27 C
Bogor
Monday, July 21, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 1170

MUI Kecewa Jokowi Buka Izin Investasi Industri Miras

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan kekecewaannya terhadap kebijakan pemerintah yang menetapkan industri minuman keras masuk kategori usaha terbuka yang sebelumnya tertutup. Ketentuan ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal yang diteken kepala negara pada 2 Februari 2021. Aturan itu merupakan turunan dari Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

“Ini jelas-jelas tampak lebih mengedepankan pertimbangan dan kepentingan pengusaha dari pada kepentingan rakyat,” kata Wakil Ketua MUI Anwar Abbas  dalam keterangannya, Kamis (25/2).

Anwar melihat dengan adanya kebijakan ini tampak sekali bahwa bangsa Indonesdia ini dilihat dan diposisikan oleh pemerintah dan dunia usaha sebagai objek yang bisa dieksploitasi bagi kepentingan mendapatkan keuntungan atau profit yang sebesar-besarnya.

“Bukannya pembangunan dan dunia usaha itu yang harus dilihat sebagai medium untuk menciptakan sebesar-besar kebaikan dan kemashlahatan serta kesejahteraan bagi rakyat dan masyarakat luas,” katanya.

“Dengan kehadiran kebijakan ini, saya melihat bangsa ini sekarang seperti bangsa yang telah kehilangan arah, karena tidak lagi jelas oleh kita apa yang menjadi pegangan bagi pemerintah dalam mengelola negara ini,” tambah Anwar.

Semestinya, dikatakan Anwar, pemerintah tidak memberi izin bagi usaha-usaha yang akan merugikan dan merusak. “Serta akan menimbulkan kemafsadatan bagi rakyatnya, tapi di situlah anehnya di mana pemerintah malah membuat kebijakan yang menentang dan bertentangan dengan tugas dan fungsinya tersebut,” kata Anwar.

“Di mulutnya mereka masih bicara dan berteriak-teriak tentang Pancasila dan UUD 1945, tapi dalam prakteknya yang mereka terapkan adalah sistem ekonomi liberalisme kapitalisme yang bukan merupakan karakter dan jati diri kita sebagai bangsa,” pungkasnya.

Sebelumnya, pemerintah menetapkan industri minuman keras sebagai daftar positif investasi (DPI) terhitung sejak tahun ini. Sebelumnya, industri tersebut masuk kategori bidang usaha tertutup. Lebih lanjut, dalam lampiran III Perpres 10/2021, pemerintah mengatur ada empat klasifikasi miras yang masuk daftar bidang usaha dengan persyaratan tertentu.

Pertama, industri minuman keras mengandung alkohol. Kedua, minuman keras mengandung alkohol berbahan anggur.

Adapun ketentuan untuk berinvestasi di bisnis tersebut adalah penanaman modal baru hanya dapat dilakukan di Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Provinsi Sulawesi Utara, dan Provinsi Papua dengan memperhatikan budaya serta kearifan lokal. Penanaman modal tersebut ditetapkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berdasarkan usulan gubernur.

Ketiga, perdagangan eceran minuman keras dan beralkohol. Kempat, perdagangan eceran kaki lima minuman keras atau beralkohol. Namun, ada syaratnya, yakni jaringan distribusi dan tempat harus disediakan secara khusus.

Merujuk Pasal 6 Perpres 10/2021, industri miras yang termasuk bidang usaha dengan persyaratan tertentu itu dapat diusahakan oleh investor asing, investor domestik, hingga koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Namun, investasi asing hanya dapat melakukan kegiatan usahanya dalam skala usaha besar dengan nilai investasi lebih dari Rp 10 miliar di luar tanah dan bangunan. Selain itu, investor asing wajib berbentuk perseroan terbatas (PT) berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia.

Sebagai informasi, Perpres 10/2021 telah merevisi aturan sebelumnya, yakni Perpres Nomor 44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, Perpres 10/2021 bertujuan meningkatkan daya saing investasi dan mendorong bidang usaha prioritas.

Melalui beleid tersebut, Bahlil juga menyampaikan bahwa investasi tertutup saat ini hanya ada enam, yaitu budi daya industri narkoba, segala bentuk perjudian, penangkapan spesies ikan yang tercantum dalam appendix/CITES, pengembalian/pemanfaatan koral dari alam, senjata kimia, dan bahan kimia perusak ozon.

“Indonesia tidak boleh, harus jaga moral yang baik. Untuk karang-karang jadi tidak boleh diambil, tapi yang dibudi daya alam boleh,” kata Bahlil saat konferensi pers “Implementasi Undang-Undang Cipta Kerja dalam Kemudahan Berusaha,” Rabu (24/2).

** ass

Jakarta Geger Oknum Polisi Tembak Mati 3 Orang, di Medan Bunuh 2 Wanita

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Publik dibuat geger dengan aksi koboi oknum polisi yang menembak mati 3 orang di sebuah kafe di Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (25/2). Salah satu korbannya adalah anggota TNI. Sedangkan di Medan, kasus pembunuhan terhadap dua wanita terkuak dilakukan oleh seorang oknum polisi bernama Aipda Roni Syahputra.

Peristiwa ini menambah panjang daftar pembunuhan yang dilakukan oleh oknum anggota kepolisian RI. Mirisnya, pembunuhan kali ini terjadi dalam kurun waktu yang cukup berdekatan yakni hanya berselang tiga hari. Yang di Medan, polisi membunuh dua wanita pada Senin, 22 Februari 2021. Usai membunuh dua wanita tersebut, Aipda Roni kemudian membuang mayatnya di lokasi terpisah.

Yang satu di Jalan Budi Kemasyarakatan, Lingkungan 24, Kelurahan Pulo Brayan, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan. Yang satu lagi di jalan lintas Sumatera (Jalinsum) di Kecamatan Perbaungan, Serdangbedagai, tepatnya di wilayah Lingkungan Pasiran.

Untuk jasad wanita yang ditemukan di Perbaungan, diketahui bernama Riska Fitria (21 tahun). Saat jasadnya ditemukan, ia memakai kemeja hitam motif garis kotak-kotak dan celana hitam. Sedangkan mayat wanita yang ditemukan di Medan, mengenakan pakaian motif macan tutul, namanya Aprilia Cinta (16 tahun).

Baik Cinta maupun Riska Fitria sama-sama tinggal di Lorong VI, Veteran Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan. Keduanya diketahui pergi bersama dari rumah masing-masing sebelum ditemukan mayatnya di lokasi terpisah.

Sementara itu, di Cengkareng, Bripka Cornelius Siahaan menembak mati tiga orang di Kafe RM. Mereka yang jadi korban tewas ditembak Cornelius adalah Martinus Riski Kardo Sinurat (anggota TNI AD /Keamanan RM kafe), Feri Saut Simanjuntak (pramusaji), dan petugas kasir bermarga Manik. Sedangkan satu korban luka adalah manager kafe bermarga Hutapea.

Aksi brutal ini berawal saat Cornelius datang sekitar jam 02.00 WIB bersama temannya yang bernama Pegi dan langsung memesan minuman. Karena kafe hendak tutup dan pelanggan lain sudah membubarkan diri, Cornelius ditagih bill pembayaran minuman sebesar Rp3.335.000. 

Karena Cornelius tidak mau membayar, korban Martinus selaku keamanan menegur pelaku dan terjadi cekcok mulut. Namun tiba-tiba Cornelius mengeluarkan senjata api dan ditembakkan ke arah ketiga korban secara bergantian. Kemudian Cornelius keluar kafe sambil menenteng senjata api di tangan kanannya dan dijemput temannya dengan menggunakan mobil. 

Kasus ini menuai sorotan dari Ketua Ind Police Watch (IPW), Neta S Pane. Menurut Neta, polisi yang diduga sebagai pelaku penembakan layak dijatuhi hukuman mati dan Kapolres Jakarta Barat harus segera dicopot dari jabatannya.

Ada dua alasan kenapa Kapolres Jakarta Barat harus dicopot menurut Neta. Pertama, sebagai penanggungjawab keamanan wilayah dia membiarkan ada kafe yang buka hingga pukul 04.00, padahal saat ini tengah Pandemi Covid-19. “Kedua, Kapolres kurang memperhatikan prilaku anak buahnya hingga terjadi peristiwa brutal yang diduga dilakukan anak buahnya di wilayah hukumnya,” ujar Neta kepada Indozone.

Aksi brutal polisi koboi ini sangat memprihatinkan, kata Neta. Sebab, kasus tembak mati enam laskar FPI di Km 50 Tol Cikampek saja belum beres, kini Polda Metro Jaya masih harus menghadapi kasus tembak mati tiga orang di Cengkareng. Parahnya lagi korban yang ditembak oknum polisi itu adalah anggota TNI.

“Untuk itu Polda Metro Jaya perlu bertindak cepat dan segera copot Kapolres Jakarta Barat yg bertanggungjawab terhadap keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut,” imbuh Neta.

Sementara Kafe RM sendiri termasuk kafe yang membandel saat PPKM untuk mencegah penularan Covid-19 yang mestinya tidak boleh dibuka hingga dini hari apalagi hingga subuh saat pandemi.

Kasat Pol. PP Jakarta Barat Tamo Sijanat mengatakan, pihaknya telah dua kali melakukan penindakan terhadap kafe RM. Sayangnya kata dia manajemen kafe itu tetap membandel buka usaha di tengah pandemi.

Kafe RM kata dia pernah didenda oleh Satpol PP Rp5 juta dalam sekali sanksi. Namun pemilik tidak juga kapok dan kafe hiburan itu tetap buka. Hingga kemudian pada Kamis dini hari, 25 Februari 2021 terjadi kasus penembakan di kafe tersebut.

“Ya buka itu. Sebenarnya udah dua kali kita tindak melanggar protokol kesehatan, dia kita tindak didenda Rp5 juta,” ujar Tamo, Kamis (25/2).

Tamo mengatakan pihaknya telah memberikan sanksi penutupan 1×24 jam hingga denda administrasi maksimal sesuai pelanggaran kafe tersebut. Tamo menjelaskan setelah dilakukan penindakan dua kali namun kafe RM mengubah konsepnya menjadi restoran. Begitu pula dengan izin RM Kafe diubah.

** ass

Kuasa Hukum: Ada Dugaan Pembunuhan Berencana

Cibungbulang | Jurnal Inspirasi

Pasca ditemukan pada Kamis (25/2/2021) pagi, pihak keluarga korban DP melalui kuasa hukumnya Banggua Togu Tambunan menyampaikan dari hasil pemeriksaan beberapa saksi, korban DP diduga dibunuh.

“Ada beberapa orang yang sudah di BAP terkait penemuan mayat. Lebih banyak sih BAP warga yang menemukan, walaupun ayah korban sedikit diintrogasi. Karena memang suasana hati masih bersedih,” ungkapnya Banggua Togu Tambunan kepada wartawan pada, Kamis malam (25/02/2021).

Bahkan, Banggua Togu Tambunan menduga, bahwa dugaan pembunuhan terhadap korban DP itu seperti pembunuhan berencana. “Ini pembunuhan sepertinya pembunuhan berencana. Karena tadi penyidik menyampaikan bahwa almarhumah berangkat dari kemarin pagi dan terakhir hp-nya itu aktif hingga jam 13.00 WIB,” ucapnya.

Banggua Togu Tambunan mengatakan, bahwa pihak keluarga awalnya merasa cemas karena anak perempuannya tidak kunjung pulang malam itu. “Setelah dari situ keluarga mulai merasa cemas. Orang tua resah dan baru mendapatkan kabar tadi pagi,” katanya.

Namun, Banggua Togu Tambunan belum bisa memberikan keterangan lebih jauh perihal ada tidaknya luka di tubuh korban maupun penyebab kematiannya. “Hari ini hasil otopsi baru kami terima. Hasilnya belum dapat kami sampaikan. Yang jelas kalau dari fisik ada tindak pidana lainnya,”katanya.

Seperti diketahui, temuan mayat terbungkus plastik hitam menggegerkan warga Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor pagi tadi. Mayat tersebut tergeletak di depan toko bangunan.

Dari keterangan polisi hasil olah tempat kejadian, korban dalam kondisi memakai kaos putih dan celana pendek. Selain itu, kaki korban dalam kondisi terikat.

Dari keterangan rekan ayah korban, gadis berinisial DP (18) asal Cibungbulang, Kabupaten Bogor itu pergi pamit mengerjakan tugas sekolah pada Rabu 24 Februari 2021. Tetapi, korban tak kunjung pulang hingga ditemukan meninggal dunia.

** Cepi Kurniawan

Perangi Covid-19, Anggota Dewan Ini Bagikan Suplemen Herbal Hadipranoto

Bogor | Jurnal Inspirasi

Penularan Covid-19 di Kota Bogor yang masif, mengundang keprihatinan Anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan, Syarif Sastra. Iapun  berinisiatif untuk membantu pemerintah dalam memerangi covid dengan cara membagikan suplemen herbal racikan Hadipranoto kepada warga yang terkonfirmasi positif corona.

“Ya, suplemen herbal ini cukup efektif menyembuhkan Covid-19 yang sudah terkonfirmasi positif. Yang saya ketahui, sudah banyak pasien yang sembuh hanya dalam waktu lima atau enam hari. Dan, jamu herbal ini saya bagikan secara gratis,” ujar Syarif Sastra kepada wartawan, Kamis (25/2).

Menurut Syarif, herbal tersebut tak hanya ia bagikan kepada pejabat Kota Bogor yang terkena covid, melainkan masyarakat yang juga terjangkit virus asal Wuhan, China itu. “Sejauh ini permintaan untuk herbal itu meningkat karena mungkin sudah membuktikan khasiatnya,” ucapnya.

Bahkan, belum lama ini Syarif sempat mengunjungi pasien corona yang dirawar di Rumah Sakit Lapangan Kota Bogor. Disana, ia memberikan edumasi sambil membagikan suplemen herbal tersebut.

“Sebagai upaya pencegahan corona sebanyak 3 galon, di tiap lantainya. Ia berharap, melalui herbal tersebut bisa membantu penyembuhan pasien Covid-19, terutama yang memiliki penyakit bawaan,” jelasnya.

Ia mengaku, hal itu dilakukan sebagai ikhtiar dalam membantu sesama, agar dapat memenangkan peran melawan Covid-19. “Saya tak menjual, tapi saya berikan, jamu herbal Hadipranoto yang saya beli sendiri. Dan, beberapa pasien, menyampaikan sembuh dalam waktu paling lama sepekan setelah mengkonsumsi jamu herbal tersebut,” tuturnya. 

Lebih lanjut, kata dia, salah satu jalan yang ditempuh untuk mengakhiri pandemi adalah dengan melakukan vaksinasi massal agar bisa kembali normal. “Kalau merujuk dari keterangan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes, Siti Nadia Tarmidzi, vaksinasi Covid-19 di Indonesia tidak akan memakan waktu lama. Vaksinasi Covid-19 di Indonesia tidak akan lebih dari dari dua tahun, ya semoga saja,” tandasnya.

** Fredy Kristianto

Polisi Lakukan Penyelidikan Atas Tewasnya Remaja Putri yang Terbungkus Plastik Hitam

Bogor | Jurnal Inspirasi

Polisi melakukan penyelidikan terhadap temuan sesosok mayat yang terbungkus plastik hitam yang menggegerkan warga di Jalan Raya Cilebut, Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor pada Kamis (25/2) pagi. Kopolreta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Pranomo Condro mengatakan bahwa mayat yang ditemukan merupakan seorang perempuan yang berusia belasan tahun. “Masih dalam penyelidikan,” ujar Kombes Pol Susatyo.

Ia meyakini, bila jasad perempuan yang ditemukan dalam kantung plastik hitam itu merupakan korban pembunuhan. “Yang pasti ini mayat tidak wajar ya meninggal tidak wajar, nanti lebih lanjut lagi kita lihat,” katanya.

Dari hasil identifikasi, jasad korban dalam kondisi terikat kaki dan tangannya. “Jasad utuh tidak ada bekas mutilasi tidak ada untuk semua kondisi mayat dalam kondisi lengkap,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, ciri-ciri jenazah itu menggunakan celana pendek bergambar kartun doraemon dan kaus berwarna putih. Jenazah perempuan ini belakangan diketahui berstatus sebagai siswi SMAN 1 Cibungbulang Kabupaten Bogor bernama Diska Putri (18). Ia menegaskan, polisi telah memeriksa sekitar empat saksi dalam perkara ini.

Terpisah, salah seorang saksi mata, Dedi mengatakan, jenazah perempuan naas itu terjadi pada pukul 07.00 WIB. “Saat itu sedang mengeluarkan mobil terus diliat ada plastik saya pikir sampah, tapi posturnya kaya tubuh wah mayat, setelah itu saya lapor Pak RT,” katanya kepada pojokbogor saat berada di lokasi.

Dedi mengaku, tidak melihat orang yang mencurigakan karena pada sore hari sudah tutup. “Kalau malam sudah tutup, karena kita sendiri tutupnya sejak sore,” tandasnya.

**  Fredy Kristianto

Dinkes Vaksin Lagi Ratusan Nakes

Bogor | Jurnal Inspirasi

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) melaksanakan vaksinasi massal bagi ratusan tenaga kesehatan (nakes) di Kantor Dinkes, Jalan Kesehatan, Kecamatan Tanah Sareal, Kamis (25/2).

Sekretaris Dinkes, dr Erna Nuraena mengatakan bahwa vaksinasi massal yang dilakukan pada Kamis (25/2) adalah kelanjutan giat vaksin di Bogor Senior Hospital (BSH) pada 11 Februari lalu. “Saat itu ada 688 nakes yang divaksin. Sekarang ada 620 orang. Tapi tidak untuk lansia, karena jarak vaksinasi lansia dari tahap pertama ke kedua memakan waktu 28 hari,” ujar Erna kepada wartawan, Kamis (25/2).

Menurut Erna, kendati sudah divaksin bukan berarti seseorang dapat terbebas dari penularan Covid-19. Namun, tujuan dari vaksinasi adalah agar membuat antibodi seseorang bekerja lebih cepat.

“Kalau mereka yang sudah divaksin antibodi dapat bekerja 1×24 jam. Sedangkan orang yang belum divaksin butuh waktu lama, sehingga virus dapat reproduksi. Makanya walau sudah divaksin tetap harus menjaga 5M, sebab masih bisa tertular dan menularkan,” katanya

Disinggung mengenai vaksinasi selanjutnya. Erna menyatakan bahwa sasaran berikutnya adalah petugas pelayanan publik, awak media, pelaku usaha, guru, tokoh agama dan pariwisata. “Karena mereka berisiko tinggi lantaran banyak kontak dengan orang,” ungkapnya.

Saat ini, sambung dia, Dinkes masih melakukan pendataan terhadap masyarakat yang akan menerima vaksin. “Masih proses pendataan. Sementara sudah masuk 23 ribu. Kami sedang mengatur jadwal vaksinasi, diharapkan untuk dua dosis vaksin dapat selesai pada April,” tuturnya.

Kata dia, Dinkes akan mengatur strategi untuk menuntaskan vaksinasi itu dengan cara vaksinasi massal dan vaksinasi di fasilitas kesehatan (faskes). “Tempat publik pun kemungkinan akan dimodifikasi untuk vaksinasi,” ucapnya.

Sementara, kata dia, berdasarkan data yang dimiliki di Kota Bogor terdapat 10.722 nakes. Namun, baru 9.000 yang sudah divaksin.

“Itu karena masih ada kendala. Untuk tahap pertama, kami terima 9.150 vial, saat ini hanya tersisa 30 dosis. Sedangkan kemarin kita terima 7.730 vial atau 69 dosis untuk 34 ribu orang. Untuk saat ini, komorbid, lansia dan ibu menyusui sudah bisa divaksin,” tandasnya.

** Fredy Kristianto

PT Ikhlas Is Indonesia PHK Karyawan Tanpa Pesangon

Mu’ad Khalim: Saya Akan Panggil Disnaker

Gunungputri | Jurnal Inspirasi

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor, Muad Khalim akan mengecek PT Ikhlas Is Indonesia di Desa Tlajung Udik, Kecamatan Gunungputri yang bergerak di bidang percetakan sablon itu dalam waktu dekat. Perusahaan tersebut diketahui tidak memberikan pesangon terhadap karyawannya setelah diberhentikan.

Politikus PDIP itu mengatakan, seharusnya tidak ada alasan bagi perusahaan manapun ketika karyawannya sudah tidak dipekerjakan tidak mendapatkan pesangon. “Tidak alasan jika karyawan PHK tidak dapat pesangon. Saya akan konfirmasi ke pihak terkait, baik perusahaan maupun karyawan yang di PHK itu sendiri,” ucap Muad Khalim kepada Jurnal Bogor, Kamis, (25/2).

Khalim sapaan akrabnya menambahkan, selain  perusahaan, dia juga akan berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya yakni Dinas Ketenaga Kerjaan (Disnaker) Kabupaten Bogor untuk melakukan konfirmasi terkait perjanjian antara perusahaan dan karyawan yang ada di PT ikhlas Is Indonesia tersebut.

“Nanti saya koordinasi dengan Disnaker sejauh mana perjanjian selama ini tentang permasalahan yang ada. Nanti akan kita cek dulu informasi dan data yang sebenarnya,” tambahnya.

Dia memaparkan, jika merajuk sesuai aturan yang ada, seharusnya perusahaan tidak beralasan untuk memberikan pesangon bagi karyawan yang sudah tidak dipekerjakan lagi sesuai dengan peraturan yang ada. “Kalo aturannya tetap harus ada pesangon tinggal perjanjiannya seperti apa,” tandasnya.

** Nay Nur’ain

Pasar Rakyat Leuwisadeng Kosong dan Kumuh

Leuwisadeng l Jurnal Bogor

Pasar Rakyat Leuwisadeng  yang dibangun 2017 dan diresmikan pada 2018, kondisinya selain kosong kini kumuh tak terurus. Pantauan Jurnal Bogor, hampir seluruhnya bangunan gedung Pasar Rakyat Leuwisadeng sudah mengalami kerusakan. Kondisi ini karena sudah lama kosong dan yang ada hanya kawanan kelelawar di ruangan gedung Pasar Rakyat tersebut.

Aktivis Bogor Barat Rahmatullah, sangat menyayangkan sekali bangunan pasar yang berada di Lewisadeng keadaannya kumuh dan tak terurus. Pasar tersebut sudah seperti rumah hantu padahal bangunan pasar ini dibangun menggunakan anggaran APBD Kabupaten Bogor nilainya miliaran.

“Uang rakyat yang tidak sedikit itu, ditambah kondisi bangunannya berantakan, tidak layak dan  sama sekali tidak bermanfaat untuk dipakai,” kata Rahmatullah kepada Jurnal Bogor, Kamis (25/2).

Menurutnya, pemerintah seharusnya dengan adanya hal ini jangan membiarkannya begitu saja. Pemerintah harus ambil tindakan yang cepat dan tepat agar bangunan pasar tersebut tidak hancur. Seharusnya kata dia, ada perawatan dan penataan agar bangunan tersebut ketika dimanfaatkan kondisinya dalam kondisi layak.

“Saya rasa daripada dibiarkan rusak kan bisa dimanfaatkan  untuk kegiatan usaha lainnya. Tentu pasti banyak ide yang penting ada niatan dari pemerintah tujuannya untuk meningkatkan perputaran ekonomi di masyarakat,” tuturnya.

Dia pun meminta  pemerintah bekerja tidak miskin ide dan harus kreatif dengan memberikan gagasan agar bangunan yang menjadi aset pemda tidak mubazir. “Mesti ada upaya menghasilkan nilai ekonomi untuk masyarakat dan pajak yang dihasilkan. Kalau memang selalu dibiarkan kosong ada banyak alasan apakah memang sosialisasi yang kurang tepat, apakah yang lainnya,” jelasnya.

Menurutnya, kondisi ini tergantung juga pihak yang mengelolanya apakah mampu mendesain atau mengemas dengan baik. “Kalau memang sama sekali tidak bisa juga, bagaimana kedepan untuk membangun yang tepat sasaran dan bisa dimanfaatkan untuk sarana kepentingan masyarakat,” ungkapnya.

Sebelumnya,  Camat Leuwisadeng Rudy Mulyana mengusulkan dalam Musrenbang mengenai Pasar Takyat Leuwisadeng yang sudah lama kosong untuk kegiatan terminal agrobisnis. “Kalau memang Pemkab mengijinkan, kami akan menata dan mengemas pasar rakyat tersebut menjadi agrobisnis mulai dari sektor pertanian dan banyak kegiatan lainnya,” kata dia.

Ia berharap apa yang diinginkannya itu akan menjadi prioritas karena telah menjadi kebutuhan masyarakat.

** Arip Ekon

Nostalgia Fotografi Analog Bersama Bogor Bersoreria

Bogor | Jurnal Inspirasi

Bogor Bersoreria adalah lab film yang menyediakan jasa cuci dan pindai roll film untuk kamera analog. Jasa yang disediakan oleh Bogor Bersoreria yaitu cuci pindai roll film negatif ECN (hitam putih), cuci pindai roll film negatif C41 (berwarna) dan cuci pindai roll film positif E6. Bogor Bersoreria juga menjual roll film dan kameranya.

Moehammad Ridwan

Roll film yang dijual mulai dari roll film Fuji, Kodak, Illford, Kiro. Sedangkan untuk kamera, Bogor Bersoreria sejauh ini baru menyediakan kamera disposable (sekali pakai) dan kamera-kamera analog bekas yang biasanya titipan dari teman-teman.

Lab yang di kelola oleh Moehammad Ridwan ini berlokasi di Jl. Padi no. 101, Baranangsiang, Kota Bogor, tepat disebelah 101 Coffee. Buka mulai dari jam 9 pagi sampai jam 8 malam, bisa juga lewat dari jam operasional dengan cara menghubungi kontak Bogor Bersoreria terlebih dahulu. Yang bekerja di Bogor Bersoreria sejauh ini ada dua orang, yaitu Moehammad Ridwan sendiri dan Rendyka Widya.

Moehammad Ridwan sendiri memulai fotografi analog sejak kecil namun lebih serius aktif pada tahun 2015. Pria yang biasa disapa Wanto ini sebelumnya selalu mengandalkan jasa cuci film di Jakarta atau Bandung. Kemudian muncul ketertarikan untuk memiliki atau mengelola lab sendiri. “Kayaknya punya lab sendiri, asik. Bisa nyuci sendiri dan sebagainya,” ujar Wanto.

Ada pula desakan dari komunitas Bogor 35mm (Komunitas fotografi analog di Bogor). Karena mereka merasakan apa yang Wanto rasakan. Untuk mencuci film dengan kualitas baik, harus mencari penyedia jasa cuci film ke Jakarta atau Bandung. Juga dengan tujuan untuk menjaga ekosistem komunitas fotografi analog, akhirnya tercetuslah ide untuk mendirikan franchise Bersoreria, yang pusatnya berada di Jakarta.

Salah satu fotografer ternama di Indonesia, Anton Ismael, adalah salah satu dari pendiri Bersoreria Jakarta. Salah satu motivasi terkuat wanto untuk mengelola franchise bersoreria adalah karena hobi, juga disisi lain bisnis ini cukup menjanjikan.

Untuk mempromosikan Bogor Bersoreria, biasanya Wanto dan Rendyka memulai dengan basa-basi. Menanyakan teman-teman, apakah masih punya kamera analog, yang mungkin bekas orang tua mereka. Kemudian mengajak mereka untuk mencoba fotografi analog dan memperkenalkan Bersoreria Bogor sebagai tempat cuci film sekaligus penyedia roll film baru untuk dibeli dan digunakan.

Sejauh ini cara itu cukup berhasil. Salah satu faktor pendukungnya adalah karena di Bogor sudah ada lab cuci yang berkualitas, yaitu Bersoreria. Sehingga memudahkan para pegiat fotografi analog.

Bagi yang berminat menikmati jasa cuci film dari Bersoreria, bisa langsung datang ke Bersoreria. Apabila ingin sharing seputar fotografi analog, mereka juga sangat terbuka. Bahkan bila ada yg baru ingin memulai untuk mencoba fotografi analog, mereka dengan senang hati mau meminjamkan kamera yang bisa digunakan.

Wanto juga berbagi tips untuk kalian yang ingin memulai untuk belajar fotografi. Kalian bisa belajar dimulai dengan fotografi analog. Alasannya adalah kamera dan filmnya yang harganya cukup terjangkau. Kemudian dengan metode fotografi analog, kita akan lebih jauh menghargai proses dan hasilnya, karena hasilnya tidak bisa langsung jadi.

** Arafat Zawaid [MG/Unp-Jb]

Dua Kali Dihantam Longsor, 73 KK di Kampung Cogreg Minta Relokasi

Nanggung l Jurnal Inspirasi

Puluhan Kepala Keluarga (KK) di Kampung Cogreg RT 02 RW 03, Desa Parakanmuncang, Kecamatan Nanggung meminta untuk segera direlokasi setelah dua kali diterjang longsor. Kepala Desa Parakanmuncang Mauludin mengatakan, wilayah kampungan Cogrek seluas 1 hektare ditempati puluhan KK. Kampung itu berada dibawah tebing setinggi sekitar 30 meter dan  pernah  terjadi longsor dan memporakporandakan 4 bangunan rumah yang berada dibawahnya.

“Dari awal tahun Januari 2020, hingga pertengahan Januari Kampung Cogreg kembali diterjang longsor. Warga merasa tak nyaman akhirnya mereka minta untuk direlokasi,” kata Kepala Desa Parakanmuncang Mauludin kepada Jurnal Bogor, Kamis (25/2).

Dari usulan pertama, kata Mauludin,  ketua RT setempat  menyampaikan  sebanyak 43 kepala keluarga yang minta  direlokasi. “Karena permintaan warga kemudian pak RT  mengusulkan kembali data rumah yang harus direlokasi. Jadi  secara keseluruhanada  73 KK  yang harus direlokasi,” sebutnya.

Menurutnya, mereka layak direlokasi karena Kampung Cogreg dikelilingi bukit dan tebing tinggi sehingga rawan longsor. Masyarakat mengaku, ketika malam disaat hujan besar  tak bisa tidur, karena was was longsor akan kembali terjadi.

Selain Kampung Cogreg kata dia, dari 31 RT, 9 RW, dan 2 Dusun di  11 kampung termasuk Kampung Pasirmaung dan Pakapuran kini kondisinya mengkhawatirkan. Mauludin mengatakan, tim Geologi dan BPBD sudah beberapa kali survei ke lokasi Kampung Cogreg, namun saat ini belum ada informasi lanjutan.

“Padahal untuk lahan tempat relokasi 2 titik lokasi  sudah disiapkan, tinggal disurvei kelayakannya. Kami harap pihak dinas terkait, segera memberikan kepastian mengenai kabar lanjutan rencana pembangunan relokasi. Terlebih seringkali warga mempertanyakan mengenai nasibnya. Kini warga telah bersedia  untuk di relokasi,” paparnya.

Ketua RT 02 RW 03 Kampung Cogreg  Aning mengaku  sesuai usulan dari warga yang disampaikan melalui Pemerintah Desa sebanyak 73 kepala yang rumahnya meminta untuk direlokasi. ” Karena kondisinya tak aman, akhirnya semua masyarakat Kampung Cogreg minta direlokasi,” pungkasnya.

**  Arip Ekon