Bandung | Jurnal Inspirasi
Berpedoman tergadap kesetaraan gender, Pemerintah
Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) membuka gerbang kaum hawa untuk
berkontribusi terhadap pembangunan. Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum
mendorong keterwakilan perempuan 30 persen di parlemen semua tingkatan yang
saat ini keterwakilan kaum hawa di DPRD provinsi sudah 20 persen sedangkan
kabupaten atau kota 19 persen.
“Perempuan pun mempunyai peran sangat penting dalam
pembangunan sebagai tiang negara,” ujar Kang Uu kepada Wartawan saat
membuka Workshop Percepatan Pencapaian Keterwakilan Perempuan 30 Persen melalui
Affirmative Action di Hotel Harris, Kota Bandung, Rabu (11/3).
Mantan Bupati Tasikmalaya ini menambahkan, workshop ini
adalah bentuk dorongan bagi kaum perempuan untuk lebih berani berkiprah di
dunia politik.
“Tidak dipungkiri sepak terjang perempuan di dunia
politik masih banyak hambatan mulai dari psikologi keluarga hingga dukungan
partai. Kalau masuk pada wilayah politik harus siap bersaing, siap
bertanding dan siap berlari dengan internal dan eksternal partai,”
katanya.
Pria yang diberi julukan Panglima Santri di Jabar ini
mengapresiasi atas semakin banyak perempuan yang mau terjun ke dunia politik
dan tidak sedikit pula duduk di parlemen.
“Tapi yang dikhawatirkan oleh kami, masih ada perempuan
yang belum siap berkorban perasaan demi sebuah perjuangan. Artinya, butuh
pengorbanan yang luar biasa, jika perempuan mengabdikan dirinya untuk masyarakat,”
terangnya.
Ia mengungkapkan, Pemprov Jabar telah cukup banyak
melibatkan perempuan dalam segi pembangunan dan peningkatan Sumber Daya Manusia
(SDM)
“Kami ada program pemberdayaan perempuan Salah
satunya adalah Sekoper Cinta (Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita- Cita)
yang telah lama berjalan. Dalam Sekoper Cinta, perempuan diberikan pendidikan
sesuai keilmuan dan keyakinan masing-masing. Yang keduanya kehadiran Dekranasda
dan PKK. Berapa juta, berapa miliar uang yang digelontorkan untuk PKK
dari provinsi dan kabupaten kota. Dan juga dalam bidang ekonomi diberikan
Kredit Mesra, salah satu bentuk perhatian pemerintah terhadap ekonomi
perempuan,” jelasnya.
Meski begitu, lanjut Kang Uu, dirinta tetap mengingatkan
kaum perempuan yang sudah berkiprah di parelemen agar tidak lupa tugas utamanya
adalah mengurus rumah tangga.
“Ketaatan terhadap suami itu hukumnya wajib. Tolong
jangan ada pergeseran nilai dalam kepribadiannya. Jangan sampai mengutamakan
jabatan tapi mengabaikan keluarga,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPP Kaukus Perempuan Politik
Indonesia, Dwi Septiawati Jafar berharap pada 2024 keterwakilan perempuan di
parlemen bisa mencapai 30 persen.
“Workshop ini dapat membantu memberi pemahaman
bahwa perempuan pun mempunyai peran sangat penting dalam pembangunan baik
didaerah maupun pusat,” kata Dwi.
Workshop dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Bintang Puspa Yoga, Deputi Bidang Kesehatan Gender Kementerian PPPA RI Agustina Erni, Kepala Dinas DP3AKB Provinsi Jawa Barat Poppy Sophia Bakur, DPD Kaukus Perempuan Politik Indonesia Jawa Barat Ratna Ningsih, serta 19 Ketua DPD KPPI seluruh Indonesia dan 27 ketua DPC kabupaten maupun kota di Jabar.
Noverando H