29.1 C
Bogor
Monday, November 10, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 1562

Banyak Calon Pengantin di Cijeruk Tunda Pernikahan

0

Cijeruk|Jurnal Inspirasi

Semenjak diberlakukan dan disahkan pada 14 Oktober 2019, Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, banyak calon pengantin di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, memilih menunda pernikahan. Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Cijeruk Andi Mulyana tak menampik, banyak pasangan calon pengantin menunda pernikahannya sampai batas umur yang diizinkan yaitu untuk wanita dan pria harus berumur 19 tahun sesuai dengan KTP yang dimiliki.

“Karena ada beberapa pasangan calon menikah masih di bawah 19 tahun, makanya mereka tidak jadi setelah pihak keluarga berkonsultasi dengan KUA,” ungkapnya.

Lanjut dia, pembatalan pernikahan ini disebabkan banyaknya pasangan calon menikah yang tidak memenuhi persyaratan. Khususnya syarat usia yang sudah ditetapkan. Padahal, pihaknya terus mensosialisasikan aturan baru tersebut kepada masyarakat melalui beberapa kegiatan, baik kegiatan agama maupun lainnya. “Semenjak undang-undang tersebut disahkan, adanya penurunan peristiwa nikah. Biasanya di bulan Rajab ini bisa mencapai 100 pasangan nikah. Tapi sekarang hanya 48 pasangan nikah saja yang sudah terdaftar,” ucapnya.

Bagi mereka yang ingin mendapatkan dispensasi usia, kata dia, pasangan tersebut harus menempuh proses panjang melalui Pengadilan Agama Cibinong. “Mungkin karena jauh dan takut prosesnya lama, maka banyak pasangan yang membatalkan rencana pernikahannya,” ujarnya.

Meski terasa menyulitkan, namun, lanjut dia, aturan ini harus dipatuhi oleh semua pasangan calon, dan ia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak merekayasa usia, karena system saat ini online semuanya data terpantau di server Kabupaten maupun pusat. ”Kami akan tolak bila ada pasangan calon dibawah usia yang ditentukan. Dan kami juga akan menindaklanjuti jika ada pasangan merekayasa usia,” tukasnya.

Dede Suhendar

Kasus Positif Corona Bertambah 514

0

Bogor | Jurnal Inspirasi

Kasus positif virus Corona (Covid-19) di Indonesia kembali bertambah menjadi 514. Jumlah kasus positif sebanyak 64 dari sebelumnya 450 kasus. “Ada penambahan kasus positif sebanyak 64 orang,” kata juru bicara pemerintah terkait penanganan wabah Corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube BNPB, Minggu (22/3).

Penambahan juga terjadi pada kasus pasien yang meninggal dunia. Yuri, panggilan akrab Achmad, menyebut kasus meninggal per hari ini 48. “Penambahan kasus meninggal dari perjalanan penyakit ini sebanyak 10 orang. Total meninggal sekarang pada posisi sekarang adalah 48 orang,” terang Yuri.

Berikut sebaran kasus positif Corona per daerah:

Bali: 3
Banten: 47
DI Yogyakarta: 5
DKI Jakarta: 307
Jawa Barat: 59
Jawa tengah: 15
Jawa Timur: 41
Kalimantan Barat: 2
Kalimantan Timur: 9
Kalimantan Tengah: 2
Kalimantan Selatan: 1
Kepulauan Riau: 4
Sulawesi Utara: 1
Sumatera Utara: 2
Sulawesi Tenggara: 3
Sulawesi Selatan: 2
Lampung: 1
Riau: 1
Maluku: 1
Papua: 2
Dalam proses verifikasi di lapangan: 6

Berikut data sebaran pasien meninggal:

Bali: 2
Banten: 3
DKI: 29
Jawa Barat: 9
Jawa Tengah: 3
Jawa Timur: 1
Sumatera Utara: 1
Total: 48

Orang Sembuh: 29 orang

Asep Saepudin Sayyev |*

Rapid Test Covid-19 Bogor di Pakansari

0

Bogor | Jurnal Inspirasi

Stadion Pakansari Cibinong akan menjadi lokasi Rapid Test Covid-19 massal yang dilakukan Pemprov Jawa Barat. Di Stadion Pakansari ini diperuntukan warga Kota dan Kabupaten Bogor, serta Depok. Jabar juga melakukan tes di dua lokasi lainnya yakni Stadion Patriot dan Si Jalak Harupat.

“Akan diadakan tes massal, dengan rapid test. Ini berita besarnya, per hari minggu ini barangnya belum ada, tapi sudah dijanjikan ada oleh pemerintah pusat di Bandung besok,” kata Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil melalui akun Instagramnya, Minggu (22/3).

Ridwal Kamil mengungkapkan tiga lokasi tes massal Covid-19 massal itu dengan rapid test dengan darah, dan PCR dengan dahak.”Bagi warga Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang, datang ke Stadion Patriot,” kata dia. “Berdasar statistiknya, yang paling banyak dicek adalah warga kota Bekasi, diikuti oleh warga Kabupaten Bekasi, dan Karawang, semakin keluar semakin sedikit,” tandasnya.

Lokasi terakhir adalah Stadion Jalak Harupat untuk warga selain Bodebek. Dalam pengujian tersebut, Ridwan Kamil juga mengungkapkan tes massal dilakukan dalam dua tahap. Di tahap pertama ini yang akan diuji adalah ODP, PDP, dan orang yang positif corona beserta 50 orang terdekat mereka.

“Ini yang harus di-clearkan, banyak yang bilang sama saya kapan bisa dites. Semua minta di tes, karena menganggap semua kaya disensus. Jawabannya tidak, karena ada screening dan kriteria. Sehingga polanya ketahuan dan penyebarannya ke mana untuk menekan kurvanya,” ungkapnya.

Asep Saepudin Sayyev |*

Sepucuk Surat dari Seorang Dokter

0

Saya adalah seorang dokter garda depan melawan wabah. Sejak timbulnya wabah, kami semua tenaga medis menghadapinya sebagai peperangan tanpa asap senapan, dan tanpa ragu kami bergabung ke dalam medan perang pertahanan melawan wabah. 

Kami menganggap diri kami adalah prajurit, yang berkewajiban maju ke depan, dengan darah dan daging melawan wabah penyakit, merebut nyawa seseorang dari cengkraman malaikat maut. Namun sebenarnya kami juga hanyalah manusia dan bukan malaikat.

Di area isolasi penyakit yang paling berbahaya, pakaian pelindung yang kami pakai harus betul-betul sangat tebal dan ketat, dengan demikian baru bisa menjamin keselamatan hidup kami.Masker harus pakai dua lapis, pembungkus sepatu (shoe cover) pakai dua lapis.

Sarung tangan pakai lima lapis, di bagian luar kaca mata pelindung masih harus pasang masker pelindung. Setiap lima jam sebagai satu shif. Setelah memakai pakaian pelindung, kami tidak bisa makan, minum atau ke toilet. Dengan mengenakan pakaian isolasi yang rapat tidak tembus udara dan kaca mata pelindung, seluruh team bekerja keras dalam perjuangan, semua orang merasakan keterbatasan fisik.

Ketika kami melepaskan pakaian pelindung, pakaian di dalam kami basah kuyub seluruhnya. Pada bagian wajah kami juga timbul garis-garis guratan bekas kaca mata pelindung. Ada dokter yang sudah teramat capek, badannya sudah hampir ambruk, setelah masuk daerah penyangga dan minum seteguk air, kembali masuk ke area isolasi untuk melanjutkan bekerja. 

Ada juga dokter yang jari tangannya terluka, setelah dibungkus rapat dengan kantong plastik kembali ke tempat berjuang di garda depan. Kami juga punya orang tua, kami juga punya anak dan keluarga. Kami tidak memikirkan keselamatan diri kami, tidak memikirkan apakah diri sendiri hidup atau mati, demi merebut nyawa manusia dari malaikat maut, semuanya adalah agar bisa memenangkan peperangan ini. Supaya keluarga kita, dan saudara semua bisa melepaskan masker dan menghirup udara segar!

Teman-teman semua, mohon kalian bekerja sama dengan negara, bekerja sama dengan kami, dengan kesadaran sendiri mengisolasi diri, jangan keluar rumah dan melakukan pembatasan diri yang tentu tidak menyenangkan, bolehkah?.Sehingga kita layak terhadap pengorbanan para tenaga medis. Jangan sia-siakan air mata kami.

Kamu pikir keluar rumah sebentar tidak masalah, dia juga pikir keluar rumah sebentar tidak masalah. Besok semua orang pada keluar rumah semua, maka peperangan ini akan mengalami kemunduran ke belakang lagi. Bila satu orang, dua orang, tiga orang …. hanya memikirkan dan mementingkan kesenangan diri sendiri, maka semua perjuangan sebelumnya dalam peperangan ini akan menjadi sia-sia.

Oleh sebab itu, maka mohon semuanya agar bisa bekerja sama, untuk tidak keluar rumah! Jagalah pikiran dan perasaan dengan baik. Rumah yang menurut kalian adalah tempat yang membosankan, bagi kami para tenaga medis dan petugas yang berjuang di garda depan melawan wabah, adalah tempat yang kami ingin pulang pun tidak bisa pulang.

Masa yang sulit ini apakah bisa segera terlewati, tidak hanya tergantung pada para tenaga medis, melainkan juga mengandalkan kita setiap orang. Asalkan kita semua tidak keluar rumah, maka kita bisa memusnahkan wabah ini!

Mencegah dan mengendalikan wabah adalah tanggung jawab setiap orang! Tolong pergunakan waktu sedetik untuk membagikan ke semua grup yang anda bergabung. Saat ini virus sedang mengamuk, semua petugas medis di garda depan berusaha mencegah dan mengendalikan wabah, dengan mendahulukan keselamatan orang banyak di atas keselamatan mereka sendiri, maju terus di tengah kesulitan dalam melawan virus. 

Terima kasih mereka telah membangun pertahanan pengaman untuk semua orang. Ada seberapa grup, bagikanlah ke semua grup tersebut. Supaya mereka tahu, hati semua orang bersama mereka, bersama-sama mendukung mereka.Semua mahluk memulihkan hidupnya, kita pasti juga bisa berangsur-angsur pulih, pasti akan membaik kembali.

Terimakasih….

Wisma Atlet Tampung 2.400 Pasien Corona

0

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Wisma Atlet Kemayoran dipersiapkan menampung 2.400 pasien Corona pada Senin (23/3). Hal ini dikatakan Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman yang menyatakan secara keseluruhan dapat menampung 22.200 pasien di 10 tower. “Untuk persiapan sarana kesehatan, pada Senin (23/3) pemerintah sudah siap menampung 2.400 pasien di Wisma Atlet Kemayoran, dari 22.200 pasien yang dapat ditampung di 10 tower,” kata Fadjroel dari siaran pers, Minggu (22/3).

Selain itu, pemerintah juga menyiapkan sarana dan fasilitas kesehatan lainnya di Pulau Galang, Pulau Sebaru, dan di sejumlah hotel BUMN maupun swasta, termasuk juga masker, APD, dan juga alat rapid test.

Fadjroel menegaskan, pemerintah mengutamakan keselamatan dan kesehatan seluruh masyarakat Indonesia. “Salus populi suprema lex (keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi), demikian pesan Presiden Joko Widodo dalam kesiagaan bersama pemerintah pusat, pemerintah daerah, tokoh-tokoh agama dan masyarakat serta setiap warganegara Indonesia,” ucap dia.

Pemerintah pun menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasihnya kepada seluruh tenaga medis ataupun kesehatan yang bekerja keras menangani para pasien.

Menurut Fadjroel, Presiden Jokowi juga meminta agar pemerintah fokus menggerakan SDM untuk mengendalikan, mencegah, dan mengobati masyarakat yang terpapar COVID-19. Selain itu, pemerintah juga fokus menggerakan seluruh sumber daya negara untuk menyelamatkan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat.

“Memfokuskan dan menggerakkan seluruh sumber daya negara agar dunia usaha baik UMKM, koperasi, swasta dan BUMN terus berputar,” tambahnya.

Asep Saepudin Sayyev |*

Dokter BMC Meninggal Terinfeksi Corona

0

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Dokter yang menangani pasien virus Corona (Covid-19), Djoko Judodjoko meninggal dunia. Dokter yang bertugas di Rumah Sakit Bogor Medical Center (BMC) ini diduga terinfeksi virus Corona. Isu kabar meninggal Djoko mulanya tersebar di grup Whatsapp, dalam pesan itu Djoko disebut meninggal karena virus Corona. Para dokter yang sering melakukan kontak dengan Djoko juga disebut sedang diisolasi di rumah sakit.

Adik ipar Djoko, Pandu Riono membenarkan kabar meninggalnya Djoko. Pandu mengatakan Djoko merupakan pasien suspect Corona. Djoko meninggal pada Sabtu (21/3) pukul 11.15 WIB di RSPAD Gatot Subroto. “dr Djoko sudah… sudah dimakamkan kemarin sore di (TPU) Karet Bivak. Meninggalnya siang, dikuburkan sore,” kata Pandu, Minggu (22/3).

Pandu mengatakan Djoko meninggal karena terinfeksi corona. Informasi ini juga disampaikan Pandu melalui akun Twitter miliknya. Redaksi telah bertanya kepada Pandu selaku pihak keluarga, apakah informasi mengenai Djoko meninggal karena terinfeksi corona bisa dipublikasikan, Pandu mengiyakan.

“Ya. Informasi itu juga sudah tersebar luas,” tutur Pandu.

Pandu menjelaskan saat Djoko sebelum meninggal mengalami gejala dari virus Corona seperti demam, batuk, dan sesak nafas. Hingga akhirnya, Djoko harus dirawat di rumah sakit di Bogor dan kemudian di rujuk ke RSPAD Gatot Subroto. “Sorenya hari Rabu, kok dia merasa tiba-tiba nggak enak badan, batuk, sesak, demam gitu, terus kemudian dirawat di rumah sakit itu. Hari Kamis dia udah diduga sebagai pasien Corona dan diambil swabnya diperiksa di Jakarta swabnya,” katanya.

“Waktu itu udah mau dikirim ke rujukan, tapi penuh semua. Akhirnya baru Sabtu pagi dikirim ke rumah sakit RSPAD karena kan dia dokter militer.” sambungnya.

Pandu juga dalam cuitannya menyatakan sangat prihatin karena banyak petugas medis yang terinfeksi akibat minimnya APD yakni alat pelindung diri untu menjaga keselamatan terpapar virus.

Asep Saepudin Sayyev |*

Warga Lega, Sulis tak Terinfeksi Corona

0

Bogor | Jurnal Inspirasi

Petugas Kesehatan Puskesmas Pulo Armin Dr Rinny menyampaikan, “pasien memang sudah pernah ada riwayat dengan temannya, namun setelah konfirmasi ditelusuri kita tidak menemukan riwayat kontak dengan pasien yang sudah positif terindikasi corona. Oleh karena itu untuk saat ini kita mengumpulkan data rekam medis pasien, dan hasilnya memang pasien ini memiliki riwayat penyakit paru-paru yang bukan dikategorikan terinfeksi virus corona,” tegasnya, Sabtu (21/3/2020).

Rinny mejelaskan lebih rinci, namun selepas ini akan dilakukan self quarantine (isolasi mandiri-red) pasien dan keluarga selama 14 hari dengan berdiam dirumah dan tidak melakukan aktifitas kemana-mana. Selanjutnya akan dilakukan pemantauan perkembangnnya setiap hari. Dan apabila ada keluhan dari pasien dan keluarga akan ditindak lanjuti bersama Dinas Kesehatan Kota Bogor, dan saat ini pasien diberikan obat sementara untuk pencegahan awal.

Sebelumnya, Ketua Rukun Warga 06 Kelurahan Sukasari Endang Kurniawan mengatakan, pasien sudah mendapatkan penanganan dan pemeriksaan oleh tim dokter dari Puskesmas Pulo Armin Kecamatan Sukasari, Sulis dinyatakan tidak terjangkit virus yang mematikan itu.

“Dengan sigap saya dan warga beserta perangkat keamanan segera bertindak melakukan sterilisasi diarea sekitar rumahnya. Selang beberapa waktu tim dokter Puskesmas Pulo Armin datang dan melakukan tes sesuai prosedur dan alhamdulillah hasilnya tidak ada indikasi terkena virus corona, hanya saja Sulis ada sedikit gangguan di paru-parunya,” ujarnya.

Handy Mehonk

Diduga ODP, Warga ‘Surga’ Negatif Corona

0

Bogor | Jurnal Inspirasi
Salah satu warga Sukasari tiga (Surga-red) RT/02 RW/06 Kelurahan Sukasari, Kota Bogor Timur , seperti disebutkan sebelumnya, diduga menjadi Orang Dengan Pemantauan (ODP) akibat tertular Covid-19. Namun kini hasilnya dinyatakan negatif oleh tim medis Puskesmas Pulo Armin, Kelurahan Sukasari Kecamatan Bogor Timur, Sabtu (21/3/2020).

Setelah dikonfirmasi, Ketua Rukun Warga 06 Kelurahan Sukasari Endang Kurniawan mengatakan, terduga ODP sesudah mendapatkan penanganan dan pemeriksaan oleh tim medis dari Puskesmas Pulo Armin Kecamatan Sukasari, Sulis dinyatakan negatif tidak terjangkit virus yang mematikan itu.

“Dengan sigap saya dan warga beserta perangkat keamanan segera bertindak melakukan sterilisasi diarea sekitar rumahnya. Selang beberapa waktu tim medis dari Puskesmas Pulo Armin datang dan melakukan tes sesuai prosedur dan alhamdulillah hasilnya negatif tidak ada indikasi terkena virus corona, Sulis hanya mengalami gatal tenggorokan dan demam biasa,” ujarnya.

Namun setelah dinyatakan negatif Sulis tetap harus menjalankan sterilisasi dengan cara tidak melakukan aktifitas diluar rumah dan harus menisolasi mandiri. Jika mengalami atau keluhan segera melaporkannya. Saat ini, kata Cawo sapaan akrabnya menambahkan, warga merasa tenang dan lega setelah mendengar hasil yang diberikan oleh pihak medis.

Sementara itu, Anjar Apriyana Lurah Sukasari menambahkan, dirinya sangat mengapresiasi atas kesigapan warga bersama perangkat kelurahan lainnya beserta Binmas Kalurahan Sukasari dalam menanggapi dan merespon cepat dari laporan warga.

“Saya apresiasi apa yang sudah dilakukan warga saya, dengan kesigapannya langsung bertindak dan merespon laporan dugaan salahsatu warga saya menjadi ODP. Namun, alhamdulillah warga sekarang mulai tenang karena sodari Sulis sudah dinyatakan negatif dan saya tetap mengimbau kepada seluruh warga untuk tetap tenang, waspada dan jangan panik berlebihan tetap jaga lingkungan selalu bersih dan sehat,” tambahnya.

Handy Mehonk

Pemkot Masih Batasi Tes Corona

0

Bogor | Jurnal Inspirasi

Pemerintah Kota Bogor membatasi pelaksanaan tes virus Corona (Covid-19) meskipun telah menyatakan status Kejadian Luar Biasa (KLB) usai Walikota Bima Arya dinyatakan positif. Pembatasan tes ini mengingat keterbatasan kit atau alat pendeteksi. Masyarakat yang mengalami gejala awal diimbau untuk mengisolasi diri.

“Test Covid akan dilakukan sesuai indikasi menyikapi keterbatasan kit untuk tes Covid, yaitu VTM (sampel swab). Dinkes terus mengupayakan pengiriman dari laboratorium Kemenkes dan Labkesda provinsi Jawa Barat,” kata Juru Bicara Pemerintahan Kota Bogor Untuk Siaga Corona,  Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Dr Sri Nowo Retno, Sabtu (21/3).

Retno menyampaikan, hingga saat ini untuk tes Covid-19 hanya dilakukan sesuai indikasi, dan belum bisa dilakukan secara mandiri.  Untuk langkah selanjutnya, Dinkes akan fokus pada penyiapan pelayanan kesehatan untuk mengantisipasi kenaikan kasus. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bogor sudah ditetapkan sebagai RS Rujukan Covid-19 sesuai Keputusan Gubernur Jawa Barat tanggal 17 Maret 2020.

“Pembatasan akan dilakukan untuk pasien-pasien yang berobat ke fasilitas kesehatan juga pengantarnya. Dihimbau agar yang datang ke faskes hanya yang betul betul dalam keadaan darurat,” imbuh Retno.

Retno mengajak masyarakat fokus dengan kewaspaadaan tinggi untuk memutus rantai penularan saat ini. Jika saat ini merasa berisiko untuk tertular lakukan isolasi diri. “Fokus pada peningkatan daya tahan tubuh, karena ini yang sangat penting untuk saat ini. Untuk seluruh masyarakat, dihimbau untuk tinggal di rumah,” ujar Retno.

Asep Saepudin Sayyev |*

Diduga PDP Nekat Pulang, Warga Sukasari 3 Resah

0

Bogor | Jurnal Inspirasi

Salahsatu warga pendatang dengan berjenis kelamin wanita di wilayah Sukasari RT/02 RW/06 Kelurahan Sukasari, Bogor Timur, Kota Bogor diduga telah terinfeksi Covid-19. Wanita yang dikenal dengan sapaan Sulis ini terpapar rekan kerjanya yang sudah dinyatakan positif sebelumnya di Jakarta.

Warga sangat resah dan was-was. Pasalnya menurut informasi warga, wanita yang masih tinggal bersama orantuanya ini nekat pulang ke kontrakannya dalam kondisi Orang Dengan Pemantauan (ODP) bahkan ada warga yang mengatakan sudah masuk dalam kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

“Warga sudah sangat resah dengan keberadaan wanita yang ngontrak ini, kenapa sudah tau dalam keadaan terinfeksi malah nekat pulang ke sini, dia kerja di salahsatu bank di Jakarta, infonya dia ketularan disana,” ujar salah seorang warga yang merasakan dampak keresahan, Sabtu (21/3).

Informasi yang didapat dari warga, saat ini rumah yang didiami oleh warga yang terinfeksi ini sudah mendapat pengawasan dari pihak RT, RW dan kemananan Bhabinkamtibmas guna memastikan terinfeksi dalam isolasi mandiri untuk sementara, sembari menunggu pihak terkait yakni Dinas Kesehatan Kota Bogor memeriksa kondisi kesehatannya.

Sementara, diketahui wanita ini sudah mengantongi surat rujukan untuk mendapatkan perawatan intensif. Namun wanita ini seperti enggan dan malah nekat memutuskan untuk pulang.

Reporter: Handy Mehonk