28.9 C
Bogor
Wednesday, May 14, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 4

Purna Tugas Vs Purna Bhakti Bagi Saya AA

Dr.H.Apendi.Arsyad ketika di DAS Cinangneng, Kab.Bogor.

Bismillahir Rahmanir Rahiem
Ada yang bertanya via WA japri kepada saya, adik kader HMI Bogor or aktifis yang lain…”ada kesibukan apa sekarang Kanda?” Ya sibuk ya? Begitu bunyi narasi singkatnya, tertulis pesan di WA ponselku.
Jawabanku,…
ya begitulah..saya sudah purna tugas sebagai dosen PTS Universitas Djuanda (UNIDA), Ciawi Bogor, terhitung sejak tgl 1 November 2024, tugas rutin mengajar matkul, meneliti/menulis publikasi ilmiah di jurnal, membimbing PKL, KKN dan Skripsi mahasiswa dan tugas pengabdian pada masyarakat (ppm), singkatnya tugas Tri Dharma Perguruan Tinggiku telah “selesai”, berakhir, alhamdulillah. Akan tetapi faktanya tugas Purna-bhakti tidak henti-hentinya, hingga sekarang, ada saja rekan-rekan para Sahabat yang bertamu ke rumahku. Dan atau mereka mau ngobrol “ngaro-ngidul” denganku di resto-resto (coffee shop) atau di kantor-kantor ormas, NGO/LSM, Parpol dan atau kantor Dinas-Pemda.

Juga mereka ingin ngobrol bertukar pikiran di worskop, or coffee shop, biasanya saya bersama dengan kaum muda/para mhs aktifis BEM dan UKM serta grup komunitas kreatif yang memiliki cara pandangan (mindset) yang agak kritis, analitik dan berkegemaran untuk pengembangkan minat-bakat keingin-tahuan (couristist development) mengenai soal-soal atau isu-isu strategis ipoleksusbudhankam, yang muttahir, updating.

Mereka kaum muda ini adalah komunitas aktivis Ormawa di kampus-kampus besar, insyaAllah mereka cikal bakal sosok dan vigur pemimpin masa depan (the future leader)yang tangguh, bersih dan terbebas prilaku jahat korupsi/kkn yang mensengsarakan rakyat.

Kemaren di Warkop Mardesa, Desa Cikarang tepatnya di belakang kampus IPB Dramaga, saung Mardesa owner/CEOnya Dekan Fema University, adikku Prof.Dr.Syofyan Syaf, penemu dan ahli Data Desa Presisi (DDP), dari sore sampai magrib kami bertukar pikiran di saung Mardesa dengan para mahasiswa S2/S3 dan alumni IPB aktivis Kahmi dan ICMI Orwilsus Bogor. Kami berdialog, berdiskusi dengan serius tentang sikon politik Indonesia muttahir, lupa waktu masuk maghrib.

Terkadang ada juga mereka datang ke rumahku, tetapi sebelumnya telepon atau WA japri dulu, memberi tahu, janjian dulu, mereka ingin ke rumahku di loksasi geogle map tertulis ” Ecofunworkshop” dengan alamat di Wangun Atas Kel.Sindangsari Botim.City. Tadi siang Senin 28/4-2025 saya kedatangan tamu Dosen Senior Faperta Universitas Djuanda, bpk Octavianus Ir.MSc bersama mahasiswi bimbingannya, alumnus Agroteknologi, namanya Fathia, baru tammat S1, kemudian ingin melanjutkan studi magister di SPS IPB University, Fathia meminta rekomendasi saya untuk persyaratan lamaran ke SPS IPB, saya sangat senang, mensupportnya dan wellcome to my home.

Pada lk kurun waktu sebulan yang lalu, ada bpk Kiyai pengasuh Ponpes besar beralamat di Parung Bogor, namanya bpk Drs. KH Memet Jalaludin beserta isterinya ibu Hj.Ida didampingi aktivis ICMI Orda Kota Bogor yg telah sukses menggelar event spektakuler BiiFest (Bogor ICMI, Islamic Festival) Ramadhan 1446 H yang digelar rangkaian acaranya di Mal.Botani Square Br Siang Kota Bogor, bernama akang Ramdhoni. Mereka datang ke rumahku, kami ngobrol ngaro ngidul tentang pembinaan umat, terutama kehidupan dan masa depan kaum santri ponpes di era milenial, digital era.

Ya saya senang saja, bisa sharing dengan pak.ustadz KH Memet Jalaluddin, yang kata beliau, dia selalu membaca artikel saya AA di medsos, dan telah membaca buku terbaru sosok panutannya, buku saya berjudul “Memperjuangkan Ajengan KH Sholeh Iskandar Menjadi Pahlawan Nasional” by Dr.Ir.H.Apendi Arsyad.MSi, terbit perdana Pebruari thn 2025, penerbit IPB Press 150 halaman. Bpk Kiyai Memet senang membaca buku “Mengenang KH Sholeh Iskandar” tersebut, selanjutnya beliau ingin mensosialisasikan tentang nilai-nilai kepahlawanan ulama patriot bangsa alm Ajengan KH Sholeh Iskandar untuk kalangan santrinya yang jumlah populasinya ribuan orang anak-anak dan remaja di Ponpes asuhannya AlBirru Walidain. Saya senang menerima tawaran bpk KH Drs.Memet Jalaluddin, sekarang saya menunggu undangan Ponpes AlBirru Walidain Parung Bogor, Jawa Barat.

Memang kira-kira setahun yang lalu, rumah saya didatangi belasan kaum muda Santri diklat Kepemimpinan Ulil Albab, asuhan adinda Nur Alam, alumni IPB dan aktifis UKM BKI IPB University, kini menjadi aktivis dakwah Islam.Bogor, dan beliau pernah menggerakan program Gerakan Sholat Subuh di Kota Bogor. Adinda Alam punya komunitas Pembinaan Kader kepemimpinan Muslim di pondokannya di daerah Ciomas Bogor.

Mereka selain mengundang saya AA sebagai narsum di forum webinar zoom.meeting, juga datang ke rumahku untuk berdiskusi, setelah saya.menyampaikan pokok-pokok materi tentang.kepemimpinan Islam (Islamic Leadership), kami.berdiskusi dengan antusias dan serius. Pertemuan saya dengan lk 11 orang anak muda, sebagian besar mahasiswa IPB program Pascasarjana (SPS IPB University) yang berasal dari beberapa Provinsi di Indonesia itu, melakukan sharing dialognya, yang sungguh mengasyikan kami.

Pengalaman kami berdiskusi dengan kaum.muda Islam, menghabiskan.waktu 4-5 jam, tak terasa penat, begitulah asyiknya, meeting dimulai pkl 7 wib di pagi hari bertempat di teras rumahku, kami ngariung, dan baru finish menjelang Azan sholat zhuhur, bubar, dan kemudian kami sholat berjemaah di musholah At Tauban dIsamping rumahku. Setelah sholat zhuhur berjemaah, kami makan siang dengan menu “gado-gado” ala kadarnya, kami ngobrol serius lagi, kemudian bubar saling bersalaman, para peserta pun pulang.

Begitulah sepenggal cerita singkat tentang tugas purna-bhakti yang saya jalani hari ke hari. Jadi, jika sampean bertanya Sekarang sedang sibuk apa..kah ? Ya jawaban saya,… ya begitu itu. Pokoknya seandainya Antum, mas Sultan Agung ada niat kita bertemu, menjalin silaturrahmi dengan si pengacara AA, pengacara, artinya “pengangguran banyak acara” he he hem, ya silakan kontak saja saya. Kita bisa janjian bertemu dimana dan kapan? You are wellcome too.

Alhamdulillah, saya punya pengalaman manis (sweet memory) tentang.pengalaman menerima tamu dari kalangan tokoh politik diantara pimpinan PKS Kota Bogor yakni adinda Dr.Atang Trisnanto, alumni.Fahutan IPB mantan Presma IPB thn 1995an, beliau adalah calon Walkot Bogor Pilwalkot thn.2024 seketika itu.

Kami ngobrol “ngaro-ngidul” lk 3 jam di gubukku, soal agenda Pilkadal Walkot Bogor dengan diskusi politik serius dan issu-issu pembangunan kota Bogor lainnya, dan alhamdulillah kemudian beliau meminta saya sebagai salah seorang “think tank”, ya alhamdulillah, pinangannya itu, saya wellcome saja, tetapi sayang “dewi fortune” belum memihak ke PKS, hasilnya cawalkot Bogor.”eleh” ya ngak apa-apa, nama permainan politik, ya konsekwensinya pasti ada yang “kalah dan menang”. Kita berjiwa besar (legowo) saja menerima kenyataan persaingan politik yang menguras energi pemikiran dan modal material, duit tsb.

Selain itu, di era pensiunan resmi setelah memerima SK “phk” dari kampus UNIDA Bogor yang saya dirikan thn 1986 atas nama BHP UNIDA-Yayasan PSPI, ada saja tokoh ingin bertemu dengan saya AA. Salah seorang tokoh pergerakan dakwah Islam nasional, Bung Dr.Alfian Tanjung, pendakwah kritis yang rajin mencerahkan ummat Islam Indonesia akan bahaya bangkitnya kembali PKI di Tanah Air. Bung Alfian, ingin bertamu dan datang.ke rumahku bersama putranya Muhammad Iqbal, kira-kira setahun lalu, di masa Pemilu Pileg dan Pilpres thn 2024.

Kami berdiskusi di ruang perpustakaan pribadi di rumahku, lanjut ke kebun hortikulturaku yang terdapat di belakang rumah sambil melihat tanaman buah-buahan dan.tanaman hias (hortikultura). Kami asyik mengobrol “ngaro ngidul” termasuk sharing pengalaman hidup masing-masing dalam perjuangan.

Alhamdulillah, saya senang and happy, bahkan merasa bangga dan bersyukur mendapat kunjungan seorang tokoh nasional ulama anti PKI di era regim Mulyono, beliau pernah masuk penjara, dihukum selama lk 4 tahun, jika tak salah. Alhamdulillah, saya dengan bung ustadz Dr.Alfian Tanjung masih berkomunikasi lewat WA japri hingga sekarang. Itulah tambahan sekelumit cerita tentang pemanfaatan waktu pasca purna tugas menjadi “purna bhakti” yang bicaranya ngaro-ngidul, kami ber “imajinasi dan idealisme” yang mengsyikan, menghibur dan mencerahkan serta menginspirasi untuk masa depan umat dan bangsa.

Selanjutnya materi hasil diskusi itu, dapat saya manfaatkan atau dijadikan materi penulisan artikel public opinion AA untuk disending ke redaksi Medsos yang sdh berlangganan spt Jurnalbogor.com, Lead.co.id, Amanah.news, Tribun.news, Riau.post, etc etc. Maksud saya menulis dalam upaya menyumbang pemikiran cerdas dan kritis untuk saling mengingatkan dalam rangka untuk memajukan kehidupan negera-bangsa (nation state), NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Faktanya terkadang artikel karanganku itu, disamping isinya mengapresiasi Tokoh Pemerintahan dan Swasta yang berprestasi, juga nengkritik pedas para pejabat dan penyelenggara negara terhadap perilaku kriminal KKNnya, korupsi, kolusi dan nepotisme yang merusak tatanan sosial, yang dilakoni para koruptor, penghianat bangsa di Negeri ini.

Ya, … konsekwensinya yang saya terima, ada respons atau “feed back” berupa sikap appresiasi, penghargaan bahkan “sanjungan” kepada penulis AA, tetapi ada juga sikap sebaliknya, mereka “marah-marah” kurang terima, dan melakukan perlawanan dan kritik balik..yo weslah !

Ya sikap saya AA menghadapi persoalan reaksi respon “positif dan negatif”, saya hadapi dengan sikap Legowo, sabar dan berjiwa lapang dada, jika ada yang positif respon feedbacknya dari para pembaca, ya saya berucap “alhamdulillah” segala puji bagi.Allah, bersyukur ada kenikmatan. Kemudian, sebaliknya bagi mereka pembaca artikel saya AA “marah-marah”, tidak mau terima, ya saya pun berucap “astaghfirullah”. Berikutnya, saya suruh mereka si protestan untuk menulis di media massa, mengkritik balik saya. Untuk respon negatif ini sikap saya, ya minta ampun kepada Allah SWT “astaghfirullah”, jika memang ada atau terdapat kekhilafan dan kesalahanku dalam publikasi di medsos.

Yo weslah, alhamdulillah sikap begitu membuat jiwaku aman dan nyaman, tidur pun nyenyak dan makan juga enak, bergaul antar sesama aman sentosa, istilah kreennya jiwa ragaku dalam keadaan “sakinah mawaddah warohmah”, alhamdulillah. InsyaAllah kita selalu sehat walafiat and always happy.

Sekian dan terima kasih atas atensinya atas tulisan saya ini bercerita “kesibukan apa di masa waktu pensiunan” ya purna tugas rutin sudah berakhir, akan tetapi tigas purna bhakti nampaknya tak akan berakhir selagi hidup, dan tak habis-habisnya. Hal demikian itu, merupakan pesan moral yang pernah saya dengar dan yang saya terima nasehatnya dari sahabat saya cendekiawan muslim bpk Prof.Dr.Win Nugroho, periset BPT-BRIN Ciawi Kabupaten Bogor tempo hari, purna tugas selesai, tetapi purna-bhakti jalan terus, go head!. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan menolong hamba-hambaNya yang beriman, bertaqwa, gemar berbuat kebajikan dan mempercayai kehidupan akhirats setelah mati, fastabiqul khairats, Aamiin-3 YRA ***

Gallery and Ecofunworshop, Kp Wangun Atas Rt 06 Rw 01 Kel.Sindangsari, Botim.City, West Java, Selasa 29 April 2025.

Wassalam
====✅✅✅
Dr.Ir.H.Apendi Arsyad.MSi (Pendiri dan Dosen Universitas Djuanda Bogor 1986-2024, Dosen LB SPS IPB University, Pendiri dan Ketua Wanhat MPW ICMI Orwil Khusus Bogor merangkap Wasek Wankar MPP ICMI, Konsultan, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial melalui Tulisan-tulisannya di Media Sosial)

Hadapi Tantangan, Sejumlah Program Food Estate Gagal

Bogor | Jurnal Bogor
Food estate di Indonesia terus mengalami kegagalan selama lebih dari seperempat abad. Program food estate yang mengalami kegagalan meliputi proyek lahan gambut 1,4 juta ha (1996), MIFEE 1,23 juta ha (2008), Food Estate Bulungan 300.000 ha (2013), Food Estate Ketapang 100.000 ha (2013) hingga Rice Estate 1,2 juta ha (2015). Rangkaian kegagalan tersebut tidak terlepas dari berbagai tantangan besar yang dihadapi.

Dalam Seminar FPN 2025 yang mengangkat topik “Food Estate & Masa Depan Pangan: Kolaborasi atau Jalan Sendiri-sendiri?”, Prof. Dr. Ir. Dwi Andreas Santosa, M.S, Dewan Guru Besar IPB – Komisi A, menjelaskan, salah satu tantangan besar yang dihadapi yaitu ketergantungan impor beras hingga 2 juta ton/tahun yang diakibatkan oleh berakhirnya swasembada beras di tahun 1993. Selain itu, alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian yang masif – bahkan mencapai 1 juta ha – juga menjadi tantangan besar dalam pelaksanaan food estate.

Prof Andreas juga menyampaikan bahwa ketidakberhasilan pemerintah dalam memenuhi empat pilar pengembangan lahan pangan juga mendorong kegagalan food estate. Empat pilar tersebut yaitu kelayakan tanah dan agroklimat, kelayakan teknologi, kelayakan infrastruktur serta kelayakan sosial dan ekonomi.

Terlepas dari kegagalan dan tantangan yang dihadapi food estate, Prof. Dr. Ir. Munif Ghulamahdi, M.S., Guru Besar Departemen Agronomi dan Hortikultura, menegaskan bahwa sebenarnya Indonesia memiliki potensi untuk mewujudkan food estate. Salah satu potensi tersebut terlihat pada ketersediaan lahan pasang surut seluas 20,1 juta ha dan 9 juta ha sesuai untuk kegiatan pertanian.

Potensi ini dibuktikan dengan keberhasilan kolaborasi ABGC di lahan pasang surut yang telah menghasilkan lahan jagung seluas 50 ha pada tahun 2023 dan 2024, bahkan diproyeksikan mencapai 500 ha luasan lahan jagung pada tahun 2025. Prof Munif meyakini bahwa pemanfaatan lahan pasang surut dengan penerapan Budidaya Jenuh Air (BJA) yang terintegrasi menjadi salah satu peluang keberhasilan food estate di masa depan.

Pelaksanaan food estate memerlukan pendekatan holistik untuk meningkatkan peluang keberhasilannya. “Food estate merupakan suatu karya yang besar, program ini tidak cukup apabila berdiri sendiri-sendiri,” ujar Prof Edi Santosa, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB University dalam sambutannya, Senin (28/4).

Hal senada disampaikan Prof Suryo, Dekan Fakultas Pertanian IPB University, beliau menyampaikan bahwa food estate tidak hanya bergantung pada satu faktor, tetapi terdapat faktor-faktor lainnya seperti soil health, teknologi dan sumber daya manusia.

Prof Andreas menyampaikan beberapa rekomendasi keputusan untuk food estate, yaitu perluasan lahan pertanian dari lahan-lahan kecil yang belum termanfaatkan sangat diperlukan karena konversi lahan pertanian ke non pertanian yang cukup besar, penetapan GBHN khusus pengembangan food estate, pemilihan wilayah-wilayah kecil di Eks Proyek Lahan Gambut yang memenuhi kriteria empat pilar pengembangan lahan pertanian skala luas hingga peningkatan kesejahteraan petani.

Selain itu, beliau juga menegaskan bahwa penyusunan kebijakan yang berkaitan dengan food estate harus berlandaskan pada data yang nyata dan sesuai dengan keadaan lapangan kredit.

(yudi)

Jangan Sampai Musnah Hak Lahan Warga Naringgul

Kang Baung (kiri) dan Bupati Bogor Rudy Susmanto

Cisarua | Jurnal Bogor
Maulana Mansur, yang juga dikenal dengan panggilan Kang Baung, menyampaikan aspirasi masyarakat Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor terkait masalah sertifikasi lahan.

Pada 22 April 2025 lalu, dalam acara kirab Mahkota Binokasih yang diadakan di Cibinong, ia mengungkapkan bahwa warga Kampung Naringgul telah berjuang selama puluhan tahun untuk mendapatkan pengakuan atas lahan PTPN 1 Regional 2 yang mereka tempati.

Menurut Kang Baung, “Warga Kampung Naringgul, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, telah berjuang puluhan tahun terkait sertifikasi lahan yang mereka tempati selama kurang lebih ratusan tahun,” ungkap Kang Baung kepada Bupati Bogor, Rudy Susmanto.

Dalam perjuangan ini, masyarakat kampung Naringgul mendapat dukungan dan perhatian penuh dari Karukunan Wargi Puncak (KWP) serta anggota DPR RI, H. Mulyadi dari Partai Gerindra.

Kampung Naringgul juga telah menerima dukungan sertifikat dari Keraton Sumedang Larang sebagai bagian dari pengakuan terhadap kampung budaya Naringgul.

“Masyarakat Kampung Naringgul kini masih menunggu kepastian status lahan dari pemerintah desa setempat maupun Pemerintah Daerah Bogor,” pungkas Maulana.

Menanggapi hal ini, Bupati Bogor Rudy Susmanto menegaskan komitmen pemerintah untuk mendukung pengembangan agama dan budaya.

Dia juga mengungkapkan bahwa Pemda Bogor telah memulai program penamaan jalan dalam tiga bahasa. Selain itu, Pemda juga mengajak pemuda untuk berkolaborasi dalam menggabungkan musik modern dengan karawitan lokal.

“Pemda Bogor tengah konsen dalam menjamin legalisasi kampung budaya, termasuk Kampung Naringgul sebagai kampung budaya, agar masyarakat memiliki hak atas lahan mereka,” ujar Bupati Bogor.

Dengan semua inisiatif ini, diharapkan masyarakat akan lebih peduli terhadap lingkungan, termasuk program penanaman pohon yang akan melibatkan TNI-Polri serta masyarakat.

(Dadang Supriatna)

Bank bjb Tumbuh Positif di Tengah Tantangan, Cetak Laba Rp606 Miliar pada Triwulan I 2025

(Kiri ke Kanan): Direktur Korporasi dan UMKM bank bjb Bapak Mulyana, Direktur Operasional dan Teknologi Informasi bank bjb Bapak Ayi Subarna, Direktur Utama bank bjb Bapak Yusuf Saadudin, Direktur Konsumer dan Ritel bank bjb Ibu Nunung Suhartini, Direktur Keuangan bank bjb Bapak Hana Dartiwan, Direktur Kepatuhan bank bjb Bapak Joko Hartono Kalisman.

BANDUNG– PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk (bank bjb) kembali menunjukkan performa solid dengan mencatatkan pertumbuhan kinerja yang positif sepanjang triwulan I 2025.

Di tengah tantangan kondisi ekonomi global, terutama dampak perang dagang dan dinamika bisnis, bank bjb berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp606 Miliar.

Tak hanya laba, pencapaian bank bjb juga tercermin dari pertumbuhan aset yang meningkat sebesar 10,2% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp223,1 Triliun dengan kontribusi Kelompok Usaha Bank (KUB) juga menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan bank bjb, dimana perusahaan anak telah berkontribusi sebesar Rp38,8 Triliun atau setara 17.4% terhadap total aset.

Kredit dan pembiayaan pun mencatatkan pertumbuhan 11,4% yoy menjadi Rp145,4 Triliun, dengan dorongan kuat dari kontribusi perusahaan anak sebesar Rp27,1 Triliun. Segmen kredit konsumer tetap menjadi motor utama, tumbuh 4,7% yoy, terutama didukung oleh ekspansi kredit untuk Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).

Inovasi digital bank bjb, seperti platform KGB Pisan, menunjukkan pertumbuhan eksponensial, dengan realisasi 3.987 Number of Account (NoA) dan outstanding kredit Rp62,9 Miliar hanya dalam waktu kurang dari setahun sejak peluncuran. Inisiatif ini memperkuat strategi bank bjb dalam mengoptimalkan potensi kredit ritel berbasis teknologi.

Dalam aspek keberlanjutan, bank bjb juga mencatatkan langkah maju dengan portofolio kredit berkelanjutan mencapai Rp17,7 Triliun atau 15% dari total portofolio kredit, naik 7,2% yoy. bank bjb telah menerbitkan Sustainable Bond tahap pertama sebesar Rp1 Triliun dan berencana menerbitkan tahap kedua di tahun ini, sebagai wujud komitmen memperkuat pembiayaan ramah lingkungan dan inklusif.

Dalam menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK), bank bjb mencatatkan pertumbuhan DPK untuk mengimbangi penyaluran kredit yang diberikan dengan menjaga LDR yang optimal. Dana Pihak Ketiga secara konsol tercatat sebesar Rp153.8 Trilliun, yang didorong dari perusahaan anak sebesar Rp27.0 Triliun.

Pencapaian ini tidak terlepas dari berbagai terobosan strategis yang dilakukan bankbjb untuk mengakselerasi bisnis, salah satunya melalui digitalisasi yang memungkinkan layanan bank menjadi lebih mudah dan nyaman bagi seluruh nasabah.

DIGI bank bjb, sebagai aplikasi mobile banking andalan perusahaan, terus menunjukkan kinerja positif dengan jumlah pengguna yang kini telah mencapai 2,3juta usersdengan nilai transaksi mencapai Rp89,7 Triliun dalam periode 12 bulan terakhir, tumbuh 23,9% yoy. Peningkatan ini membuktikan keberhasilan bank bjb dalam mengadopsi perkembangan teknologi untuk memperluas jangkauan layanannya.

Selain itu, ekspansi digital bank bjb juga terlihat dari jumlah merchant QRIS yang mencapai 1,3 juta merchant, serta pertumbuhan jumlah agen laku pandai bjb BiSA yang kini mencapai 27.404 agen. Jaringan ini memperluas akses layanan keuangan hingga ke pelosok daerah, memperkuat posisi bank bjb dalam mendukung inklusi keuangan nasional.

Dukungan penuh dari pemegang saham, terutama Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai pemegang saham terbesar, turut memberikan andil besar dalam mendorong performa positif bank bjb. Sinergi antara manajemen dan pemegang saham menciptakan fondasi kokoh bagi pertumbuhan di masa depan.

Dengan strategi yang adaptif, inovasi digital yang konsisten, serta praktik good corporate governance, bank bjb optimistis dapat mempertahankan tren pertumbuhan positif hingga akhir tahun 2025. Kinerja yang solid di triwulan pertama menjadi modal penting untuk mencapai target-target di sepanjang tahun berjalan. Sehingga bank bjb dapat memberikan kontribusi lebih besar bagi penguatan perekonomian nasional dan daerah.

(aga/*)

SMK PMB Tahan Ijazah, Siswa Diminta Tebus Murah

Caringin – Jurnal Bogor
Kendati pemerintah telah melarang sekolah untuk menahan ijazah siswa, namun sejumlah sekolah masih saja abai. Hal ini seperti terjadi di SMK Pandu Mandiri Bangsa (PMB) yang berlokasi di Kampung Lembur Situ, Desa Cimande Hilir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.

Adalah Riziq Bustomi Ramadhan, warga Kampung Curug Dengdeng RT 01/03 Desa Caringin, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Riziq yang memiliki nomor induk siswa 0018437464 kelas teknik sepeda motor telah lulus di SMK PMB pada tahun 2020. Namun hingga tahun 2025 ini dirinya tak juga dapat menerima ijazah.

“Anak saya masih punya tunggakan SPP sebesar Rp3.900.000. Saya memang tak mampu membayarnya,” kata Usman, orangtua Riziq.

Usman mengaku berulang kali telah mendatangi sekolah untuk meminta ijazah. “Saya, keluarga saya, kakak Riziq, bahkan dibantu beberapa teman saya, pernah beberapa kali mendatangi sekolah, tapi tetap ijazah Riziq bisa diambil dengan alasan harus melunasi dulu tunggakan,” ungkapnya.

Padahal, kata Usman, anaknya sangat membutuhkan ijazah untuk keperluan melamar pekerjaan. “Melamar pekerjaan di mana pun kan selalu diminta ijazah. Akhirnya anak saya berulang kali ditolak perusahaan karena tak punya ijazah,” ucapnya.

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah SMK PMB Bidang Kesiswaan, Abot, yang ditemui pekan kemarin membenarkan ada beberapa siswa yang telah lulus namun ijazahnya belum diberikan, termasuk ijazah Riziq.

“Ya memang banyak. Tapi jumlah pastinya nanti menunggu Kepala Sekolah saja yang menjelaskan. Saat ini Kepala Sekolah sedang diundang oleh Dinas Pendidikan soal ijazah juga. Kami sudah menawarkan keringanan kepada Riziq agar membayar tunggakannya 50 persen saja. Memang sudah kebijakan di sekolah ini untuk tebus murah ijazah,” jelasnya.

Kendati ada larangan dari pemerintah untuk menahan ijazah, Abot berdalih bahwa sekolahnya berstatus swasta. “Sekolah kami kan swasta. Berbeda dengan sekolah negeri. Untuk dana BOS saja sekolah kami ditangguhkan,” kilahnya.

Tahan Ijazah Kena Sanksi

Sekolah tidak boleh menahan ijazah siswa dengan alasan apapun. Penahanan ijazah merupakan pelanggaran hak siswa dan dapat berakibat sanksi administratif, bahkan pidana. Hal ini sesuai Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Sekjen Kemendikbudristek) Nomor 1 Tahun 2022 dan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 58 Tahun 2024.

Dinas Pendidikan Jawa Barat (Disdik Jabar) juga minta sekolah melakukan percepatan penyerahan ijazah untuk siswa jenjang SMA/SMK/SLB. Terutama bagi peserta didik yang lulus di tahun akademik 2023/2024 atau sebelumnya. Hal ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor: 3597/PK.03.04.04/SEKRE tentang Ijazah Jenjang SMA/SMK/SLB Tahun Pelajaran 2023/2024 atau Sebelumnya.

Melalui postingan di Instagram resminya, Disdik Jabar menjelaskan ijazah merupakan hak peserta didik yang telah menyelesaikan proses pembelajaran. Untuk itu, sekolah, dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi tidak diperkenankan menahan ijazah dengan alasan apapun.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait penahanan ijazah oleh sekolah:

Tidak Dibolehkan:
Sekolah dilarang menahan ijazah siswa dengan alasan apapun, termasuk tunggakan biaya sekolah atau alasan lain yang tidak sah.

Pelanggaran Hak:
Penahanan ijazah merupakan pelanggaran hak siswa terhadap kepemilikan dokumen penting yang dibutuhkan untuk berbagai keperluan, seperti melanjutkan pendidikan atau mencari pekerjaan.

Sanksi:
Sekolah yang menahan ijazah dapat dikenai sanksi administratif, seperti teguran, denda, hingga pencabutan izin operasional. Dalam kasus tertentu, penahanan ijazah juga dapat dianggap sebagai penggelapan dan dapat dipidana.

Peran Dinas Pendidikan:
Dinas Pendidikan memiliki peran penting dalam mengawasi dan menegakkan aturan terkait penyerahan ijazah. Dinas Pendidikan dapat memberikan sanksi kepada sekolah yang melanggar peraturan dan memberikan bimbingan kepada sekolah untuk memastikan ijazah diserahkan kepada siswa.

Solusi:
Jika sekolah menahan ijazah, siswa dapat mengadukan masalah ini ke Dinas Pendidikan atau Ombudsman.

Respons KDM
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM), ikut memberikan respons terkait banyaknya penahanan ijazah kepada siswa yang telah lulus. Melalui postingan Instagram pribadinya, Dedi menegaskan tidak boleh lagi ada dokumen ijazah yang ditahan.

“Kepada para kepala sekolah SD, SMP, SMA di seluruh Provinsi Jawa Barat, apabila sampai saat ini ada siswa yang sudah lulus sekolah tetapi ijazahnya atau surat tanda tamat belajarnya belum diberikan, mohon segera untuk diserahkan,” ujar Dedi.

Ia menyatajan ijazah menjadi salah satu dokumen yang diperlukan siswa untuk meniti karier di masa depan.

(Dadang Supriatna)

Kedelai Mahal, Pengrajin Tahu Tempe Turunkan Jumlah Produksi

Cibungbulang l Jurnal Bogor
Imbas melambungnya harga kacang kedelai, pengusaha yang telah belasan tahun sebagai pengrajin tahu tempe di Desa Girimulya, Cibungbulang, Kabupaten Bogor terpaksa harus menurunkan jumlah produksi ditengah melemahnya daya beli masyarakat.

Bahkan, menurut salah satu pengusaha tahu di desa tersebut, melemahnya nilai tukar uang rupiah terhadap dolar menjadi salah satu faktor penyebab kenaikan kacang kedelai di pasaran.

“Kalau kita mah gak tau naiknya karena apa tapi kayanya sih karena dolar yang naik ini jadi faktor harga kedelai terus naik dari awal bulan Ramadhan,” kata Sohid saat ditemui di tempat pengelolaan tahunya, Senin (28/4/2025).

Sohid menuturkan kenaikan bahan baku pembuatan tahu tersebut dirasakan sejak awal Ramadhan 2025. Dari Rp 8 ribu per kilogram saat ini nyaris menyentuh 10 ribu per Kg.

“Kenaikan ini sudah terjadi sejak bulan Ramadhan kemarin tepatnya 2 bulan lalu. Awalnya Rp 8 ribu per kilo sekarang Rp 9.900 perkilo,” ujarnya.

Sementara menurut Kepala Desa Girimulya, Wardiman menyebutkan imbas kenaikan kacang kedelai tersebut disinyalir tidak hanya dirasakan oleh Sohid seorang pengrajin tahu di wilayahnya.

Namun kata, ada sekitar 15 pengusaha tahu tempe di Desa Girimulya juga mengalami dampak yang sama.

“Kalau pengrajin tahu tempe di Desa kami itu ada 15 pabrik atau pengolahan. Dengan naiknya harga tersebut mungkin imbasnya sama yang dirasakan Sohid,” pungkasnya.

(Arip Ekon)

Raup Puluhan Juta, Petani di Sukajaya Berhasil Budidaya Bawang Merah

Sukajaya l Jurnal Bogor
Firman Firdaus, seorang anak muda asal Desa Pasir Madang, Sukajaya, Kabupaten Bogor terbilang sukses sebagai petani budidaya bawang merah.

Dengan kegigihannya ia telah meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah sekali panen dari budidaya merah yang ditanamnya.

Firman mengungkapkan, kesuksesannya berawal dari ketertarikannya mempelajari teknik bercocok tanam bawang merah dari seorang rekannya asal Garut, Jawa Barat.

Dari sanalah ia mendapatkan ilmu dan inspirasi untuk mengembangkan usaha tani bawang merah di kampung halamannya.

Dengan modal 400 kilogram bibit bawang merah jenis Balikaret dan Brebes, Firman menanam di lahan seluas setengah hektare.

Selama tiga bulan masa tanam dan perawatan, ia berhasil memanen hasil maksimal.
“Selama tanam dua bulan dengan modal bibit sebanyak itu, saya bisa panen enam ton bawang merah di lahan setengah hektare,” ujar Firman kepada wartawan, Senin (28/4/2025).

Firman menjelaskan, keberhasilan budidaya ini tak lepas dari pendampingan intensif dari ahli bawang asal Garut. Ia menilai, tanpa pendampingan, bertani bawang merah di wilayah Bogor cukup berisiko gagal.

“Ini murni modal sendiri. Tapi saya tetap minta pendampingan dari ahlinya. Karena meskipun tanam di Bogor, kalau tanpa bimbingan ahli, hasilnya belum tentu berhasil,” terangnya.

Dari panen perdana tersebut, Firman mengaku mengantongi keuntungan lebih dari Rp45 juta setelah dikurangi modal dan biaya tenaga kerja.

Melihat hasil yang menjanjikan ini, Firman berencana untuk memperluas lahan budidayanya.

“Insya Allah ke depan saya akan memperluas lagi budidaya bawang merah ini, karena hasilnya cukup meyakinkan, terutama untuk kami yang tinggal di pedesaan,” tukasnya.

(Arip Ekon)

Padepokan Pencak Silat Garuda Nusantara Susun Kepengurusan Baru

Cisarua | Jurnal Bogor
Padepokan Pencak Silat Garuda Nusantara Cabang Kabupaten Bogor menggelar silaturahmi di Tiara Camp, Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Pertemuan ini untuk membentuk kepengurusan baru padepokan tersebut.

“Hari ini merupakan langkah awal pembentukan pengurus Padepokan Pencak Silat Garuda Nusantara Cabang Kabupaten Bogor,” kata Ketua Padepokan Pencak Silat Garuda Nusantara Cabang Kabupaten Bogor, H. Satrio yang juga owner Tiara Camp.

Menurutnya, kehadiran berbagai pihak yang peduli terhadap pencak silat sangatlah berharga dan menunjukkan dukungan kuat untuk pengembangan olahraga budaya ini.
“Pencak silat adalah bagian dari budaya dan identitas bangsa yang harus dilestarikan,” jelasnya.

Wakil Ketua Padepokan Pencak Silat Garuda Nusantara Bram Mulyana juga menjelaskan berencana mendeklarasikan keberadaan padepokan yang sudah resmi berdiri di Kabupaten Bogor. Pengurus baru kata dia diharapkan dapat memfasilitasi latihan dan kegiatan pencak silat bagi masyarakat, serta memperkenalkan olahraga ini kepada generasi muda.

“Mudah–mudahan dalam waktu dekat setelah terbentuknya kepengurusan Padepokan Pencak Silat Garuda Nusantara Cabang Kabupaten Bogor, kita akan segera mendeklarasikannya agar pencak silat kian membumi di tatar Pasundan Jawa Barat,” jelas Bram.

“Tujuan jangka panjangnya adalah agar Kabupaten Bogor memiliki banyak atlet berprestasi dalam olahraga pencak silat,” pungkasnya.

(Dadang Supriatna)

Mitigasi Bencana Cegah Longsor

Pemdes Ciburuy Akan Gunakan Dana Desa Bangun TPT

Cigombong | Jurnal Bogor
Pemerintah Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor berencana memanfaatkan Dana Desa untuk pembangunan tembok penahan tebing (TPT), sebagai upaya mitigasi bencana tanah longsor, terutama pada masa curah hujan tinggi.

Ketua Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Ciburuy, Deni menjelaskan, wilayah Kecamatan Cigombong memang dikenal rawan bencana sehingga pembangunan TPT merupakan langkah preventif, untuk mengurangi risiko tanah longsor yang bisa mengancam keselamatan dan keberlangsungan aktivitas.

“Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu dan curah hujan tinggi, infrastruktur seperti TPT dapat berperan penting dalam menjaga kestabilan lereng dan mengurangi potensi kerusakan harta benda serta korban jiwa,” ujar Deni.

Menurut Ketua Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Ciburuy, pembangunan TPT direncanakan akan dilaksanakan di tiga titik, yakni Kampung Muara, Ciburuy, dan Kampung Cibandawa.

Namun, besaran anggaran untuk masing-masing titik belum final karena masih dalam tahap perencanaan.

Lantaran itu, perlu dilakukan analisis mendalam mengenai kondisi tanah, tingkat kerawanan, dan desain struktur TPT yang optimal, agar nantinya fondasi dan keseluruhan konstruksi dapat bertahan dalam jangka panjang.

“Mengingat tantangan teknis serta kondisi cuaca yang tidak selalu mendukung, penentuan dana yang proporsional dan fleksibel sangat diperlukan untuk mengantisipasi hambatan di lapangan,” tutur Deni.

Aktivis lingkungan setempat, D. Abdulah Fudholi, menyambut positif inisiatif pembangunan TPT sebagai upaya proaktif mengurangi terjadi bencana tanah longsor.

“Langkah ini sudah sangat tepat sebagai upaya penanggulangan dan pencegahan bencana tanah longsor yang dikhawatirkan warga setempat,” sebut Abdulah Fudholi.

Namun, ia juga menekankan perlunya kehati-hatian saat pelaksanaannya. Perhatian khusus perlu diberikan saat proses penggalian pondasi karena pembangunan TPT memerlukan penggalian pondasi yang mendalam, kondisi tanah dan cuaca harus diperhitungkan dengan cermat.

“Selama proses konstruksi, risiko kecelakaan atau kegagalan struktur harus diminimalisir melalui pemantauan berkala, dan penerapan standar keselamatan yang ketat,” tandasnya.

Lebih lanjut dikatakan Abdulah Fudholi, langkah rencana pembangunan TPT tidak hanya memberikan perlindungan fisik bagi warga, tetapi juga menciptakan rasa aman dan kepercayaan terhadap Pemerintah Desa dalam menangani tantangan bencana alam.


“Untuk memastikan keberhasilan proyek, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya merupakan kunci utama,” katanya.

(Dadang)

Warga Dua Desa di Takokak Bangun Jembatan Gantung Secara Swadaya, Didukung Donatur dan Pemerintah Daerah

Cianjur – Pembangunan jembatan gantung penghubung antara Desa Sindanghayu dan Desa Sukagalih, Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur, tengah dilakukan secara swadaya oleh masyarakat setempat. Proyek ini menjadi simbol kolaborasi antara warga, lembaga sosial, dan pemerintah daerah dalam mewujudkan akses vital yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Pembangunan jembatan ini didanai oleh para donatur melalui inisiasi Yayasan Baitul Maal (YBM) BRILiaN BRI dan BRI Insurance. Dalam pelaksanaannya, Sasaka Indonesia bertindak sebagai tim teknis di lapangan. Proses pembangunan melibatkan langsung partisipasi aktif masyarakat dari kedua desa, yang bekerja sama untuk mempercepat penyelesaian jembatan tersebut.

Jembatan gantung ini dirancang sebagai akses utama bagi warga dalam menjalankan aktivitas pendidikan, mengakses layanan kesehatan, serta mendukung kegiatan ekonomi sehari-hari. Camat Takokak menyatakan bahwa keberadaan jembatan ini sangat penting dan strategis dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

“Jembatan ini akan menjadi akses penting bagi warga, terutama dalam pendidikan, kesehatan, dan roda perekonomian. Pemerintah kecamatan dan para kepala desa sangat mendukung penuh pembangunan ini,” ujar Camat Takokak.

Rahman, selaku Koordinator Pelaksana dari tim Sasaka Indonesia, menjelaskan bahwa proses pembangunan jembatan ditargetkan selesai dalam waktu satu bulan, dengan catatan kondisi cuaca dan medan mendukung.

“Kami menargetkan pengerjaan selesai dalam waktu satu bulan apabila semua berjalan lancar. Namun, tantangan utama kami adalah kondisi medan yang cukup sulit dan cuaca yang tidak menentu,” ungkap Rahman.

Pemerintah daerah melalui camat dan para kepala desa turut memberikan dukungan penuh terhadap pembangunan ini. Kolaborasi lintas sektor ini menjadi contoh konkret bagaimana sinergi antara masyarakat, lembaga sosial, dan pemerintah dapat memberikan solusi nyata atas kebutuhan infrastruktur di wilayah pedesaan.

(A.R)