Bogor, Jurnal Inspirasi
Wabah virus Corvid-19 atau Corona yang mulai menyerang
Indonesia, cukup membuat panik masyarakat. Hal itu terbukti dari langkanya
masker dan hand sanitizer (pembersih tangan antiseptic) di pasaran sejak
Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa ada dua warga Depok yang positif Corona
pada Senin (2/3).
Berdasarkan penelusuran wartawan koran ini, di apotik dan
minimarket di kawasan Bogor Utara serta Timur, sudah kehabisan stok masker maupun
hand sanitizer. Pada salah satu apotik di bilangan Jalan Bangbarung, Kelurahan
Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, bahkan memasang tulisan bahwa stok kedua
barang tersebut habis. “Sudah habis mas dari Senin (2/3) sore. Stoknya
belum datang lagi,” kata salah satu pegawai apotik.
Begitupun ketika Jurnal Bogor menyambangi minimarket
kawasan Jalan Pandu Raya. “Habis (masker dan hand sanitzer) dari
kemarin,” ucap salah seorang kasir minimarket. Fenomena serupa pun terjadi
di minimarket yang berlokasi di bilangan Bantarkemang, Kecamatan Bogor Timur.
“Stoknya sudah habis, banyak juga orang yang nyari soal itu,” kata
salah seorang pegawai, Lina.
Sementara berdasarkan hasil penelusuran di marketplace
online, harga masker mulai meroket yang tadinya Rp25 ribu per box dengan isi 50
buah, kini dibanderol mulai Rp150 ribu hingga Rp380 ribu per box. Begitupun
dengan harga hand sanitizer yang mulanya Rp70 ribu untuk ukuran 500 milimeter.
Kini dapat mencapai Rp130 ribu hingga Rp145 ribu per kemasan.
Hal itupun membuat Anggota DPRD Kota Bogor Fraksi PDI
Perjuangan, Atty Somaddikarya angkat bicara. Menurutnya, segala bentuk
penimbunan barang yang merupakan kebutuhan sehingga menyebabkan kepanikan di
masyarakat adalah sebuah kejahatan. “Aparat penegak hukum harus bergerak
menyelidikinya. Apalagi penimbunan barang dilakukan untuk meraup keuntungan
dengan menaikan harga berkali-kali lipat,” ujarnya kepada wartawan.
Selain itu, kata Atty, Dinas Perindustrian dan Pedagangan
(Disperindag) Kota Bogor harus segera turun tangan untuk memastikan kebutuhan
masyarakat terpenuhi. “Mesti turun tangan dan menjamin kebutuhan soal
masker dan sabun cuci tangan antiseptic terpenuhi, dan tidam terjadi
gejolak,” ungkap politisi PDI Perjuangan ini.
Pemerintah, sambung Atty, wajib mengimbau masyarakat agar
tak berduyun-duyun menimbun kedua barang itu, dan menstok bahan makanan.
“Jangan sampai di Bogor ada fenomena panic buying. Sebab, bila terjadi
kelangkaan, masyarakat juga yang dirugikan,” katanya.
Atty menyatakan, masyarakat wajib waspada terhadap
potensi penyebaran virus Corvid-19. Namun tidak boleh terlalu panik sehingga
membuat gaduh dengan melakukan penimbunan yang menyebabkan kelangkaan barang.
“Kalau ingin memakai masker di tempat ramai nggak
apa-apa. Tapi yang paling penting membiasakan perilaku hidup sehat,”
ungkapnya.
Lebih lanjut, Atty juga mengimbau agar masyarakat segera
memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala demam, batuk dan
tenggorokan sakit. “Segera periksakan ke dokter, agar dapat segera
diketahui penyebab sakit. Ini adalah bentuk kewaspadaan kita,” paparnya.
Dalam kesempatan berbeda, Anggota Komisi IV DPRD, Saeful
Bakhri mengatakan, pemerintah harus melakukan antisipasi terhadap merebaknya
virus tersebut. “Tiap puskesmas harus memberikan penyuluhan agar
masyarakat tak panik,” katanya.
Selain itu, Disperindag pun harus mengontrol soal
ketersediaan masker dan sabun cuci tangan antiseptic. “Ini kan sudah jadi
kekhawatiran masyarakat. Mesti ada langkah antisipasi,” katanya.
Saeful juga meminta agar masyarakat tak panik dengan
melakukan aksi borong masker dan hand sanitizer.
Terpisah, Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengimbau
masyarakat Kota Bogor menyikapi penyebaran virus Corona dengan proposional dan
tidak berlebihan. Namun, tetap memprioritaskan kewaspadaan dan kesiagaan.
“Lurah, Camat, Puskesmas harus siaga semua memonitor
setiap laporan warga. Jadi pasien yang datang pasien yang ngeluh itu disikapi
dengan waspada tinggi. Bgitu panas, begitu batuk protap berjalan,”
katanya.
Ia juga meminta Dinas Kesehatab untuk melakukan
pengecekan kesiapsiagaan secara rutin. Kata Bima, apabila ada warga yang
terindikasi Corvid-19, tidak boleh datang sendiri untuk memeriksakan diri.
“Harus dijemput, dan dikoordinasikan. Ada gugus tugas khusus ada hotline
ada layanan gawat darurat dari Dinkes. Di Bogor memang tak ada rumah sakit
rujukan Corona. Tetapi untuk observasi disiapkan di setiap rumah sakit dengan
protap aturan dari Dinkes,” ucapnya.
Kata dia, pola hidup sehat cuci tangan dan menjaga kebersihan merupakan langkah untuk mencegah virus masuk ke dalam tubuh.
Fredy Kristianto