31.3 C
Bogor
Wednesday, May 14, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 1234

Ketika Covid-19 Belum Usai, Muncul Disease X

Disease X Bisa Jadi Pandemi Baru

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Covid-19 rupanya bukan jadi pandemi terakhir di belahan dunia. Di masa depan kemungkinan masyarakat bumi tetap harus berurusan dengan sebuah penyakit menular. Prediksi tersebut dikemukakan oleh profesor emeritus dari pengobatan darurat Universitas Arizona, Kenneth Iserson. Menurutnya masyarakat bumi sudah melihat sejumlah penyakit baru yang berpotensi menjadi penyakit X atau disease X.

Penyakit X merupakan penyakit menular parah yang belum diketahui manusia, termasuk sindrom pernapasan akut atau SARS dan Ebola. Namun sayangnya,  Covid-19 yang Sudah terjadi sepanjang tahun 2020 tidak membuat manusia belajar banyak untuk mempersiapkan pandemi berikutnya nanti.

“Ada kemungkinan penyakit yang belum diketahui ini namun sudah beredar dan memiliki implikasi untuk menghancurkan,” kata Kenneth Iserson dikutip The Straits Times, Sabtu (2/12).

Tindakan pencegahan terbaik menurut Iserson adalah adanya pengawasan aktif di tingkat internasional. Terutama untuk wilayah yang berpotensi jadi tempat pertama terjadi pandemi baru yakni China, Amazon dan Afrika Tengah.

Bahkan menyoal vaksin yang dianggap seperti jalan keluar dari pandemi, dikatakan Presiden Yayasan Kesehatan Masyarakat India, Srinath Reddy bukan menjadi perlindungan jangka panjang. “Mikroba akan belajar untuk bermutasi. Pandemi baru dimulai dan mendatangkan malapetaka sebelum kita bisa mengembangkan vaksin atau menguji obat melawan pandemi itu,” kata dia.

Prediksi adanya pandemi baru di masa depan juga dikatakan pendiri Microsoft, Bill Gates. Menurutnya kedatangan penyakit baru tergantung penanganan dunia saat ini. “Jika kita melakukannya dengan baik akan datang pada 20 tahun, namun tetap harus berasumsi akan datang dalam tiga tahun,” ungkapnya.

Sementara para ilmuwan memperingatkan kemunculan virus mematikan lainnya yang disebut Disease X. Disease X atau penyakit X yang berarti penyakit tidak terduga ini masih bersifat dugaan untuk saat ini. Penyakit yang ditakuti para ilmuwan dan pakar kesehatan masyarakat ini dapat menyebabkan penyakit serius di seluruh dunia ketika virus baru mematikan itu ditemukan.

Ahli menyebut gejala Disease X muncul di Afrika. Seorang pasien yang dirahasiakan namanya menjalani pemeriksaan setelah mengalami gejala awal demam berdarah. Beberapa pengetesan termasuk Ebola, namun hasilnya negatif.

Ia diperiksa di National Institute of Biomedical Research (INRB) di Kinshasa, ibu kota Republik Demokratik Kongo. Sebelumnya pasien ini diisolasi untuk menghindari infeksi Ebola. Anak-anaknya juga telah dites, namun sampai saat ini tidak menunjukkan gejala apa pun.

Menurut Dr. Dadin Bonkole, ini bukan kemungkinan yang berasal dari fiksi ilmiah (science fiction), namun ketakutan ilmiah yang berdasarkan fakta ilmiah. “Kita semua sudah seharusnya takut,” kata Bonkole dikutip dari CNN, Minggu (3/1). “Ebola tidak dikenal sebelumnya. Covid-19 tidak dikenal sebelumnya, kita harus takut dengan penyakit-penyakit baru,” imbuhnya.

Professor Jean-Jacques Muyembe Tamfum yang membantu menemukan virus Ebola pada 1976 menyebut umat manusia menghadapi potensi virus mematikan baru yang tidak diketahui jumlahnya.

“Kita sekarang di dunia di mana patogen akan bisa keluar dan mengancam kemanusiaan,” kata Muyembe.

Muyembe mengambil sampel darah pertama dari para korban penyakit misterius yang menyebabkan pendarahan, dan membunuh sekitar 88 persen pasien dan 80 persen staf yang bekerja di Rumah Sakit Misi Yambuku ketika penyakit itu pertama kali ditemukan.

Darah dikirim ke Belgia dan Amerika Serikat. Dari hasil penelitian, para ilmuwan menemukan virus berbentuk cacing. Mereka menyebutnya “Ebola”. Sementara itu, penyakit misterius yang dialami pasien di Ingende masih terus diwaspadai karena sampai sekarang belum teridentifikasi.

Karena itu, Muyembe memperingatkan kemunculan lebih banyak penyakit zoonosis atau penyakit yang berpindah dari hewan ke manusia di masa depan.

Demam kuning, berbagai bentuk influenza, rabies, brucellosis, dan penyakit Lyme adalah beberapa di antara penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit seringkali ditularkan melalui perantara seperti hewan pengerat atau serangga. Mereka pernah menyebabkan epidemi dan pandemi sebelumnya.

Muyembe menilai pandemi di masa depan akan lebih buruk dari pandemi Covid-19. Sejak infeksi hewan-manusia pertama yakni demam kuning pada 1901, para ilmuwan telah menemukan sedikitnya 200 virus lain yang diketahui menyebabkan penyakit pada manusia.

Menurut penelitian Mark Woolhouse, profesor epidemiologi penyakit menular di Universitas Edinburgh, spesies virus baru ditemukan dengan kecepatan tiga hingga empat kali setahun. Mayoritas berasal dari hewan.

Para ahli mengatakan meningkatnya jumlah virus yang muncul sebagian besar disebabkan oleh kerusakan ekologi dan perdagangan satwa liar. Saat habitat alami mereka menghilang, hewan seperti tikus, kelelawar, dan serangga bertahan hidup di mana hewan yang lebih besar punah. Mereka bisa hidup berdampingan dengan manusia dan sering dicurigai sebagai ‘perantara’ yang dapat membawa penyakit baru bagi manusia.

Para ilmuwan mengaitkan wabah Ebola di masa lalu dengan perusakan hutan hujan. Sebuah studi 2017 menunjukkan bahwa 25 dari 27 wabah Ebola yang terletak di sepanjang batas bioma hutan hujan di Afrika Tengah dan Barat antara 2001 dan 2014 dimulai di tempat-tempat yang telah mengalami deforestasi sekitar dua tahun sebelumnya. Para ilmuwan menambahkan, wabah Ebola zoonosis muncul di daerah yang kepadatan populasi manusia tinggi dan virus dapat menular dengan cepat.

** ass

Harga Kedelai Meroket, Tahu Tempe Menghilang

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Keberadaan tahu dan tempe menghilang di sejumlah pasar akibat kenaikan harga kedelai impor dimana telah berbuntut mogoknya produksi produsen tahu dan tempe di Jakarta dan Jawa Barat sejak 1 hingga 3 Januari 2021.  Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifudin memperkirakan lonjakan harga kedelai adalah akibat dari meredanya ketegangan antara Amerika Serikat dan Cina.

Saat perang dagang kedua negara memanas, harga kedelai impor turun ke level Rp 6.000 per kilogram. Kini setelah mereda, naik menjadi Rp 9.000 karena permintaan di Cina meningkat. Kementerian Perdagangan membenarkan hal ini. “Permintaan kedelai Cina naik dua kali lipat,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto.

Selama ini, sebagian besar dari kebutuhan kedelai Indonesia memang dipenuhi dari impor. Para perajin tahu tempe bukannya tidak ingin membeli kedelai lokal. Tapi Masalahnya, harganya belum kompetitif.

Kedelai impor bisa sampai ke Indonesia dengan harga sekitar Rp 6.500. Petani lokal juga menjual dengan harga Rp 6.500. Tapi ini harga ladang. Setelah diangkut ke perajin, lebih mahal.

Syarifudin berharap para petani kedelai lokal ini bisa terus diberdayakan. Harga jualnya dikelola agar tidak kalah bersaing dengan kedelai impor. “Para perajin jadi enak,” kata dia.

Sementara sebanyak 5.000 pelaku usaha kecil dan menengah atau UKM di DKI Jakarta menghentikan proses produksi tahu dan tempe selama tiga hari, pada 1- 3 Januari 2021. Mogok kerja ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap lonjakan harga bahan baku yakni kedelai dari Rp 7.200 menjadi Rp 9.200 per kilogram.

“Tanggal 1 Januari 2021 sampai 3 Januari 2021 para pengrajin tempe tahu, berhenti produksi,” kata Sekretaris Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta, Handoko Mulyo.

Rencana mogok kerja telah disampaikan kepada sekitar 5.000 produsen maupun pedagang tahu dan tempe di DKI Jakarta melalui surat nomor 01/Puskopti/DKI/XII/2020 yang dikeluarkan Puskopti DKI Jakarta pada 28 Desember 2020.

Seruan mogok kerja itu juga disampaikan Handoko kepada jajaran pengurus di wilayah Provinsi Jawa Barat. Keputusan menghentikan sementara proses produksi, kata Handoko, disepakati jajaran pengurus Puskopti pada Kamis lalu, 31 Desember 2020.

Pengusaha tahu dan tempe di Jakarta akan mulai menaikkan harga jual produknya ke pasar mulai Senin, 4 Januari 2021. Yono, seorang pengusaha tahu di Jalan Mampang Prapatan XIII, Tegal Parang, Jakarta Selatan, mengatakan keputusan menaikkan harga tahu terpaksa dilakukan untuk menyesuaikan kenaikan harga bahan baku kedelai impor yang saat ini berada di angka Rp 9.200 per kilogram.

“Pabrik juga gak ada untungnya naikin harga, itu cuma buat nutupin harga kenaikan kacang (kedelai),” kata Yono di pabriknya, Sabtu, 2 Januari 2020. Menurut Yono, nominal kenaikan harga tahu akan terlebih dahulu dikoordinasikan dan disepakati bersama 5 produsen tahu yang berada di Mampang Prapatan XII.

Ia memperkirakan harga tahu akan dinaikkan Rp 3-4 ribu per papan cetak tahu. Sebelum ada kenaikan harga kedelai, satu papan cetak tahu biasa dijual Rp 23 ribu ke pedagang. “Tapi sampai saat ini belum ada kesepakatan harga,” kata pria yang sudah 12 tahun jadi pengusaha tahu itu.

Ketua Gakoptindo Syarifudin memperkirakan harga tempe dan tahu di pasar bakal naik hingga 20 persen untuk menutup lonjakan biaya produksi. Sebab, normalnya harga bahan baku Rp 6.500 per kilogram, maka harga jual tempe berkisar Rp 11.000-12.000 per kilogram. Namun dengan kondisi sekarang, harga bahan baku naik menjadi Rp 9.500 per kilogram, biaya produksi melonjak jadi Rp 13.000-14.000 per kilogram. “Kami mohon pengertiannya,” kata dia.

Penjual gorengan di Jakarta hari ini tidak menyediakan menu favorit para pembelinya, yaitu, tahu dan tempe. Seorang penjual gorengan di Jalan Kemang Timur, Jakarta Selatan, Roni mengatakan masih sempat menjual tahu dan tempe goreng pada Jumat, 1 Januari 2020. Saat itu ia masih punya stok tahu dan tempe hasil belanja sehari sebelumnya.

Namun pada Sabtu, 2 Januari 2020, tempe dan tahu menghilang dari pasar. “Padahal tahu dan tempe itu makanan favorit,” kata pria 45 tahun itu. Roni mengatakan dalam sehari ia bisa menjual sekitar 150 potong gorengan dari bahan tahu dan tempe. Hari ini, banyak yang mencari gorengan berbahan dasar kedelai itu. Sayang, ia tak menjualnya karena tak ada bahannya. “Karena enggak ada, jadi mereka beli yang lain.”

Menghilangnya tahu dan tempe dari tukang gorengan imbas mogoknya para pengusaha tahu dan tempe di Ibu Kota dan sekitarnya. Pabrik tahu dan tempe di Jalan Mampang Prapatan, Tegal Parang, Jakarta Selatan, misalnya. Mereka menghentikan produksi sejak Jumat lalu dengan alasan bahan baku kedelai naik dari Rp 7.200 menjadi Rp 9.200 per kilogram.

** ass

Operasional TPA Galuga Diperpanjang, PKS Sebut Lima Tahun Kelamaan

Cibinong | Jurnal Inspirasi

DPRD dan Pemerintah Kabupaten Bogor, akhirnya memberikan persetujuan kepada Pemerintah Kota Bogor, untuk memperpanjang kontrak penggunaan Galuga, sebagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Dalam sidang paripurna akhir tahun yang digelar Rabu 30 Desember 2020 lalu, tujuh fraksi DPRD, meski memberikan persetujuan, namun mereka mengingatkan kepada Pemerintah Kota dan Kabupaten Bogor, sebagai pengguna TPA agar penanganan limbah air lindi lebih serius.

“Penanganan air limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) itu harus mendapatkan perhatian lebih serius lagi, artinya air limbah itu jangan langsung dibuang ke saluran air,” kata Ketua Fraksi PKS Fikri Hudi Oktiarwan, Minggu (03/01).

Selain itu, F-PKS juga kata Fikri, meminta kontrak perpanjangan izin operasional TPA Galuga tidak sampai lima tahun, tapi dipersingkat menjadi 2,5 tahun. Ada beberapa pertimbangan, diantaranya, soal demografi di sekitar areal TPA Galuga.

“Wilayah di sekitar TPA Galuga yang meliputi tiga desa, dalam lima tahun kedepan tentunya akan mengalami perubahan, satu diantaranya masalah pertambahan jumlah penduduk. Nah, kalau sampai lima tahun kontraknya, jika ada persoalan akan sulit dipecahkan,” ujarnya.

F-PKS lanjut Fikri, izin perpanjangan TPA Galuga merupakan yang terakhir, karena jika melihat kondisi di lapangan Galuga sudah tak memungkinkan lagi dipakai untuk TPA. “Makanya, F-PKS akan mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui F-PKS DPRD Provinsi Jawa Barat, agar Tempat Pembuangan dan Pengolahan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo (Luna) di Kecamatan Klapanunggal harus secepatnya dioperasikan,” tegasnya.

Sementara itu, Anggota F- PKS DPRD Jawa Barat Mochamad Ichsan dikonfirmasi Jurnal Bogor Minggu (03/01) mengatakan, operasional regional TPPAS Lulut Nambo (Luna) merupakan kebutuhan mendesak mengatasi persoalan sampah di wilayah Kota/Kabupaten Bogor dan Depok.

“Komisi IV sudah meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk tahun 202i ini akan meminta penjelasan soal tindak lanjut TPPAS Luna, kenapa ? karena di 2020, sebagian besar anggaran dialokasikan untuk penanganan pandemi Covid -19,” kata Anggota Komisi IV itu.

Akibatnya, di tahun 2020, kata Ichsan, penanganan TPPAS Luna dan program pembangunan infrastruktur lainnya yang sebelumnya direncanakan tertunda. “Di tahun 2021 ini, kita akan meminta review lagi, soal rencana yang tertunda di tahun 2020 lalu, termasuk sampai sejauh mana perjanjian operasional TPPAS Luna dengan pihak ketiga,” tegasnya.

Kepala Bidang Pengolahan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor, Trian Turannga mengatakan, sejuah ini belum menerima informasi lagi dari Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi Jawa Barat, terkait kelanjutan TPPAS Luna.

“Kalau dari sisi infrastruktur sih di TPPAS Luna sebagian besar sudah beres, namun masalah teknologinya sepertinya belum. Kan di TPPAS Luna itu, sampah tak hanya dibuang begitu saja, tapi akan diolah menjadi bahan bakar pengganti batu bara,”katanya.

Trian berharap, di masa perpanjangan izin operasional TPA Galuga, TPPAS Luna sudah operasi.”TPPAS Luna itu yang minta dipercepat operasinya bukan hanya dari kita (Kabupaten Bogor-red) saja, tapi juga Kota Bogor dan Depok,” tutupnya.

** Mochamad Yusuf

Bogor Batalkan Pembelajaran Tatap Muka

Bogor | Jurnal Inspirasi

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Pendidikan (Disdik) membatalkan rencana pembelajaran tatap muka (PTM), yang rencananya akan diselenggarakan pertengahan Januari 2021. Hal itu lantaran masih terjadi peningkatan kasus Covid-19.

Kepala Disdik Kota Bogor, Fahrudin mengatakan bahwa bila melihat situasi pandemi saat ini, PTM terpaksa ditunda dan batal dilaksanakan pada pertengahan Januari ini. “Situasi kondisi ini tidak memungkinkan digelar PTM, sepertinya ditunda dilaksanakan. Kita tunggu arahan pak Walikota Kota Bogor,” ungkap Fahrudin, baru-baru ini.

Dengan demikian, sambung dia, metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) baik daring maupun luring akan dilanjutkan. Kendati, pembelajaran jarak jauh tentunya tidak mengutamakan pada pencapaian target secara keseluruhan yang ditetapkan dalam kurikulum.

Namun lebih mengutamakan pada pendidikan keterampilan hidup atau life skill pada pembentukan karakter, tanggung jawab, penambahan pengetahuan, pembentukan akhlak yang baik melalui pembiasaan baik yang dilakukan di rumah. “Nanti sistemnya tetap PJJ dan proses pembelajarannya tetap tidak boleh membebani siswa,” katanya.

Menurut dia, dalam pelaksanaan PJJ, diperlukan kerjasama dan sinergitas baik antar sekolah guru, orangtua dan siswa. “Semuanya harus mendukung, walaupun PJJ, pihak guru di sekolah harus bekerjasama dengan para orangtua, agar didukung bersama sama,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor, Ence Setiawan meminta agar PTM tidak dipaksakan lantaran lonjakan kasus positif masih terjadi. “Tingkat penularan sangat tinggi saat ini, sebaiknya PTM ditunda dan tetap melanjutkan PJJ,” ucapnya.

Kata dia, fasilitas protokol dan sarana prasarana pendukung PTM harus diutamakan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan. Apabila kondisi penularan sudah menurun, maka PTM bisa dilaksanakan, namun itupun bertahap.

“Misalkan SMA, SMK, dan MA dulu pada daerah zona hijau atau kuning, sedangkan kalau zona merah sebaiknya tidak digelar PTM. Selain itu, para guru juga harus melalui tes swab dan ada persetujuan pihak komite sekolah dan orangtua siswa,” paparnya.

** Fredy Kristianto

Isi Awal Tahun 2021, Komunitas Bola dan Futsal Santuni Yatim dan Dhuafa

Bojonggede | Jurnal Inspirasi

Komunitas  bola, fun game dan futsal yang tergabung di FWB FC Desa Bojonggede, Kecamatan Bojonggede, punya cara positif mengawali tahun 2021 ini. Berbekal uang donasi sebesar Rp 25 juta, komunitas ini sukses menyelenggarakan santunan kepada anak yatim dan kaum dhuafa.

“2021 ini tahun penuh harapan, makanya kita awali dengan menggelar kegiatan santunan kepada anak yatim dan kaum dhuafa yang tinggal di sekitar Desa Bojonggede,” kata Ketua Panitia  La Ode M Saprianton, dalam keterangan tertulisnya Minggu (03/01).

La Ode Anto mengungkapkan, ide menggelar santunan pada anak yatim di awal tahun 2021 ini berasal dari anggota komunitas FWB FC. “Santunan seperti ini sangat jarang dilakukan komunitas fun game dan futsal, makanya kami berharap kegiatan positif ini diikuti komunitas lainnya tak hanya di Bojonggede, tapi di semua komunitas yang ada di Kabupaten Bogor,” ujarnya.

La Ode mengatakan, dana yang dipakai untuk santunan pada anak yatim dan kaum dhuafa berasal dari sumbangan anggota komunitas dan para donatur. Padahal meski waktu persiapan mepet.

“Alhamdulillah, santunan yang dilangsungkan di Masjid Ataqwa RT 06 RW bekerja sama dengan komunitas The Kick’s FC dengan penasihat Bapak Suhendi, terlaksana dengan sukses pada Sabtu (02/01), bahkan Bang Dede Malvina, kepada Desa  Bojonggede, ketua RT 06 dan Ketua RW 12 pun serta tokoh masyarakat Bojonggede turut hadir,” kata penasihat FWB FC itu.

Lebih lanjut La Ode mengatakan, jumlah anak yatim yang mendapatkan santunan sebanyak  51 orang sementara kaum dhuafa ada 20 orang. “Mereka yang mendapatkan santunan merupakan warga Desa Bojonggede yang memang layak menerima,” tutupnya.

** Mochamad Yusuf

Pilkades Cibadak Bermasalah

Calon Kades Nomor 1, 2, 4 dan 5 Tolak Hasil Pilkades

Ciampea l Jurnal Inspirasi

Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Cibadak, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor diduga bermasalah. Pasalnya dari 5 calon, 4 calon Kades Cibadak dari Nomor 1,2,4 dan 5 mengajukan keberatan dan menolak hasil akhir pemilihan kepala desa karena adanya indikasi kecurangan dalam Pilkades 2020.

Karyama calon nomor urut 5 yang merasa keberatan mengatakan, bahwa sebelum ajuan gugatan ke tingkat kecamatan para calon sebelumnya dilakukan di tingkat desa. “Ketua Panitia Pilkades tingkat kecamatan  memfasilitasi Kami yang mengajukan keberatan  dan penolakan hasil Pilkades, tentunya tidak bisa menentukan. Panitia tingkat kecamatan hanya untuk merekomendasikan kita untuk ke tingkat labupaten,” ungkap Karyama, baru baru ini.

Ia pun mengatakan bahwa masalah penyelenggara Pilkades di Desa Cibadak iklim demokrasinya sangat rusak. “Pembelajaran demokrasi itu dibentuk dari awal yang sehat sehingga melahirkan pemimpin yang berkualitas, saya contohnya tanpa uang sepeserpun dapat suara 2.098,  menurut saya sangat fantastis bahkan saya komitmen dengan 4 calon jangan mengeluarkan uang sepeser pun,” ungkapnya.

Di tempat yang sama Kuasa hukum dari ke-4 calon kepala desa yang mengajukan keberatan atau perselisihan sengketa Pilkades Cibadak, Bakdo Mulyodo SH menegaskan bahwa ini adalah sebagai pembelajaran demokrasi di Desa Cibadak yang dinilainya sangat hancur berantakan.

“Ada beberapa hal yang kita keluhkan  salah satunya ada permainan money politik, diluar dari itu ada kejanggalan-kejanggalan persyaratan administrasi, ” tegasnya.

Menurutnya dalam pilkades tersebut ada kesalahan yang sangat fatal dan perlu ada proses hukum serta pengklarifikasian. “Berdasarkan para calon yang pada tahun 2014 lalu yang pernah ikut dalam pesta demokrasi dari dulu seperti ini, dan sekarang kejadiannya sangat vulgar,” jelasnya.

Sebelumnya Camat Ciampea Drs. Chaerudin Pelani, MM menilai positif apa yang dilakukan oleh calon kepala desa yang merasa keberatan. “Saat ini adalah tahapan kedua yang dilakukan oleh pihak yang merasa keberatan atas hasil pilkades,  setelah 7 hari di tingkat desa dan saat ini ke tingkat kecamatan. Tugas kita hanya merekomendasikan ke tingkat Kabupaten karena kita bukan sebagai penentu,”tutupnya.

** Arip Ekon

Tebingan Longsor di Sukamana Belum Juga Dibangun TPT, Aktivis Sebut Kinerja PUPR Lamban

Leuwiliang l Jurnal Inspirasi

Aktivis Bogor Rahmatullah menyebut kinerja Dinas PUPR lamban menangani permasalahan insfastruktur di Kabupaten Bogor, salah satunya tebingan yang pernah terjadi longsor pada tahun 2017, tepatnya di Kampung Sukamana, RT 01 RW 02 RW 09, Desa Leuwimekar, Kecamatan Leuwiliang yang seharusnya ini menjadi anggenda serius dan telah dibangun pada tahun lalu setelah terjadi longsor.

“Khawatir sewaktu waktu bisa membahayakan warga, kenapa TPT tersebut tidak segera dibangun, selama ini dinas terkait kemana saja, apa nunggu ada bencana lagi dan memakan korban,” kata Rahmat kepada Jurnal Bogor, Minggu (3/1).

Rahmatullah yang akrab disapa Along menyebutkan, bahwa tebingan longsor di Kampung Sukamana seharusnya sudah dibangun 2018 atau 2019 karena kejadiannya beberapa tahun lalu dan sudah cukup lama. ” Ini kan sifatnya urgen, dan harus menjadi catatan serius paling tidak untuk pemabanguna TPT bisa masuk dia anggaran tahun 2021 sekarang,” sebutnya.

“Antisipasi musibah longsor mesti diantisipasi terjadi dikemudian hari, kami akan dorong agar perencanaan untuk dibangunnya tebingan tersebut bisa segera terealisasi,” paparnya.

Terlebih, Along juga mengaku kecewa atas kinerja Kepala Dinas PUPR sekrang yang dinilai sulit untuk diminta informasi seputar pembangunan di wilayah Kabupaten Bogor. “Ketika telepon atau mengirimkan pesan singkatnya sebagai informasi lanjutan keluhan dari masyarakat, namun pihaknya tak merespon dengan baik dan cepat,” kata dia.

“Jangan begitulah kalau konteknya untuk membangun Bogor seharusnya cepat respon jadi jangan mentang mentang pejabat pada prinsipnya kalau pelayan tentu harus melayani dengan baik. Ini harus juga dipanggil dan dievaluasi oleh bupati masa anak buahnya begitu dan ini bukan satu dua orang yang mengeluhkan sikap kepala dinas,” kata Along.

Perlu diingat, tegas Along, Dinas PUPR bagian dari pelayanan masyarakat karena mereka sudah digaji yang menggunakan uang rakyat. ” Jadi harus tanggap ketika warga meluhkan dan teman-teman jurnalist menkorfirmasi dengan kondisi masih buruknya insfrastruktur,” tegasnya.

Sebelumnya telah diberitakan, musibah longsor sudah lama terjadi beberapa tahun lalu. Namun yang menjadi kekhawatirannya karena keberadaan tebingan di atasnya dipenuhi rumah warga dan juga ada warga yang rumahnya tinggal dibawah tebingan. “Panjang tebing 150 meter dengan ketinggian sekitar 6 meter, namun yang paling urgen yang harus dibangun TPT sekitar 50 meter,” kata Sekretaris Desa Leuwimekar, Ade Umyana.

“Rumah warga sangat padat sekali kurang lebih di tiap pinggiran tanah tebing itu ya sekitar 30 rumah. Memang sepengetahuan kami hanya satu kali longsor tetapi kondisinya parah sekali dan jangan sampai terjadi dan kami ingin ada upaya antisipasi,” paparnya.

Atas kejadian ini pihaknya sering melaporkan ke pihak terkait bahkan sudah membuat ajuan proposal meminta tebingan tersebut untuk segera dibangun TPT. “Paling terakhir itu kami ajukan ke Dinas PUPR bahkan sudah disurvei, hanya realisasinya saja yang belum sudah akhir tahun 2020 ini tidak ada juga,” beber Ade.

** Arip Ekon

Limbah PT Sun Tak Indonesia Beterbangan, Ini Kata Achmad Fathoni

Gunung Putri | Jurnal Inspirasi

Beterbangannya limpah busa yang berasal dari PT Sun Tak Indonesia telah membuat geger warga Cikuda, Wanaherang dan viral di sosial media beberapa waktu lalu, akibat kelalaian pihak perusahaan hingga menjadi pertanyaan sejumlah warga.

Anggota DPRD Kabupaten Bogor dari Komisi 3 Achmad Fathoni asal Fraksi PKS yang juga menangani persoalan lingkungan hidup mengecam keras insiden yang terjadi dan dianggap sepele oleh pihak perusahaan.

Dia meminta agar pihak berwenang yaitu trantib dan DLH menyelidiki ini lebih lanjut, dan kepada pihak perusahaan bagaimana pun ini adalah pelanggaran yang bisa saja karena keteledoran. “Mohon segera ada penanganan dan penjelasan resmi ke pihak berwenang dan juga masyarakat jangan ditutup-tutupi dan pastikan tidak terulang lagi,” pungkasnya.

Sebelumnya Jurnal Bogor mengkonfirmasi PT. Sun Tak Indonesia, namun pihak manajemen enggan memberikan penjelasan dan hanya menyampaikan pesan kepada security  dan penanggung jawab lingkungan.

Topan, Penanggung jawab lingkungan mengatakan bahwa urusan limbah tersebut sudah selesai ke warga dan diketahui Dinas Lingkungan Hidup. “Cukup dengan saya tidak perlu ke manajemen, karena urusan limbah sudah selesai di lapangan,” katanya melalui telepon WhatsApp beberapa hari lalu.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Asnan mengatakan pihaknya sudah mengutus bidang PHPL untuk mengecek lokasi perusahaan tersebut. “Saya sudah perintahkan bidang PHPL untuk mengecek lokasi perusahaan tersebut,” katanya singkat.

** Nay Nur’ain

Majelis Taklim Al’Akhbar PWI Kabupaten Bogor Gelar Pengajian Akhir Tahun 2020

Cibinong | Jurnal Inspirasi

Majelis Taklim Al’Akhbar PWI Kabupaten Bogor menggelar pengajian akhir tahun 2020-3021, Kamis (31/12/2020). Perhelatan doa renungan akhir tahun ini, menurut Ketua Majelis Taklim Al’Akhbar, Edison sebagai wujud syukur dan sekaligus instropeksi.

“Alhamdulillah bisa majelis taklim melakukan pengajian akhir tahun sebagai refleksi, biasanya majelis taklim rutin melaksanakan kegiatan pengajian setiap malam Jumat. Namun berbagai masukan anggota mulai tahun 2021 dilaksanakan malam Kamis,” kata Edison.

Disamping itu, Edison menjelaskan, kegiatan ini juga melaksanakan pengajian, santunan yatim dan pro majelis tahun 2021, yakni wisata dzikir akan membuat tabloid Al’Akhbar dan program religi lainnya.

Sementara, Ketua PWI Kabupaten Bogor, Subagiyo, menyambut baik kegiatan dilaksanakan majelis taklim PWI Kabupaten Bogor.

“Kegiatan pengajian akhir tahun, kami sekaligus ingin melaporkan kegiatan PWI Kabupaten Bogor sepanjang tahun 2020. Kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan semoga bisa dimaksimalkan program PWI diantara koperasi karya warta mandiri dan majelis taklim Al’Akhbar, agar meningkatkan program-programnya, ” tegas Subagiyo.

Pada bagian lain, Ketua Penasehat (Wanhat) PWI Kabupaten Bogor, HR Danang Donoroso Sip, menilai kegiatan PWI Kabupaten Bogor sudah cukup baik, namun untuk tahun mendatang agar lebih ditingkan program PWI termasuk koperasi dan majelis taklim.

Ia, mengkrikit jajaran PWI Kabupaten Bogor soal slogan PWI kompak, kompak, kompak jangan hanya di bibir saja. Tapi aplikasikan kedalam semua pengurus dan anggota.

Di sisi lain, sesepuh sekaligus wanhat, H Bustanul Daham, mengkritik keras kepada anggota akan perlunya kualitas wartawan di PWI Kabupaten Bogor. Sebab dia menganggap bahwa PWI Kabupaten Bogor masih belum maksimal dalam melaksanakan tugas jurnalistiknya.

Menurutnya, masih banyak anggota tidak aktif dalam tugas jurnalistiknya, padahal PWI adalah organisasi wartawan yang harus aktif dan berkarya bukan numpang menjadi anggota.

“Saya minta kepada pengurus PWI Kabupaten Bogor, agar mulai tahun 2021 dilakukan pendataan secara rutin kepada semua anggota soal karya jurnalistiknya. Sebab di PD/PRT PWI selama tiga bulan tidak ada karya jurnalistiknya lebih baik mundur,” tegas Bustanul, yang paling senior di PWI Kabupaten Bogor.

** Nay Nur’ain

Peringati Wafatnya Gus Dur, PKB Gelar Doa Bersama dan Santunan


Bogor | Jurnal Inspirasi

Peringatan wafatnya Presiden RI ke – 4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ke -11,di Kota Bogor, digelar kader PKB dengan doa bersama dan santunan kepada anak yatim piatu. “Älhamdulillah, meski di tengah pandemi Covid -19, peringatan wafatnya Gus Dur ke -11, khusus di Kota Bogor bisa kita laksanakan dengan penuh kesederhanaan yakni doa bersama dan santunan anak yatim,”kata Ketua DPC PKB Kota Bogor Heri Firdaus, Minggu (03/01).

Heri mengatakan, untuk santunan pelaksanaanya berkerja sama dengan Yayasan Bale Yatim.”Ada 590 paket yang kita bagikan kepada anak-anak yatim piatu yang disebar di 27 titik, karena masa pandemi anak yatim penerima santunan tidak kita kumpulkan di satu titik,” ujarnya.

Pembagian santunan kata Heri, merupakan rangkaian penutup peringatan wafatnya Gus Dur. “Sebelum pembagian santunan semua kader PKB menggelar tahlilan di masing-masing secretariat dan di rumah kader. Nah, untuk di sekitar secretariat DPC kita gelar sedekah beras,” katanya.

Heri lebih lanjut mengatakan, meski Gus Dur telah wafat, namun banyak pelajaran yang bisa dipetik. “Gus Dur banyak mengajarkan kita tentang kesederhanaan dan cinta kasih kepada semua umat manusia tanpa terkecuali. Ajaran Gus Dur itu yang harus kita teladani dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari,” tutup Heri.

** Mochamad Yusuf