26 C
Bogor
Saturday, September 6, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 23

Ancaman Kesehatan Mental di Era Digital, Screen Time Maksimal 3 Jam

Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia, baik itu dilakukan sendiri maupun dengan kelompok. Kehidupan sosial mendorong antar individu untuk saling interaksi dengan individu lainnya karena setiap manusia memerlukan bantuan satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan mereka masing-masing.

Terlebih, pada era digital membuat masyarakat lebih banyak menghabiskan waktunya berselancar di dunia maya. Mulai dari bekerja, bermedia sosial, menikmati hiburan, dan bermain game online.

Meski banyak memberikan manfaat, kebiasaan ini juga tidak dipungkiri membawa berbagai ancaman risiko kesehatan mental.

Psikiater Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Marzuki Mahdi (PKJN RSMM), dr Lahargo Kembaren membeberkan risiko kesehatan mental yang dapat ditimbulkan, antara lain adiksi (kecanduan) internet, kesepian (loneliness), ansietas, dan depresi.

“Risiko lain yakni penurunan fungsi kognitif (brain root) untuk fokus, konsentrasi, memori dan pengambilan keputusan karena sering menonton video pendek. Selain itu risiko gangguan bicara (speech delay) pada anak,” ungkap dia.

Untuk terhindar dari bahaya tersebut, Lahargo menyarankan masyarakat agar mulai mengatur screen time selama maksimal tiga jam sehari. Hanya untuk hiburan, medsos, dan bermain game.

Ia juga mendorong masyarakat menyeimbangkan aktivitas digital dengan aktivitas non digital seperti olahraga, bermusik, mengikuti komunitas, kegiatan keagamaan dan hobi-hobi lainnya.

“Canangkan gerakan rindulah mata yang menatap dan bukan jari yang mengetik. Kemudian kenali tanda-tanda kecanduan atau adiksi digital seperti muncul masalah mental emosional, performa dalam keseharian menurun, hubungan dengan orang lain terganggu,” jelas dia.

Lahargo menyarankan masyarakat melakukan digital detoksifikasi, yakni pengurangan atau penghentian penggunaan media digital untuk kurun waktu tertentu. Tujuannya memberi kesempatan bagi otak dan badan istirahat.

Selanjutnya menghindari berkunjung ke situs-situs yang tidak bermanfaat dan berguna, bahkan memberikan efek negatif, seperti berita berita hoaks, kekerasan, dan pornografi.

“Konsultasi ke profesional kesehatan jiwa bila sudah mulai sulit untuk melepaskan diri dari adiksi digital,” seru Lahargo.

Upaya bersama untuk memahami dan mengelola dampak psikologis dari interaksi daring, serta penggunaan teknologi yang bijak, menjadi landasan untuk menciptakan lingkungan digital yang mendukung kesejahteraan mental. Dengan demikian dapat membangun fondasi yang kuat bagi kesejahteraan psikologis di dunia digital saat ini.

Pemberian Insentif untuk Mobil Listrik Bakal Dihapus?

Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan mengevaluasi pemberian insentif untuk mobil listrik yang akan berakhir pada Desember 2025 nanti.

“Tentu akan ada evaluasi karena beberapa insentif juga akan berakhir pada 2025, termasuk impor battery electric vehicle (BEV),” kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin Mahardi Tunggul Wicaksono dikutip dari Warta Ekonomi, Jumat (23/5/2025).

Ia menambahkan pemerintah terus melakukan langkah demi mempercepat target net zero emission (NZE) berupa regulasi yang mendukung pengembangan mobil ramah lingkungan, tidak hanya BEV, juga meliputi kendaraan lain, seperti hybrid dan hidrogen.

Tunggul menegaskan penguatan regulasi untuk mendukung elektrifikasi juga harus selaras dengan kewajiban pemenuhan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dalam proses produksi kendaraan bermotor.

Sebagai bentuk dukungan konkret, dia mengatakan, pemerintah telah menyiapkan program insentif perpajakan bagi perusahaan yang menunjukkan komitmen investasi di Indonesia.

Bentuk insentif tersebut meliputi pembebasan bea masuk (BM) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn BM) untuk kendaraan listrik completely built up (CBU), insentif BM dan PPnBM untuk kendaraan listrik completely knocked down (CKD) dengan TKDN yang masih berada di bawah ketentuan roadmap, guna mendorong percepatan realisasi investasi sambil menjaga kelangsungan industri lokal.

Selain kendaraan listrik, industri otomotif yang memproduksi kendaraan hybrid dan tergabung dalam program low carbon emission vehicle (LCEV) juga mendapatkan insentif PPnBM DTP sebesar 3 persen, sebagai bentuk dukungan terhadap transisi bertahap menuju teknologi kendaraan yang lebih bersih.

Untuk diketahui, pemerintah telah memberikan insentif melalui paket stimulus untuk mendongkrak adopsi kendaraan ramah lingkungan roda empat, mulai dari pengurangan PPN 10 persen, pembebasan bea masuk (CBU), dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) dengan komitmen investasi.

Segmen hybrid, baik mild hybrid hingga plug-in hybrid (PHEV) juga mendapat pemangkasan pajak 3 persen untuk PPnBM untuk anggaran 2025, asal memenuhi syarat lokalisasi dan penggunaan TKDN.

(Dedi)

UPT Pelatihan Kementan Perkuat SDM Pertanian dengan Siapkan Generasi Baru Perkebunan Lewat Pelatihan Terpadu

JAKARTA — Komitmen penguatan sumber daya manusia (SDM) disektor perkebunan, khususnya kelapa sawit, terus diperkuat. Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) Kementerian Pertanian resmi menjalin kerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama yang digelar Selasa (20/5/2025) di Aula Gedung Surachman Tjokrodisurjo, Jakarta Pusat.

Kolaborasi ini merupakan bagian dari Program Pelatihan Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit Tahun 2025, yang diselenggarakan BPDP sebagai bentuk dukungan nyata terhadap keberlanjutan industri sawit nasional.

Acara penandatanganan turut melibatkan 18 lembaga pelatihan, termasuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) pelatihan Kementan seperti BBPMKP, Bapeltan Jambi, BBPP Binuang, dan BBPP Batangkaluku. Program ini menargetkan 10.786 peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari pekebun, pelaku usaha, penyuluh, dosen, guru, hingga mahasiswa.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya peningkatan kualitas SDM sebagai fondasi utama kemajuan sektor pertanian, termasuk subsektor sawit.

“Salah satu kunci keberhasilan sektor perkebunan adalah kualitas SDMnya. Kita perlu hadir dengan pelatihan yang tepat sasaran, terukur, dan relevan dengan kebutuhan lapangan,” ujarnya.

Senada dengan itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyambut baik inisiatif ini sebagai bentuk kolaborasi yang saling memperkuat.

“Kami mengapresiasi langkah BPDP dalam menggandeng UPT pelatihan Kementan. Sinergi ini penting untuk memperluas dampak pelatihan di lapangan dan menjangkau lebih banyak masyarakat perkebunan,” jelas Santi.

Direktur Utama BPDP, Eddy Abdurrachman, menambahkan bahwa program pelatihan ini bertujuan mendorong regenerasi petani, meningkatkan produktivitas, dan memperkuat kelembagaan di sektor sawit. Ia menegaskan bahwa pelatihan dirancang untuk menjawab tantangan industri secara langsung dan berkelanjutan.

Sementara itu, Kepala BBPMKP, Sukim Supandi, menegaskan kesiapan lembaganya dalam mengambil peran strategis mendukung penguatan kapasitas SDM perkebunan sawit.

“Sebagai UPT Pelatihan Kementan, kami siap memberikan pelatihan yang tidak hanya teknis, tapi juga membekali pelaku usaha tani dengan kompetensi manajerial dan kelembagaan,” tutur Sukim.

Melalui kerja sama ini, BBPMKP dan BPDP bersama-sama bertekad melahirkan SDM perkebunan yang unggul, kompeten, dan siap menjawab tantangan pertanian masa depan.

(Restu/Humas)

Akses Pendidikan Rusak Berat, Kepsek SDN Parakanmuncang 01 Minta Perbaikan

Nanggung – Rusaknya jalan menuju SDN Parakanmuncang 01, Nanggung, Kabupaten Bogor dikeluhkan kepala sekolah maupun tenaga pengajar.

Kepala SDN Parakanmuncang 01 Ondeng Sofwanudin mengaku sudah lama mengeluhkan kondisi jalan yang rusak dan kurang terawat itu. Ia berharap ada solusi konkret dari pihak berwenang untuk memperbaiki akses jalan tersebut.

“Ini gak bisa dibangun oleh desa dengan alasan tidak ada anggarannya dan disebut jalan ini jalan milik dinas,” ujar Ondeng saat ditemui di sekolah, Selasa (20/5/2025).

Menurut Ondeng, pihak sekolah sudah mencoba mengajukan perbaikan ke Pemerintah Kabupaten, namun dinas terkait menyatakan tidak memiliki anggaran untuk pembangunan jalan tersebut.

“Orang desa bilang, kalau ingin dirawat oleh desa, mereka menginginkan sekolah menghibahkan tanah ini ke desa. Tetapi, hasil obrolan dengan komite kurang mengizinkan ketika jalan ini diberikan ke desa,” katanya.

Akibat tidak adanya kejelasan status jalan, perbaikannya pun terbengkalai. Sementara, sekolah tidak bisa menggunakan anggaran sendiri karena jalan yang rusak memiliki panjang sekitar 150 meter.

Menanggapi hal tersebut, Kepala UPT setempat, Bobby Wahyudi, mengatakan bahwa akses ruas Jalan Lukut – Pasir Ahad memang tercatat sebagai jalan Kabupaten Bogor. Namun, jalan masuk menuju sekolah tidak termasuk dalam inventarisir UPT.

“Yang aspal itu aset jalan Kabupaten, kalau jalan yang masuk ke sekolah bukan bagian dari itu,” jelas Bobby saat dikonfirmasi.

Bobby menyarankan agar pihak sekolah mengusulkan perbaikan jalan melalui mekanisme Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) dan Musrenbang Kecamatan.

“Kalau mau dibangun jalannya, diusulkan saja lewat infrastruktur di Disdik, lewat Musrenbangdes dan Musrenbang. Mekanismenya ditempuh seperti itu aja,” tukasnya.

(Arip Ekon)

TPA Galuga Jadi Sumber Penghasilan Bagi Ratusan Pemulung

Cibungbulang – Sampah yang menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga, Cibungbulang, Kabupaten Bogor menjadi sumber ekonomi.

Sekitar 400 pemulung menjadikan sumber penghidupan di tumpukan sampah di TPA Galuga yang berdiri di atas lahan seluas 42 hektare ini menampung ribuan ton sampah dari wilayah Kabupaten dan Kota Bogor.

Di balik bau tak sedap akibat tumpukan sampah itu, ratusan pemulung dapat  mengais rezeki dan menggantungkan hidupnya. Salah satunya adalah Abah Uti (63), yang telah menjadi pemulung selama 13 tahun.

Ia terpaksa menjadi pemulung di gunungan sampah TPAS Galuga lantaran sejak belasan tahun lalu Abah Uti menderita sakit di bagian kaki hingga tidak bekerja seperti sedia kala.

“Saya sudah hampir 13 tahun memulung karena punya penyakit di kaki. Kalau istri saya malah sejak TPA ini dibuka.”  ujar Uti saat ditemui di lokasi TPA  Selasa (20/5/2025).

Setiap hari, Uti bersama istrinya mengumpulkan barang-barang bekas yang masih bernilai jual. Dari hasil tersebut, mereka bisa mendapatkan penghasilan antara Rp30 ribu hingga Rp40 ribu per hari.

Abah Uti mengakui hasil yang didapatkan dari memulung rongsokan setiap harinya tersebut sangat kecil. Namun, cukup untuk sekedar makan bersama anak istrinya.

“Yang penting cukup buat dapur saja.”  tambahnya.

Pekerjaan sebagai pemulung tak lepas dari risiko kesehatan. Uti mengaku sering mengalami sakit di bagian kaki dan gangguan pernapasan.

“Kadang ada perhatian, dari Puskesmas atau pihak Pemerintah Kabupaten, tapi tidak rutin.”  keluhnya.

Meski demikian, Abah Uti tetap bertahan demi menghidupi ketiga anaknya yang masih bersekolah. “Usaha ini satu-satunya yang saya punya. Sehari paling bisa dapat tiga sampai empat karung.” tukasnya.

(Arip Ekon)

Bukan Hanya Sehat Fisik, Camat Nanggung:  Olahraga Ringan Jalin Kerjasama

Nanggung – Banyak cara untuk  membangun komunikasi dan merekatkan jalinan silaturahmi tanpa batas.

Hal ini seperti dilakukan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Nanggung, Kabupaten Bogor, dalam memperkuat kerja sama, salah satunya  melalui kegiatan olahraga bersama di sela kesibukan tugas pemerintahan.

Camat Nanggung, Ae Saepuloh, mengatakan kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya membangun soliditas antarunsur Forkopimcam, seperti yang dilakukan di Desa Parakanmuncang.

“Kami punya waktu istirahat jam 12 siang, waktu itu dimanfaatkan untuk olahraga ringan. Kebetulan ada GOR baru di Desa Parakanmuncang, jadi kami manfaatkan untuk berolahraga,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (20 /5/2025).

Jenis olahraga yang dilakukan adalah bulu tangkis. Menurut Ae, olahraga ringan ini penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.

“Ini bukan tes fisik, hanya olahraga ringan saja. Kalau fisik mah sudah tidak usah dites lagi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ae mengajak generasi muda untuk menjadikan olahraga sebagai bagian dari gaya hidup. Menurutnya, olahraga dalam tim tidak hanya meningkatkan kebugaran, tetapi juga melatih kerja sama, komunikasi, dan kepemimpinan.

“Berolahraga bukan hanya tentang meningkatkan kesehatan fisik, tetapi juga membangun karakter dan kualitas hidup. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk lebih giat berolahraga.” tukasnya Arip Ekon

Pilot Project Program Pemberdayaan Sosial Hingga Rehabilitasi Kecanduan Judol

Kota Bogor menjadi pilot project penerapan program Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial Berbasis Komunitas Sentra Cipta Mandiri (SCM) dari Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM).

Soft launching dilakukan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin), serta dihadiri oleh Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, jajaran kementerian terkait, dan lintas instansi lainnya berlokasi di Sukamulya, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Bogor Timur, Senin (5/5/2025) lalu.

Dalam kesempatan itu, Dedie Rachim mengatakan bahwa program ini merupakan turunan dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2025 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Pengentasan Kemiskinan dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem. Keberadaan SCM ini kata dia, diharapkan akan menjadi embrio pemberdayaan di wilayah yang akan dibagi ke dalam beberapa kelompok kerja.

“Sehingga nantinya ini akan mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia,” harap Dedie Rachim.

Berdiri di atas lahan seluas 2.600 meter persegi, SCM ini dibagi ke dalam kelompok kerja, di antaranya layanan deteksi dini adiksi non-zat dan kesehatan jiwa, Bank Sampah Siliwangi, pertanian terintegrasi, sanggar seni, majelis taklim, UMKM, dan sebagainya.

Dedie Rachim menuturkan, dengan adanya kelompok kerja tersebut, maka pemberdayaan ekonomi masyarakat bisa bergerak dan berdampak pada meningkatnya taraf hidup masyarakat.

“Dan ini semua merupakan peluang bagi kita untuk memanfaatkan secara produktif dan menghasilkan sesuatu yang menjadi tujuan dari SCM. Seperti saat ini yang sudah berjalan, berbagai pelatihan di antaranya di bidang rehabilitasi, pengelolaan sampah, urban farming, dan pemberdayaan masyarakat lainnya,” ucap Dedie Rachim.

Di lokasi yang sama, Menko Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar, menyampaikan bahwa ini merupakan langkah awal kerja sama sinergis dari berbagai lembaga pemerintah maupun filantropi untuk bersama-sama menyukseskan program pemberdayaan.

“Ini contoh awal yang kita jadikan pilot project, yang akan direplikasi sebanyak-banyaknya di tanah air. Ini adalah wujud inisiatif dari masyarakat yang kemudian pemerintah ajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam menghadapi persoalan masyarakat, khususnya persoalan kemiskinan dan masalah sosial, dalam upaya menuju kemandirian berbasis komunitas, terutama di perkotaan,” ujar Cak Imin sapaannya.

Program ini juga menjadi wujud kemandirian pemberdayaan dalam semangat mengatasi kemiskinan, menuju penghapusan kemiskinan ekstrem pada 2026 menjadi 0 persen, dan kemiskinan relatif turun hingga maksimal 5 persen di tahun 2029.

“Kita sangat bangga, SCM ini mengintegrasikan seluruh layanan dasar yang dibutuhkan, seperti kesehatan jiwa, pemberdayaan disabilitas, hingga pendampingan UMKM dan sebagainya. SCM harus terus tumbuh agar kita semua menghadirkan inovasi yang berkelanjutan, karena kita ingin pemberdayaan yang berkelanjutan berbasis ekosistem, bukan sekedar pemberian,” katanya.

Selain pemberdayaan sosial, SCM juga memiliki layanan rehabilitasi sosial. Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi, Nova Riyanti, menyampaikan bahwa permasalahan rehabilitasi sosial yang saat ini muncul di masyarakat adalah terkait judi online dan pinjaman online.

Namun, hingga kini belum ada angka prevalensi yang menunjukkan berapa banyak orang mengalami adiksi judi online maupun pinjaman online.

“Judi online adalah masalah multi-layer dengan persoalan psikososial yang besar. Sehingga kami dari RSMM melakukan pelatihan terhadap 22 kader di Bogor menjadi kader psikososial,” ujarnya.

Pelatihan yang diberikan di antaranya adalah pelatihan screening menggunakan tools yang telah disiapkan sebagai instrumen validasi untuk menilai perilaku judi online.

“Karena gambling disorder (gangguan berjudi) sudah masuk kategori diagnosis gangguan kejiwaan. Perilaku implisitnya adalah semakin sering kalah, semakin besar keinginan untuk ‘nyelot’ (bermain judi online),” katanya.

Lebih parahnya lagi kata dia, mereka yang pernah terjerumus judi online berpotensi besar mengalami masalah adiksi, bukan hanya kecanduan, tetapi juga gangguan fungsi dalam dunia kerja, kehidupan sosial, keluarga, hingga keuangan.

“Dan dari pelatihan ini, kader-kader kami mampu menemukan orang-orang yang mengakui mengikuti judi online,” ujarnya.

Diharapkan ke depan para kader ini bisa menemukan lebih banyak lagi kasus serupa guna memberikan pemahaman dan layanan rehabilitasi sosial kepada pengguna judi online.

Inmemorial Sahabatku Alm Didi Sadili

Innalillahi wainna illahi rojiun, telah berpulang kerahmatullah, sahabatku Didi Sadili (DS) Kamis (15/5-2025) malam di RS PMI Kota Bogor. Mari kita berdoa, semoga almarhum DS husnul khotimah, Aamin.YRA.

Saya turut berduka cita, insyaAllah saya akan melayat, takziak ke rumah duka.
Alhamdulillah sekarang saya dalam perjalanan/ otw ke rumah duka. Mau tanya, apakah rumahnya alm masih di daerah Bafak Baranangsiang Bogor?. Sekali lagi, smg alm DS, husnul khotimah dan ditempatkan arwahnya di Syurgajannatunnaim Aamin3 YRA.

Saya kenal baik dgn alm semasa hidupnya, sama-sama berkuliah di Jurusan Sosek Perikanan (SEP) FPIK IPB University thn 1981sd 1985, pada Semester 3 kami masuk jurusan TPP, setelah lulus dari TPB IPB Br Siang Kota Bogor, skrg sudah bertransformasi menjadi komplek Mall Botani Square.

Kami masuk semester 4 thn 1981/1982 saya dengan Didi memilih jurusan SEP, kuliah dan praktikum laboratorium dan lapangan, barangtentu kami sering sama-sama, dan saya diberi amanah kawan2ku sebagai Ketua Tingkat (Komti) SEP FPIK IPB waktu itu.

Beliau alm DS lulus masuk menjadi.PNS di KemenKP RI, dimana waktu itu jika saya tak salah pejabat Dirjend PPK KemenKP RI, kemudian menjadi MenKP RI adalah bpk Prof.Dr.Ir RD, MS, dosen pembimbingku S2 dan S3 di prodi PSL dan SPL SPS IPB University.

Setahu saya, alm DS sangat dekat dgn bpk RD dan keluarganya, sejak berstatus mhs di FPIK IPB karena memang daerah asalnya mereka sama, dan atau ada hubungan “kekerabatan”? Saya pun tak tahu tentang itu, sebab saya asal dari etnis Melayu Riau, kecamatan Cirenti, sedang sahabat saya DS dan bpk.RD orang Cirebonan, etnis “Sunda”. Sama Cirenti agak mirip dengan Cirebon, setahu saya tidak ada kaitan historisnya.

Alhamdulillah, selama alm DS.menjadi PNS/ASN di KemenKP RI, menjadi “orang kepercayaan” bpk.RD, MenKP RI, dan karier dan status sosek kehidupan DS sangat bagus, istilah “moncerlah”, ekonomi cukup mapan. Akan tetapi itulah “nasibnya”, diakhir masa jabatan bpk RD sbg MenKP RI, hubungan DS agak renggang, ada “miscom”.

Dampak negatifnya, bpk RD ditahan KPK di Mabes Bareskrim Polri Jaksel, diproses hukum di PN Jakpus, akhirnya “terbukti” bersalah, pak RD masuk.”pesantren”. Saya tahu tentang cerita itu, krn sering berkunjung, bersilaturahmi.menemui pak RD untuk konsultasi akademik penyelesaian Disertasi S3 saya di prodi SPL SPS IPB University sekitar thn 2006/2007.

Saya dgn bpk.RD sudah sejak lama berhubungan baik sebagai “kader insan cita HMI” dan diperkuat sebagai dosen dan komisi pembimbingku S3 saya ketika itu. Saya sering hadir di Bareskrim Polri, bpk bercerita dengan saya tentang persoalan non akademik di tempat “tahanannya” di Bareskrim Polri Jaksel.

Jadi saya agak paham dan mengerti sesungguhnya penegakan hukum di Negeri ini yang terjadi “diskriminatif”, tebang pilih, bahkan “tajam kebawah, tumpul ke atas”, istilah MenKP RI jilid 1 dan 3 tidak terentuh hukum, sedang jilid 2 bpk RD kasusnya pembuatan-deliknya “sami-mawon” kena hukuman.

Fenomena sosial negatif (paradoks dan anomali) ini, pernah saya AA tulis, narasikan dalam sebuah artikel berjudul “pak RD korban system” pada 1 atau 2 tahun yang lalu beredar di medsos, dimana beliau terkena dampak sangsi hukum matematika yaitu “plus x minus = minus”.

Saya menarasikan perbuatan pak RD baik/plus, akan tetapi lingkungan/ekosistemnya dimana beliau bekerja minus, maka akibatnya pak RD orang yang saya tahu orang baik, tapi kok aneh bin ajaib bisa masuk “pesantren” selama lk 4 tahun di LP Cipinang Jakarta.

Semoga kasus ini memang patut diambil hikmahnya, sekarang pak Prof. RD, subhanallah menjadi wakil rakyat, anggota DPR RI komisi 4 di Senayan Jakarta, kiprahnya untuk mengabdi kepada negara-bangsa moncer lagi, terutama sektor perikanan dan kelautan Indonesia dengan SDKP yang melimpah, akan tetapi nelayan beserta keluarganya masih tetap hidupnya miskin.

Mohon maaf apabila narasi ini, ada yang kurang berkenan di hati, utk sekedar tahu dan semoga menjadi pembelajaran kita bersama (lesson learnd togother, iktibar).
Selamat jalan sahabatku DS menghadap Allah SWT sang Maha Pemilik.alam jagat raya beserta segala isinya. InsyaAllah sahabatku husnul.khotimah. Dan keluarga yang ditinggalkannya dalam kesabaran, ikhlas dan bertawakal illallah.
Aamin YRA.***

Gallery and Ecofunopoly, Kp Wangun Atas Rt 06 Rw 01 Kel Sindangsari Botim City, West Java, Jumat, 16 Mei 2025.###

Wassalam.
====✅✅✅
Dr.Ir.H.Apendi Arsyad.MSi (Komti.SEP FPIK IPB University thn 1981/1982, sahabat baik alm DS, Dosen dan Pendiri Universitas Djuanda Bogor thn 1986-2024, Pendiri dan Ketua Wanhat MPW ICMI merangkap Wasek Wankar MPP ICMI, Konsultan, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial melalui Tulisannya di Media Sosial)

Badan Jalan Cikopo Membahayakan

Megamendung | Jurnal Bogor
Kondisi badan jalan alternatif Cikopo Selatan, tepatnya di Kampung Cihanjawar, Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung terus mengalami perubahan yang cukup membahayakan.

Badan jalan sepanjang kurang lebih 100 meteean dari titik longsor pertama hingga ke arah atas badan jalannya mulai terbelah secara memanjang. Bukan hanya belah, melainkan terjadi penurunan juga dibagian badan jalan yang mengarah ke jurang sedalam 30 meteran itu.

Guna mengantisipasi terjadinya longsor yang bisa mematahkan badan jalan, pihak PTPN Desa Sukagalih beberapa tahun lalu sudah melaporkan hal tersebut kepada UPT JJ wilayah Ciawi.

“Kami sudah melaporkan dan sekaligus mengajukan supaya tebingan sedalam 30 meter itu tembok penahan tebingnya dilanjutkan kembali ke arah atas. Hal ini dikarenakan, ada kekhawatiran jika ke bagian atasnya tidak dibuatkan TPT,” ujar Kepala Desa Sukagalih A. Sudarman.

Lebih lanjut dia menyebutkan, longsor beberapa tahun silam yang mengakibatkan setengah badan jalan tergerus longsor, arus lalulintas di jalur tersebut mengalami kemacetan yang cukup parah. Hal ini karena kondisi jalan Cikopo merupakan jalur alternatif yang cukup banyak dilintasi oleh pengendara dari berbagai daerah.

“Mudah mudahan di tahun ini UPT JJ melakukan pembangunan tembok penahan tebing. Karena, menurut informasi dari petugas UPT JJ tahun 2025 ini pembuatan tembok penahan tebing bakal terlaksanakan. Dan jika itu benar-benar terealisasi akan sangat berguna bagi kondisi ketahanan badan jalan tersebut,” pungkas kades.

(Dadang Supriatna)

Desa Sukamanah Bentuk Koperasi Merah Putih

Megamendung | Jurnal Bogor
Sesuai instruksi Presiden Republik Indonesia Prawbowo Subianto, setiap desa di seluruh Indonesia harus membentuk koperasi desa yang bernama Koperasi Merah Putih. Adanya inpres itu, secara serentak desa-desa kini tengah melaksanakan inpres tersebut. Seperti pada Rabu (13/5) Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung melakukan pembentukan Koperasi Merah Putih.

Kepala Desa Sukamanah Hj. Irmayani mengatakan, dengan dibentuknya koperasi tersebut diharapkan akan meningkatkan perekonomian masyarakatnya secara berkelanjutan. “Ya kita pemerintahan Desa Sukamanah sudah membentuk Koperasi Merah Putih. Itu sesuai instruksi presiden. Dan dengan dibentuknya koperasi ini, tingkat perekonomian masyarakat di kita diharapkan bisa menjadi lebih maju. Dan koperasi itu kita harus dikelola dengan amanah dan terbuka “, tandas kades.

Hadir dalam acara itu, Dinas Koperasi Kabupaten Bogor Ihsan Maulana. “Dibentuknya Koperasi Merah Putih Sukamanah bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat sesuai instruksi presiden. Dengan koperasi ini jangan sampai perekonomian masyarakat mengalami keterpurukan. Justeru melalui koperasi perekonomian masyarakat akan menjadi berkembang.  Karena koperasi ini untuk masyarakat bersama,” tandasnya Ihsan.

Sementara itu setelah terbentuknya di semua desa, koperasi tersebut akan melaksanakan launching pada bulan Juli mendatang yang akan dibuka langsung oleh presiden dengan jadual bertepatan dengan Hari Koperasi.  Pembentukan koperasi ini melalui hasil musyawarah dimana sebagai  pengawas Hj Imayani, dan Ketua Yoyo Sumarjani, Wakil Ketua H Beni Azhar SH, Wakil Usman Jajuli, Sekretaris Nabila Julianti, Bendahara H. Munji.

Sementara usai acara pembentukan draf kepengurusan ditandatangi oleh Ketua Pengawas yang juga Kepala Desa Sukamanah Hj. Irmayani SH.

(Dadang Supriatna)