26.6 C
Bogor
Sunday, November 9, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 32

Bogor Cinta Damai Silih Asah, Silih Asih dan Silih Asuh

0

Kota Bogor memiliki sejarah panjang sebagai kota multikultural. Sejak era kerajaan Pajajaran, kolonial Belanda, hingga masa kini, Bogor menjadi ruang pertemuan berbagai etnis, budaya, dan agama. Warisan sejarah ini membuat masyarakat terbiasa hidup berdampingan.

Keberagaman agama dan tempat ibadah juga berdiri berdampingan dengan harmoni. Ada masjid, gereja, vihara, pura, hingga klenteng yang berdiri berdampingan, menjadi simbol kerukunan antar umat beragama. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) juga berperan penting dalam menjaga keberagaman.

Nilai kearifan lokal Sunda atau falsafah hidup orang Sunda yang menjunjung tinggi silih asah, silih asih, silih asuh menjadi pondasi dalam menjaga toleransi dan keharmonisan sosial. Peran tokoh masyarakat dan agama, budaya gotong royong dan solidaritas sosial, serta dukungan pemerintah daerah juga sangat berperan. Dengan modal ini, Kota Bogor cinta damai, memiliki daya tahan sosial yang baik untuk menjaga keberagaman sebagai kekuatan.

Melihat fenomena kondisi saat ini, FKUB Kota Bogor mendorong tokoh agama harus ambil peran untuk menyeru kedamaian dan membangun narasi positif di tengah-tengah masyarakat. Ketua FKUB Kota Bogor, Hasbulloh menuturkan, masyarakat memerlukan kehadiran tokoh agama dalam menjaga kedamaian dan kerukunan, dengan menguatkan Bogor Cinta Damai.

“Maka kita yakin akan sulit diajak kepada narasi negatif, bahkan provokatif. Kami dari Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Bogor mengajak untuk berdoa bersama mendoakan, para korban atas peristiwa yang terjadi,” katanya, Selasa (2/9/2025).

Menurut dia, tokoh agama dari berbagai lintas agama telah melakukan komunikasi untuk sama-sama mengambil peran dalam menjaga kedamaian, dan menjaga kerukunan antar seluruh umat beragama.

“Kami juga mengajak kepada seluruh masyarakat untuk memperkuat kerukunan, toleransi dan menjaga kedamaian yang sudah ada sejak lama ditengah-tengah masyarakat Kota Bogor. Hindari langkah-langkah provokatif yang bisa berakibat dan berdampak pada kerusakan, intoleran, perpecahan di tengah masyarakat,” tegasnya.

Pihaknya juga mengajak semua elemen untuk mengambil peran agar semua persoalan dan isu yang berkembang di masyarakat bisa diselesaikan dengan membangun komunikasi yang baik dan dijalankan secara damai.

Tokoh agama Budha, Andry Lesmana mengajak semua untuk bersikap ramah, menghargai perbedaan suku, ras, dan agama, tidak terprovokasi menyebarkan ujaran-ujaran kebencian, menyelesaikan semua konflik secara damai, serta menciptakan suasana harmonis dan bersikap peduli terhadap sesama, bersama silih asah, silih asih dan silih asuh untuk kemajuan Bangsa yang kita cintai.

“Semoga semua makhluk hidup berbahagia,” katanya.

Tokoh agama Kristen, Pdt Tri Santoso juga mengajak semua untuk mawas diri untuk saling mengasah diri, menyayangi dan memelihara.

“Ingat kemarahan dan tindakan anarkis hanya merusak diri dan negeri kita, Indonesia,” tegasnya.

Tokoh agama Katolik, Romo Mikail Endro Susanto menyatakan bahwa warga Bogor adalah warga yang cinta damai.

“Menyikapi situasi yang terjadi saat ini. Mari kita berdoa bersama untuk keutuhan dan kesatuan bangsa ini, khususnya di Kota Bogor. Jangan kita tervokasi dan mari kita jaga Kota Bogor yang sudah hidup dalam kedamaian,” katanya.

Tokoh Hindu, I Wayan Gemuh Kertaraharja menyampaikan keprihatinan dengan situasi terkini yang diwarnai dengan aksi anarkis di beberapa kota, bahkan sampai menelan korban jiwa.

“Aksi demo yang pada awalnya merupakan unjuk rasa kekecewaan masyarakat kepada DPR, telah berkembang menjadi aksi anarkis dan bahkan sudah serupa teror yang meluas dan meresahkan masyarakat,” ujarnya.

Kata dia, sejalan dengan ajakan dan himbauan para wakil agama tingkat nasional, pihaknya menyerukan kepada semua umat Hindu Kota Bogor khususnya, dan kepada masyarakat Kota Bogor termasuk mahasiswa pada umumnya, serta para pemangku jabatan di Kota Bogor, untuk tetap saling bahu membahu bersama-sama menjaga kerukunan, persatuan, kewaspadaan, serta keamanan di wilayah masing-masing khususnya dan Kota Bogor umumnya, agar tercipta kedamaian di Kota Bogor.

“Mari kita doakan bersama-sama, semoga keadaan negara kita secepatnya pulih kembali normal,” jelasnya.

Tokoh Konghucu, Andry Harsono mengajak bersama-sama semua umat untuk menjaga Kota Bogor yang cinta damai.

“Kita tetap bersatu padu untuk menjaga Kota Bogor tetap aman dan damai sehingga menjadi kondusif dan kita tidak mudah terprovokasi dengan hal tidak bertanggung jawab. Dengan Bogor yang aman dan kondusif kita dapat membantu negara kita indonesia menjadi aman dan damai,” jelasnya.

PKL Pasar Bogor Geruduk Balai Kota, Minta Pembongkaran Ditunda Sampai Lebaran

0

jurnalinspirasi.co.id – Ratusan pedagang Pasar Bogor yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Pasar Bogor (P3B) mendatangi Kantor Balaikota Bogor, Jalan Ir. H. Djuanda, Bogor Tengah, pada Selasa (2/9/2025).

Kedatangan mereka untuk menyikapi rencana pembongkaran bangunan Pasar Bogor oleh Perumda Pasar Pakuan Jaya.

Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin (JM)!mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan ruang dialog dengan perwakilan pedagang. Namun, jumlah massa yang hadir ternyata jauh melebihi perkiraan.

“Sebelumnya memang aksi itu sudah sampai informasinya ke Polresta Bogor. Dari kepolisian mencoba menahan, lebih baik kita diskusi dan siap diterima oleh Pemkot Bogor. Sudah saya agendakan jam 9, perwakilan cukup 15 sampai 20 orang. Tapi faktanya datang 400 orang. Saya kaget tadi, lagi di dalam menunggu kehadiran mereka, tapi yang datang lebih dari itu,” ujar JM

JM mengingatkan pedagang agar tidak menjadikan kelonggaran ini sebagai kesempatan bagi PKL baru masuk maupun abai terhadap kebersihan.

“Saya jujur saja, saya anak seorang pedagang kaki lima. Tapi untuk kebersihan dan menjaga kota ini, saya rasa kewajiban kita semua. Maka saya berterima kasih kepada Polresta Bogor Kota, demonya Alhamdulillah kondusif. Yang kemarin menjarah itu bukan aksi demokrasi, tapi memang niatnya penjarahan. Dan para pedagang sudah berkomitmen menjaga kondusifitas Bogor,” tegasnya.

Terkait rencana pembongkaran, Jenal menjelaskan masih menunggu hasil kajian Detail Engineering Design (DED) dan penilaian aset. Ia menegaskan bangunan Pasar Bogor sudah tidak layak dan ke depan akan dibangun pasar yang lebih modern.

“Bangunan itu bukan milik pemerintah Kota Bogor, kita hanya punya lahannya. Bangunan itu milik pihak ketiga, usianya sudah lebih dari 30 tahun dan kurang layak. Pembongkarannya masih dalam proses pembahasan, bisa lewat APBD Kota, Provinsi, Pusat, atau pihak ketiga. Konsepnya nanti pasar bersih, modern, seperti di BSD,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua P3B Heryono menyampaikan apresiasi karena tuntutan pedagang untuk tetap berjualan hingga Lebaran telah dikabulkan oleh Pemkot Bogor.

“Alhamdulillah aksi demo tidak berlangsung rusuh dan kondusif, karena memang kita tidak menghendaki itu. Yang kita inginkan bisa bertahan sampai Lebaran Idul Fitri. Alhamdulillah sekarang sama Pak Wakil Wali Kota, Pak Jenal Mutaqin, sudah dikabulkan,” kata Heryono.

Ia menambahkan, setelah Lebaran pedagang siap mengikuti aturan dan keputusan pemerintah.

“Nanti setelah Lebaran tidak ada lagi yang berjualan, karena kita harus komitmen dari awal. Dengan saling memahami dan menyadari, kita tidak ricuh sampai Idul Fitri mendatang. Setelah itu, Insyaallah kami ikuti aturan dari direksi,” pungkasnya.

** Fredy Kristianto

Dorong Kelembagaan Tangguh, BPDP Gandeng UPT Pelatihan Kementan Latih Pekebun Sawit Jambi

0

JAMBI – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP) terus memperkuat kapasitas pekebun sawit rakyat. Salah satunya lewat Pelatihan Penguatan Kelembagaan di Jambi, 18–28 Agustus 2025.

Kegiatan ini bagian dari Program Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit (SDMPKS) yang membekali pekebun dengan keterampilan non produksi, khususnya membangun kelembagaan yang mandiri, solid, dan berdaya saing.

Sebanyak 118 peserta dari berbagai kabupaten di Jambi mengikuti pelatihan, terdiri atas pekebun, keluarga pekebun, pengurus kelembagaan, hingga penyuluh lapangan.

BPDP bekerja sama dengan Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) sebagai UPT Kementan. BBPMKP menyusun kurikulum, metode, dan menghadirkan widyaiswara berpengalaman agar pembelajaran lebih aplikatif.

Kolaborasi ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bahwa pembangunan sawit tak cukup mengandalkan produksi, tapi juga SDM dan kelembagaan tangguh.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menegaskan kelembagaan menjadi wadah penting bagi petani untuk tumbuh bersama, memperkuat jejaring, dan meningkatkan nilai tambah.

“Karena itu, penguatan kapasitas kelembagaan adalah kunci keberlanjutan sawit rakyat”, jelas Santi

Peserta mendapat materi kepemimpinan, komunikasi, manajemen kelompok, hingga pengelolaan usaha berbasis kelembagaan. Sesi kemitraan dan kunjungan lapangan juga disertakan untuk belajar dari praktik terbaik.

Kepala BBPMKP Sukim Supandi, melalui Ketua Penyelenggara Wiwik Yuniarti, menyebut pelatihan ini tak hanya transfer ilmu, tapi juga melatih kepemimpinan dan budaya kerja produktif.

“Hasilnya diharapkan menjadi investasi jangka panjang bagi kelembagaan sawit rakyat”, ujar Wiwik.

Kepala Dinas Perkebunan Jambi turut mengapresiasi kegiatan ini dan berharap ilmu yang didapat peserta segera diterapkan untuk memperkuat kelembagaan sawit di daerah.

Melalui pelatihan ini, BPDP berharap kelembagaan sawit rakyat makin mandiri, efisien, dan tumbuh sebagai pilar penting pembangunan sawit berkelanjutan di Indonesia.

(Restu/BBPMKP)

Maliq D’ Essentials Hibur Pengunjung Botani Square

0

jurnalinspirasi.co.id – Maliq D’essentials menghibur pengunjung Mal Botani Square melalui beberapa single terbaiknya seperti Himalaya dan Aurora pada Minggu (31/8/2025).

Band bergenre pop tersebut sontak membuat ribuan pengunjung Botani Square ikut berdendang. Diketahui, kehadiran Maliq D’essentials adalah dalam memperingati Hari Jadi mal yang ke-19 tahun.

Salah satu pengunjung mal, Adi Wirman mengaku senang dapat langsung menyaksikan band idolanya tersebut.

“Senang sekali bisa nonton langsung. Hanya Botani Square, mal di Kota Bogor yang sering mendatangkan band ternama. Tahun sebelumnya kan Padi, saya juga nonton,” kata dia.

Sejak dibuka pada tahun 2006, mal tersebut telah menjadi destinasi favorit bagi masyarakat untuk berbelanja, bersantai, dan menikmati berbagai hiburan.

Dalam rangka memperingati ulang tahun ke-19 ini, Mal Botani Square menyelenggarakan serangkaian acara spesial dan penawaran menarik sebagai bentuk apresiasi kepada seluruh pelanggan dan mitra yang telah mendukung selama hampir dua dekade.

Perayaan ulang tahun ke-19 ini bukan hanya menjadi momen refleksi atas pencapaian yang telah diraih, tetapi juga langkah maju menuju masa depan yang lebih gemilang.

Mengusung tagline “Years Of Style” Tahun yang penuh denga gaya dari masa kemasa yang menunjukan Mal Botani Square Melalui perkembangan busana,musik,maupun hiburan. Kami berharap Mal Botani Square dapat terus menjadi tempat yang menawarkan kenyamanan, kebahagiaan, dan kepuasan bagi setiap pengunjung.

Dalam rangka merayakan Anniversary Mal Botani Square yang ke-19, yang akan berlangsung pada tanggal 25 – 31 Agustus 2025, kami telah mempersiapkan berbagai acara menarik untuk memeriahkan momen spesial ini. Di antaranya: Bazaar Tenant, Talk Show by Happy Dental, Dermies Max dan Skin Plus, Beauty Class By Gurdian X Wardah, Botani Fashion Show by Tenant, Botani Dance Competition 2025, Live Music, Merah Putih Night Run, serta penampilan dari Maliq D’esential.

Pada tanggal 25 hingga 30 Agustus 2025, rangkaian acara akan dimulai dengan Bazaar yang diisi oleh tenant-tenant seperti Citrus, Serambi Botani,Tong Tji, Hop-Hop, Skin Plus dan Yanti Rachim Signature.

Setiap tenant akan menawarkan promo serta aktivitas menarik yang hanya tersedia selama acara anniversary Mal Botani Square. Bazaar ini juga akan dimeriahkan oleh berbagai talk show menarik dari Happy Dental, Dermies Max dan Skin Plus.

Kemudian pada 29 Agustus 2025, kemeriahan akan berlanjut dengan acara Merah Putih Night Run yang di selengarakan di botani Square yang akan di ikuti 3000 Peserta dengan Rute yang di awali Botani Square di lajutkan dengan jalur sistem satu arah (SSA) Kebun Raya Bogor Sejauh 5 Kilometer. Acara kan di selengarakan Pukul 16.00 – 22.45 WIB. Di meriahkan dengan live musik, doorprize, dan Bintang tamu.

Rangkaian acara semakin meriah pada 30 Agustus, dengan adanya Botani Dance Competition Season 3, yang terbuka untuk umum tanpa batasan usia, dengan total hadiah belasan juta rupiah.Acara ini akan di Pandu Oleh MC Dewita Dewy yang juga dancer.

Juri yang akan menilai kompetisi ini merupakan profesional dancer dan koreografer dan Designer, yaitu Cynthia Arnela (Certified For International Dance Studies Modern & Contemporary), Angga Arisnanta (Koreografer Dan Owner Arc Management), serta Jesicca Janes (Champion Of WSB 2025).

Rangkaian acara ini juga disponsori oleh BRI, Panorama JTB, Samsung, IPB International Convention Hotel, Hotel Santika Bogor, serta didukung oleh tenant-tenant Mal Botani Square lainnya.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada warga Bogor atas kesetiaannya menjadikan Mal Botani Square sebagai pilihan utama untuk wisata belanja terlengkap dan ternyaman di Kota Bogor. Kami mengundang seluruh warga Bogor untuk hadir, berbelanja, dan menikmati hiburan yang kami sajikan di Mal Botani Square,” ucap Event and ProMotion Botani Square, Anastasia mewakili manajemen.

Jaga Bogor, Polresta Bogor Kota Libatkan 1.026 Personel

0

jurnalinspirasi.co.id – Polresta Bogor Kota Polda Jabar menggelar apel gabungan dengan melibatkan 1.026 personel dari unsur TNI, Polri, Damkar, dan Satpol PP. Kegiatan yang dipusatkan di Lapangan Astrid, Kebun Raya Bogor, ini dilaksanakan dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi potensi unjuk rasa di wilayah Kota Bogor. Senin (01/09/2025).

Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Eko Prasetyo, S.H., S.I.K., M.H., memimpin langsung jalannya apel. Dalam arahannya, Kapolresta menegaskan pentingnya sinergi lintas instansi dalam menjaga keamanan serta ketertiban masyarakat agar Kota Bogor tetap aman, tertib, dan kondusif.

“Apel gabungan ini menjadi wujud nyata komitmen TNI, Polri, dan unsur pemerintah daerah untuk bersama-sama menjaga stabilitas Kota Bogor. Kami ingin memastikan bahwa setiap kegiatan masyarakat berjalan aman, tertib, dan damai,” ungkap Kapolresta.

Selain apel pasukan, juga dilakukan pengecekan kesiapan personel dan sarana prasarana pendukung pengamanan. Hal ini sebagai langkah antisipasi terhadap berbagai dinamika kamtibmas yang mungkin timbul.

Dengan adanya apel gabungan ini, diharapkan seluruh pihak dapat bersinergi dalam menjaga Kota Bogor tetap aman, tertib, kondusif, serta memberikan rasa nyaman bagi seluruh masyarakat.

** Fredy Kristianto

Eskalasi Politik Memuncak, Disdik Kota Bogor Berlakukan PJJ

0

jurnalinspirasi.co.id – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor mengambil langkah memberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring selama dua hari bagi seluruh jenjang pendidikan TK, SD dan SMP, yang dimulai pada 1 hingga 2 September 2025.

Kepala Disdik Kota Bogor, Herry Karnadi mengatakan, walau situasi Kota Bogor saat ini masih tergolong kondusif, namun kebijakan ini diambil sebagai langkah antisipasi terhadap potensi dinamika.

“Ini adalah langkah keamanan dan mengurangi kekhawatiran orangtua, jadi belajar dilakukan secara daring,” katanya, Minggu (31/8/2025).

Menurut dia, kebijakan ini merupakan bentuk respons terhadap dinamika sosial, ekonomi, dan politik yang berkembang secara nasional belakangan ini.

“Untuk Surat Edaran (SE) resmi mengenai pelaksanaan PJJ akan segera diterbitkan menyusul,” tegasnya.

Ia pun mengimbau agar para orangtua tetap menjaga dan mengawasi anaknya selama masa PJJ.

“PJJ bukan libur, orangtua harus memastikan anak-anak tetap berada di rumah dan belajar dengan baik,” ungkapnya.

Tak hanya Disdik, Kementerian Agama pun memberlakukan kebijakan serupa terhadap sekolah dari tingkat MI hingga MA.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Bogor, Dede Supriatna menjelaskan pihaknya akan mengikuti arahan dari Disdik Kota Bogor.

“Kami mendukung kebijakan ini. Semoga Kota Bogor tetap aman dan kondusif,” tandasnya.

** Fredy Kristianto

Sekda Minta ASN Pemkot Bogor Hidup Sederhana

0

jurnalinspirasi.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengultimatum para ASN agar bijak menggunakan media sosial dan menerapkan gaya hidup sederhana.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Denny Mulyadi mengatakan bahwa pihaknya telah menerima Surat Edaran Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tertanggal 30 Agustus 2025, terkait hal tersebut.

Ia mengatakan, langkah sebagai respons atas dinamika sosial, ekonomi, dan politik yang berkembang akhir-akhir ini, guna menjaga kondusivitas, kepercayaan publik serta efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintahan.

“Semua instansi harus lebih selektif dalam menyelenggarakan kegiatan seremonial dan hiburan. Jika kegiatan tersebut tetap perlu dilaksanakan, pelaksanaannya harus sederhana,” ujar Denny kepada wartawan, Minggu (31/8/2025).

Menurut Denny, khusus bagi OPD yang memiliki unit pelayanan publik, agar pelayanan tetap berjalan normal dan optimal sesuai aturan.

Selain itu, semua pimpinan unit kerja diminta untuk menjamin keamanan dan keselamatan pegawai, terutama dalam situasi yang memungkinkan munculnya gangguan eksternal seperti aksi unjuk rasa.

“Pegawai menyesuaikan penggunaan pakaian dinas atau smart casual, serta kendaraan dinas beserta atributnya, dengan mempertimbangkan kondisi terkini dan sensitivitas sosial di lingkungan kerja masing-masing,” katanya.

Lebih lanjut, Denny juga meminta pelaksanaan perjalanan dinas oleh perangkat daerah diimbau untuk dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku. Perjalanan dinas, sambungnya, harus didasarkan pada kebutuhan yang benar-benar mendesak serta mematuhi prinsip efektif dan efisien, agar tidak menimbulkan pemborosan anggaran di tengah keterbatasan fiskal.

Ia menambahkan, langkah ini merupakan upaya menjaga soliditas internal, meningkatkan kesadaran kolektif aparatur negara dan memperkuat hubungan positif antara pemerintah dan masyarakat.

** Fredy Kristianto

PAN Kota Bogor Gelar Khitanan Gratis di Bogor Selatan

0

jurnalinspirasi.co.id – DPD PAN Kota Bogor melaksanakan pembagian pangan dan khitanan gratis terhadap 27 anak yatim serta warga di Gedung Serbaguna RW 005, Kelurahan Bondongan, Kecamatan Bogor Selatan, Minggu (31/8/2025).

Kegiatan tersebut dihadiri langsung Ketua, Sekretaris DPD PAN beserta jajarannya dan Aleg PAN dapil Bogor Selatan. Tampak hadir pula Sekcam Bogor Selatan, Lurah Bondongan serta RT, RW.

Dalam sambutannya Ketua Panitia Fajari Aria Sugiarto mengatakan bahwa pelaksanaan khitanan gratis ini adalah dalam rangka syukuran HUT PAN yang ke-27 tahun.

“Saya berharap, Khitanan Gratis untuk anak Yatim dan Masyarakat Umum di HUT PAN yang ke 27 tahun ini menjadi momentum PAN agar dapat lebih banyak lagi berbuat untuk masyarakat. Sejalan dengan slogan PAN bantu rakyat.” Ujar Fajari yang juga Sekretaris DPD PAN Kota Bogor.

Fajari juga menjelaskan bahwa selain Khitanan Gratis, rangkaian untuk masyarakat lainnya yang dilaksanakan oleh DPD PAN Kota Bogor adalah pembagian paket pangan. Untuk kegiatan pembagian paket pangan dilaksanakan di Kecamatan Tanah Sareal.

Sementara itu, Ketua DPD PAN Kota Bogor, Bedjo Santoso menjelaskan, kegiatan ini adalah salahsatu bentuk syukur PAN karena selama 27 tahun telah dipercaya oleh rakyat, sehingga dapat bertahan sampai kini.

“Salah satu bentuk rasa syukur kami adalah dengan mengadakan Khitan Gratis bagi 27 anak Yatim dan dari masyarakat umum. Dan semoga ini membantu mengurangi beban kewajiban orangtua yang di khitan putranya hari ini,” pungkas Bedjo.

** Fredy Kristianto

“Negara Hukum” Butuh Budaya Hukum: Analisa Aksi Demo Anarkis Di Indonesia

0

Jurnal Inspirasi – Negara hukum (rechtsstaat) bukan hanya soal adanya undang‑undang, pengadilan, dan aparat yang berdiri; ia membutuhkan sesuatu yang lebih halus namun menentukan: budaya hukum. Budaya hukum adalah sikap, kebiasaan, dan internalisasi norma hukum dalam kehidupan sosial — ketika warga negara percaya pada proses hukum, mengendalikan impuls kolektif, dan menempuh saluran resmi untuk menyelesaikan ketidakadilan.

Namun gelombang demonstrasi yang berubah menjadi anarki belakangan ini — yang melibatkan pembakaran gedung DPRD, perusakan kantor polisi, dan penjarahan rumah anggota dewan — mengingatkan kita bahwa budaya hukum sedang rapuh. Peristiwa‑peristiwa ini bukan sekadar kegaduhan publik; mereka adalah simptom sistemik yang menuntut analisis yang tajam, bukti empiris, dan langkah terarah.

Anarki bukan “ekspresi”, itu pidana.

Demonstrasi dijamin konstitusi, tapi pembakaran gedung publik dan penyerangan tetap tindak pidana. Dalam rangkaian demo 25–30 Agustus 2025, sedikitnya tiga orang tewas saat kantor dewan dibakar di Makassar; aksi serupa menyebar ke NTB, Pekalongan, dan Cirebon, serta beberapa kota di Jawa Timur, termasuk Kediri. Presiden memerintahkan penegakan hukum tegas terhadap pelaku kekerasan. Ini bukan perdebatan ideologis; ini soal garis merah negara hukum: protes sah, kekerasan tidak.


Ketika kepercayaan publik retak, kepatuhan ikut retak

Riset soal penegakan hukum menunjukkan gambaran bercampur: awal 2024, kepercayaan ke lembaga penegak hukum relatif tinggi (kejaksaan 76,2%; kepolisian 75,3%; peradilan 75,2%). Namun survei 2025 memperlihatkan 33,8% responden menilai penegakan hukum “buruk/sangat buruk”. Diskrepansi ini menjelaskan kenapa sebagian warga merasa “melanggar” itu wajar: kalau hukum dipersepsi timpang—keras ke yang lemah, lunak ke yang kuat—budaya hukum tergelincir menjadi budaya “asal melawan”.

Konteks dan Pemantik

Protes awalnya dipicu oleh kekecewaan publik terhadap kebijakan dan praktik wakil rakyat yang dinilai jauh dari rasa keadilan publik. Insiden tewasnya seorang pengemudi ojek online yang viral di media sosial memicu kemarahan yang meluas, kemudian menyulut aksi di berbagai kota; di beberapa titik, massa menyerang gedung DPRD, membakar kantor polisi, dan menyerobot kediaman tokoh publik. Kasus-kasus penjarahan terhadap rumah anggota DPR—dilaporkan terjadi di beberapa wilayah—menandakan pergeseran dari unjuk rasa politik menjadi kekerasan yang menargetkan individu. (Laporan media nasional dan internasional, 30–31 Agustus 2025).

Mengapa Budaya Hukum Runtuh?

Pertama, kepercayaan publik pada institusi penegak hukum telah melemah. Ketika ada persepsi bahwa aparat gagal menghadirkan akuntabilitas — atau lebih buruk, menjadi bagian dari masalah — warga cenderung mencari ‘keadilan’ melalui aksi langsung. Video viral yang menunjukkan dugaan tindakan aparat yang menyebabkan korban menimbulkan fedu emosional yang cepat dan sulit ditahan.

Kedua, kanal redress formal sering dianggap lambat atau tidak efektif. Proses hukum yang berbelit, lambatnya investigasi, dan ketidakpastian sanksi membuat warga kehilangan harapan pada solusi hukum. Ketika rasa frustasi bertemu dengan sentimen marah yang terakumulasi, gerakan mudah terdorong ke tindakan destruktif.

Ketiga, ekonomi politik memperparah situasi: ketimpangan pendapatan, kenaikan biaya hidup, dan kebijakan yang dipersepsikan menguntungkan segelintir elit memperkuat narasi ‘kami vs mereka’. Ketika tuntutan yang tampak rasional — transparansi gaji wakil rakyat, akuntabilitas — tidak cepat dijawab, konflik meluas.

Peran Media Sosial: Dari Pelaporan ke Komersialisasi Kekerasan

Yang mempercepat eskalasi adalah logika platform media sosial. Konten protes yang emosional mendapat perhatian; algoritma mempromosikan apa yang ‘menarik’, seringkali kekerasan atau sensasi. Lebih problematik lagi, ada bukti praktik komersialisasi aksi—pendemo atau pihak tertentu menggunakan fitur live streaming (mis. TikTok Live) untuk meraup keuntungan langsung: donasi, gift, atau monetisasi lainnya saat tindakan anarkis ditayangkan. Motivasi ekonomi ini mengubah proporsi peserta: sebagian hadir bukan semata untuk tuntutan politik, tetapi untuk ‘konten’ yang menghasilkan uang.

Himbauan polisi untuk tidak melakukan komersialisasi kerusuhan via live TikTok di tengah panasnya aksi pekan ini juga seakan tidak berarti di kalangan perserta demo. Mengapa? Karena gift di TikTok bernilai uang: 1 koin ≈ Rp250 (ikon mawar, kopi, dsb.); 5 koin ≈ Rp1.250; 10 koin, dst. Insentif ini menciptakan moral hazard: makin dramatis (bahkan berbahaya) konten, makin besar peluang cuan. Negara hukum tak siap jika kerusuhan berubah jadi spectacle economy—di mana nyawa dan aset publik dijadikan konten berbayar. Otoritas juga memanggil platform besar agar lebih sigap menekan konten berbahaya dan disinformasi.

Respons platform yang lambat atau tidak memadai — dan di sisi lain, pemerintah yang dinilai lambat memblokir/dan/atau mengawasi fitur tersebut — berkontribusi pada derasnya penyebaran konten kekerasan. Penangguhan fitur live oleh platform akhirnya dilakukan setelah konten sudah viral dan kerusakan terjadi, menunjukkan celah koordinasi antara regulasi, moderasi platform, dan penegakan hukum.

Dilema Negara Hukum: Penegakan vs Hak Berpendapat

Negara hukum harus menegakkan hukum terhadap pelanggaran — membakar aset publik, merampas dan menjarah properti pribadi adalah tindak pidana yang jelas. Namun penegakan tanpa legitimasi memperburuk masalah: tindakan represif berlebihan terhadap massa damai atau penahanan massal tanpa proses hukum yang adil akan memicu tuduhan pelanggaran hak dan melemahkan kembali budaya hukum.

Butuh Solusi Struktural dan Praktis

Saat ini Indonesia butuh solusi struktural yang dan praktis; Pertama: Transparansi cepat dan akuntabilitas: Kasus‑kasus yang memicu kemarahan publik harus diselidiki secara cepat, transparan, dan akuntabel. Publik perlu bukti proses yang kredibel sehingga impuls massa dapat diredam oleh kepercayaan pada proses hokum; Kedua: Penguatan institusi pengawasan: Ombudsman, Komnas HAM, dan pengadilan harus diberi wewenang dan sumber daya untuk bertindak cepat. Mekanisme investigasi internal kepolisian harus transparan dan melibatkan pihak independen; Ketiga: Regulasi platform digital yang proporsional: Pemerintah harus bekerja sama dengan platform (TikTok, Meta, YouTube) untuk protokol darurat — menonaktifkan fitur yang memungkinkan monetisasi langsung konten yang memicu kerusuhan, mempercepat penghapusan konten yang menghasut kekerasan, dan menegakkan akuntabilitas pemilik akun yang mengorganisasi kekerasan demi keuntungan; Keempat: Pendidikan hukum jangka panjang: Memasukkan pendidikan hak dan kewajiban hukum dalam kurikulum, kampanye literasi hukum publik, dan pelatihan bagi kelompok rentan—semua ini membangun budaya hukum yang tahan terhadap provokasi; Kelima: Penegakan yang proporsional dan berbasis hukum: Tangkap pelaku kejahatan dengan bukti, proses peradilan yang adil, dan sanksi tegas terhadap mereka yang terbukti melakukan pembakaran, perusakan, atau penjarahan. Sekaligus lindungi hak demonstrasi damai; Keenam: Mengatasi akar ekonomi: Kebijakan sosial dan ekonomi yang targetnya mengurangi kesenjangan, melindungi pekerja rentan, dan memperbaiki perlindungan sosial akan mereduksi bahan bakar bagi peristiwa semacam ini.

Penutup: Negara Hukum Memerlukan Budaya Hukum Aktif

Kerusuhan yang kita saksikan bukan hanya kegagalan kepolisian atau ulah segelintir oknum. Ia adalah kegagalan kolektif: institusi yang lamban, ekonomi yang timpang, platform yang mengejar engagement, dan publik yang kehilangan percaya. Membangun kembali negara hukum berarti membangun kembali budaya hukum — sebuah proses panjang yang memerlukan transparansi, akuntabilitas, pendidikan, dan langkah preventif yang konkret.

Jika tidak ditangani secara menyeluruh, kita akan terus melihat ‘kebijakan’ berganti tetapi pola kekerasan yang sama berulang. Itulah taruhan kita: apakah Indonesia menjadi negara hukum yang dewasa, atau sekadar negara penuh aturan yang mudah runtuh saat diuji.

Semoga bisa menjadi renungan bersama!

Penulis:
Sholikul Hadi (Pengamat Ekonomi & Politik Global Highscore Indonesia, juga Dosen Institut Agama Islam Nasional (IAIN) Laa Roiba Bogor)

Eko Patrio dan Uya Kuya Dikabarkan Mundur dari DPR

0

jurnalinspirasi.co.id – Dua selebriti yang kini menjabat sebagai Anggota DPR RI asal Fraksi PAN, yakni Eko Patrio dan Uya Kuya dikabarkan mengundurkan diri sebagai wakil rakyat pada Minggu (31/8/2025).

Hal itu diambil adanya eskalasi politik yang telah mencapai puncak, akibat aksi kontroversial keduanya di DPR.

Sebelumnya, rumah pribadi dua legislator tersebut sempat diserbu dan dijarah oleh masyarakat yang geram.

Informasi mundurnya dua selebriti itu dari Senayan diperoleh dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN pada Minggu ini menyebutkan, langkah mundur ini diambil sebagai upaya proaktif untuk meredam situasi panas dan menciptakan kondisi yang lebih kondusif di tengah masyarakat.

Keputusan tersebut menjadi jawaban atas tekanan publik yang masif dalam beberapa hari terakhir.

Sebelum pengunduran dirinya diumumkan, Eko Patrio telah lebih dulu menyampaikan permohonan maaf terbuka.

Melalui sebuah video yang diunggah di akun Instagram pribadinya pada Sabtu (30/8/2025), Eko, yang tampak didampingi oleh rekan sefraksinya, Sigit Purnomo alias Pasha Ungu, menyampaikan penyesalan mendalam.

Langkah serupa pun diambil Uya Kuya, dengan meminta maaf melalui video.

** Fredy Kristianto