26.3 C
Bogor
Sunday, June 29, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 1562

PTSL Ada Lagi Biayanya 150 Ribu

Ciampea | Jurnal Bogor

Kementrian ATR/ BPN tahun 2020 ini kembali menerapakan program Pendaftaran Tanah Sistemastis Lengkap (PTSL) diberbagai daerah termasuk Kabupaten Bogor, dan hampir setiap desa mendapatkan Program itu salah satunya Desa Tegal Waru, Kecamatan Ciampea yang mendapatkam kuota 2600 bidang.

Kades Tegal Waru Nunung Nuriyah mengatakan, di desanya itu untuk tahun ini diperuntungan untuk warga  rumahnya belum memiliki sertifikat ada 2600 bidang masing-masing RT diberikan kuota 50 PTSL.

“Ada 2600 bidang yang akan dibagikan PTSL ini masing-masing RT 50 bidang dengan biaya yang sudah ditentukan oleh Pemerintah itu Rp 150.000 untuk biaya patok dan matrai,”kata  Nunung, kepada Jurnal Bogor, kemarin.

Sambung Nunung meskipun dari pemerintah pusat sudah ditetapkan Rp  150.000. Tapi, jika yang menerima itu tidak memiliki alas hak dasar sebagai dasar pembuatan PTSL tentu itu akan ada administrasi lainya. “Kan itu gak ada dasar sama sekali  jadi harus dibuat surat -surat sebagai dasar untuk dibuatkan sertifikatnya,”kata Nunung.

Ditanya soal masih banyaknya warga Tegal Waru yang tak belum memiliki sertifikat tentu menjadi keperihatinan ia pun untuk tahun ini memilih rumah bersetifikat. “Masih banyak untuk tahun ini saya sasarkan bagi warga yang kurang mampu yang rumahnya belum bersetifikat,”kata Nunung.

Alasanya kata Nunung ia memilih itu agar nantinya setelah jadi, sertifikat itu bisa dijadikan modal untuk pengajuan pinjaman ke bank konvensional. “Karena selama ini warga banyak yang terjerat dengan bank emok yang mereka hampir tiap hari harus membayar Cicilannya,” pungkasnya.

Cepi Kurniawan

Desa Kopo Tangani Sampah Lingkungan

Cisarua, Jurnal Inspirasi

Keberadaan sampah di wilayah Puncak tetap menjadi hal yang penting untuk ditangani. Pasalnya, wilayah Puncak merupakan kawasan tujuan wisata bagi wisatawan lokal maupun mancanegara sehingga desa desa yang ada di kecamatan itu kerap menuai kritikan dari para wisatawan terhadap keberadaan sampah yang selalu menjadi pemandangan di setiap sudut perkampungam.

Desa Kopo tadinya merupakan desa yang menjadi sorotan terhadap leberadaan sampahnya. Namun, secara pelan-pelan ditangani secara serius hingga sampah di desa itu mulai tertangani secara terkoordinir. Untuk menanganinya, pemerintahan desa dengan mengalokasikan dana desa dan telah membuat sebuah bak penampungan berukuran 8 X 8 meter yang terletak di simpangan Kampung Cidokom, jalan Cikopo Selatan.

“Sudah selesai pembangunan bak sampah tersebut. Tadinya lokasi itu sangat kumuh oleh sampah yang dibuang dari berbagai wilayah. Sekarang lokasi tersebut diawasi oleh petugas dari desa yang sekaligus menangani untuk pembakaran disana. Dengan demikian, kita bisa lihat sendiri lokasi itu kini tidak lagi kotor,” ujar staf Desa Kopo, Gugun Gunawan.

Sementara itu, di desa lain masih di Kecamatan Cisarua, mereka menangani berbagai cara. Desa Batulayang dan Jogjogan, dua desa itu menangani sampah melalui bank sampah. Warga bisa menabung sampah ke desa dengan berbagai kontribusi yang didapatkannya. Ada yang dibayar dengan uang, pulsa listrik bahkan ada juga yang dananya dipersiapkan untuk umroh ke Tanah Suci. “Sampah kita tangani dengan mendirikan bank sampah yang dipayungi okeh perdes melalui badan usaha milik desa. Dari nabung sampah itu, warga bisa umroh,” ujar Sekretaris Desa Jogjogan, Jejen Jaenudi.

Dadang Supriatna

Desa Cipayung Siagakan Armada Gerak Cepat

Megamendung, Jurnal Inspirasi

Musim hujan belum berakhir, wilayah Megamendung merupakan wilayah yang termasuk ke zona merah terhadap rawannya kejadian bencana alam. Untuk itu, desa desa yang ada di Kecamatan tersebut, kini masih memasang status siaga satu terhadap kemungkinannya terjadi bencana alam seperti tanah longsor dan banjir.

Yang terpantau, di Desa Cipayung Datar, Kecamatan Megamendung, dua unit kendaraan Suzuki Apv di parkir dalam posisi siap bergerak. Ini sesuai dengan logo tulisan dikendaraan tersebut sebagai armada untuk begerak cepat menangani musibah yang menimpa masyarakat.

“Alhamdulillah di Desa Cipayung Datar ini selalu disiagakan dua unit mobil untuk melayani masyarakat. Dengan demikian, kita selaku masyarakat merasa tenang jika terjadi hal hal yang tidak diinginkan. Jika terjadi bencana alam kita tinggal lapor ke desa untuk meminta bantuannya,”  tutur Kadir, salah seorang warga di desa itu.

Sementara itu, dikatakan Camat Megamendung, Eris Ermawan, hingga saat ini wilayah Megamendung masih dalam situasi kondusiif.  “Semoga kita semua dilindungi Allah SWT, jangan sampai terjadi bencana alam. Dan hingga kini desa desa yang ada di Kecamatan Megamendung tetap aman dan terkendali. Meskipun demikian, kita terus mengimbau kepada setiap kepala desa untuk tetap waspada. Kendaraan kendaraan desa harus dalam kondisi sehat, hingga jika ada warga yang membutuhkan, kendaraan tersebut bisa dipergunakan,” tutur camat.

Dadang Supriatna

Dugaan Jual Beli Tanah Negara, Camat Mengaku Tidak Tahu

Leuwisadeng, Jurnal Inspirasi

Dugaan adanya praktik jual beli tanah negara yang akan digunakan untuk  pembangunan rumah sakit swasta di Kampung Paku, Desa Sadeng, Kecamatan Leuwisadeng ternyata sejauh ini belum diketahui pihak Kecamatan Leuwisadeng. Camat Leuwisadeng, Pepep Hamdi saat mengaku belum tahu adanya informasi akan adanya perencanaan pembangunan rumah sakit di wilayah tersebut.” Belum tahu tuh, sebabnya belum denger dan tidak ada informasi,” kata dia saat dikonfirmasi Jurnal Bogor, melalui  WhatsAppnya, Rabu (26/2).

Sebelumnya, warga berinisial AG menanyakan perihal lahan lokasinya yang sebagian lahannya itu milik negara. “Mengapa lokasi tanah itu kok sudah dipagar sama seng padahal itu kan tanah negara,” tanya dia heran, kemarin.

AG menyebutkan, keberadaan tanah tersebut perkirakan  mencapai seluas 500 m2 itu yang berdekatan dengan tanah milik warga.”Seharusnya tanah negara jangan langsung di pagar. Hal ini membuat warga jadi curiga ada apa dibalik ini semua,” paparnya.

“Kami menyimpulkan adanya dugaan tanah tersebut dijual belikan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.” Kami berharap kepada pemerintah pusat untuk menginvestigasi keberadaan lahan yang akan dijadikan rumah sakit tersebut, ” tandasnya.

Senada dikatakan Forum Komumikasi Pemuda Bogor Barat (FKPBB) bahwa pemagaran dengan seng yang akan dibangun tersebut diluar dari tanah yang diperjualbelikan. “Beberapa meter kedepan tanah negara yang dipager, pemagaran tersebut juga menutup akses warga sekitar, seharusnya kalo mau di pager ya pager aja tanah yang sudah dibeli jangan asal pager aja tanah negara, seharusnya ada ruslah dulu lah baru dah tuh pager,” kata Ketua FKPBB Sunandar.

Sementara, Kades Sadeng Asep Saepul Anwar, membenarkan perencanaan akan dibangunnya rumah sakit swasta yang berada  di wilayahnya.” Iya betul akan dibangun rumah sakit.” kata Asep

ketika ditanya keberadaan status tanah tersebut.” Statusnya adalah tanah adat,” tandasnya.

Arip Ekon

Satpol PP Akan Lakukan Penindakan Terhadap Coffe Resind

Caringin, Jurnal Inspirasi

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bogor, akan menindak tegas keberadaan Coffe Resind di Kampung Pabaton, Desa Pancawati, Kecamatan Caringin. Tindakan tegas dilakukan, lantaran tempat usaha sejenis Kopi Daong milik warga Jakarta itu, belum mengantongi perizinan. Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Operasi (Dalops) pada Satpol PP Kabupaten Bogor, Ruslan mengatakan, pihaknya akan memberkan tindakan tegas sesuai dengan peraturan daerah (Perda) nomor 8 tahun 2014 tentang penertiban umum (Tibum).

“Kalau memang belum ada izin, kami akan tindak sesuai aturan. Dalam waktu dekat kami akan turun ke lokasi,” ujarnya kepada wartawan saat di hubungi melalui telepon selulernya, Rabu (26/2) sore.

Menurutnya, penindakan terhadap para pengusaha yang sudah melanggar aturan, harus dilakukan pihaknya. Itu untuk memberikan efek jera terhadap pengusaha yang akan berinvestasi di Kabupaten Bogor. “Kami bukannya mau menghalangi pengusaha mana pun yang akan berinvestasi, tapi legalitas perizinan nya harus ditempuh dulu,” jelas Ruslan.

Adapun bentuk penindakan Satpol PP terhadap pengusaha yang melanggar, lanjutnya, mulai dari melakukan penyegelan hingga ke pembongkaran. “Jika pengusaha sedang mengurus izin, tentunya sebelum keluar perizinan tidak boleh dulu membangun. Apalagi sudah sampai beroperasi,” imbuh Ruslan.

Sebelumnya, Titib, warga Kampung Pabaton yang dipercaya pemilik untuk mengelola Coffe Resind mengaku, untuk semua legalitas perizinan sudah diserahkan ke pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Pancawati. “Semua pengurusan izin sudah kami serahkan ke pegawai desa, baik itu izin lingkungan maupun perizinan lainnya,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, keberadaan Coffe Resind diatas lahan pribadi dengan luas sekitar kurang lebih 2 hektar ini, sedang dalam pengurusan perizinannya.  “Saya tidak tahu sudah sejauh mana izinnya,” tukas Titib.

Dede Suhendar

KTP el Sudah Jadi, Awas Ada Pungutan

Cibungbulang, Jurnal Inspirasi

KTP-el yang sudah sekian tahun dinanti warga akhirnya selesai dicetak oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil). Seperti di Cibungbulang, ada 11.380 KTP-el yang selesai dicetak dari angka 11.380 dan sekitar 3.380 KTP- el milik kalangan pemula. “Kecamatan Cibungbulang dapat 11.380 KTP elektronik dari data itu .3.380 milik pemula yang baru cetak pertama kali KTPnya,” kata Kasie Pelayanan Kecamatan Cibungbulang, Dadah Sa’adah, Jurnal Bogor, kemarin.

Dadah menyampaikan, KTP-el yang sudah dicetak dan diserahkan ke kecamatan itu nantinya akan dibagikan ke pihak desa. “Di Cibungbulang ada 15 desa nanti selanjutnya dengan surat peryataan pihak desa yang akan mendistribusikanya ke warga atau Rt,” kata Dadah.

Dadah meminta pendistribusian itu tidak dipungut biaya. Jangan sampai nantinya ada laporan ada oknum yang memanfaatkan pendistribusian KTP -el. “Saya gak mau denger atau ada aduan ada biaya pendistribusian KTP,”pintanya.

Lebih lanjut, Dadah mengatakan, meskipun saat ini 11 ribu lebih yang berhasil dicetak. Dadah tak menampik masih banyak warga di Kecamatan Cibungbulang belum memiliki KTP – el bahkan melakukan perekaman. “Yang belum memiliki KTP dan melakukan perekaman itu hampir 7000 an warga,”kata Dadah.

Untuk itu pihaknya akan terus melakukan jemput bola agar masyarakat sadar pentingnya arti sebuah KTP. “Karena KTP itu sangat penting sebagai tanda administrasi kependudukan seorang warga negara indonesia,”pungkasnya.

Cepi Kurniawan

Sekcam Nanggung Apresiasi Warga Pasirgintung Swadaya Bangun Jalan

Nanggung, Jurnal Inspirasi

Meskipun Kades Batutulis Ade Supriatna tak pernah datang disaat warganya di lingkungan RW 03 dan RW 04, Kampung Pasirgintung, Desa Batutulis, Kecamatan Nanggung melakukan aksi swadaya bergotong royong dengan pengecoran jalan lingkungan sepanjang 80 meter ketempat pemandian umum.

Sekretaris Camat Nanggung, Hary Suharsono menyatakan, ketika warganya mengaplikasikan dengan mendukung program Panca Karsa salah satunya untuk membangkitkan budaya bergotong royong seharusnya disupport oleh pemerintah desa setempat.

Menurutnya, seharusnya pemerintah desa itu sendiri mendukung apa yang dilakukan warga desa, yakni swadaya membangun jalan,” kata Suharsono, melalui selulernya, Rabu (26/2)

“Meski Kades Batutulis tak pernah hadir, kami dari pihak kecamatan sangat mengapresiasi apa yang dilakukan warga Pasirgintung. Kami sangat mendukung coba nanti komunikasikan dengan Ekbang,” tutupnya.

Sebelumnya ketua RT setempat, Asep Cilung mengatakan, jalan menuju kobak pemandian telah selesai dibangun. Hari ini Selasa (25/2) dilanjut pengerjaan jalur  kali Cicaung sepanjang 30 meter dimana tempat tersebut  biasa digunakan kaum perempuan untuk memenuhi bermacam kebutuhan. “Kedua jalan tersebut alhamdulilah rampung dibangun dan sudah bisa digunakan,” katanya.

Menurutnya, meski insfrastruktur jalannya sudah bisa digunakan tetapi langkah berikutnya tinggal menata dengan dibangunnya kobak pemandian khusus perempuan.” Tentunya memanfaatkan sumber air dengan cara menggunakan slang ke tempat pemandian perempuan sepanjang 70 meter,” sebut Cilung.

Dia menerangkan, jelang bulan Ramadhan ini tempat pemandian tersebut akan dipasang listrik di sepanjang jalan.” Akan ditata sedemikian rupa mudah mudahan belum lama ini bisa terwujud,” imbuhnya. Arip Ekon

MENDAMBAKAN KEADILAN SOSIAL

OLEH: Jaya  Suprana

Syukur Alhamdullilah, saya beruntung tergolong warga Indonesia yang bisa menikmati nikmatnya kemerdekaan Indonesia. Namun sayang setriliun sayang, tidak semua sesama warga Indonesia seberuntung saya. Masih banyak warga Indonesia belum bisa menikmati nikmatnya kemerdekaan Indonesia. Kenyataan tersebut merupakan bukti tak terbantahkan bahwa sila ke lima Pancasila yaitu Keadilan Sosial Untuk Seluruh Rakyat Indonesia belum terejawantahkan di persada Nusantara masa kini. Untuk sementara ini Keadilan Sosial hanya hadir secara terbatas untuk sebagian kecil rakyat Indonesia.

KEBERPIHAKAN

Berdasar dukungan dari para sahabat  seperti Prof. Frans Magnis Suseno, Prof. Mahfud MD, Prof. Salim Said, Dr. Yasonna Laoly, aktivis senior Haryono Kartohadiprojo S.H, pejuang kemanusiaan Ignatius Sandyawan Sumardi, pejuang kebudayaan Aylawati Sarwono dll, saya sempat mencoba ikut berpihak kepada para warga yang belum menikmati nikmatnya kemerdekaan Indonesia. Maka saya berupaya ikut mencegah jangan sampai warga Bukit Duri digusur secara sempurna melanggar hukum. Namun kemudian saya harus menghadapi kenyataan bahwa diri saya cuma seorang insan manusia yang tidak berdaya apa pun. Terbukti pada tanggal 28 September 2016, saya tak berdaya mencegah warga Bukit Duri digusur secara sempurna melanggar hukum akibat  de facto  mau pun  de jure  tanah dan bangunan yang digusur masih dalam proses hukum di Pengadilan Negeri mau pun PTUN. Tidak kurang dari Prof Mahfud MD dan DR. Yasonna Laoly menegaskan bahwa tanah dan bangunan yang masih dalam proses hukum dilindungi undang-undang agar jangan disentuh apalagi digusur dengan alasan apa pun juga. Jika nekad digusur berarti penggusur melakukan pelanggaran hukum secara sempurna.

PN & PTUN

Namun rasa sedih yang menyelinap ke lubuk sanubari saya agak terhibur setelah kemudian PN mau pun PTUN resmi memenangkan gugatan warga Bukit Duri. Saya berbesar hati bahwa keadilan telah dipersembahkan kepada warga Bukit Duri yang telah terlanjur jatuh menjadi korban penggusuran secara sempurna melanggar hukum atas nama pembangunan. Meski kemudian para pendukung kebijakan penggusuran rakyat gigih melancarkan serangan jurus public relations demi pembunuhan karakter warga Bukit Duri rame-rame dihujat sebagai para pemberontak yang subversif melakukan perlawanan terhadap kebijakan pemerintah. Malah saya sebagai pihak yang berpihak kepada rakyat tergusur juga tak ketinggalan ikut habis-habisan dihujat sebagai tua bangka botak buncit bau tanah ingin melestarikan kemiskinan. Bahkan kemudian pihak tergugat melakukan naik banding ke Pengadilan Tinggi.

PENGADILAN TINGGI

Ternyata Pengadilan Tinggi juga sepaham dengan Pengadilan Negeri dan PTUN untuk memenangkan gugatan rakyat kecil. Maka rasa bersyukur saya bertambah dengan rasa bangga bahwa negara saya ternyata merupakan negara hukum yang menjunjung tinggi keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia sehingga hukum idak tajam ke bawah sambil tumpul ke atas. Saya bangga bahwa bangsa Indonesia telah mempersembahkan keadilan secara adil sesuai sosok patung Dewi Keadilan memegang neraca keadilan dengan mata tertutup sehingga tidak pandang bulu terhadap siapa pun juga yang dianggap melanggar hukum apalagi secara sempurna. Namun pihak tergugat tetap gigih tidak mau menyerah kalah maka kembali naik banding kali ini ke Mahkamah Agung.

MAHKAMAH AGUNG

Kali ini, saya benar-benar kena batunya!  Ternyata Mahkamah Agung sama sekali tidak sepaham dengan Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi mau pun Pengadilan Tata Usaha Negara. Secara sempurna bertolak belakang dengan vonis PN, PT dan PTUN, ternyata MA memenangkan pihak tergugat yang sudah divonis bersalah oleh majelis hakim PN, PTUN dan PT. Vonis MA disambut dengan sorak-sorai gegap-gempita oleh para pendukung kebijakan menggusur rakyat namun di sisi lain disambut deraian air mata para warga miskin yang telah kehilangan tempat bermukim akibat digusur secara sempurna melanggar hukum atas nama pembangunan. 

BANJIR

Pada musim musibah banjir, juga tampak jurang kesenjangan sosial. Ada warga yang beruntung karena kebetulan bermukim di kawasan yang bebas banjir namun ada pula yang kurang beruntung akibat kebetulan bermukim di kawasan berlangganan banjir. Yang kurang beruntung masih terbagi menjadi dua nasib. Yang bernasib kurang beruntung kebanjiran namun kebetulan bernasib cukup berada bisa langsung mengungsi ke hotel. Yang bernasib kurang beruntung kebanjiran sambil juga kebetulan bernasib miskin terpaksa harus pasrah tidak bisa mengungsi ke hotel.  Segenap fakta itu makin meyakinkan saya bahwa Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia sebagai sila Pancasila memang belum terwujud.  Saya bersyukur sebagai warga negara Indonesia beruntung dapat ikut menikmati nikmatnya kemerdekaan bangsa, negara dan rakyat Indonesia. Namun saya merasa prihatin bahwa belum semua warga Indonesia seberuntung saya. Masih banyak sesama rakyat  Indonesia belum dapat ikut menikmati nikmatnya kemerdekaan bangsa, negara dan rakyat Indonesia. Sila ke lima Pancasila untuk sementara ini masih berbunyi Keadilan Sosial Untuk Sebagian Kecil Rakyat Indonesia  saja. Insha Allah, kita semua sebagai warga bangsa Indonesia segera menghentikan perilaku saling membenci, saling melecehkan, saling menghujat, saling memfitnah demi bersatupadu dalam gigih berjuang mengejawantahkan sila ke lima Pancasila menjadi kenyataan di persada Nusantara nan gemah ripah loh jinawi, tata tenteram kerta raharja. MERDEKA !

Perpani Kota Bogor Gelar Latihan Bersama

Rizal Barnadi

Bogor , Jurnal Inspirasi   

PENGURUS  Cabang Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Kota Bogor, akan menggelar latihan bersama dengan tujuh klub panahan yang ada di ‘Kota Hujan’, di lapangan tenis Gelanggang Olahraga (GOR) Indoor B Pajajaran, pada 29 Februari hingga 1 Maret 2020. Hal itu dikatakan Ketua Pengcab Perpani Kota Bogor, Rizal Barnadi, Rabu (26/2).

“Latihan bersama tujuh klub panahan yang ada di Kota Bogor nanti, tidak lain adalah ajang silaturahmi yang dilakukan Pengcab Perpani kepada klub-klub panahan, dan sekaligus juga ingin melihat potensi-potensi atlet lokal,” ujarnya.

Rizal menjelaskan, kalau latihan yang digelar Perpani selama dua hari di lapangan tenis GOR Indoor B Pajajaran tersebut, bagian dari silaturahmi antara Pengcab dengan klub-klub panahan yang ada di ‘Kota Hujan’. Terlebih lagi, ini juga adalah rencana Pengcab untuk melihat potensi-potensi atlet andal yang ada dibawah naungan klub tersebut.

“Melalui latihan bersama nanti, kita bisa melihat potensi atlet panahan yang ada di Kota Bogor. Apalagi ini juga bagian dari rencana kita untuk mempersiapkan atlet dalam menatap event-event tahun 2020, seperti Pekan Olahraga Pelajar Daerah XIII Jawa Barat 2020, maupun event lainnya,” tegasnya.

Ia menambahkan, jika untuk Popda 2020, Pengcab Perpani Kota Bogor, belum bisa memastikan berapa atlet yang akan diturunkan. Karena, sambung Rizal Barnadi, belum ada keputusan resmi soal kuota atlet panahan yang harus diturunkan dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bogor.

“Kita belum bisa menentukan jumlah atlet, karena kita masih menunggu kuota atlet yang harus disiapkan dari Dispora Kota Bogor. Jadi kita masih menunggu kuota tersebut,” pungkasnya.

Asep Syahmid

Tim Judo Pelajar Kota Bogor Bidik Juara Umum Popda Jabar 2020

Bogor, Jurnal Inspirasi  

RAIHAN  sepuluh medali emas, tujuh medali perak, dan 12 medali perunggu yang diraih para judoka Kota Bogor pada Kejuaraan Judo yang bertajuk ‘2nd International Judo’ yang digelar di Resinda Park Mall Karawang, akan jadi modal penting bagi atlet judo pelajar ‘Kota Hujan’ dalam mempertahankan gelar juara umum Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) XIII Jawa Barat 2020, yang bakal dilaksanakan di Kota Bandung, 24 hingga 30 Agustus mendatang. Hal itu dikatakan Sekretaris Pengcab Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Kota Bogor, Yudi Wahyudi, Rabu (26/2).

“Hasil kejuaraan judo IJC kemarin, tentunya akan jadi modal berharga atlet judo Kota Bogor, dalam menatap Popda, dan juga untuk mempertahankan gelar juara umum yang telah diraih sejak tahun 2014,

2016, hingga tahun 2018 lalu. Jadi tahun 2020 ini, Kota Bogor, tentunya harus bisa mempertahankan gelar tersebut,” ujarnya.

Ia menjelaskan, kalau atlet judo pelajar yang telah disiapkan untuk Popda 2020 kali ini, ada 19 atlet. Bahkan, sambung Yudi ke 19 atlet pelajar ini juga ikut bertanding pada kejuaraan IJC lalu, dan mereka berhasil meraih medali emas, perak, dan medali perunggu dari setiap kelas yang mereka ikuti pada event tersebut.

Adapun ke-19 atlet pelajar yang disiapkan untuk Popda 2020 nanti, sepuluh di antaranya putra atas nama M Fathur Rohman, Deri Priansyah, M Rizki Baehaki, M Rafiansyah, M Zahran Fadilla, M Ramadhan Amanda, M Sulthan Haafizh, M Alif Ar ‘Rizki, Ahmad Arya Pandawa, Rafialy Rachmandana. Sedangkan sembilan atlet putri yakni Elisa Septiriana, Rashaqa Dildara, Lintang Selia, Zahran Azalia, Adis Rayina, Maura Putri, Amanda Kyla, Chieka Edelweis, dan Yashinta.

“Dari 19 atlet ini, hampir seluruhnya berhasil meraih medali pada kejuaraan 2nd IJC 2020 lalu. Jadi, hasil tersebut, tentunya akan jadi acuan kami untuk bisa tetap mempertahankan gelar juara umum di ajang Popda 2020,” tegasnya.

Disinggung soal target Popda, dengan tegas Yudi mengatakan, kalau target judo Kota Bogor, di ajang Popda 2020 nanti, itu hanya tiga medali emas. Namun, cabor judo akan berupaya untuk tetap bisa menjaga tradisi juara umum yang telah diraih Kota Bogor, selama tiga kali  Popda sejak tahun 2014, 2016, dan tahun 2018 lalu. “Target kami tidak muluk-muluk. Karena kami hanya menargetkan tiga

medali emas, tapi kami akan berjuang untuk bisa mempertahankan gelar,” tuntasnya.

Asep Syahmid