31 C
Bogor
Thursday, July 3, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 1216

HADITS HARI INI


22 Januari 2021
09 Jumadil Akhir 1442 H

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي نَافِعٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Yahya dari Ubaidulloh berkata, telah menceritakan kepadaku Nafi’ dari Abdullah radliallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Amir (kepala Negara) adalah pemimpin manusia secara umum, maka dia akan diminta pertanggung jawaban atas mereka. Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas mereka. Seorang isteri adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya dan terhadap anak-anaknya dan dia akan diminta pertanggung jawaban atas mereka. Seorang hamba sahaya adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya dan dia akan diminta pertanggung jawaban atasnya. Ketahuilah bahwa setiap kalian adalah pemimipin dan setiap kalian akan diminta pertanggung jawaban atas siapa yang dipimpinnya.

HR Bukhari No. 2368.

وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Polresta Sebar Ratusan Polisi ke RW

Bogor | Jurnal Inspirasi

Sebanyak 619 personel polisi disebar ke-795 RW se-Kota Bogor untuk melakukan pengawasan guna menekan angka penularan Covid-19 yang terus meningkat. “Polisi akan mencurahkan pekerjaan kami untuk melawan berjuang menekan tingginya angka covid-19. Sinergritas diantara kami tentunya sampai di level RW sebagai sebagai basis terdepan bersama RT untuk klaster-klaster keluarga di pemukiman itu bisa ditekan,” ujar Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Susatyo kepada wartawan, Kamis (21/1).

Menurut dia, tugas utama personelnya itu melakukan pembinaan bersama aparatur wilayah setempat untuk memberikan pemahaman terkait covid-19. Selain mengawasi jika ada pelanggaran dalam penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Bogor.

“Ini tugas preemtif dan preventif. Kami berusaha mengkolaborasikan. Ada 5M yang kami lakukan. Satu mendengar, kedua melihat, ketiga membina, keempat membantu kelima mengkoordinasikan,” paparnya.

Sementara penegakan hukum, pihaknya memiliki tim Pemburu Pelanggar PPKM yang terdiri dari aparat gabungan TNI-Polri dan Satpol PP. Tim itu diturunkan jika mendapat laporan dari polisi RW ditemukan pelanggaran maupun lainnya. “Kami mendorong pak RT dan pak RW lebih aktif lagi untuk bisa membuat langkah-langkah konkret. Kalau gak bisa diingatkan dan sebagainya nanti ada tim gabungan nanti ada penindakan,” tegasnya.

Terpisah, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugarto mengaku, adanya polisi RW ini sangar diharapkan membantu menangani masalah covid-19. Karena, permasalahan covid-19 harus ditangani bersama.

“Covid-19 ini dimensi banyak, bukan hanya kesehatan tapi keamanan, ketertiban. Dikesampingkan ini tupoksi siapa, overlap siapa, yang penting kita turun. Kita turun sama-sama karena masalahnya itu banyak. Makanya saya suka istilah pak Kapolresta, belanja masalah di bawah,” tukasnya.

** Fredy Kristianto

Imbas Liburan, Positif Covid-19 Meroket

Pemkot Pastikan Perpanjang PPKM

Bogor | Jurnal Inspirasi

Jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Bogor terus meroket. Pasalnya, dalam beberapa hari terakhir angkanya mencapai ratusan per harinya. Seperti diketahui, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) pada Selasa (19/1) tambahan angka kasus positif melonjak hingga 120 orang.

Wali Kota Bima Arya mengatakan bahwa melonjaknya kasus positif Covid-19 diakibatkan beberapa sebab. Di antaranya adalah lonjakan karena liburan. “Seperti penambahan 120 itu karena ada rombongan kegiatan keagamaan dari luar kota. Makanya kita tekankan betul, kurangi mobilitas. Ini sudah jelas bahwa lonjakan ini terjadi karena mobilitas,” ungkap Bima kepada wartawan, Kamis (21/1).

Selain itu, terbatasnya kapasitas rumah sakit, sehingga warga yang terjangkit corona lebih memilih isolasi di rumah, dan akhirnya menulari anggota keluarga lainnya. “Makanya kami terus membubarkan kerumunan mengurangi mobilitas, menambah tempat tidur di rumah sakit,” katanya.

Upaya lainnya, kata Bima, Pemkot Bogor telah membangun RS Lapangan dengan kapasitas 68 tempat tidur. “Kami juga akan menjadikan salah satu hotel untuk isolasi Orang Tanpa Gejala (OTG). Jadi kita perkuat disitu supaya yang gejala ringan tidak bertambah berat,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim menuturkan bila Kota Bogor akan memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sesuai instruksi pemerintah pusat. “Kami akan sesuaikan dengan arahan pusat,” tegasnya.

Menurutnya, Pemkot Bogor sudah melakukan evaluasi mingguan mengenai PPKM. Termasuk soal antisipasi dan kebijakan untuk menekan angka Covid-19 di Kota Bogor yang  mengalami lonjakan.

Dedie menyatakan bahwa perpanjang PPKM di Kota Bogor, tidak akan terlalu berpengaruh terhadap aturan dan kebijakan yang diterapkan. “Penerapan 75 persen kegiatan perkantoran hingga jam operasional pusat perbelanjaan, rumah makan hingga kafe hanya sampai pukul 19:00 WIB dengan batas kapasitas 25 persen,” ungkapnya.

** Fredy Kristianto

Banjir Bandang di Gunung Mas, DPRD Singgung Soal Mitigasi Bencana


Cibinong | Jurnal Inspirasi

DPRD menyentil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) soal bencana banjir bandang yang terjadi di kawasan perkebunan teh Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, yang terjadi Selasa (19/01). “Seharusnya, BPBD gerak cepat melakukan mitigasi bencana, ketika peristiwa di Curug Cisampai yang terjadi Desember 2020 lalu, sebagai langkah antisipasi agar bencana yang lebih terjadi,” kata Ketua DPRD Rudy Susmano, Kamis (21/01).

Padahal kata Rudy, sejak bencana tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Sukajaya, Cigudeg dan Nanggung, tahun 2020 lalu, DPRD sudah mengingatkan BPBD agar mitigasi kebencanaan alam dilakukan dengan serius. “Anggaran mitigasi pastinya lebih murah dan efesien, selain itu masyarakat tidak menjadi korban bencana alam, kehilangan rumah, kehilngan barang-barang, kehilangan akses insfrastruktur hingga mungkin kehilangan penghasilan selama dalam penangganan. Saya minta langkah-langkah mitigasi bencana alam diperkuat lagi oleh BPBD,” tegasnya.

Sebagaimana diketahui banjir bandang disertai tanah longsor menerjang kawasan perumahan karyawan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII Blok C Kampung Rawa Dulang, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Selasa lalu.

Banjir bandang tersebut mendapatkan perhatian dari DPRD Provinsi Jawa Barat. Bahkan Ahmad Ruhiyat, Wakil Ketua DPRD Jawa Barat, saat meninjau lokasi bencana Rabu (20/01) bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi Bupati Ade Yasin, meminta dilakukan investigasi.


Ini memang musibah yang memprihatinkan, tapi akarnya penyebabnya tetap harus dicari dan kami (DPRD Jawa Barat-red) mendesak adanya investigasi kenapa bagian hulu kawasan Puncak bisa terjadi banjir bandang,”tegas politisi PKS itu.

** Mochamad Yusuf

Kisruh Interchange, Kabag Hukum Dalami PKS Pemkot

Bogor | Jurnal Inspirasi

Kepala Bagian (Kabag) Hukum dan HAM Setda Kota Bogor Alma Wiranta menyatakan bahwa mediasi perkara perdata bukaan Tol Jagorawi Km 42,5 yang dilaksanakan di Pengadilan Negeri (PN) Bogor berjalan baik pada pekan lalu. Hal itu, kata Alma, lantaran dalam mediasi itu telah merumuskan klausul pasal yang akan dituangkan dalam akta perdamaian.

“Tentunya proses mediasi yang berlangsung tersebut terus dikomunikasikan oleh para pihak yang bersengketa dengan mediator Hakim Edwin Adrian. Jalan tengah terbaik dari kasus yang berjalan juga harus disampaikan kepada para penggugat,” ujar Alma kepada wartawan, belum lama ini.

Menurut dia, dalam perjanjian kerjasama (PKS) antara Pemkot Bogor dan PT Gunung Swarna Abadi (GSA) selaku pengembang bukaan tol atau interchange, memang terdapat permasalan katena adanya perbedaan persepsi.

“Seperti kepentingan warga untuk akses jalan yang belum diakomodir, dan dengan menganalisis pasal-pasal perjanjian tersebut yang dibuat tahun 2017 tentunya kami akan terus mendalami seperti apa pembicaraan saat menyusun PKS Nomor 003/gsa-PKS/IV/2017 tersebut. Kami berharap dalam proses mediasi yang dilakukan saat ini akan dicapai win-win solution,” jelasnya.

Pemkot Bogor, kata Alma, melalui OPD terkait akan terus mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan dengan semua pihak agar kisruh interchange dapat tuntas dengan baik. “Kami sebagai tim kuasa Pemkot Bogor terus memfasilitasi hubungan ke Kementerian PUPR serta terus mendampingi proses litigasi ini sampai selesai,” katanya.

Sebelumnya, kuasa hukum warga, Dwi Arsywendo mengatakan bahwa buntunya mediasi itu lantaran Pemkot Bogor tak kunjung menjalankan saran teknis dari Kementerian PUPR. Diantaranya membuat Detail Engineering Design (DED) serta pengajuan izin pemanfaatan lahan milik PUPR untuk dijadikan akses jalan warga.

Padahal, kata Dwi, dalam perjanjian kerjasama (PKS) antara Pemkot Bogor dan PT GSA dengan nomor 003/gsa-pks/IV/2017 tentang pelaksanaan peningkatan jalan dan pembangunan infrastruktur pengendali terhadap pengaruh pembangunan bukaan jalan Tol Jagorawi Km 4 2,5 itu, pemkot memiliki beberapa kewajiban yang dituangkan dalam pasal 5.

“Dalam pasal 5 ada enam poin yang mesti dipenuhi pemkot. Pertama, Pemkot Bogor memberikan masukan dan persetujuan kajian lalu lintas dan lingkungan. Kedua, memberikan perizinan. Ketiga, memberi persetujuan DED. Keempat, memfasilitasi proses pengadaan tanah,” jelas Dwi.

Kelima, sambung Dwi, pemkot melakukan pengawasan terhadap pembangunan dan yang keenam memberikan saran spesifikasi teknis. “Dari pasal itu kan jelas, bahwa pemkot punya kewenangan, dan mestinya menjalankan rekomendasi teknis dari PUPR,” jelasnya.

Dwi menyatakan bahwa PKS tersebut ditandatangani pada 26 April 2017 oleh Sekretaris Daerah Ade Sarip Hidayat selaku perwakilan pemkot dan Direktur PT GSA, Aris Agung selaku pengembang interchange.

Dwi menegaskan, sejauh ini Pemkot Bogor seperti lepas tangan, dan tak mau menjalankan rekomendasi teknis Kementerian PUPR. “Pemkot tetap menginginkan klien kami untuk menyurati PUPR terkait izin pemanfaatan lahan. Memang PUPR sudah memberikan izin lisan, dan itu dituangkan dalam akta van dadding (perdamaian). Tapi kami nggal mau, izin mesti diberikan tertulis agar memberi kepastian hukum,” bebernya.

** Fredy Kristianto

Swasembada Daging Gagal

Bogor | Jurnal Inspirasi

Melonjaknya harga daging, membuat pedagang daging di Jabodetabek mogok massal hingga Jumat (22/1). Hal itu sebagai bentuk protes akibat menurunnya omzet mereka. Menanggapi hal itu, Dosen IPB University dari Divisi Pemuliaan Dan Genetika Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan (IPTP-Fapet), Prof Dr Ronny Rachman Noor mengatakan, hal itu akibat tertumpunya impor sapi dari Australia dengan jumlah yang besar  menurutnya telah lama membuat Indonesia ‘kecanduan’

Bahkan, puncak impor sapi Australia yang pernah mencapai 1 juta ekor sapi hidup, dan mencerminkan besarnya gap antara produksi dan permintaan daging nasional. “Oleh sebab itu, program swasembada daging nasional, yang sampai saat ini masih belum tercapai, lebih tepat diartikan sebagai kecukupan daging nasional yang di dalamnya ada komponen produksi daging dalam negeri dan komponen impor daging,” katanya melalui keterangan tertulisnya, Kamis (21/1).

Menurut dia, impor sapi dalam jumlah besar dan dilakukan dalam kurun waktu lama, sebenarnya tidak saja membuat Indonesia tergantung pada Australia. Namun, juga sebaliknya. “Syarat utama terjadinya impor dari negara lain untuk mengurangi ketergantungan impor sapi dari Australia adalah merevisi isi larangan yang tercantum dalam peraturan dan undang-undang yang sekarang masih diberlakukan. Dengan kemajuan teknologi seperti misalnya karantina terbatas dan pengembangan dan penerapan sistem biosekuriti yang baik, tentunya kita tidak harus melarang secara total impor sapi dari negara yang belum bebas penyakit mulut dan kuku,” tuturnya.

Menurutnya, pemasalahan sapi ini memang kompleks, namun apabila ada keinginan kuat, benang kusut dapat diurai. Salah satu hal yang harus segera dilakukan adalah penyederhanaan tata niaga sapi dan daging.

“Pengangkutan sapi dari pulau Bali dan Lombok ke wilayah Jabodetabek lewat darat, melewati terlalu banyak titik pungutan restribusi, baik yang legal maupun yang illegal. Pembelian kapal pengangkut ternak dan produk pertanian lainnya yang sudah dilakukan, perlu diintensifkan penggunaannya untuk memotong rantai yang panjang ini,” katanya.

Kata dia, penunjukan Bulog sebagai aktor utama untuk mengimpor sapi diharapkan dapat mengontrol gejolak harga jual daging sapi. Selain dapat difungsikan sebagai penjaga stok sapi nasional.

Lebih lanjut, kata Prof Ronny, pengalaman menunjukkan bahwa kuota impor yang diberikan oleh pihak tertentu selama ini terbukti tidak dapat mengendalikan harga daging di pasar.  Bulog dalam hal ini harus berfungsi sebagai regulator harga sekaligus sebagai stabilisator pasokan daging.

“Dalam mengemban tugas yang cukup mulia ini, pemerintah dan Bulog harus menghitung secara cermat kebutuhan impor sapi untuk menutupi kekurangan pasokan daging dari sapi lokal,” jelasnya.

Ia menjelaskan, dengan perhitungan yang cermat, maka kekhawatiran yang menghinggapi pikiran sekelompok orang akan terkurasnya sapi betina produktif tidak terjadi. Apalagi jika didukung oleh kebijakan pemerintah untuk mengimpor sapi betina produktif untuk dijadikan indukan.

Ronny juga menyatakan, ada satu hal yang sangat jarang dibahas dalam kebijakan impor daging sapi ini. Yakni, pelemahan nilai rupiah dalam kurun wakti 35 tahun terakhir. Sehingga cenderung salah kaprah menyimpulkan bahwa harga daging terus melambung tinggi semata-mata terkait dengan permasalahan daging impor dan pedagingan nasional.

“Kalau kita analisa, perubahan harga daging sapi di Australia sebagai pemasok utama daging impor. Maka pergeseran harga daging dalam kurun waktu 30 tahun terakhir sangat kecil bahkan relatif stabil. Harga daging kualitas biasa kisarannya antara AUD$20-28 setiap kilogram (tergantung kualitas dagingnya). Coba bandingkan nilai tukar rupiah sekitar 30 tahun lalu dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar Australia sekarang.  Nilai tukar rupiah di era tahun 1980-an hanya sekitar Rp3.000 untuk setiap satu dolar Australia, namun sekarang sudah mencapai Rp9.000. Artinya peningkatan harga daging di Indonesia salah satu penyebab utamanya adalah pelemahan nilai rupiah,” jelasnya.

Hal yang perlu diingat juga adalah konsumen daging tentunya memiliki keterbatasan kemampuan daya beli. Jika harga daging terlalu tinggi, konsumen akan mengalihkannya kepada jenis daging lainnya seperti ikan, ayam dan telur yang suplainya dapat sepenuhnya dipenuhi dari dalam negeri.

“Pada situasi dimana daya beli daging sapi berkurang, harga daging akan turun. Pertemuan antara kemampuan daya beli konsumen dan harga daging yang realistis inilah yang perlu diupayakan oleh pemerintah. Kita mesti berpikir lebih realistis bahwa permasalahan gejolak dan tingginya harga daging di Indonesia sebagian besar bersumber dari dalam negeri bukan dari impor,” paparnya.

Keterbatasan lahan, masalah perbibitan  dan rendahnya produktivitas sapi lokal yang menyebabkan produksi daging nasional belum mampu memenuhi tekanan permintaan daging yang terus meningkat tajam.

“Saat ini daging impor hanya ditujukan untuk memenuhi kekurangan pasokan daging dalam negeri yang diperkirakan telah mencapai 20-25 persen dari kekurangan pasokan daging secara nasional, ” jelasnya.

Ia menguraikan, hal lain yang harus disadari adalah pemenuhan kebutuhan protein hewani bukan hanya berasal dari sapi. Tetapi juga daging kerbau, domba, kambing, ayam dan telur ayam serta protein yang berasal dari laut.

Atas dasar itu, sambunhnya, pemerintah perlu lebih mendorong upaya diversifikasi sumber protein hewani. “Mengubah kebiasaan dan selera itu memang bukan hal yang gampang dilakukan. Namun jika sosialisasi gencar dilakukan, bukan tidak mungkin daging kerbau secara perlahan akan diterima masyarakat. Impor sapi memang mau tidak mau harus dilakukan karena kebutuhan akan daging kita masih melebihi suplai. Namun harus dilakukan secara terbatas,” bebernya.

Kata dia, pengurangan impor memang pada awalnya akan mengguncang harga dan pasokan daging. Namun dalam jangka panjang akan dapat membuat bangsa menjadi mandiri dan tidak malas untuk terus berupaya memajukan dunia peternakan.

“Indonesia memang tidak harus menjadi negara anti impor, namun membiarkan negara ini menjadi negara yang kecanduan impor menunjukkan ketidakmampuan kita menjadikan negara ini sebagai negara yang berdaulat pangan. Kemandirian pangan merupakan harga diri bangsa, oleh sebab itu langkah nyata harus segera dilakukan, dalam kasus sapi ini retorika tidak diperlukan lagi,” tuturnya.

Ia menambahkan, pemerintah mesti berpijak pada dunia peternakan melalui kebijakan fasilitasi modal, penyederhanaan aturan, bantuan teknik peternakan dan investasi jangka panjan. “Sebab, dalam membangun pembibitan sapi sangat diperlukan untuk membawa bangsa ini menjadi bangsa mandiri pangan,” paparnya.

** Fredy Kristianto

Komjen Pol Listyo Sigit Janji Ikuti Rekomendasi Komnas HAM

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo berjanji akan mematuhi rekomendasi Komnas HAM soal pengungkapan kasus tewasnya Laskar FPI. Pernyataannya disampaikan saat menjawab pertanyaan anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS Dimyati Natakusumah yang mempertanyakan sikapnya soal kasus penembakan enam anggota Front Pembela Islam (FPI) oleh polisi pada awal Desember 2020. Pertanyaan itu disampaikan pada sesi pendalaman uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) calon Kapolri, Rabu (20/1).

Dimyati menyinggung soal keterlibatan Polri dalam insiden penembakan 6 Laskar FPI di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek pada Desember 2020. Begitu juga dengan penindakan demo yang represif. Komjen Listyo Sigit pun menjawab, bahwa pihaknya akan mengikuti apa yang direkomendasikan oleh Komnas HAM terkait extrajudicial killing di KM 50 tersebut. “Terkait masalah kejadian extrajudicial killing yang direkomendasikan Komnas HAM, kami dalam posisi sikap mematuhi dan menindaklanjuti rekomendasi dari Komnas,” kata Sigit.

Menanggapi pernyataan tersebut, anggota Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) Enam Laskar FPI Amien Rais berharap Sigit menepati kata-katanya. “Tadi malam saya lihat Pak Listyo Sigit itu omongannya kan merdu, mudah-mudahan. Saya termasuk yang pernah mengatakan mudah-mudahan bukan dia (yang jadi Kapolri), tapi sudah jadi kenyataan, ya nggak apa-apa,” kata Amien saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (21/1).

Dia menegaskan, jika memang Listyo Sigit dapat melaksanakan janjinya, itu adalah hal yang luar biasa. Dia pun meminta omongan tersebut tidak hanya dilakukan karena sedang menjalani uji kelayakan. “Kalau Pak Kapolri yang sekarang betul-betul bisa menegakkan apa yang dibicarakan itu, itu luar biasa. Walaupun ada tokoh HAM yang meragukan, barangkali itu hanya uji kelayakan terus omongnya bagus, nanti praktiknya gimana, itu kita lihat lagi,” tuturnya.

Mantan Ketua MPR RI ini pun berharap bahwa ke depannya pihak kepolisian dapat lebih adil, lebih manusiawi, dan mengayomi.

** ass

PPKM Jawa-Bali Diperpanjang Hingga 8 Februari

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Pemerintah resmi memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama dua pekan mulai 25 Januari hingga 8 Februari 2021 Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto mengatakan perpanjangan dilakukan usai evaluasi penerapan PPKM sejak 11 Januari.

“Berdasarkan evaluasi tersebut, Bapak Presiden meminta agar PPKM ini dilanjutkan dari tanggal 26 sampai dengan 8 (Februari),” kata Airlangga dalam jumpa pers daring via kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (21/1).

Airlangga menjelaskan catatan kasus mingguan masih naik di 52 kabupaten/kota yang menggelar PPKM. Lalu tingkat kematian juga masih naik di 44 kabupaten/kota. Airlangga mengatakan keputusan Jokowi akan segera disampaikan ke para kepala daerah. Ia berharap kepala daerah bisa berupaya menekan laju pandemi. “Nanti Pak Menteri akan keluarkan SE Mendagri. Diharapkan masing-masing gubernur bisa evaluasi berdasarkan parameter,” ujarnya.

Airlangga menyampaikan pembatasan yang berlaku ada sedikit perubahan. Pusat perbelanjaan kali ini hanya boleh beroperasi hingga 20.00 waktu setempat. Sementata aturan lainnya masih sama, seperti WFH 75 persen, belajar di rumah, kapasitas rumah ibadah 50 persen, dan pembatasan transportasi sesuai kebijakan daerah.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebelumnya mengatakan PPKM di sejumlah daerah Jawa dan Bali bakal diperpanjang karena masyarakat belum mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid.”Kalau nanti dalam dua minggu itu ternyata tingkat kesadaran masyarakat belum tinggi, disiplinnya semakin hari semakin menurun, dan seterusnya pasti akan ada langkah-langkah berikutnya yang sifatnya sama bagaimana pembatasan itu,” kata Moeldoko, Rabu (20/1).

Moeldoko menjelaskan pemerintah tidak hanya berencana menggelar PPKM selama dua pekan ini. Pembatasan akan dilanjutkan jika kesadaran masyarakat soal protokol kesehatan belum berubah.

Hingga memasuki hari ke-10 sejak pertama kali  PPKM Jaw-Bali diterapkan pada 11 Januari 2021 lalu, angka kasus positif terus melonjak. PPKM tahap pertama akan berakhir 25 Januari 2021.

Sebelum masa PPKM Jawa-Bali berlaku, yakni terhitung 1 Januari-10 Januari 2021, terakumulasi sebanyak 84.828 kasus positif. Rata-rata kasus harian pada masa sebelum PPKM sebanyak 8.482.Selama penerapan PPKM, grafik kasus positif berdasarkan data milik Satgas Covid-19 justru menunjukkan tren kenaikan. Terhitung sejak PPKM diterapkan pada 11 Januari-20 Januari 2021 terakumulasi sebanyak 111.922 kasus positif. Rata-rata penambahan dalam sehari berjumlah 11.192 kasus.

** ass

Kelompok Wanita Tani Pandeglang Lahirkan Beras Analog Talas Beneng

Ciawi | Jurnal Inspirasi

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten kini memiliki beras analog dari talas beneng. Beras analog adalah beras tiruan yang dibentuk mirip seperti beras padi. Beras ini diciptakan Kelompok Wanita Tani (KWT) Bumi Pangan Lokal di Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang.

Yoyoh Rachmatunissa, penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) Kecamatan Cipeucang mengatakan, beras analog berbahan dasar talas beneng ini berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pangan alternatif. Menurutnya karakteristik beras analog ini diharapkan dapat diterima masyarakat karena memiliki bentuk dan rasa yang mirip beras. 

“Masyarakat tidak perlu mengubah pola makan karena cara konsumsi beras analog sama seperti beras yang berasal dari padi,” tutur Yoyoh, dalam dialog virtual diacara Ngopi Tani yang disiarkan Radio Pertanian Ciawi (RPC), Rabu (20/01/2021).

Cara memasaknya pun sederhana. Berasnya diciprati air, lalu dikukus dua kali hingga matang atau empuk. “Beras diciprati air,  seperti  di aron. Kemudian dikukus selama kurang lebih 10 menit. Dikasih air lagi dua kali lipat dari yang awal, kukus lagi hingga matang ( empuk), “ ungkapnya. 

Proses pembuatan beras analog talas beneng terbilang mudah. Hanya mencampur tepung talas dikombinasikan dengan sagu sebagai pengikat dan difortivikasi dengan Zinc. Cetak adonan ke dalam mesin extruder, lalu potong dengan ukuran menyerupai beras. Keringkan beras analog di bawah sinar matahari setelah itu baru dikemas. “Kita keringin dulu berasnya, biasanya kering hingga kadar air 13% ,baru packing, “ ujarnya.

Kandungan Zinc sebagai asupan gizi untuk mencegah stunting. Tidak hanya itu, indeks glikemik beras analog dari talas beneng lebih rendah ketimbang nasi putih. Sehingga baik dikonsumsi untuk pengidap diabetes, dan baik juga untuk mereka yang sedang menjalani diet dan mengalami gangguan pencernaan.

“Penderita diabetes membatasi konsumsi nasi karena konon beras  hiperglikemik. Sementara beras analog ini IGnya rendah, mudah dicerna dan  untuk diet beras ini kaya akan serat,” ujar Yoyoh.

Menyinggung keberlanjutan produksi beras talas ini, Yoyoh optimis bisa konsisten bahkan berkembang mengingat bahan baku talas beneng sangat melimpah karena banyak dibudidayakan petani di Kabupaten Pandeglang. Untuk produksi saat ini masih berdasarkan pesanan. Sementara kapasitas mesin bisa memproduksi hingga 50kg per harinya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus mendorong berbagai pangan lokal untuk menjadi pilihan dan bagian dari penyediaan pangan alternatif, untuk menurunkan konsumsi beras. Ini adalah salah satu upaya percepatan diversifikasi pangan yang merupakan salah satu strategi penyediaan pangan di masa pandemik.

Sementara Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan pangan lokal adalah produk pangan yang sudah lama diproduksi dan berkembang di masyarakat. Pangan lokal terbuat dari bahan baku lokal, dengan sentuhan teknologi lokal, dan juga pengetahuan lokal. Dedi mengatakan, Setiap daerah memiliki pangan lokal sendiri-sendiri. Sehingga pangan lokal Indonesia sangat melimpah dan tersedia di seluruh tanah air.

** Regi/PPMKP

Gibas Kirim Bantuan Sembako untuk Warga Terdampak Banjir Bandang

Babakan Madang | Jurnal Inspirasi

Bencana alam di bumi ‘Tegar Beriman’ membuat Gibas (Gabungan Inisiatif Barisan Anak Siliwangi) Resort Kabupaten Bogor  terpanggil untuk meringankan beban dengan mengirimkan bantuan sembako ke lokasi bencana banjir bandang dan tanah longsor di Gunung Mas, Puncak, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabuapaten Bogor, Kamis (21/1).

Gibas Resort Kabupaten Bogor melakukan kegiatan sosial dengan menggalang donasi dari anggota dan donatur di area Kecamatan Babakan Madang. Ara Angara selaku Komandan Brigade Resort Kabupaten Bogor sekaligus ketua penggerak penggalangan donasi mengatakan rasa simpatinya akan musibah yang menimpa warga Gunung Mas dan sekitarnya yang berdampak musibah banjir bandang tersebut.

Menurutnya, Kabupaten Bogor memang memiliki beberapa titik lokasi yang rawan akan bencana alam, apalagi saat hujan yang sering turun seperti sekarang ini.  “Saya menilai kejadian musibah itu diakibatkan berubahnya alih fungsi lahan, hutan menjadi hotel dan villa, hingga resapan air berkurang karena lebih banyak gedung daripada pohon,” kata Ara.

“Kami sebagai ormas (organisasi masyarakat) meminta untuk bisa dikaji ulang oleh dinas terkait atas perubahan alih fungsi lahan dan menindak oknum yang hanya mementingkan kepentingan kantong dari pada keselamatan alam dan masyarakat. Oleh karena itu melihat hal ini sudah terjadi, mari kita sama-sama untuk membantu meringankan beban saudara-saudara kita yang terkena bencana,” jelasnya.

“Alhamdulilah sambutan luar biasa kepedulian anggota, hingga kita langsung bergerak cepat, sehingga saat ini yang sudah terkumpul sembako, yang nantinya kami akan buka posko untuk menampung bantuan,yang alhamdulilah saat ini ada donator H. Tibyani  yang memberikan bantuan berupa sembako,” kata dia lagi.

“Saya ucapkan terimakasih kepada para pihak yang suda berkontribusi dan mempercayakan ormas Gibas untuk menyalurkan bantuan kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan,” pungkas Ara.

** Nay Nur’ain