×6 diatas tebing agar tidak resapan air yang mengalir ke tanah tersebut sebagai antisipasi terjadinya longsor susulan kami, “terangnya.

Asep menghimbau kepada warga yang rumah yang dekat dengan bencana longsor, agar tetap waspada jika terjadi longsor susulan, karena tanahnya masilh labil.

(aga alamanda)

Tinggalkan Kecamatan Citeureup, Ini Kata Ridwan Said

Bupati Bogor Iwan Setiawan saat melantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat Administrator, dan Pejabat Pengawas di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, di Ruang Serbaguna I, Sekretariat Daerah, Cibinong, Rabu (14/11).

Citeureup | Jurnal Bogor
Dilantik menjadi Sekretaris Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Bogor, mantan Camat Citeureup Ridwan Said berharap program yang belum terlaksana oleh dirinya selama menjabat bisa dilanjutkan oleh camat selanjutnya. Ridwan menyebut, status dirinya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) harus mengikuti system dan siap ditugaskan dimana saja.

“ Alhamdulilah hari ini saya dilantik oleh Bupati Bogor Iwan Setiawan, dan diberikan amanah untuk menjadi Sekretaris Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Bogor. Saya berpesan kepada seluruh staf di Kecamatan Citeureup mohon maaf jika ada kekhilafan selama saya memimpin, dan semoga pekerjaan yang saya tinggalkan bisa dilanjutkan oleh camat selanjutnya,” ungkap Ridwan Said kepada Jurnal Bogor, Rabu (15/11/23).

Sementara, Bupati Bogor Iwan Setiawan kembali melantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat Administrator, dan Pejabat Pengawas di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, di Ruang Serbaguna I, Sekretariat Daerah, Cibinong, Rabu (14/11). Pada kesempatan tersebut, Iwan Setiawan mengingatkan jajarannya jangan hanya bekerja normatif namun harus inovatif.

Pelantikan dihadiri Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, perwakilan Forkopimda, Sekretaris Daerah, beserta jajaran Pemkab Bogor. Pejabat yang dilantik diantaranya, Kepala Dinas, Kepala Badan, Staf Ahli, Camat, Sekretaris Dinas, Sekretaris Kecamatan, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Seksi, Kepala Sub Bagian, dan Kepala UPT.

Bupati Bogor, Iwan Setiawan mengatakan kepada jajarannya, tingkatkan terus kapasitas dan kompetensi, jangan hanya bekerja normatif, namun kembangkan inovasi, banyak berdiskusi dengan kalangan kreatif, akademisi dan mitra strategis lainnya, agar muncul ide dan inspirasi untuk perbaikan dan peningkatan pelayanan publik.

“Optimalkan digitalisasi, kelola data dengan baik agar program kegiatan evidence based dan tepat sasaran, perkuat sinergi dan kolaborasi dengan mitra strategis untuk percepatan pembangunan,” kata Iwan Setiawan.

Iwan Setiawan menjelaskan, setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) harus memiliki komitmen untuk siap ditempatkan dimana saja sesuai kebutuhan organisasi. Pelantikan pejabat ini, telah melalui proses pertimbangan berdasarkan penilaian kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

“Saya harap peralihan tugas ini dapat dimaknai dengan sungguh-sungguh sebagai kesempatan untuk mengabdikan kemampuan terbaik dalam menjalankan birokrasi, melaksanakan pembangunan dan melayani masyarakat,” jelas Iwan.

Ia juga mengingatkan, sebagai pemimpin di unit kerja, harus menjadi pemantik perubahan. Bentuk sistem kerja yang solid dan budaya kerja yang sehat dan positif, agar organisasi dapat berfungsi optimal dalam mencapai target kinerja.

“Seluruh pejabat agar bekerja cerdas, cepat, cermat, sesuai dengan peraturan, ketentuan dan kode etik yang berlaku,” ujarnya.

Khusus kepada Camat, lanjut Bupati Iwan Setiawan, harus tanggap dan responsif terhadap situasi dan kondisi masyarakat. Atensi pendampingan desa dalam pengadministrasian dana transfer, dan aktif mendukung program prioritas seperti penanggulangan kemiskinan, stunting, dan sebagainya.

(nay nur’ain)

PTSL di Desa Bojong Diukur Ulang Akibat Nomor Objek tak Timbul

ilustrasi sertifikat

Klapanunggal | Jurnal Bogor
Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang saat ini sedang berjalan di Desa Bojong, Klapanunggal, Kabupaten Bogor harus diukur ulang karena terkendala NOP atau nomor objek pajak pada bidang tidak muncul saat dilakukan pengukuran pada titik koordinat. Hal tersebut disampaikan salah satu warga Desa Bojong, Bahar (56) menyebut jika bidang tanah miliknya harus diukur ulang karena nomor peta pada titik kordinatnya tidak muncul.

“ Saya juga gak ngerti apa yang menjadi kendala, saat diukur katanya bidang tanah saya tidak muncul nomor titik kordinatnya pada peta, jelas saya marah. Karena sudah puluhan tahun saya menempati rumah dan tanah ini, masa tiba-tiba tidak ada titiknya,” ungkap Bahar kepada Jurnal Bogor, Rabu (15/11/23).

Bahar berpikir hal itu hanya terjadi pada dirinya, namun ternyata banyak bidang yang juga nomornya tidak terbaca di peta, hingga pada akhirnya dilakukan pengukuran ulang. Dirinya sendiri tidak mengetahui, apa yang menjadi penyebabnya bisa tidak muncul seperti itu, hingga tidak bisa dibuat sertifikat.

“ Saat saya protes sama pak kades ternyata banyak hal serupa yang menimpa warga lain, saya hanya berharap proses sertifikat untuk rumah saya bisa segera dijadikan, apalagi ini program gratis, sudah pasti sangat meringankan warga yang memiliki ekonomi menengah kebawah seperti saya,” tuturnya.

Sementara Kepala Desa Bojong Ade Nurdiana memebenarkan hal tersebut, hingga mengakibatkan beberpa objek tanah harus dilakukan pengukuran ulang.

“ Saat ada protes warga saya coba konsultasi kepada pihak BPN. Dimana memang bukan hanya satu, tapi banyak bidang yang tidak timbul nomor petanya, hingga mengakibatkan harus diukur ulang,” ucapnya.

Untuk warga sendiri, sambung Ade, sudah diberikan pemahaman dan mereka mau menunggu hasil dari pengukuran ulang. Ade menyebut, sebuah sistem yang dibuat oleh tangan manusia pasti ada kekurangannya, selama itu bisa diperbaiki kita akan perbaiki, sebelum menjadi sertifikat yang sifatnya permanen.

“ Sedang diukur ulang, memang jadi pekerjaan tambahan dan jadi dua kali kerja, tapi ini untuk perbaikan makanya akan dilakukan pengukuran ulang,” pungkasnya.

(nay nur’ain)

Kecamatan Long Ikis, Daerah Penyangga IKN Kunjungi Desa Gunung Putri

Sebanyak 150 orang dari Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur datang berkunjung untuk melakukan studi tiru ke Desa Gunung Putri, Rabu (15/11/23).

Gunung Putri | Jurnal Bogor
Untuk ke-35 kalinya, Pemerintah Gunung Putri, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor mendapatkan kunjungan dari luar daerah. Kali ini, sebanyak 150 orang dari Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur datang berkunjung untuk melakukan studi tiru ke Desa Gunung Putri, Rabu (15/11/23).

Kepala Desa Gunung Putri, Daman Huri menjelaskan kunjungan dari Kecamatan Long Ikis ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas DPMD Kabupaten Paser Chandra Irwanadhi, dan Inspektorat Kabupaten Paser M.Gunawan Syukur, Camat Long Ikis, serta seluruh kepala desa se-Kecamatan Long Ikis serta PKK dan segenap perwakilan staf.

“ Dalam kesempatan itu saya memaparkan seluruh program inovasi Desa Gunung Putri. Meskipun diguyur hujan saat kunjungan tersebut, namun tidak menyurutkan para peserta untuk mendengarkan secara serius pemaparan yang saya sampaikan,” ungkap A Heri sapaan akrabnya kepada Jurnal Bogor.

Menurut Camat dan Kadis, sambung A Heri, pemaparan itu sangat dibutuhkan oleh Kecamatan Long Ikis. Mengingat, saat ini wilayah mereka berbatasan dengan calon Ibu Kota Negara (IKN). Yang mungkin nantinya seperti Kabupaten Bogor menjadi wilayah satelit penyangga Ibu Kota.

“ Mereka ingin mencontoh, bagaimana kelak kedepannya menjadi wilayah penyangga Ibu Kota Negara. Terutama dalam hal inovasi digital, dan membentuk desa digital. Karena wilayah Kecamatan Long Ikis banyak kesamaan seperti Gunung Putri,” kata A Heri.

“ Saya juga banyak berbincang dengan Kadis DPMD, menurut beliau hasil dari kunjungan ini akan disampaikan dan dipaparkan kepada Bupati untuk diaplikasikan di wilayahnya guna kesiapan sebagai daerah penyangga IKN kedepannya,” tambah A Heri.

Lebih lanjut A Heri menjelaskan, yang paling dilirik oleh Kecamatan Long Ikis ialah keberadan tiang telekomunikasi. Namun, karena cuaca yang tidak mendukung, sehingga tidak bisa melihat langsung sumber tiang telekomunikasi, sehingga untuk mengisi waktu hanya melakukan tanya jawab yang dibagi menjadi 3 sesi.

“ Dan alhamdulilah mereka puas akan kunjungan dan pemaparan yang disampaikan, kedapannya saya berharap kunjungan ini bisa menjadi kerjasama ekonomi, dimana  bisa saling tukar produk kedepannya antara BUMDes sehingga ada perputaran ekonomi kedua belah pihak terutama desa-desa yang sudah berkunjung ke Desa Gunung Putri,” tukasnya

“ Untuk saat ini sudah ada 3 kepala desa dari Bali yang menjalin kerjasama dengan BUMDes Gunung Putri. Saya berharap ini bisa menjadi awal perputaran ekonomi, dan diharapkan juga DPMD Kabupaten Bogor dan DPMD Kabupaten lain bisa menangkap kesempatan dari setiap kunjungan ini,” pungkasnya.

Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Paser Chandra Irwanadi mengungkapkan kekaguman akan semua inovasi yang ada di Desa Gunung Putri, apalagi ini terbentuk baru dalam hitungan 3 tahun.

“ Ini luar biasa, terutama dalam hal inovasi membentuk desa digital, sehingga setiap gang bisa terpantau CCTV itu sangat luar biasa. Insya Allah apa yang kami dapat hari ini akan kami aplikasikan, mengingat wilayah kami saat ini akan wilayah yang akan menjadi penyangga IKN. Jadi kami harus mempersiapkan dan berbenah diri dari sekarang,” tandasnya.

(nay nur’ain)

Proyek Rp3,3 Miliar Peningkatan Jalan Cibeureum Dinilai Asal-asalan

jalan raya Cibeureum Desa Tajurhalang

Dua Bulan Dibangun Sudah Ada yang Rusak

Cijeruk | Jurnal Bogor
Proyek peningkatan jalan berupa betonisasi jalan raya Cibeureum, Desa Tajurhalang, Cijeruk, Kabupaten Bogor baru dua bulan dibangun sudah ada yang rusak. Jalan yang merupakan batas dengan Kota Bogor ini dibiayai APBD sebesar Rp3.269.110.000 dalam pengerjaannya dinilai asal-asalan.

“Masa sih biaya pembangunan jalan beton semahal itu, kok malah cepat rusak, ditambah lagi semen beton banyak yang terkelupas,” kata Ade, warga Desa Tajurhalang, Rabu (15/11/2023).

Padahal jalan itu merupakan jalan yang sangat diharapkan oleh warga Desa Tajurhalang, Desa Sukaharja maupun warga dari asal desa lainnya. Sayangnya lantaran pihak kontraktor PT Trisindo Nusatenggara yang dikawal pihak konsultan pengawas yakni PT Dimensi Ronakon, termasuk diawasi pihak UPT Jalan Dan Jebatan wilayah 3 Ciomas terkesan asal asalan dalam melakukan  pekerjaan proyek miliaran rupiah di Kabupaten Bogor tersebut.

Bukan itu saja yang membuat warga kesal dan kecewa tambah Ade, genangan air yang terbentuk ditengah jalan beton kini jadi mirip kubangan kerbau. “Nah kalau ini dibiarkan terus, jalan semahal ini pasti akan cepat rusak,”gusarnya.

Nurhadi, 12 tahun yang kebetulan sedang bermain sepeda di jalan beton yang baru dibangun atas usulan Dinas PUPR Kabupaten Bogor dan pihak kantor UPT Jalan dan Jembatan Wilayah Ciomas Pimpinan Andri menyatakan keluhannya.

“Masa sih sudah ada yang rusak. Ini mah yang mengerjakan proyeknya adalah orang orang kagak bener yang doyan makan duit rakyat berkedok kontraktor,” tukasnya.

Dimana pada radius kurang lebih 20 meter, terdapat banyak semen beton jalannya yang terkelupas, sedangkan keluhan bocah yang bernama Nurhadi juga benar terbukti, badan jalan betonisasi semahal Rp3,3 miliar itu mengalami sodetan sepanjang lebih dari 8 meter.

Sementara jalan ini dibangun program pembangunan pengerjaan sub kegiatan konstruksi jalan yang dibiayai dana APBD Pemerintah Kabupaten Bogor yang manfaatnya untuk pergerakan barang dan jasa senilai Rp 3.269.110.000 dengan No dan tanggal sosmik 620/A.061-08.3226 ting-jalan PPJJ.2/SPMK /DPUR- tertanggal 25 Agustua 2023.

(bayup)

Derita Autoimun, Kondisi Umar Memprihatinkan Perlu Perhatian Pemerintah

Ketua Umum DPP LSM Genpar Sambas Alamsyah, saat mengunjungi kediaman Umar Sentosa

Pamijahan | Jurnal Bogor
Penyakit autoimun yang diderita Umar Sentosa, warga Kampung Cisalak Satu RT 01 RW 14, Desa Cibunian, Pamijahan, Kabupaten Bogor membuat kondisinya sangat memprihatinkan.

Pasalnya, kulit pria sebatangkara ini 90 persen sekujur tubuhnya terkelupas. Kondisi itu juga Umar Sentosa sudah tidak bisa melakukan aktivitas seperti pada umumnya, hanya bisa terbaring di tempat tidur.

“Sangat memprihatinkan keadaan penyakit yang diderita Umar Sentosa. Dari mulai wajah sampai kebagian ujung kaki kulitnya terkelupas,” kata Ketua Umum DPP LSM Genpar Sambas Alamsyah, saat mengunjungi kediaman Umar Sentosa, Rabu (15/11/2023).

Dia menyatakan, kondisi tersebut sudah berlangsung dua bulan. Namun baru satu kali dilakukan pengobatan yang mana dirujuk ke RSUD Leuwiliang selama dua minggu, akan tetapi keadaan Umar tidak kunjung membaik.

“Informasi dari warga dan keluargannya hampir sudah dua bulan lebih menderita penyakit autoimun ini. Sempat juga dibawa berobat ke RSUD Leuwiliang selama dua minggu, namun tidak ada perubahan,” katanya.

Dia menjelaskan, bahwa dia adalah seorang Ustadz di wilayah kampung tersebut dan saat ini Umar hanya tinggal sendirian di rumahnya. Sebab sejak menderita penyakit tersebut, Umar harus ditinggal oleh istri dan anaknya.

“Umar seorang ustadz di kampung ini, tapi saat ini hidupnya sebatang kara. Karena setelah menderita penyakit ini dia ditinggal oleh istri  dan anaknya,” jelasnya.

Sementara, Umar untuk makan kesehariannya  hanya dapat bantuan dari tetangga sekitar. Dalam hal ini, Sambas juga menerangkan. Bahwa pemerintah desa setempat tidak gerak cepat terhadap warganya.

“Sebetulnya pemerintah desa sudah mengetahui terkait permasalahan ini. Hanya saja diduga tingkat kepedulian terhadap warganya, yang menderita seperti ini terlebih seorang guru dan ustaz, seharusnya menjadi salah satu prioritas,” katanya.

Sambas membeberkan, pihaknya setelah mendapatkan aduan dari warga dan  langsung turun ke kediaman penderita penyakit tersebut, dan telah melakukan komunikasi dengan tim medis kesehatan.

“Saya sudah melakukan komunikasi dengan tim kesehatan. Saya berharap pemerintah juga perlu turun ke lapangan untuk membantu Umar,” pungkasnya.

(andres)

Tahun Politik, Kementan Jaga Stabilitas Pangan

Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi memberikan penjelasan usai menutup Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XXV Kementerian Pertanian ‘Mewujudkan Sinergitas Mendukung Ketahanan Pangan Nasional’ di BBPMKP Ciawi, Rabu (15/11/2023).

Ciawi | Jurnal Bogor
Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan pada tahun politik sekarang ini persoalan pangan menjadi perhatian serius dan penting dijaga stabilitasnya. Hal ini diungkapkan Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi saat menutup Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XXV Kementerian Pertanian ‘Mewujudkan Sinergitas Mendukung Ketahanan Pangan Nasional’ di BBPMKP Ciawi, Rabu (15/11/2023).

“Pada tahun politik menyangkut pangan ini sensitif, urgen. Artinya perlu tindak lanjut, rantai pasok juga kami sudah koordinasikan dengan Pak Buwas (Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso). Kami ingin hasil terbaik untuk masyarakat,” kata Harvick Hasnul Qolbi.

Dijelaskannya, dinamika di tahun politik jelang pesta demokrasi harusnya masyarakat bergembira. “Menyisipkan pesan Pak Presiden, tahun politik harusnya bergembira dan ketersediaan pangan cukup,” ujarnya.

Untuk itu kata dia, tataniaga perlu diperbaiki, dan HET diawasi agar tidak ada gejolak sosial di masyarakat. “Selalu jadi kendala memang, terlalu mahal masyarakat menjerit, terlalu murah petani juga menjerit. Jadi perlu upaya mencari cara agar tetap stabil,” pesan Wamen.

Kedepan menurutnya, program ketahanan pangan perlu akselerasi, khususnya komoditas yang menyentuh langsung masyarakat seperti padi dan jagung. Termasuk sinergitas antarlembaga harus ditingkatkan lagi. “Ketertarikan anak muda di bidang pertanian ini juga masih rendah ini juga kendala, dan idealnya untuk ekspor 70 impor 30,” jelasnya.

Untuk itu perlu upaya lebih responsif dalam menyiasati dunia pertanian, perlu inovasi dan masih perlunya dukungan masyarakat agar Indonesia merdeka, berdaulat pangan.

“Harapannya memang pelatihan ini bagaimana hasil lulusan pelatihan bermanfaat mengedukasi masyarakat, dan sektor pertanian mengembangkan diri. Peserta pelatihan juga bisa menyampaikan di institusinya atau lembaganya perihal perlunya sinergitas untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional,” jelas Wamen Harvick Hasnul Qolbi.

Seperti diketahui perihal pangan bukan hanya soal kebutuhan pangan masyarakat saja, tetapi ketahanan pangan nasional itu dipengaruhi juga aspek sosial dan politik. Kondisi pangan yang sekarang ini tidak baik-baik saja, diperlukan terobosan-terobosan grand desain atau acuan bersama karena sekarang ini pembangunan pangan masih parsial sehingga diperlukan sinkronisasi program lintas lembaga.

(yev)

Jalan Penghubung Nanggung –Leuwililiang Dikeluhkan Pengguna Jalan

Jalan Penghubung Nanggung –Leuwililiang mengalami kerusakan memicu kecelakaan bagi pengendara sepeda motor.

Nanggung | Jurnal Bogor
Akses jalan penghubung Nanggung -Leuwililiang tepatnya di Desa Bantarkaret, Nanggung, Kabupaten Bogor dikeluhkan pengguna jalan.

Pasalnya, jalan desa tersebut sudah banyak mengalami kerusakan. Di beberapa titik jalan tersebut terdapat lubang-lubang cukup besar.

Akibat jalan rusak, tak sedikit pengguna roda dua jadi sasaran korban kecelakaan. Salah satu korban laka tersebut, menimpa pengguna sepeda motor satu keluarga.

“Saya dari arah Pabangbon menuju Bantarkaret dengan mengendarai sepeda motor Honda Beat membonceng anak dan istri. Saya sedikit buru-buru, karena kondisi hujan deras. Lubang di tengah jalan tidak terlihat karena digenangi oleh air,” kata korban Habinin (35), Selasa (14/11/2023).

Korban yang merupakan warga Desa Bantarkaret tersebut, terpaksa harus mengalami luka cukup serius, pada bagian kaki, tangan dan mulut.

“Saya gak tau kalau itu ada lubang gede, karena gak keliatan sama air hujan. Untung anak mah gak apa-apa, hanya saya luka di kaki, bibir pecah, gigi patah sama pipi sobek. Kalau istri yang luka hanya kaki sama tangan aja,” bebernya.

Sementara, warga sekitar yang enggan disebutkan namanya menjelaskan, bahwa akses jalan penghubung Nanggung -Leuwiliang tersebut, belum lama ada perbaikan tambal sulam. Namun pengerjaannya terkesan asal jadi sehingga aspal tersebut mudah mengelupas kembali pada saat turun hujan.

“Padahal akses jalan ini cukup vital untuk melakukan rutinitas masyarakat. Tapi sangat disayangkan kalau akses jalan ini rusak seperti tidak di perhatikan,” katanya.

Sementara, tepatnya di wilayah Desa Pabangbon, Leuwiliang, akses jalan milik Pemkab itu tidak ada lampu penerangan jalan.

“Mirisnya lagi di sepanjang jalan tersebut tidak memilik penerangan jalan umum (PJU) yang terpasang satupun. Sehingga pada saat melintas di malam hari gelap gulita dan membahayakan bagi para pengguna jalan,” pungkasnya.

(andres)

Danone Klarifikasi Soal Boikot Produknya tak Miliki Afiliasi Politik di Belahan Dunia

Arif Mujahidin

Jakarta | Jurnal Bogor
Maraknya kabar di media sosial terkait aksi boikot Aqua membuat Corporate Communication Director Danone Indonesia Arif Mujahidin angkat bicara. Menurutnya, Danone tak punya pabrik di Israel. Selain itu, Danone tidak memiliki afiliasi politik apa pun di seluruh belahan dunia.

“Misi Danone adalah meningkatkan kesehatan melalui makanan dan minuman. Danone merupakan entitas bisnis yang tidak memiliki keterkaitan atau melibatkan diri dalam pandangan politik ataupun hal-hal di luar wilayah bisnis,” kata  Arif Mujahidin dalam keterangan tertulisnya dikutip Rabu (15/11/2023) sekaligus menanggapi aksi boikot AQUA yang disuarakan di media sosial terkait perang Israel melawan Hamas.

Menurut  Arif, Danone merupakan perusahaan publik yang beroperasi di 120 negara dengan karyawan dari beragam latar belakang etnis dan budaya. “Danone berkomitmen untuk menjadikan bisnis sebagai kekuatan untuk mengalirkan kebaikan kepada masyarakat,” sambung Arif.

Selain itu,  Danone tidak memiliki afiliasi politik dengan konflik yang terjadi di Timur Tengah. Justru, sebut Arif, perusahaannya sudah banyak berinvestasi di Indonesia dan membuka banyak lapangan kerja. “Di Indonesia, Danone memiliki 25 pabrik dengan 13.000 karyawan dan melayani lebih dari 1 juta pedagang di seluruh negeri,” kata Arif.

Misi Danone, lanjut Arif adalah meningkatkan kesehatan masyarakat melalui produk makanan dan minuman yang diproduksi. Danone merupakan entitas bisnis yang tidak memiliki keterkaitan atau melibatkan diri dalam pandangan politik ataupun hal-hal di luar wilayah bisnis. Sebaliknya, Danone berkomitmen untuk menjadikan bisnis sebagai kekuatan untuk mengalirkan kebaikan kepada masyarakat.

“Danone terus berkomitmen untuk mengembangkan investasinya di Indonesia demi turut membantu ekonomi, sosial dan kesehatan bangsa Indonesia,” ungkap Arif.

Danone Indonesia melalui berbagai mereknya, kata Arif telah lama hadir dengan tujuan membangun kesehatan masyarakat melalui produk nutrisi dan hidrasi, serta berbagai kegiatan sosial ekonomi yang membawa manfaat bagi masyarakat dan usaha kecil menengah.

Sementara netizen yang menyuarakan boikot di media sosial beralasan, Danone dikenal sebagai pemegang saham perusahaan Israel. Dilansir dari laman Times Of Israel, Danone memegang saham perusahaan makanan Strauss Group Israel senilai 20 persen. Tak cuma itu, perusahaan produk makanan yang berasal dari Prancis ini juga memimpin investasi sebesar 3,5 juta dollar AS ke perusahaan startup Israel.

(yev/rls)