30.1 C
Bogor
Thursday, May 15, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 1228

Saksi: Polisi Justru Jaga Acara Maulid Nabi

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Seorang saksi dalam sidang praperadilan Rizieq Shihab bernama Abdul Qodir mengaku melihat banyak aparat Polisi, TNI, Dinas Perhubungan dan Satpol PP DKI Jakarta saat acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Petamburan, Jakarta Pusat pada 14 November lalu.

Saat ditanya oleh tim kuasa hukum Rizieq, saksi mengaku tidak melihat aparat kepolisian membubarkan acara itu. “Enggak (membubarkan), mereka jaga acara. Mereka mengatur lalu lintas juga,” kata Abdul bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (7/1).

Abdul Qodir mengaku sebagai mantan Ketua RT 01/RW 01 Petamburan Raya. Dia menyatakan hadir di acara Maulid gelaran Front Pembela Islam (FPI) yang berbarengan dengan pernikahan putri Rizieq Shihab itu.

Selain tak adanya pembubaran acara oleh polisi, Abdul mengatakan aparat dari Satpol PP juga membagi-bagikan masker kepada peserta acara Maulid. Petugas Satpol PP juga disebut berperan mengingatkan peserta agar selalu mematuhi protokol pencegahan Covid-19. “Satpol PP pakai mic (microphone), selalu mengingatkan.”

Menanggapi kesaksian itu, tim kuasa hukum kepolisian bertanya kepada Abdul bagaimana cara mengetahui bahwa aparat sedang mengamankan acara Maulid. Abdul ditanya apakah mengetahui surat tugas untuk mengamankan. “Kalau surat tugas nggak mungkinlah saya tahu, yang pasti saya melihat dengan mata kepala saya sendiri,” jawab dia.

Rizieq Shihab mengajukan praperadilan untuk menggugat status tersangka dan penahanannya oleh polisi dalam kasus kerumunan yang terjadi di Petamburan dan Tebet pada November 2020. Termohon I dalam gugatan praperadilan ini adalah penyidik, Cq Kepala Subdirektorat Keamanan Negara Polda Metro Jaya, Cq Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Sementara termohon II dan III adalah Kapolda Metro Jaya dan Kapolri. 

** ass

Demokrat Sebut tak Ada Pemalsuan SK Kepengurusan

Bogor | Jurnal Inspirasi

Tudingan pemalsuan SK Kepengurusan DPC Partai Demokrat periode 2018-2023 yang dialamatkan kepada Dody Setiawan selaku Ketua DPC Partai Demokrat Kota Bogor oleh Wakil Sekretaris IV Ryan Syarief melalui surat somasi, mendapat respon dari pengurus partai berlambang mercy itu.

Salah satunya dari Bendahara DPC Partai Demokrat, Bambang Dwi Wahyono. Kepada wartawan, pria yang juga anggota DPRD itu menceritakan ikhwal polemik tersebut dimulai.

“Jadi pada Juni 2018 pasca Muscab. Ketika tim formatur menyelesaikan tugasnya, sebelum diadakan rapat pleno, ada komunikasi antara petugas entry data dengan Ryan Syarif bahwa yang bersangkutan mengundurkan diri dalam pencalonan sekretaris. Saya nggak tahu itu serius atau becanda. Tapi paling tidak disitu ada perkataan mau mengundurkan diri. Ini berdasarkan keterangan yang mengentry data,” ungkap Bambang, Kamis (7/1).

Kemudian, kata dia, lantaran ada bahasa pengunduran diri, petugas entry data mengikuti dengan tidak mencantumkan nama Ryan dalam dokumen hasil rapat pleno mengenai kepengurusan DPC.

“Padahal sebelumnya semua tahu bahwa nama dia ada. Setelah kita perbanyak untuk dibagikan ke peserta rapat pleno saat akan dimulai. Kemudian kita buka rapat itu lalu memberikan kesempatan kepada semua peserta rapat untuk memberikan masukan,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, sambung Bambang, Ryan Syarif sempat mempertanyakan mengapa namanya tidak ada dalam hasil rapat.

“Lalu kita jawab menurut keterangan yang mengentry data bahwa saudara Ryan Syarif mau mengundurkan diri. Tapi karena waktu itu belum dilakukan pleno, atas dinamika yang ada akhirnya kita revisi kembali, dan kembali dibagikam ke peserta untuk dipelajari dilihat apakah ada yang perlu direvisi atau tidak. Dan setelah disepakati baru kita plenokan,” katanya.

Dengan demikian, kata Bambang, sebenarnya SK itu setelah direvisi, diberikan kepada pengurus harian untuk memberikan masukan atau tanggapan apabila terjadi kekurangan. “Jadi kalau dibilang itu pemalsuan disitu tidak ada unsur pemalsuan, karena berdasarkan fakta yang ada memang seperti itu. Dan kalaupun itu jadi sebuah permasalahan sebenarnya setelah pleno pun sudah selesai,” jelasnya.

Bambang menjelaskan bahwa hal itu terjadi bukan dilakukan secara sengaja, tetapi bisa dikategorikan human error. “Kita melihat itu bukan masalah krusial dan berdampak ke konsekuensi hukum. Dan sebenarnya kalau ada dinamika dalam rapat pleno itu sebuah hal yang wajar,” katanya.

Kata Bambang, seiring perjalanan waktu dari 2018 hingga 2021 tudingan pemalsuan itu tidak pernah mencuat. “Makanya agak aneh kalau sekarang tiba-tiba muncul. Karena kalau dipertanyakan ke semua peserta yang hadir pun semua sudah sangat paham bahwa itu sudah clear,” katanya.

Bambang juga menceritakan mengenai pengunduran almarhum Susetiyono dari posisi Sekretaris DPC pada Juni 2020 lalu.

“Semenjak almarhum mengundurkan diri, kita mengundang rapat pengurus harian melalui zoom meeting agendanya untuk membahas pergantian sekretaris yang kosong, sebenarnya ini ranahnya DPP, tapi kita harus mmberikan masukan melalui suatu proses di DPC Kota Bogor,” katanya.

Kemudian, kata dia, DPC melakukan proses pemilihan secara terbuka. Dan ketika itu, nama Ryan juga muncul dan mencalonkan. Disitu ada beberapa kandidat beberapa nama sebagai calon sekretaris, artinya setelah beberapa nama muncul kita kerucutkan tiga besar.

“Suara terbanyak kala itu, Agus Sulaksana di posisi pertama. Sedangkan di posisi kedua dan ketiga antara Ryan dan Anita. Tapi saya lupa pastinya,” bebernya.

** Fredy Kristianto

Pemalsuan Izin RS Terbongkar Pasca Audit

Bogor | Jurnal Inspirasi

Sidang perkara dugaan pemalsuan surat atas terdakwa Rina Yuliana kembali digelar di Pengadilan Negeri Bogor, dengan agenda pemeriksaan saksi, Kamis (7/1). Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan saksi Lucky Azizah langsung di ruang sidang. Sedangkan Rina Yuliana mengikuti sidang secara virtual.

Pada persidangan Majelis Hakim yang diketuai Arya Putra Negara menanyakan kegiatan lain usaha di luar profesi dokter dan pengelola rumah sakit. Dihadapan Majelis Hakim, Lucky Azizah menjelaskan, awalnya ia mau membuka cabang rumah sakit di wilayah Kecamatan Bogor Barat medio 2015 lalu.

Ia sendiri selaku komisaris PT. Jakarta Medika. Sedangkan rumah sakit dibangun PT. Muhammad Medika Abadi yang merupakan anak perusahaan dengan pelaksana proyek Fikri Salim. Ketua Majelis lalu bertanya apakah perusahaan induk mengeluarkan surat kuasa kepada Fikri Salim.

“Tidak ada,” jawab Azizah. Ia juga menegaskan tidak pernah menandatangani surat kuasa baik untuk Fikri Salim maupun Rina Yuliana.

Ia membeberkan, kondisi pembangunan rumah sakit saat ini mencapai 70 persen dengan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) keluar untuk empat lantai dan dua basement. Padahal, sambung dia, dari desain memiliki tujuh lantai ditambah satu basement.

Perusahaan, sambungnya, telah mengeluarkan dana Rp1,14 miliar untuk IMB dan izin operasional. Azizah mengaku sudah mengarahkan untuk pengurusan perizinan rumah sakit dilakukan secara resmi tanpa pihak ketiga. Namun ia baru mengetahui pengurusan perizinan itu dilakukan tidak resmi pada 20 Agustus 2019. “Sejak itu saya langsung close (keuangan),” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, terbongkarnya kasus ini setelah dilakukan audit independen. Bahkan ia menyebutkan ada pemalsuan tanda tangan yang dipakai untuk mentransfer uang ke Fikri Salim, Rina Yuliana dan lainnya. “Saya memang terlalu sibuk. Ada konspirasi,” ungkapnya.

Sementara kuasa hukum terdakwa menanyakan kepada saksi perihal laporan kliennya. Kata Azizah, perusahaan yang melaporkan kasus dugaan pemalsuan surat bukan dirinya secara pribadi. Kuasa Hukum kemudian menanyakan hubungan dengan Fikri Salim. “Pegawai,” jawab Azizah. Ia juga menjelaskan tidak mengenal Rina Yuliana saat ditanya kuasa hukum terdakwa.

Ketua Majelis sempat bertanya kepada terdakwa apakah ada bantahan terhadap keterangan saksi. “Iya yang mulia. Saya bekerja kepada almarhum bapak Selamet Isnanto,” jawab Rina Yuliana.

Diakhir sidang, JPU menyampaikan bukti kuitansi dan transfer ke Majelis Hakim. Sesuai jadwal, sidang lanjutan dengan agenda menghadirkan saksi akan kembali digelar di Pengadilan Negeri Bogor pada Jumat (8/1).

Sedangkan untuk sidang dengan terdakwa Fikri Salim, Azizah memberikan kesaksian tentang konspirasi yang dilakukan Fikri Salim Cs dalam melakukan penipuan untuk mendapat keuntungan. 

Dihadapan majlis hakim, saksi juga mengklarifikasi soal identitas Fikri Salim yang di kartunama tercantum sebagai Direktur Umum di perusahaanya dan gelar sarjana tehnik. “SMA saja tidak lulus bagaimana bisa punya gelar ST, dan gak mumgkin saya angkat sebagai direktur umum,” kata Azizah.

Menurut saksi, konspirasi itu dilakukan sejumlah barang dan dalangnya adalah Fikri Salim. “Untuk diluar Fikri Salim membawa 4 orang antaralain Soni, Rina Yuliana, Slamet Isnanto dan Hadi. “Kalau untuk didalam  Fikri berkonspirasi dengan Junaedi, Samsudin, Mujianto arsitek senior, Marzuki, Eny dan Riky Supriadi,” katanya.

Masih didalam persidangan jaksa menunjukan surat palsu yang buat  Junaedi atas perintah Fikri Salim, Sony Riadi, Rina Yuliana dan Riki Supriadi untuk bisa mendapatkan aliran dana. Jaksa juga menunjukan bukti aliran dana melalui puluhan bukti transaksi mulai  jutaan rupiah hingga ratusan juta rupian dengan jumlah total aliran dana mencapai miliaran rupiah.

Namun, ketika ditanya tentang keterangan dari saksi, Fikri Salim mengaku keberatan, misalnya keterangan soal SK, dengan alasan alamat di SK tidak sesuai dengan di KTP dirinya. Namin dia mengklaim bertanggungjawab atas bangunan RS tersebut.

Keterangan Fikri cukup memancing emosi saksi, namun dilerai oleh Majlis hakim. “Mohon hormati persidangan, semua diberikan hal untuk berbicara dan biarkan kami yang menilai, kalau tidak sesuai dengan fakta maka akan memberatkan terdakwa,” kata Majlis Hakim.

** Fredy Kristianto

Sekelompok Monyet Turun ke Jalan di Pancawati

Caringin | Jurnal Bogor

Sekelompok monyet hutan turun ke jalan di ruas jalur alternatif Pancawati-Tapos, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Monyet-monyet itu berkeliaran, untuk mencari makan dengan mendatangi warga yang sedang berada di warung kopi.

Dadan Sudanji, warga Desa Pancawati mengatakan, sejak tujuh bulan lalu, monyet-monyet yang berasal dari hutan Gunung Gede Pangrango turun dan berkeliaran untuk mencari makan.  “Waktu itu musim kemarau. Mungkin tidak ada pasokan makan, monyet-monyet ini akhirnya turun ke jalan,” ungkapnya kepada wartawan.

Menurut Dadan, awalnya hanya tiga monyet, yakni satu monyet berjenis kelamin betina dan dua lagi pejantan. Karena berkembang biak, akhirnya sekarang bertambah banyak menjadi 23.

Dadan mengungkapkan, setiap hari sekelompok monyet ini mulai dari pagi sampai sore sudah turun ke jalan dan menunggu warga yang memberikan makan.

 “Kebetulan saya punya warung kopi dan ada makanan. Makanya saya suka berikan makanan apa saja, mulai dari roti, gorengan, pisang dan lainnya yang bisa di makan,” jelas pria yang seharinya sebagai buruh pabrik di perusahaan air di wilayah Pancawati.

Keberadaan monyet-monyet tersebut, lanjutnya, selama ini tidak pernah galak atau pun membuat warga takut. Sebab, monyet ini hanya ingin makan dan tidak pernah berbuat macam-macam. “Hanya dengan dikasih makan, sekelompok monyet ini lalu pergi lagi. Baru besoknya kembali lagi ke sini,” papar Dadan.

Dadan pun mengaku, tidak khawatir terhadap monyet-monyet yang beragam, mulai dari induk sampai anaknya berbuat sesuatu ke tempat usahanya itu. “Monyetnya baik, tidak pernah ambil makanan di warung. Dan monyet-monyet itu hanya makan yang diberikan warga,” paparnya.

Bahkan, karena sudah merasa tidak aneh lagi, banyak warga yang sengaja datang ke warung hanya sekedar untuk memberikan makan kepada monyet.  “Warga sini ada yang nitip uang ke saya agar memberikan makanan untuk monyet. Ada juga yang sengaja membeli pisang untuk diberikan ke monyet-monyet disini,” imbuhnya.

Tak hanya di lokasi warung kopi, sekolompok monyet lain juga kerap mendatangi lokasi Kopi Daong untuk mencari makan.  “Saat Daong tutup, monyet-monyet itu sampai memberantakan tempat sampah yang ada di Daong. Karena tidak ada makanan,” tukas Asep, warga Pancawati lainnya.

** Dede Suhendar

Sungai Cileungsi Kembali Tercemar, Achmad Fathoni Minta DLH Lebih Serius Menangani

Cileungsi | Jurnal Inspirasi

Kondisi Sungai Cileungsi yang berada di dua kecamatan yakni Gunung Putri dan Cileungsi, Kabupaten Bogor memprihatinkan. Warga sekitar jalur jembatan Cikuda dan Kota Wisata pun merespon kondisi sungai tersebut. Bahkan tak sedikit yang melaporkan hal tersebut kepada petinggi daerah, termasuk salah satunya ke wakil rakyat yaitu Achmad Fathoni, anggota DPRD Kabupaten Bogor di Komisi 3 dari Fraksi PKS.

Dalam laman Facebooknya, Achmad Fathoni juga mengunggah sebuah video yang menunjukkan kondisi air Cileungsi jauh dari kata bersih. Justru berbau, kotor, dan berbusa. Kuat dugaan sungai tersebut terindikasi limbah pabrik dan bahan kimia yang menimbulkan busa putih pada permukaannya.

Achmad Fathoni berharap Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk bersikap lebih tegas dan serius dalam melakukan pemantauan.  “Intinya, saya ingin DLH lebih serius, tegas, dan melibatkan masyarakat dalam pengawasan,” demikian keterangan tertulisnya kepada Jurnal Bogor, Kamis (7/1).

“Dan saya siap membantu dalam hal budgeting, controlling serta pelibatan masyarakat,” imbuhnya.

Sementara Kadis DLH Asnan saat dikonfirmasi mengatakan, dirinya sudah menyusuri sungai Cileungsi dan mengambil sempel untuk mengetahui asal indikasi bahan kimia yang mencemari sungai.

Sejak 2019 lalu, Sungaui Cileungsi sudah dilaporkan tercemar, berbau, dan berwarna hitam. Bupati Bogor Ade Yasin, beserta anggota BPBD Kabupaten Bogor ikut turun menyisir sungai itu. DLH juga menindak tegas warga serta pabrik yang membuang limbah ke sungai, hingga tercatat beberapa perusahaan terbukti membuang limbahnya tanpa proses ke aliran Sungai Cileungsi.

** Nay Nur’ain

Pengawasan Jalan Leuwinutug – Hambalang Patut Dipertanyakan

Citeureup | Jurnal Inspirasi

UPT Pengawasan Jalan dan Jembatan Cileungsi diduga main mata dengan penyedia jasa peningkatan Jalan Leuwinutug – Hambalang PT. Toleransi Aceh. Pasalnya sampai saat ini Kepala UPT Jalan dan Jembatan Cileungsi Zulkifli enggan untuk memberikan penjelasan perihal keterlambatan pengerjaan jalan tersebut.

Sementara pelaksana pekerjaan peningkatan jalan Leuwinutug – Hambalang, Ikok mengatakan, dirinya hanya kontrak upah tenaga ngecor. “Saya hanya kontrak tenaga ngecor sama Pak Jhon Pasaribu,” kata Ikok saat dikonfirmasi Jurnal Bogor melalui WhatsApp.

Namun Jhon Pasaribu yang menurut keterangan adalah kontraktor dari PT Toleransi Aceh saat dihubungi tidak merespon.

Heri warga sekaligus pemerhati kontruksi jalan dan jembatan, sangat menyayangkan sikap penyedia jasa dan pengawas dari UPT Jalan dan Jembatan Cileungsi serta konsultan. Menurutnya ketiga pihak tersebut berperan penting atas pekerjaan peningkatan jalan Leuwinutug – Hambalang yang hanya dikerjakan selama 2 minggu dari 3 bulan waktu kerja yang seharusnya.

“Wwal dilaksanakannya pekerjaan sudah ada yang ditutupi, menurut salah satu pekerja bilang kalo ini adalah anggaran sisa Silpa bukan tender, itu yang menyeruak di masyarakat, karena ketidaktahuan maka manggut-manggut aja,” kata Heri.

Dia merasa heran karenal pengawasan berlapis, tapi masih saja kecolongan pekerjaan. “Kalo PT Toleransi Aceh bisa menyelesaikan pekerjaan hanya dengan waktu 2 minggu untuk apa Pemda memberikan waktu 90 hari kalender, kan itu buang-buang anggaran, dan kalau pun PT. Toleransi Aceh melakukan pelanggaran karena telat star kenapa dipaksakan, dan tidak dilakukan tender ulang. Kalau bukan main mata apa namanya?,” jelas Heri.

“Lihat hasil dari pekerjaan yang dipaksakan selesai tepat waktu agar tidak kena penalti padahal telat star, hampir dalam jarak 30-50 Meter kondisi beton sudah retak dan pecah, retakan ada yang di silent ada yang tidak, seperti apa pengawasan yang dilakukan jika masih ada pekerjaan yang seperti ini, sama-sama dibayar pake uang negara bukan berarti sama-sama melakukan kerjasama,” pungkasnya.

** Nay Nur’ain

Dibantu BPBD, 5 Rumah Korban Bencana Alam di Batutulis Langsung Dibangun

Nanggung l Jurnal Inspirasi

Lima rumah warga Desa Batutulis, Kecamatan Nanggung  yang terkena dampak bencana alam tanah longsor dan angin puting beliung kini dibangun. Bantuan rehabilitasi rumah bagi warga korban itu dating dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor.

Ketua Pelaksana Kegiatan Erwin Jamaludin menerangkan, warga yang mendapat bantuan tersebut yakni  Lilis (25) warga Kampung Pasirgintung RT 03 RW 04; Ipip (35) dan Yadi (38), warga asal Kampung Cibokor RT05 RW 06; Utang (50) Kampung Cipetir RT 01 RW 06 dan Suhayani (62), warga Pondok Bujang RT 01 RW07.

Sementara warga korban bencana tersebut atas nama Utang sebelumnya hancur akibat diterjang longsor yang terjadi pada awal Januari 2020.  Lalu keempat rumah lainnya mengalami kerusakan akibat bencana alam sekitar September hingga  Oktober.

Erwin Jamaludin menyatakan, bantuan perorangan berupa rehab rumah langsung bagi korban bencana alam ini sejatinya sejak dulu sangat dinanti oleh masyarakat Batutulis yang menjadi korban bencana. “Baru sekarang ini, baik tanah longsor maupun musibah angin puting beliung kini rumahnya langsung diperbaiki,” kata Erwin kepada Jurnal Bogor, Kamis (8/1).

Mereka mendapat bantuan berupa uang mulai  dari Rp 7.500.000 hingga Rp15.000.000. Besaran bantuannya tidak sama, tergantung dilihat pada kerusakan ringan atau berat.

Erwin Jamaludin yang akbrab disapa Boni mengaku mendukug kebijakan Pemkab Bogor untuk memberikan bantuan rehab rumah langsung kepada masyarakat yang rumahnya terkena bencaña alam. ” Ditengah sulit ekonomi, warga sangat terbantu dengan adanya bantuan sosial rehab rumah dari BPBD,” akunya.

“Kalau tidak dibantu pemerintah masyarakat mau dari mana, apalagi ditengah wabah Covid- 19 yang masih berlangsung otomatis berdampak ekonomi masyarakat menjadi sulit. Bantuan ini memang sangat diharapkan oleh masyarakat pasca bencana alam,” ujar Erwin.

Salah satu warga korban, Lilis mengaku bersyukur atas bantuan dari BPBD untuk perbaikan rumahnya, begitu juga Ipip, pihaknya langsung belanja bahan material setelah pencairan yang diambil di kantor pos setempat. ” Bantuan untuk rehabilitasi rumah ini akan kami gunakan sebaik mungkin,” pungkasnya.

** Arip Ekon

Terus Meningkatnya Covid-19, Koramil 2115/Kemang dan Petugas Gabungan Operasi Yustisi

Kemang  | Jurnal Inspirasi

Terus meningkatnya angka penularan Covid-19 di wilayah Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Bogor, Koramil 2115 /Kemang bersama petugas gabungan tidak henti-hentinya melaksanakan Operasi Yustisi, dan penegakan disiplin pencegahan Covid -19 di Jalan Raya Pondok Udik, Desa Pondok Udik, Kecamatan Kemang, Kamis (7/1/2020).

Salah satu anggota Koramil 2115/ Kemang, yang memimpin kegiatan, Sertu Sukamdi mengatakan, Operasi Yustisi gabungan dilakukan demi menekan penyebaran virus Corona yang dikhawatirkan meningkat setiap harinya.

“Salah satunya sebagai upaya menekan penyeberan Covid-19 yang terus menerus meningkat setiap harinya, Operasi Yustisi terus dilakukan sebagai upaya pemerintah menertibkan masyarakat yang masih kurang disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan yang telah ditetapkan,” ujarnya di sela-sela kegiatan operasi.

Masih kata Kamdi, sapaan akrabnya, dari hasil operasi tersebut, anggota gabungan memberikan teguran puluhan sanksi sosial kepada masyarakat yang tidak menaati protokol kesehatan saat berkendara di jalan. Dirinya juga berharap, pemberian sanksi dan teguran yang dilakukan dapat memberi pelajaran ke masyarakat terkait masalah kesehatan di masa pandemi Covid-19.

“Penindakan yang kami lakukan tujuannya tentu agar masyarakat yang melanggar mendapatkan efek jera, sehingga kedepannya kami berharap mereka dapat lebih mematuhi protokol kesehatan,” pungkasnya.

** Cepi Kurniawan

Jelang Bebas Besok, Pengacara ABB Datangi Lapas Antarkan Obat

Gunung Sindur | Jurnal Inspirasi

Jelang pembebasan Abu Bakar Ba’asyir (ABB) pada Jumat (8/1) besok, tim pengacara kembali menyambangi Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur dengan menggunakan kendaraan roda dua untuk mengantarkan obat gatal. Musababnya, ABB diketahui mengalami bentol pada sekujur tubuhnya akibat alerginya kumat.

“Iya hari ini saya mengantar obat gatal sesuai pesanan beliau karena kumat alerginya, sementara keluarga ABB sudah berada di Jakarta,” kata salah satu tim pengacara ABB, Hasyim Abdullah kepada wartawan usai menyambangi lapas, Kamis siang (7/1/2021).

Ia juga menjelaskan, pihaknya pun sudah membawa beberapa barang yang digunakan selama berada di lapas Gunsin. “Tadi kita bawa baju, selimut serta buku yang sudah dikemas. Nantinya bakal dihantarkan ke Solo, besok Jumat pas kepulangan beliau,” jelasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, diperkirakan keluarga akan menjemput ABB dan tidak membawa orang banyak karena tidak boleh ada kerumunan. “Besok pihak keluarga hadir kurang lebih 4 orang yang menjemput bersama tim dokter dengan dikawal langsung oleh Densus 88,” katanya.

Ketika ditanyai hasil rapid antigen, semua keluarga ABB dinyatakan negatif. Karena, ini sesuai permintaan tim Satgas Covid-19 untuk menghindari penyebaran virus Corona.

“Alhamdulilah hasil rapid antigen keluarga negatif, tinggal tim pengacara baru keluar sore ini, mudah-mudah penjemputan besok lancar dan tidak ada kendala,” tutupnya.

** Cepi Kurniawan

Pembobol ATM di Dramaga Dihakimi Warga

Bogor | Jurnal Inspirasi

Pelaku pembobol ATM di RS Medika Dramaga, Kelurahan Margajaya, diamankan polisi pada Kamis (7/1/2021). Satu pelaku kabur dan satu lagi  sempat dihajar warga sebelum ditangani polisi.

Aksi pembobolan ATM itu dibenarkan Kanit Reskrim Polsek Dramaga IPDA Ano, namun pelaku diserahkan ke Polsek Bogor Barat, Polres Kota Bogor karena TKP-nya ada di wilayah kukum Polres Kota Bogor.

“Sudah diserahkan ke Polsek Bogor Barat sesuai lokasi TKP RS Medika Dramaga, Kelurahan Dramaga Margajaya, Kecamatan Bogor Barat,” kata IPDA Ano saat dikonfirmasi.

Ia mengatakan sebelum dibawa ke Polsek Dramaga dan diserahkan Ke Polsek Bogor Barat, satu pelaku babak belur karena dihajar warga, namun rekannya melarikan diri dengan kendaraan roda empat.

“Tadi saat dibawa ke sini udah bengep-bengep  sama warga yang nangkep,” pungkasnya.

** Cepi Kurniawan