28.5 C
Bogor
Monday, July 14, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 1474

Warga yang Makan Dibubarkan

>> Pemdes Leuwiliang Minta Warga Hormati Orang yang Berpuasa

Leuwiliang | Jurnal Inspirasi

Pemdes Leuwiliang bersama tokoh masyarakat dan ulama serta RT dan RW  membubarkan warga yang sedang makan di Pasar Leuwiliang. Tak hanya penutupan pedagang nasi dan bakso, pihak desa pun memasang tulisan berisi larangan berjualan selama bulan Ramadhan. Kegiatan tersebut berlangsung sejak pagi pukul 09.00 WIB, Sabtu (9/5).

“Hari ini pemerintah desa bersama tokoh dan ulama menutup  20 warung  makan  membubarkan   warga yang sedang makan di area Pasar Leuwiliang, bahkan kami pun meminta para pedagang  untuk tidak berjualan selama bulan Ramadhan,” kata Kepala Desa Leuwiliang Iman Nurhaiman.

Iman juga menjelaskan, para pedagang pun diminta untuk menghormati warga lain yang sedang melaksanakan puasa minimal tidak berjualan dulu. “Kita juga akan membuat tim khusus untuk setiap hari mengawasi warung yang sudah tutup kembali buka karena akan diberikan sanksi tegas tidak boleh berjualan lagi di area pasar,” tegasnya.

Sementara itu, salah satu pedagang bakso Sari Rahmawati mengaku, dirinya tetap membuka usahanya karena kebutuhan sehari-hari. Apalagi pandemi covid-19 sangat berdampak ke penghasilannya. “Pandemi covid-19 membuat penghasilan dagangan sangat anjlok, makanya saya tetap buka di bulan Ramadhan,” pungkasnya.

Pemdes Leuwiliang sendiri sudah berkoordinasi dengan Pol PP Kecamatan dan Polsek leuwiliang. Namun, tidak ada tanggapan apapun dari dua aparatur pemerintah tersebut. Bahkan, ditengah pandemi Covid-19 masih banyak warga tak menggunakan masker, padahal sedang PSBB di Kabupaten Bogor diperpanjang.

** Cepi Kurniawan

Marbot Masjid Gagalkan Aksi Pencurian Motor

Ciseeng | Jurnal Inspirasi

Ditengah pandemi virus Corona (Covid-19), aksi kriminal semakin meningkat. Di beberpa wilayah di Kabupaten Bogor kerap terjadi aksi kriminalitas, aksi percobaan pencurian kendaraan roda dua kembali terjadi, Kamis (7/5). Aksi nekad pelaku itu dilakukan saat pemilik motor sedang melakukan tadarusan di dalam Masjid Syifaul Huda, di Kampung Poncol RT 01, RW 06, Desa Babakan Kecamatan Ciseeng.

Informasi didapat, kedua pelaku yang sudah mengutak-ngatik kontak kendaraan. Peristiwa itu, berawal, saat marbot masjid Syifaulhuda, melihat dari rekaman CTTV. Mengetahui hal itu, dirinya langsung berteriak dan keluar menangkap pelaku satu pelaku berhasil ditangakp namun satu lagi kabur.

“Saya lihat dua orang mencurigakan dari CCTV, pas saya keluar ternya sedang mengutak-ngatik kontak kendaraan milik jamaah,”kata Ramdan (30) kepada Jurnal Bogor, kemarin.

Ia menuturkan, pelaku ketangkap serta sempat jadi bulan-bulanan warga, satu orang lagi langsung kabur. Pelaku langsung diserahkan ke polsek parung untuk pemeriksaan. “Motor jamaah yang akan sempat dicuri, roda dua jenis honda beat. Kejadiannya pukul 13:00 WIB,”beber Ramdan.

Ramdan menjelaskan, selama kurang lebih tiga tahun. Sudah empat kali kehilangan motor di halaman masjid, baik itu milik jamaah maupun milik warga sekitar yang sedang beribadah. “Sudah empat kali kejadian, cuma baru ini saja kema batunya. Karena sudah terpasang CTTV,”ujarnya.

Kapolsek Parung Kompol Puji Astono mengungkapkan, saat ini terduga pelaku curanmor berinisial HDR, usia 26 tahun telah diamankan di kantor Mapolsek Parung dan tengah menjalani pemeriksaan. “Sementara korbannya, pemilik motor adalah saudara Samsuri Kampung Binong warga Desa Iwul Kecamatan Parung. Kami juga masih meminta keterangan para saksi pelapor,” ungkap Puji Astono.

Kapolsek Parung menerangkan, kronologis tertangkapnya pelaku curanmor terjadi pada Kamis (7/5) pukul 13.00 WIB WIB. Warga dan pengurus mesjid mengamankan seorang laki-laki yang diduga menjadi pelaku curanmor di Masjid Syifaul Huda, Desa Babakan Kecamatan Cseeng. “Setelah berhasil diamankan, warga langsung menyerahkan terduga pelaku ke polisi,” pungkas Kompol Puji Astono.

** Cepi Kurniawan

Kades Cisarua Tahan Dana Pembangunan

Cisarua | Jurnal Inspirasi

Dana Desa tahap satu tahun 2020 ini sudah dikucurkan ke setiap desa, termasuk ke desa-desa yang ada di Kecamatan Cisarua dan Megamendung. Tetapi, meskipun dana untuk pembangunan itu sudah diterima oleh setiap desa, hanya beberapa desa saja yang sudah menerapkan keuangan DD tersebut. Untuk Kecamatan Cisarua, baru Desa Cilember yang terlihat melaksanakan pembangunan di desanya. Yakni pembangunan tembok penahan tebing dan beberapa kegiatan pembangunan lainnya.

“Sudah kami terapkan DD tahap satu, karena semuanya sudah terprogramkan,” kata Kepala Desa Cilember, Suhendi Hopenier.

Sementara itu desa yang lainnya hingga kini masih banyak yang mengendapkan uang DD di bank. Alasan para Kepala Desa menahan DD untuk diterapkan ke fisik pembangunan, mereka masih memantau situasi perkembangan wabah virus korona. “Dana desa itu belum diterapkan, kami masih terfokus dan  memantau perkembangan virus Corona,” ujar Kepala Desa Leuwimalang, Yayan Nuriyana, melalui pesan singkatnya.

Sedangkan di desa lain di Kecamatan Megamendung, desa yang sudah menerapkan anggaran DD baru tiga desa, yakni Desa Sukagalih, Sukakarya dan Desa Sukamanah. Desa desa lainnya masih menahan anggaran untuk pembangunan itu.

Beberapa pengamat menilai, penahanan keuangan DD oleh beberapa desa, merupakan hal yang kurang tepat. Karena, di anggaran DD itu memiliki nilai padat karya untuk masysrakat. “Gubernur Jabar pernah mengemukakan ditengah pandemik Covid 19 ini masyarakat bisa bekerja melalui padat karya dengan menjalankan program pembangunan di anggaran DD,” ujar Suhendar, salah seorang warga yang terus memantau program DD.

** Dadang Supriatna

Kontrakan AA Dibersihkan, Temukan Ijazah Perempuan

Parung Panjang | Jurnal Inspirasi

Setelah warga sempat mencium bau bangkai yang diduga ada makam didalam kontrakan milik pelaku AA (37) di perumahan Griya Parungpanjang, kali ini warga membersihkan barang-barang didampingi pihak Polsek Parungpanjang menemukan sebuah ijazah milik salah satu mahasiswa lulusan universitas di Jakarta.

“Iya benar hari ini warga dibantu dengan anggota Polsek Parungpanjang melakukan bebersih kontrakan pelaku, dan barang-barang yang sudah tidak terpakai kita bakar semua,” kata Ketua RT 03, RW 4 Perumahan Griya Parungpanjang, Saban saat dikonfirmasi, kemarin.

Saban juga menjelaskan, aksi tersebut dilakukan untuk lebih bersih dan asri karena sementara kontrakan tida dihuni dan akan ada pemeriksaan dari tim forensik Polres Bogor. “Ini kegiatan pada pagi, dan arahan langsung dari Polsek, biar ketika orang lewat jadi bersih, untuk penemuan barang berharga tidak ada, hanya gerobak tak terpakai kita keluarkan semua, sementara seperti mobil dan motor sudah diamankan oleh Polsek parungpanjang,” jelasnya

Hal lain diungkapkan Ketua RW 04 Perum Griya Parung Panjang Busono mengatakan kabar tersebut tercuat setelah saksi korban (SM) yang merupakan istri sirih memberi keterangan kepada penyidik unit reskrim polsek Parungpanjang, terkait jasad perempuan yang di kuburkan didalam rumah tersebut.

“Saat itu menurut keterangan korban SM kepada polisi, makam berada di halaman belakang rumah pelaku AA,” kata Busono.

Sementara itu, ketika dikonfirmasi Kapolsek Parungpanjang Kompol Nundun Radiaman tidak menjawab sambungan telepon termasuk pesan singkat melalui Whatsapp. Menurut informasi, dari RS Polri dan Polres mau membongkar lokasi yang diduga kuburan perempuan. Bahkan, pada waktu bebersih, warga menemukan ijazah atas nama perempuan, KTP atas nama perempuan lain juga. Kondisi ini semakin memperluas informasi awal yang hanya ada kasus penyekapan istri sirinya kini mengarah ke yang lain.

** Cepi Kurniawan

PO Bus di Parung Belum Terima Surat Edaran

Parung | Jurnal Inspirasi

Meskipun Menteri Perhubungan Budi  Karya Suhadi melonggarkan transportasi di tengah Pandemi covid 19. Namun pada kenyataannya  di lapangan edaran itu belum ada. Seperti para  pemilik Agen  PO Tranportasi Bus Angkutan kota antar provinsi di ful Bus Parung yang mengaku belum menerima edaran mekanisme  pernyataan Menhub itu.

“Belum menerima  edarannya seperti apa. Tapi yang saya dengar angkutan terbatas jadi sebenarnya sama saja, tidak ada kelonggaran yang gimana gitu bukti  sampai saat ini ful Bus Parung   masih sepi,” kata  Sartimin, pemilik Agen PO Bus ful Parung, kemarin.

Ia meminta pemerintah adil dan jangan hanya kereta dan pesawat  dibebaskan untuk  beroperasi. Tapi, Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) dilarang. “Dengan adanya pelarangan kami hampir 1,5 bulan tidak ada pemasukan. Karena armada dikandangkan, apalagi  sampai saat ini belum juga ada bantuan dari pemerintah,” ungkapnya.

** Cepi Kurniawan

Pedagang Musiman di Pasar Cikereteg Dipungut Ratusan Ribu

Caringin|Jurnal Inspirasi

Alih-alih memanfaatkan potensi selama bulan Ramadan, Unit Pasar Cikereteg, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, memungut biaya kepada pedagang musiman yang berjualan di lokasi pasar tersebut. Bahkan, untuk satu lapak, para pedagang diminta uang sebesar Rp.300.000. Baih, pedagang musiman yang berjualan bahan makanan takjil mengatakan, untuk biaya pendaftaran setiap pedagang yang akan berjualan di minta sebesar Rp.300.000 oleh pihak pasar.

 “Kalau dua lapak atau tempat, berarti kami membayar Rp.600.000,” ungkapnya kepada wartawan.

Selain uang pendaftaran awal, lanjut warga Desa Ciderum itu, setiap hari para pedagang musiman pun diminta biaya kebersihan dan lainnya, yakni sebesar 5000 rupiah.

“Mau rame atau sepi, petugas pasar minta uang harian itu,” ujar Baih yang tempat jualannya berada di pintu masuk pasar milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor tersebut.

Sementara, Kepala Unit Pasar Cikereteg, Tinah Hastinah membenarkan adanya pungutan biaya pendaftaran bagi para pedagang musiman sebesar itu. Alasannya, biaya ratusan ribu yang diberikan para pedagang untuk disetorkan ke pusat atau PD Pasar Tohaga.

 “Ini bagian dari potensi pasar selama puasa. Dan perintah langsung dari pusat agar memanfaatkan potensi itu,” akunya saat dihubungi melalui pesan singkat Watchapp nya.

Namun, Kepala Unit Pasar Cikereteg enggan memberikan keterangan secara rinci terkait jumlah para pedagang musiman yang ada. Dari pantauan, saat ini jumlah pedagang kaki lima (PKL) yang ada didepan pasar maupun di sepanjang Jalan Cikereteg, terlihat semakin menjamur. Bahkan, maraknya para PKL membuat arus lalulintas di jalan alternatif menuju Ciawi hingga Puncak Cisarua itu, kerap terjadi kemacetan panjang.

“Bagaimana tidak macet, pedagang berjualan di bahu jalan. Apalagi di depan Pasar Cikereteg, lapak-lapak para PKL sampai ke jalan,” papar Baharudin, salah seorang sopir ojek Cikereteg.

Baharudin pun mengaku heran dengan maraknya PKL, tetapi tidak pernah ada tindakan tegas dari pihak pemerintah, baik kecamatan, desa maupun PD Pasar Tohaga yang merupakan pengelola pasar tradisional tersebut.

“Terkesan ada pembiaran. Padahal sebelumnya pernah dilakukan pembongkaran terhadap bangunan yang ada di sepanjang jalan ini, karena melanggar garis sempadan jalan (GSJ) dan garis sempadan sungai (GSS),” tukasnya.

** Dede Suhendar

Karang Taruna Parung Berbagi Takjil dan Baksos untuk Guru Ngaji

Parung | Jurnal Inspirasi

Karang Taruna Desa Parung, Kecamatan Parung terus melakukan kegiatan sosial saat Ramadhan dan ditengah Pandemi Covid-19. Dengan kepedulian sesama anggota karang taruna, Sabtu (9/5). Karang Taruna Desa Parung melakukan kegiatan berbagi takjil ke para pengendara yang melintasi di Jalan raya Parung dan membagikan sembako bagi guru ngaji yang tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah.

“Dan juga dalam kegiatan itu tidak hanya membagikan takjil  dan baksos untuk guru ngaji kami juga memberikan 100 masker bagi pengendara yang melintas tidak menggunakan masker,”kata Wakil Ketua Karang Taruna Desa Parung, Muhamad Yabun Safei kepada Jurnal Bogor, kemarin.

Dalam kegiatan itu juga para anggota karang taruna diimbau untuk mengingatkan masyarakat pentingnya menggunakan masker saat pandemi ini. “Agar masyarakat mematuhi imbaun pemerintah tentang pentingnya menggunakan masker agar penyebaran Covid-19 ini segera berakhir,” kata Yabun.

Lebih lanjut Yabun mengatakan kegiatan karang taruna Desa Parung sebelum untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. “Seperti kegiatan penyemprotan dinsifektan bersama pemerintah desa dan juga pembagian masker dan  handsanitizer,”pungkasnya.

** Cepi Kurniawan

Dinilai Kurang Transparan, Kades Sadengkolot Disoal

Leuwisadeng| Jurnal Inspirasi

Pengerjaan drainase di Kampung Cimandirasa, RT 03 RW 02 Desa Sadengkolot, Kecamatan Leuwilisadeng disoal warga. Kali ini ketua RW di wilayah Desa Sadengkolot, Soleh mempertanyakan pengerjaan jalan aspal hotmix yang tidak disertai papan informasi kegiatan. “Hotmix jalan di Kampung Sukarakyat RT 04 RW 05 terkesan tertutup karena pengerjaan yang  sedang dikerjakan ini tidak menggunakan papan kegiatan,” kata Soleh, kepada wartawan, kemarin.

Soleh mengungkapkan,  pembangunan jalan desa ini dibangun dari anggaran Dana Desa (DD) tahap pertama tahun 2020, namun dirinya tidak mengetahui seberapa besar anggarannya.” Ini dari Dana Desa (DD) tahap pertama, namun kami tidak tahu volume, serta besaran anggarannya,” keluhnya.

Bahkan pengerjaan pun diduga diborongkan, lanjut  Soleh, lantaran pekerja dari warga pribumi sendiri hanya 2 orang yang dilibatkan. “Untuk pekerja  lainnya kami tidak mengenal,” jelasnya.

Soleh pun menambahkan bahkan di tempat pengerjaannya tidak ada mandor atau yang mengawasi jalannya pembangunan tersebut. ”Tidak ada mandor, tidak ada yang mengawasi,” singkatnya.

Bukan hanya ketua RW setempat yang mempersoalkan, termasuk anggota BPD Buhori, Desa Sadengkolot menyayangkan ikhwal kinerja Kepala Desa Sadengklot yang dinilai kuranga transparan.

Buhori menerangkan, mengenai adanya anggaran Dana Desa (DD) tahap pertama 2020 sebelumnya kepala desa tidak mengajak musyawarah, baik ke LPM maupun ke pihak BPD terkait apa yang akan menjadi program pembangunan desa. “Kami BPD serta LPM sangat kecewa karena kurang diajak musyawarah,” papar Buhori.

“Kami tidak tahu berapa besaran anggarannya dana desa tahap pertama ini. Bahkan kami juga tidak tahu seberapa titik yang dibangun karena tidak ada musyawarah sebelumnya dengan BPD maupun LPM,” beber Buhori.

** Arip Ekon

BIF dan JBB Mulai Salurkan Beras untuk Guru Ngaji

Leuwisadeng | Jurnal Inspirasi

Dampak pandemic Covid-19 begitu dahysat, kehidupan masyarakat mulai terombang ambing terutama resiko ekonomi yang dirasakan masyarakat paling bawah, salah satunya guru ngaji di kampung-kampung yang luput dari bantuan pemerintah. Melihat kondisi tersebut, beberapa tokoh muda Bogor yang tergabung dalam Bogor Idea Forum (BIF) tergerak untuk membantu para guru ngaji tersebut dengan mengadakan kegiatan bertajuk Beras untuk Guru Ngaji.

“Wabah Covid-19 memang cukup memukul berbagai sektor kehidupan masyarakat, kami melihat ada ruang kosong yang belum tersentuh dari program jejaring social yang dilakukan pemerintah, untuk itu kami coba menutup ruang kosong itu dengan memberikan bantuan kepada para guru ngaji di kampung-kampung,” kata Penggagas Gerakan Beras untuk Guru Ngaji, Ade Irawan.

Gerakan beras untuk guru ngaji ini, tambah dia, merupakan gerakan kemanusiaan yang dihimpun dari berbagai elemen masyarakat yang tergerak untuk ikut mendonasikan bantuan pengumpulan beras.

“Alhamdulillah, banyak teman-teman yang merespon kegiatan ini dan mereka mendonasikan bantuannya, mulai dari masyarakat umum, Balawa dan tim Bogor Gercep serta bantuan dari temen-teman jurnalis Bogor Barat (JBB) juga, dan hari ini kita salurkan untuk guru ngaji di Desa Wargajaya Kecamatan Cigudeg,” imbuhnya.

Sedangkan, salah satu tokoh masyarakat Bogor Asep Wahyuwijaya mengungkapan, kegiatan ini patut diapresiasi ditengah kondisi masyarakat yang terdampak Covid-19 ada beberapa elemen masyarakat yang memang secara ekonomi tidak terakses program jejaring social tentu ini menjadi ruang kosong yang harus diperhatikan juga elemen masyarakat lainnya.

“Ruang kosong itu, kini diisi oleh tokoh muda bogor melalui program Beras untuk guru ngaji. Dan saya yakin, temen-teman bisa mengakses guru-uru ngaji dikampung-kampung yang belum tersentuh program bantuan dari pihak manapun,” kata Asep Wahyuwijaya yang juga Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat ini.

Sementara itu, Perwakilan Jurnalis Bogor Barat (JBB) Iman Abdurahman mengatakan, para jurnalis khususnya yang tergabung di JBB  mensuport kegiatan ini, karena memang sangat membantu masyarakat terutama para guru ngaji yang secara ekonomi cukup memprihatinkan.

“Kita support dengan ikut membantu program ini, dan kami juga mendapat bantuan dari Bogor Gercep, semoga kegiatan ini bisa membantu para guru ngaji ditengah menghadapi dampak virus corona ini,” kata Iman.

** Cepi Kurniawan

Imam Motor Peduli Bagikan Sembako ke Warga Terdampak Covid-19

Cileungsi |  Jurnal Inspirasi

Ditengah situasi perekonomian yang makin menurun akibat dampak dari pandemi Covid-19, termasuk  di Kecamatan Cileungsi, karena Kecamatan Cileungsi adalah salah satu yang sudah masuk dalam zona merah dalam penyebaran virus Corona. Hal ini membuat Imam Mizfaruddin, owner dari salah satu shoroom yang berada di Kecamatan Cileungsi mengadakan baksos untuk membantu warga masyarakat yang terdampak.

Menurut Imam, kegiatan ini untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak akibat dari wabah virus Covid-19. “Alhamdulilah ditengah situasi yang serba sulit ini kita masih bisa berbagi, setidaknya bisa meringankan beban saudara-saudara kita yang terdampak pandemi Covid-19, terlebih di bulan Ramadhan seperti sekarang,”terang imam.

Terpisah, Yudi salah satu warga yang menerima bantuan sembako menuturkan, kegiatan ini patut dicontoh oleh semua pengusaha agar  tidak ragu untuk berbagi sebagian dari hartanya. “Ini patut dicontoh oleh pelaku usaha lain, dibalik susahnya warga, para pengusaha peduli karena masih ada yang lebih susah seperti kami ini, saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada bos Imam Motor yang telah peduli terhadap kami, semoga situasi ini cepat berlalu,” kata dia.

** Nay Nur’ain