PEKANBARU – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP) terus berkomitmen meningkatkan kualitas SDM sawit melalui Program Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit (SDMPKS). Salah satunya dengan mendorong penguatan kelembagaan pekebun agar lebih tangguh, mandiri dan berdaya saing.
Komitmen itu diwujudkan lewat Pelatihan Penguatan Kelembagaan Angkatan I di Pekanbaru, Riau, 24 Agustus–3 September 2025. Kegiatan ini diikuti 69 peserta dari empat kabupaten sentra sawit: Kuantan Singingi, Bengkalis, Rokan Hilir, dan Rokan Hulu.
Dalam pelaksanaan, BPDP menggandeng Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) sebagai UPT Kementerian Pertanian yang fokus pada manajemen, kepemimpinan, dan kelembagaan.
Langkah ini sejalan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang menekankan pentingnya membangun SDM pertanian yang kuat, baik teknis maupun kelembagaan.
Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti menegaskan tantangan pembangunan sawit tak cukup hanya dengan peningkatan produksi.
“Penguatan kelembagaan jadi kunci karena menjadi wadah petani untuk berkembang bersama, membangun jejaring, dan meningkatkan nilai tambah secara kolektif,” ujarnya.
Pelatihan ini membekali peserta dengan materi strategis, mulai dari pengembangan kelembagaan pekebun, manajemen kemitraan, kepemimpinan kelompok, administrasi keuangan, perencanaan ekonomi rumah tangga, hingga pengelolaan sawit berkelanjutan. Peserta juga melakukan kunjungan lapang ke kelompok tani.
Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma Ditjen Perkebunan, Baginda Siagian, menambahkan bahwa dengan penguatan kelembagaan, pekebun bisa lebih efisien, produktif, dan berbagi pengetahuan dengan yang belum ikut pelatihan. Inilah semangat kolektif yang kita bangun.
Hal senada disampaikan Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP, Inneke Kusumawaty. Menurutnya, kelembagaan yang kuat akan jadi motor kemandirian pekebun, memperluas jejaring usaha, dan meningkatkan nilai tambah. Pelatihan ini, lanjutnya, juga mengasah kepemimpinan, komunikasi, manajemen kelompok, serta semangat wirausaha.
Kepala Dinas Perkebunan Riau, Syahrial Abdi menilai pelatihan ini relevan untuk menjawab tantangan produktivitas dan kelembagaan yang masih lemah di Riau sebagai sentra sawit terbesar di Indonesia. Ia berharap peserta mampu menerapkan ilmu yang diperoleh agar kelembagaan sawit rakyat makin tangguh dan berkelanjutan.
Kepala Bagian Umum BBPMKP, Sutrisno Sipahutar, menambahkan, yang kita bangun bukan hanya kemampuan teknis, tapi juga kepemimpinan, kerja sama, dan cara mengelola usaha. Dengan begitu, kelembagaan sawit rakyat bisa semakin kuat.
Lewat kolaborasi BPDP dan BBPMKP ini, diharapkan kelembagaan pekebun sawit Riau tumbuh lebih efisien dan berkelanjutan, sekaligus melahirkan kader-kader pekebun yang mampu menjadi motor penggerak di komunitasnya.
jurnalinspirasi.co.id – Aksi mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) saat menyampaikan aspirasi di Balaikota Bogor pada Kamis (21/8/2025), dinilai sebagai ekspresi kekecewaan terhadap kepemimpinan Wali Kota Bogor saat ini.
Demisioner Ketua HMI MPO Cabang Bogor 2023–2024, Irfan Yoga, menyayangkan sikap Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang dianggap terlalu reaktif dalam menanggapi peristiwa tersebut. Menurutnya, esensi aspirasi mahasiswa tidak semestinya direduksi hanya pada persoalan coretan di dinding.
“Sebagai mahasiswa, saya hanya ingin mengingatkan Pemkot dan Polresta Bogor, ekspresi berupa coretan di dinding bukanlah poin utama dari penyampaian aspirasi. Yang lebih penting adalah bagaimana Pemkot melakukan evaluasi total atas kepemimpinan hari ini, yang memang banyak menuai kritik dari berbagai kalangan,” tegas Irfan.
Irfan menjelaskan, vandalisme dalam sebuah aksi tidak bisa serta-merta dilihat sebagai tindak kriminal. Lebih jauh, ia menilai aksi itu merupakan simbol kekecewaan yang lahir akibat ruang dialog yang tertutup.
“Meskipun cara yang ditempuh mahasiswa bisa dikritisi, Pemkot tetap harus bijak melihat akar masalah yang mendorong lahirnya aksi tersebut. Jika pemerintah hanya menanggapi dari permukaan, maka substansi tuntutan mahasiswa akan semakin kabur,” jelasnya.
Ia mendorong agar Pemkot Bogor lebih membuka ruang komunikasi dengan mahasiswa. Menurutnya, dialog terbuka akan menghadirkan solusi konstruktif dan menjadikan mahasiswa mitra kritis yang produktif bagi pembangunan Kota Bogor.
“Seharusnya Pemkot membuka ruang dialog, duduk bersama dengan kawan-kawan mahasiswa. Dengan begitu, mahasiswa bisa menyampaikan keresahannya secara langsung dan konstruktif, tanpa harus melampiaskan melalui coretan di dinding Balaikota,” pungkasnya.
jurnalinspirasi.co.id – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui BRI Branch Office Bogor Dewi Sartika menegaskan komitmennya dalam menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan berintegritas dengan melaporkan oknum pekerja yang diduga melakukan tindakan fraud kepada pihak berwenang.
Penangkapan terhadap oknum tersebut dilakukan pada awal Agustus 2025 di Bogor oleh aparat penegak hukum.
Pemimpin BRI Branch Office Bogor Dewi Sartika, Fahmi Hidayat, menjelaskan bahwa langkah tegas ini sejalan dengan prinsip Zero Tolerance to Fraud yang diterapkan BRI di seluruh unit kerja.
“BRI tidak akan mentolerir setiap tindakan fraud di lingkungan kerja. Kami telah melaporkan kasus ini kepada pihak berwenang dan mendukung penuh proses hukum yang berjalan. Tindakan ini adalah wujud komitmen kami menjaga kepercayaan nasabah dan menjunjung tinggi tata kelola perusahaan yang baik,” ujar Fahmi Hidayat.
BRI memastikan bahwa atas kejadian tersebut tidak ada nasabah yang dirugikan, serta telah memberikan sanksi tegas berupa Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada oknum yang terlibat.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan BRI dalam menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG), memperkuat pengawasan internal, serta mendorong budaya kerja yang profesional dan berintegritas di seluruh lini bisnisnya.
BRI mengapresiasi tindakan cepat dan profesional aparat penegak hukum dalam memproses laporan ini sesuai ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
jurnalinspirasi.co.id – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) berunjuk rasa di Balai Kota Bogor pada Kamis (21/8/2025).
Unjuk rasa sendiri sempat diwarnai kericuhan lantaran massa ingin menerobos penjagaan aparat untuk masuk ke Balaikota untuk bertemu Wali Kota Bogor Dedie A Rachim.
Aksi saling dorong dengan petugas pun terjadi lantaran tak berhasil menerobos masuk, massa membakar maskot berupa orang-orangan sawah.
Selain itu, massa juga mencoret-coret tembok Balai Kota untuk menyuarakan kekecewaannya terhadap pemerintahan Dedie A Rachim.
Ketua DPC GMNI Kota Bogor Yunandra Soswakil meminta Pemkot bertanggung jawab atas tragedi TPAS Galuga yang merenggut nyawa pegawai Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Mahasiswa menilai bahwa peristiwa itu merupakan bentuk kegagalan dalam pengelolaan sampah.
“Meninggalnya petugas DLH menunjukan lalainya pemerintah terhadap aspek keselamatan kerja. Nyawa melayang karena kelalaian sistematik,” tegasnya.
Ia menegaskan bahwa GMNI menuntut Pemkot Bogor untuk bertanggung jawab menuntaskan persoalan utang yang terjadi di RSUD Kota Bogor.
Lebih lanjut, kata dia, GMNI akan kembali melakukan aksi serupa dengan massa yang lebih banyak lagi, apabila tuntutan mereka tak digubris.
jurnalinspirasi.co.id – Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (ASPPHAMI) berhasil menyelenggarakan PEST ACADEMY yang ke-4 di Yogyakarta pada 19 hingga 20 Agustus.
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 400 peserta, termasuk tamu undangan dan sponsor, menjadikannya salah satu konferensi terbesar dalam industri pengendalian hama di Indonesia.
PEST ACADEMY ini mendapat dukungan penuh dari Asian Pest Management Association (APMA), yang ditandai dengan kehadiran sekitar 75 delegasi dari berbagai negara, termasuk Singapura, Malaysia, Thailand, India, Filipina, dan Sri Lanka.
Mengusung tema “Bisnis Pest Management yang Berkelanjutan,” acara ini menampilkan sesi-sesi yang diisi oleh narasumber berkompeten dari kalangan akademisi, pemerintah, praktisi, dan principal. Salah satu sorotan utama adalah kehadiran keynote speaker terkemuka dari Amerika Serikat, Prof. Chow-Yang Lee, yang memberikan wawasan mendalam tentang inovasi dan praktik terbaik dalam pengendalian hama.
Jasa pengendalian hama di Indonesia merupakan sektor yang sangat menjanjikan, dengan banyak masyarakat, khususnya kelas menengah atas, yang masih belum sepenuhnya menyadari keberadaan dan manfaat dari layanan ini. ASPPHAMI berkomitmen untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya layanan pengendalian hama, sembari terus memperbaiki kualitas jasa yang diberikan oleh anggotanya.
Dengan semangat menyongsong Indonesia Emas 2045, ASPPHAMI berharap dapat berkontribusi lebih besar dalam pembangunan industri pengendalian hama yang profesional dan berkelanjutan.
Lagi dan lagi, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor kelompok 30 sukses melaksanakan program kerjanya. Kali ini, pada Kamis (21/8/2025), mereka menggelar talkshow bertema “Stop Pernikahan Dini sebagai Awal Pencegahan Stunting”.
Kegiatan yang berlangsung di Balai Warga Kelurahan Puspanegara kecamatan Citereup ini menghadirkan warga sekitar sebagai peserta. Tujuannya, memberikan edukasi mengenai pentingnya pencegahan stunting sejak dini, salah satunya dengan menekan angka pernikahan dini.
Dalam paparannya, Cindy Puspa selaku pemateri menekankan bahwa stunting bukan hanya masalah anak, melainkan tanggung jawab bersama. Ia menjelaskan, faktor usia dan kesiapan mental remaja juga berperan besar dalam mencegah terjadinya stunting.
“Zaman sekarang banyak orang tua yang merasa malu jika anaknya belum menikah, padahal kesiapan mental itu sangat penting. Jika anak dipaksa menikah di usia muda, risiko munculnya stres, depresi, hingga kecemasan bisa terjadi, dan hal ini turut memicu stunting pada generasi berikutnya,” jelas Cindy.
Melalui kegiatan ini, KKN UIKA kelompok 30 berharap masyarakat semakin sadar bahwa pencegahan stunting dapat dimulai dari langkah sederhana, yakni menunda pernikahan dini dan mempersiapkan generasi muda dengan baik.
Kota Bogor memperkuat inovasi pendidikan berbasis karakter melalui Aksi dan Implementasi Gerakan Seribu Kata Positif (Serbukatif) yang digelar di Ballroom Hotel Pajajaran Suite Jalan Bogor Nirwana Residence, Kota Bogor, Kamis (21/8/2025).
Sejak pertama kali digagas pada tahun 2019, Serbukatif lahir dari kegelisahan sederhana yaitu bagaimana agar anak-anak terbiasa menggunakan kata-kata baik dalam keseharian mereka.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyampaikan bahwa gerakan Serbukatif merupakan metode sederhana, namun efektif dalam memperkuat pendidikan karakter.
Untain positif yang termaktub di berbagai mata pelajaran sebagai pengingat bagi guru, siswa, dan orang tua.
“Seribu kata positif ini menjadi pembelajaran di sekolah, kita tempelkan di semua mata pelajaran sebagai pengingat kepada para guru, orangtua, dan siswa bahwa bukan hanya masalah akademis saja yang penting dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga sikap, perilaku, ucapan dan perkataan menjadi bagian dari kita untuk berusaha membangun karakter yang baik,” ucap Dedie Rachim.
Dedie Rachim menambahkan, bahwa sejak awal digagas, Serbukatif sudah diujicobakan di 80 sekolah dan mendapat tanggapan positif.
Oleh karena itu, kini program Serbukatif akan dikelola ke Dinas Pendidikan (Disdik) agar benar-benar melembaga dalam sistem pembelajaran Kota Bogor.
“Tujuannya agar tidak perlu menjadi mata pelajaran baru, atau masuk di dalam kurikulum, tetapi menjadi bagian dari proses pembelajaran. Kita membangun karakter dan pikiran yang sehat, perkataan yang baik, serta jiwa dan semangat yang kuat untuk bisa membangun generasi emas Indonesia di tahun 2045,” ujarnya.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bogor sekaligus penggagas Serbukatif, Yantie Rachim, menyampaikan awal mula gerakan ini berasal dari kekhawatiran ia dengan generasi muda yang makin terpapar gadget, game online, dan bahasa kasar.
“Kita tidak melarang mereka untuk bermain game atau lainnya, tapi program ini dibentuk untuk menguatkan mereka agar tidak berkata yang negatif. Jadi kita harus menguatkan mereka dengan perkataan yang positif karena kita bukan hanya membangun manusia saja tapi juga membangun karakter dan adab ke depannya,” jelas Yantie Rachim.
Yantie Rachim juga menyampaikan bahwa dalam implementasi program Serbukatif, ia memilih duta Serbukatif dari tiap kecamatan yang berasal dari murid Sekolah Dasar (SD). Duta ini nantinya akan menjadi pelopor sekaligus pelapor yang menjaga teman-temannya dalam berkata negatif.
Kehadiran Serbukatif juga mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Perwakilan dari Pusat Perbukuan Kemendikdasmen, Helga Kurnia, menyebut gerakan ini patut ditiru daerah lain.
“Saya terpukau melihat Serbukatif di Kota Bogor, ini sebuah inovasi yang patut ditiru oleh daerah lain. Gerakan ini bisa berkembang lebih luas, misal dibuat buku lalu guru-guru bisa ikut menulis dan memperkaya gerakan ini,” katanya.
Ia menyampaikan harapannya agar program Serbukatif semakin banyak yang mengikuti di sekolah dan terus digunakan sampai ke rumahnya masing-masing sehingga pendidikan di Kota Bogor akan semakin maju.
Dukungan juga datang dari berbagai kalangan. Komisioner dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Bogor, Geri, menilai Serbukatif sebagai jawaban atas kekhawatiran anak-anak yang kian terikat dengan gadget pasca pandemi.
“Dengan Serbukatif, anak-anak dibiasakan untuk mengucapkan hal-hal positif. Orangtua juga harus mencontohkan, karena pola asuh sangat mempengaruhi,” ujarnya.
Para guru dan kepala sekolah pun turut merasakan dampak nyata dari gerakan ini. Kepala Sekolah SD Kedung Halang 5, Sumarna menuturkan bahwa di sekolahnya ada Taman Serbukatif yang diresmikan oleh Yantie Rachim. Taman itu kemudian dijadikan sebagai sarana edukasi, dimana anak-anak diminta untuk menulis kata-kata positif disana setiap hari mereka melewati taman itu.
“Serbukatif ini memberi pengaruh besar bagi sekolah kami. Satu edukasi yang kami lakukan, ketika salah seorang anak berkata negatif atau kasar, kami akan membawanya ke taman itu dan anak harus membaca tulisan yang ada disitu agar mereka ingat kata positif yang telah mereka tuliskan,” jelasnya.
Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kota Bogor, Siti Amalia, juga menyampaikan perubahan yang ia rasakan ketika menerapkan program Serbukatif dalam pembelajarannya.
“Saya mengamati perubahan anak-anak dari SD ke SMP, dan memang benar bahwa kita harus menanamkan kata-kata positif di diri mereka. Karena menurut saya, pengaruh gadget itu sangat luar biasa dan Serbukatif hadir untuk mengingatkan kita akan kata positif yang harus kita lakukan,” ucap Siti.
Begitu pula guru dari SDN Cipaku Perumda, Widia Ningrum Sari, menyebut bahwa anak-anak pramuka di sekolahnya bahkan membuat video seribu kata positif dan kini menjadi duta Serbukatif.
“Dengan adanya aksi serbukatif ini menjadikan SDN Cipaku Perumda itu sekolah yang berkata-kata positif, karena dengan satu kata positif ternyata bisa membuat seribu kata kebaikan,” katanya.
Kebanggaan juga dirasakan langsung oleh para siswa yang terpilih sebagai Duta Serbukatif. Siswa SDN Gunung Batu 1, Raden Zara Moira yang terpilih sebagai Duta Serbukatif Kecamatan Bogor Barat menyampaikan rasa bangganya karena bisa terpilih menjadi Duta Serbukatif. Ia mengatakan bahwa kata positif favoritnya adalah semangat.
“Kalau semangat, kita jadi lebih antusias belajar. Aku mau mengajak teman-teman untuk jangan ngomong kasar, selalu sopan, dan hormat pada guru maupun orang yang lebih tua,” ujar Zara.
Sementara rekannya, Arjuna Maylodhra Barlian Sudarwis, mengatakan bahwa kata positif favoritnya adalah percaya diri.
“Kata positif yang paling bagus menurutku adalah percaya diri, karena percaya diri itu artinya percaya pada kemampuan diri kita sendiri. Sebagai duta, aku juga harus berkata sopan dan menghormati guru,” ucapnya.
Selain itu, turut dikukuhkan pula para Duta Serbukatif 2025 dari lima wilayah lainnya. Dari Bogor Utara, terpilih Muhammad Faeyza Shakil dan Syadiva Ghitapaty Wirasa dari SDN Banjarjati 9. Sementara Bogor Timur diwakili oleh Zahir Mukti Al Zein dan Jihan Assyfatu Hasna dari SDN Katulampa 1.
Bogor Tengah menghadirkan dua putra-putri terbaiknya, yakni Georgio Gabe Butarbutar dan Gabriela Aulia Rahardjo dari SD Regina Pacis. Dari Tanah Sareal, Jagat Bagja Purwamardika bersama Shakura Sanum Kaisala dari SDN Kebon Pedes 3. Sedangkan dari Bogor Selatan diwakili oleh Haidar Madani dan Nafisa Syawalia Nur Hamid dari SDN Cipaku Perumda.
Tidak hanya itu, Kota Bogor juga menetapkan dua siswa sebagai Duta Serbukatif tingkat kota, yakni Georgio Gabe Butarbutar dari SD Regina Pacis dan Aisha Gwyneth Thahirah dari SDN Gunung Gede.
Sebagai bentuk apresiasi, kegiatan ini juga memberikan penghargaan untuk nominasi video terbaik. Empat sekolah berhasil meraih gelar tersebut yaitu yaitu SDN Kebon Pedes, SDN Kampung Sawah, SDN Sukadamai 2, dan SDN Kedung Halang 5.
Ciawi — Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) kembali menggelar Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan X yang resmi dibuka secara daring pada Rabu (20/8).
Berbeda dari sekadar forum pembelajaran, pelatihan ini berfokus pada penguatan manajemen kinerja, agar para peserta mampu membangun kepemimpinan yang berkarakter, berlandaskan nilai-nilai Pancasila, serta mendorong tata kelola birokrasi yang efektif dan akuntabel.
Pelatihan ini melibatkan peserta dari berbagai kementerian, lembaga, dan instansi pemerintah. Kehadiran lintas lembaga ini memperluas perspektif sekaligus memperkuat kolaborasi antarinstansi dalam membangun pemimpin birokrasi yang responsif terhadap tuntutan zaman.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai arahannya menegaskan bahwa birokrasi ke depan membutuhkan pemimpin yang tidak hanya mampu memimpin unit kerja, tetapi juga memastikan kinerja nyata yang berkontribusi pada pembangunan nasional. “Pemimpin birokrasi harus hadir sebagai penggerak perubahan dengan orientasi hasil yang jelas bagi masyarakat,” tegasnya.
Senada dengan itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyampaikan bahwa PKA merupakan ruang strategis untuk mencetak pemimpin birokrasi berorientasi kinerja. “PKA membekali peserta dengan kompetensi manajemen kinerja agar mampu mengaktualisasikan kepemimpinan yang solutif dan profesional sesuai bidang tugasnya,” jelasnya.
Kepala Bagian Umum Sutrisno Sipahutar yang hadir mewakili Kepala BBPMKP menambahkan bahwa pelatihan ini menjadi langkah penting dalam membentuk karakter pemimpin transformatif. “Kami berharap peserta mampu mengimplementasikan praktik terbaik manajemen kinerja dalam aksi perubahan nyata di unit kerja masing-masing,” ujarnya.
PKA Angkatan X akan berlangsung selama 91 hari kerja dengan kombinasi pembelajaran daring dan klasikal. Agenda pembelajaran terdiri dari kepemimpinan pancasila dan nasionalisme, kepemimpinan kinerja, manajemen kinerja, hingga aktualisasi kepemimpinan melalui studi lapangan dan aksi perubahan.
Dengan melibatkan peserta lintas kementerian/lembaga, PKA Angkatan X diharapkan mampu melahirkan pemimpin birokrasi yang berorientasi kinerja, transformatif, dan kolaboratif sebagai bagian dari reformasi birokrasi menuju pelayanan publik yang unggul.
CIAWI – Tata kelola pengadaan barang dan jasa yang transparan dan akuntabel menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan publik sekaligus memastikan anggaran negara tepat sasaran. Menyadari peran strategis Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sebagai garda depan dalam proses tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui UPT Pelatihan Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) dengan Biro Umum dan Pengadaan, Sekretariat Jenderal Kementan menyelenggarakan Pelatihan PBJP Tipe C Batch 1.
Pelatihan yang digelar sejak 4 Agustus 2025 ini resmi ditutup pada Rabu, (20/08) di Komplek Bumi BBPMKP. Pelatihan ini menjadi ruang pembekalan bagi PPK agar mampu mengelola pengadaan standar secara profesional, mulai dari perencanaan hingga pengendalian kontrak, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip efisiensi, transparansi, dan integritas.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai arahannya menegaskan pentingnya tata kelola pengadaan yang bersih, transparan, dan profesional. Hal ini menjadi fondasi dalam percepatan pembangunan pertanian nasional.
“Pengadaan harus menjadi instrumen untuk memperkuat produktivitas pertanian dan mendukung program prioritas. Di sinilah peran PPK sangat vital,” tegasnya.
Senada dengan itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menekankan bahwa peningkatan kapasitas PPK merupakan bagian dari strategi penguatan SDM aparatur.
“Kompetensi teknis PPK menjadi kunci dalam menjamin proses pengadaan berjalan tepat sasaran. Pelatihan ini kami dorong agar menghasilkan pejabat pengadaan yang tidak hanya memenuhi syarat administratif, tetapi juga berintegritas dan profesional,” jelasnya.
Ketua Kelompok Substansi Pengelolaan Barang dan Jasa, Simon PP Simanjuntak, yang hadir secara daring mewakili Kepala Biro Umum dan Pengadaan, menegaskan bahwa peran PPK adalah garda depan pengadaan di Kementan.
“PPK Tipe C berhadapan langsung dengan proses pengadaan sehari-hari. Karena itu, kejelian, kepatuhan terhadap regulasi, serta integritas menjadi kunci. Pelatihan ini diharapkan melahirkan PPK yang benar-benar siap mengawal akuntabilitas pengadaan,” ungkapnya.
Sementara itu, mewakili Kepala BBPMKP Sutrisno Sipahutar selaku Kepala Bagian Umum menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan langkah penting bagi BBPMKP sebagai penyelenggara teknis.
“Kami mendukung penuh penguatan kapasitas aparatur Kementan. Harapannya, peserta mampu membawa pulang bukan hanya pengetahuan teknis, tetapi juga nilai integritas dan profesionalisme dalam setiap proses pengadaan,” ujar Sutrisno.
Pelatihan berlangsung dengan pola blended learning selama 46 Jam Pelajaran, diikuti 52 peserta dari berbagai unit kerja lingkup Kementan. Materi mencakup perencanaan pengadaan, pengelolaan kontrak, hingga evaluasi akhir, dengan fasilitator bersertifikat dari LKPP.
Melalui pelatihan ini, Kementan berharap hadirnya PPK yang siap mengawal proses pengadaan secara profesional, transparan, dan akuntabel, sebagai wujud nyata tata kelola pemerintahan yang bersih dan berorientasi hasil.
Lapangan Sempur, pada Minggu pagi 17 Agustus 2025 menjadi saksi upacara penaikan bendera merah putih dalam rangka HUT ke-80 Republik Indonesia. Upacara dipimpin langsung oleh Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, diikuti peserta dari berbagai instansi pemerintah.
Suasana upacara berlangsung khidmat saat detik-detik pengibaran bendera. Seluruh peserta upacara memberikan penghormatan penuh kepada sang saka merah putih. Kehadiran warga sebagai penonton turut menyemarakkan momen peringatan kemerdekaan Indonesia ke-80.
Wali Kota Dedie A. Rachim menekankan pentingnya mengisi kemerdekaan dengan langkah-langkah nyata yang mendekatkan visi dan misi bangsa. Republik Indonesia saat ini berusia 80 tahun, dan tengah giat membangun di era modern.
“Kemerdekaan harus diisi dengan langkah-langkah nyata untuk menjadikan bangsa yang adil, makmur, dan sejahtera,” ujar Dedie.
Dedie menambahkan, pembangunan bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga pembangunan manusia. Kedua hal ini harus berjalan seiring agar Indonesia mampu menjadi bangsa maju, bersaing secara global, dan dihargai oleh bangsa-bangsa lain.
“Seluruh pihak harus ikut terus berkontribusi dalam pembangunan kota dan bangsa sesuai peran masing-masing, agar cita-cita Indonesia maju dapat terwujud,” jelasnya.
Sementara itu, warga Kota Bogor memadati Tugu Kujang untuk mengikuti doa bersama lintas agama dalam rangka HUT ke-80 Republik Indonesia. Kegiatan ini menjadi bagian dari Festival Merah Putih (FM), yang rutin digelar setiap tahun untuk memperkuat semangat persatuan dan cinta tanah air.
Acara yang berlangsung pada Minggu, 17 Agustus 2025, ini dihadiri berbagai pejabat Forkopimda, tokoh agama, serta masyarakat yang sejak subuh hadir. Mereka berdiri berjejer sambil menyimak doa yang dipimpin para tokoh lintas agama.
Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, menyampaikan program-program pemerintah pusat dan daerah menjadi langkah konkret dalam menyiapkan generasi emas Indonesia pada 2045. Langkah-langkah itu mencakup penyediaan makan bergizi gratis, pemeriksaan kesehatan masyarakat secara tepat sasaran, hingga pengembangan Koperasi Merah Putih, sehingga warga dapat berkontribusi langsung bagi pembangunan daerah.
Wali Kota berharap doa yang dipanjatkan para tokoh lintas agama memberikan keberkahan dan perlindungan bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya Kota Bogor yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.
“Doa ini menjadi pengingat bahwa persatuan dan kebersamaan adalah semangat utama dalam membangun kota dan bangsa,” ujarnya.
Sedangkan pada upacara penurunan bendera merah putih tingkat Kota Bogor berlangsung khidmat, Minggu (17/8) di Lapangan Sempur. Sejumlah masyarakat juga turut andil mengikuti rangkaian acara tersebut.
Upacara penurunan bendera merah putih dipimpin oleh Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin. Dia pun turut mengapresiasi atas keterlibatan warga dalam momen sakral tersebut.
“Tadi saya melihat di belakang pasukan acara ada warga yang berkunjung ke Sempur ikut hormat juga. Itu yang membuat saya sedikit terharu,” kata Jenal.
Jenal memandang, upacara penurunan ataupun kenaikan bendera merah putih sama pentingnya. Bagi Jenal keduanya memiliki makna serupa, yakni menghargai perjuangan para pahlawan bangsa.
Bendera merah putih disebut Jenal mesti menjadi sebuah kebanggaan. Untuk itu dia meminta kepada seluruh warganya untuk tetap memasang bendera sepanjang bulan Agustus.
“Kalau penurunan ini lebih ke seremonialnya. Lebih acara budaya setiap tahunnya. Tetapi untuk bendera-bendera yang ada di rumah harus tetap terpasang,” jelas Jenal usai memimpin upacara.
Kalau bisa, Jenal menyarankan untuk mencuci bendera ketika terlihat kusam. Kemudian dipasang kembali, untuk dibiarkan berkibar. Langkah ini dipandang menjadi praktek kecintaan para warga kepada bangsa.
Jenal menjamin, meski momen 17 Agustus sudah berlalu, penaikan dan penurunan bendera di pusat kota akan terus berlanjut. Misalnya di Tugu Kujang dan di Lapangan Sempur.
“Saya harap langkah ini juga bisa dilakukan sampai ke tingkat RT atau kampung. Di rumah-rumah warga saya harap tetap terpasanglah (bendera) kalau bisa seterusnya, kalau kotor cuci,” kata Jenal.