27.5 C
Bogor
Thursday, July 10, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 1198

Ganjil-Genap Berlaku di Akhir Pekan

Bogor | Jurnal Inspirasi

Pemerintah Kota Bogor akan memberlakukan ganjil-genap untuk mengurangi mobilitas kendaraan dan juga menekan angka Covid-19. Rencananya pemberlakuan ganjil-genap akan dilakukan setiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu.

Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Pranomo Condro mengatakan bahwa penerapan ganjil genap di Kota Bogor dilakukan dengan cara mengikuti  tanggal, sama angka terakhir dipelat nomor kendaraan. “Misalnya tanggal 5 mobil yang keluar dan melintasi kota Bogor hanya berpelat ganjil saja,” ujar Kombes Pol Susatyo,  Kamis (4/1).

Menurut dia, untuk memaksimalkan penerapan ganjil genap, nantinya pihak kepolisian bersama TNI, Dishub dan Satpol-PP Kota Bogor, bakal mendirikan titik cek point untuk memastikan kalau kendaraan yang melintas di jalanan Kota Bogor sesuai dengan penerapan ganjil-genap.

Apabila, melihat dari titik cek point yang ada saat penerapan PSBB diawal pandemi. Maka akan ada 11 titik cek point diantaranya adalah Simpang Bubulak, Simpang Ciawi, Simpang BORR, Simpang Pomad, Simpang Yasmin, Simpang Terminal Baranangsiang, Simpang Batutulis, Simpang Air Mancur, Simpang Empang, Simpang Gunung Batu dan Simpang RSUD.

“Titik cek poin akan kami berlakukan untuk melakukan pemeriksaan termasuk juga memutar balikan kendaraan untuk tidak masuk ke Kota Bogor. Saya ingatkan kepada warga yang di luar kota Bogor kalau masuk ke Kota Bogor kita akan putar balikan apabila tidak sesuai dengan ketentuannya,” pungkasnya.

11 Titik Cek Point

Simpang Bubulak
– Simpang Ciawi
-Simpang BORR
-Simpang Pomad
-Simpang Yasmin
-Simpang Terminal Baranangsiang
-Simpang Batutulis
-Simpang Air Mancur
-Simpang Empang
-Simpang Gunung Batu
-Simpang RSUD

** Fredy Kristianto

Masuk Bogor Wajib Rapid Test Antigen

Bogor | Jurnal Inspirasi

Pemerintah Kota Bogor terus berupaya menekan penyebaran Covid-19, salah satunya dengan membatasi mobilitas masyarakat, baik dari dalam maupun luar kota. Salah satunya dengan mewajibkan wisatawan yang akan memasuki wilayah Kota Bogor untuk menunjukan hasil rapid test antigen.

“Jadi bagi pengunjung yang akan melakukan wisata minimal dua hari sebelumnya sudah menunjukan hasil rapid tes anti gen di tempat wisata. Nanti akan ada petugas gabungan untuk memeriksa,” ucap Wali Kota Bima Arya kepada wartawan, Kamis (4/2).

Selain itu, kata Bima, pihaknya juga akan menggiatkan razia mengenai kapasitas angkutan umum, yang hanya boleh 50 persen. “Aturan itu berlaku sejak pukul 05.00 WIB hingga 21.00 WIB. Begitu juga mengenai jam operasional kafe dan restoran dari pukul 08.00 sampai 20.00 WIB,” katanya.

Lebih lanjut, Bima  mengakui bahwa sistem untuk menekan angka Covid-19 lemah. Sistem tersebut berupa 3 T (tracing, testing dan treatment). Hal itu lantaran kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada untuk mengimbangi lonjakan kasus.

Atas dasar itu, pihaknya akan memperbaiki sistem 3 T tersebut dengan merekrut surveilence yang akan ditugaskan di puskesmas. “Kita akan rekrut mungkin 300-400 untuk melakukan peningkatan kapasitas testing dan threatmen, serta menambah tempat isolasi. Untuk sekarang surveilence hanya 168 orang,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Bima, pihaknya akan meningkatkan kemampuan untuk mengurangi mobilitas  warga. “Kita fokus PSBB skala mikro, ada 450 RW merah, kita akan fokus di RW ini. Untuk memastikan disini 3 T dilakukan scara maksimal. Di wilayah ini TNI Polri akan betul-betul fokus mengawasi prokes dan disini. Kita tidak memilih lockdown kota, kita gak bisa lockdown. Kita fokus melakukan peningkatan kapasitas di wilayah,” paparnya.

Kata dia, kasus Covid di Kota Bogor saat ini menunjukan bahwa pemerintah tidak bisa lagi melakukan langkah-langkah yang biasa. “Harus ada langkah-langkah yang lebih terukur, fokus, untuk menekan angka lonjakan Covid-19,” tukasnya.

** Fredy Kristianto

Polisi Dalami Kasus Pembuangan Limbah Medis

Cigudeg | Jurnal Inspirasi

Kasus pembuangan puluhan limbah medis di perkebunan kelapa sawit PTPN VII Kampug Cicere, Desa Cigudeg, Kecamatan Cigudeg terus didalami pihak kepolisian. Pada Kamis sore (4/2/2021), Polsek, Danramil, Camat dan anggota Reskrim kembali mendatangi lokasi tersebut untuk mengambil beberapa sampel dari limbah medis itu.

“Tadi pengambilan sampel oleh anggota Reskrim Polres Bogor guna bahan penyelidikan untuk mengungkap siapa pelakunya,” kata Kapolsek Cigudeg, Kompol Yudi Kusyadi.

Sementara Camat Cigudeg Pardi mengimbau kepada masyarakat, terkait dengan penemuan sampah yang disinyalir limbah B3 yang ditemukan di area PTPN VIII untuk tidak mendekati area itu terlebih dahulu.

“Terutama para pemulung mungkin disana ada barang-barang yang menarik perhatian para pemulung oleh karena itu  kami imbau kepada seluruh masyarakat sudah di police line agar tidak dimasuki demi kenyamanan, keselamatan kita semua,” ujar Pardi.

Pardi juga mengatakan, bahwa pihaknya akan melakukan komunikasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor melalui Puskesmas Cigudeg untuk secepatnya mengamankan sampah-sampah APD tersebut.

“Kalau sekiranya ini sudah bisa diamankan atau disinyalir aman secepatnya mungkin nanti puskesmas akan dilakukan penyemprotan baru mungkin nanti berkoordinasi dengan dinas terkait,” katanya.

Pardi menyampaikan, bahwa kedatangan dari pihak Polres Bogor tersebut sedang mengkaji dan meneliti, terhadap barang-barang bukti yang ada di lokasi itu. “Mudah-mudahan teman-teman di Polres bisa segera menemukan para pelaku yang membuang,” pungkasnya.

Namun, Pardi menambahkan, dirinya tidak mengetahui barang bukti apa saja yang diamankan oleh pihak kepolisian tersebut. “Saya tidak menyaksikan secara langsung, karena langsung diambil oleh yang bersangkutan dan mudah-mudahan itu menjadi petunjuk bagi pihak kepolisian untuk menemukan pelakunya,” tutupnya.

** Cepi Kurniawan

Ratusan Warga Cihud Terima Sertifikat PTSL

Ciampea | Jurnal Inspirasi

Sebanyak 300 orang warga Desa Cihideung Udik (Cihud) Kecamatan Ciampea semringah. Musababnya status tanahnya sudah bersertifikat lewat program Pendaftaran Tanah Sistem Lengkap (PTSL) tahun 2020.

Penyerahan 300 sertifikat tanah oleh Pemerintah Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea didampingi petugas BPN Kabupaten Bogor dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang diserahkan di Gedung Kawaluyuan, Kamis (4/2/2021).

Kepala Desa Cihideung Udik, H Denny mengatakan, di tahun 2020 Pemerintah Desa Cihideung Udik, mengusulkan tanah warga yang disertifikat lewat program PTSL sebanyak 1.221 Bidang.

Saat ini, baru 300 bidang tanah yang sudah jadi sertifikatnnya. “Hari ini ada 300 sertifikat lahan yang diberikan ke warga lewat program PTSL. Sisanya tanah warga yang masih dalam proses pengajuan sertifikat bisa cepat selesai disertifikat, ” ujar Denny kepada wartawan.

Denny berharap dengan adanya program PTSL, msyarakat bisa memiliki kekuatan hukum tetap dan tertib administrasi. Dirinya juga kerap mendapatkan aduan dari masyarakat tentang batas tanah dan persoalan sengketa tanah. Dengan adanya program PTSL, tentunya bisa meminimalisir terjadi konflik persoalan tanah dan tertib pertanahan.

“Yang mendapatkan sertifikat gratis lewat program PTSL yakni wilayah pemukiman. Jangan sampai sertifikat yang sudah jadi lalu terkumpul di bank, ” tegasnya.

Sementara itu, Warga Desa Cihideung Udik, Wina Agustina mengaku program PTSL sangat membantu warga. Lahan seluas 60 meter tadinya masih AJB, sekarang sudah bersertifikat. “Tanah yang disertifikat seluas 60 meter merupakan milik orang tua. Kita bakal simpan baik-baik dan tidak akan dijaminkan ke bank, “pungkasnya.

** Cepi Kurniawan

Covid Menggila, Bogor Berlakukan Ganjil Genap

Bogor | Jurnal Inspirasi

Tingginya angka persebaran kasus positif Covid-19 di Kota Bogor, membuat wilayah Kota Hujan kembali ke zona merah (risiko tinggi) virus corona. Pasalnya, pada Rabu (3/2) tedapat tambahan 168 kasus baru, dan sejak Maret 2020 hingga kini jumlah paparan sudah mencapai 8.933 orang, dengan kasus aktif 1.497.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor pun akan menerapkan kebijakan ganjil genap bagi seluruh kendaraan di Kota Bogor. Rencananya, hal tersebut mulai akan diterapkan Sabtu (6/2) hingga 14 hari kedepan.

“Jadi pelat nomor ganjil tak bisa keluar ataupun masuk ke Kota Bogor pada tanggal genap. Begitu juga sebaliknya. Ini akan kami sosialisasikan kepada warga,” ujar Wali Kota Bima Arya kepada wartawan, Kamis (4/2/2021).

Bima mengatakan, pada pekan depan ganjil genap akan diberlakukan mulai Jumat hingga Minggu. “Semua yang melanggar akan diputar balik. Ini adalah upaya untuk membatasi mobilitas warga,” katanya.

Pemerintah, kata Bima, akan mengerahkan Dishub, Satpol PP dibantu TNI-Polri untuk melakukan pengawasan. Sebab, tak mungkin Kota Bogor melakukan sekat total.

Selain itu, Jalan Suryakencana pun akan ditutup total mulai pukul 20.00 WIB hingga 24.00 WIB. “Rencanya besok akan kami tutup. Selain itu ada beberapa ruas jalan yang akan ditutup situasional, apabila terjadi kerumunan,” ucapnya.

Jalan Suryakencana, kata Bima, tetap dapat dilalui oleh warga yang berdomisili di area itu, dan bagi mereka yang akan melakukan bongkar muat. “Pedestrian SSA juga akan ditutup mulai Jumat hingga Minggu,” tandasnya.

** Fredy Kristianto

Anton: Pilar Kebangsaan Jadi Penyangga Keutuhan Bangsa

Cibinong l Jurnal Inspirasi

Anggota DPR MPR RI Dapil Kabupaten Bogor, H. Anton Sukartono Suratto, menyampaikan bahwa Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI merupakan 4 pilar kebangsaan yang jadi penyangga keutuhan Bangsa Indonesia. Hal itu disampaikan ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Bogor itu kepada berbagai kelompok masyarakat dalam sosialisasi 4 pilar kebangsaan yang di gelar di Lapangan Indoor Demokrat Sport Center DPC Partai Demokrat Kabupaten Bogor, belum lama ini.

“Sosialisasi empat pilar saya lakukan di beberapa kelompok masyarakat secara estapet, diharapkan mereka dapat mengerti dan menerima, serta memahami sehingga para kelompok masyarakat tidak mudah terpengaruh pada hal-hal yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa,” ujar pria yang akrab disapa Kang Anton.

Menurutnya, bukan hal mudah untuk mempertahankan 4 pilar kebangsaan. Negara ini terdiri dari berbagai macam ras, suku, adat istiadat, agama dan budaya. Sebagai warga negara, lanjut Anton,  kita harus memaknai 4 pilar kebangsaan dengan menjaga persatuan dan kesatuan, sehingga dapat menempatkan diri secara proporsional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Empat pilar harus disosialisasikan terus menerus karena empat pilar mengandung Pancasila yang menjadi kekuatan atau pemersatu bangsa ini,” imbuhnya.

Lebih lanjut dikatakan anggota Komisi VI DPR RI ini, di era globalisasi tidak dapat dipungkiri jika di kemudian hari akan ada oknum atau gerakan yang mencoba untuk mematahkan 4 pilar kebangsaan. Inilah yang harus diantisipasi dengan berbagai cara, baik dengan pendekatan kultural yang dibarengi perkenalan budaya dan kearifan lokal, pendekatan edukatif, pendekatan hukum maupun pendekatan struktural. “Kemajemukan menjadi sumber kekuatan pemersatu bagi bangsa Indonesia, terbukti bahwa sampai hari ini kita tetap menjadi satu kesatuan,”  ungkapnya.

Anton menekankan bahwa kesejahteraan masyarakat harus diwujudkan dalam upaya mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dia mengingatkan bahwa tugas kita untuk memahami 4 Pilar Kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Dan semua sesuai dengan Pembukaan UUD 1945, dimana salah satu isinya tercantum mewujudkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. “Berdasarkan hal itu, maka kehidupan masyarakat harus lebih sejahtera,” pungkasnya.

** Gita Purnama

Kades: Tidak Dipotong, Tapi Ada Pemberian Sukarela

Nanggung l Jurnal Inspirasi

Kepala Desa Parakanmuncang, Kecamatan Nanggung, Mauludin memberikan penjelasan seputar dugaan pemotongan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diberikan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM ) di desanya. Kades menjelaskan, tidak ada pemotongan, namun ada pemberian dari penerima BLT UMKM yang sifatnya hanya sukarela.

“Jadi bukan dipotong,” ujar Kades Mauludin kepada Jurnal Bogor, Kamis (4/2), setelah pihaknya turun langsung mengecek dan menemui para penerima UMKM yang mengaku memberi dengan sukarela dan tidak ada unsur paksaan.

Sebelumnya disebutkan, sejumlah penerima mengeluhkan adanya pungutan yang diduga dilakukan staf desa. “Adapun yang dilakukan staf saya, sekali lagi saya sampaikan bahwa dana UMKM yang dicairkan pihak bank melalui rekening para KPM masing-masing dan itu tidak ada potongan melainkan hanya pemberian sukarela dan tidak ditaktor,” tandasnya.

Maka itu, kata dia, Pemerintah Desa Parakanmuncang mengklarifikasi pemberitaan  harian Jurnal Bogor yang terbit, Kamis (4/2). “Ini merupakan sebagai hak jawab yang sebelumnya telah kami konprontir dari berbagai informasi dibawah,” jelasnya.

Sementara Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK) Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia (APDESI)  Kecamatan Nanggung Jani Nurzaman, menyayangkan kalau memang benar adanya pungutan kepada KPM UMKM, karena bansos tersebut  dikucurkan oleh Kemenkop UKM melalui program BPUM/UKM. “Sasarannya semua KPM yang bergerak di bidang UKM mampu bertahan secara mandiri  ditengah pandemi Covid-19,” kata dia.

Namun, perlu dilihat dan disikapi secara komprehensif terkait permasalahan yang terjadi saat ini. “Kami yakin soal Bansos UMKM tidak adanya pengkondisian dari Kepala Desa Parakanmuncang karena UMKM itu diusulkan dan didaftarkannya itu dilakukan secara  online. Adapun Pemerintah Desa hanya mengeluarkan Surat Keterangan Usaha (SKU) dan tidak sampai ke soal teknis pencairan,” paparnya.

“Soal teknis pencairan, itu dilakukan pihak bank, dan langsung masuk ke rekening para KPM masing masing. Di setiap Rakor Minggon, yang digelar bersama Muspika,  selalu ada pembahasan  agar Pemerintah Desa selalu waspada dengan Bansos di musim pandemi Covid-19 saat ini,” ungkapnya.

Terpisah, Ketua Forum UMKM Kecamatan Nanggung Bukhori Muslim menjelaskan mekanisme sistem pencairan. “Kami di forum hanya melakukan pendataan dari setiap desa berapa keselurahan penerima manfaat di setiap desa. Selanjutnya, kami serahkan kepihak Bank BRI terkait mekanisme pencairan kemudian orang tersebut datang langsung,” kata dia.

Mengenai adanya tudingan  adanya uang koordinasi untuk Forum UMKM, pihaknya menolak isu tersebut. “Forum tidak mematok dan tidak memotong secara paksa apalagi menaktor. Forum itu hanya menjembatani agar uang diterima si penerima manfaat ini bener bener bisa digunakan untuk usaha kembali,” jelasnya.

Apalagi kata dia, dengan situasi dan kondisi pandemi seperti saat ini, banyak pelaku UMKM yang harus dibantu. “Nah, hadirnya forum ini tujuannya untuk berkelanjutan. Ditahun 2021 ini forum akan lebih selektif terhadap UMKM yang harus kita bantu dan difasilitasi,” tutup Bukhori.

Arip Ekon

Sempat Ada Penolakan, SPBU di Desa Jambu Luwuk Akan Dibangun

Ciawi | Jurnal Inspirasi

Meski sempat ditolak oleh salah seorang warga saat minta izin lingkungan, pembangunan SPBU mini di Desa Jambu Luwuk, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, tidak menjadikan investor perusahaan Pertamina mundur. Itu bisa terlihat dengan adanya kegiatan pengukuran yang dilakukan pihak pelaksanan pembangunan SPBU mini belum lama ini.

Informasi yang didapat, awalnya warga Desa Jambu Luwuk, Mulyono menolak untuk memberikan izin kepada pengusaha SPBU. Namun sekarang ini tidak tahu mengapa, penolakan warga yang memiliki usaha Gas Elpiji itu tak terdengar lagi saat dilakukan mediasi.

Salah seorang BPD Jambu Luwuk, berisinial EM membenarkan akan ada pembangunan SPBU mini, berlokasi di perbatasan antara Kampung Jambu Luwuk, Desa Jambu Luwuk dan Kampung Kambangan, Desa Banjarsari. “Memang awalnya ada penolakan dari warga. Tapi sekarang sudah selesai setelah dilakukan musyawarah,” ungkapnya kepada wartawan.

Namun, EM tidak tahu menahu soal legalitas perizinan yang sudah dimiliki pihak pengusaha tersebut. Tetapi, untuk izin lingkungan atau warga sudah ditempuh dan disetujui. “Izin warga sudah ada. Kalau izin yang lainnya saya kurang tahu, pihak pengusaha telah memiliki izin atau belum,” paparnya.

Sementara Sekretaris Kecamatan Ciawi, Bambang menjelaskan, untuk masalah penolakan warga terhadap adanya pengusaha yang akan membangun SPBU, sudah diselesaikan bersama pemerintah desa dan disaksikan pihak kecamatan serta unsur polisi maupun TNI. “Semua kumpul di Desa Jambu Luwuk. Dan semua permasalahan sudah selesai,” jelasnya.

Untuk SPBU yang akan dibangun di Desa Jambu Luwuk, sambung Sekcam Ciawi, nantinya hanya sebanyak dua alat pompa dan bukan SPBU skala besar.

** Dede Suhendar

Kecamatan Cigombong Gelar Musyawarah Pembangunan

Cigombong | Jurnal Inspirasi

Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, melaksanakan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) dengan mentaati protokol kesehatan di gedung serba guna kantor Kecamatan Cigombong, Kamis (4/2).

Minarso Camat Cigombong menerangkan diadakannya Musrenbang tingkat kecamatan membahas Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), dan menyepakati usulan rencana kegiatan pembangunan desa, ataupun pendidikan yang menjadi kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan. “Semua usulan pembangunan dari desa semuanya disepakati,” jelasnya.

Ia menambahkan, program pelaksanaan semua ini sesuai dengan visi Kabupaten Bogor 2018-2023 “ Terwujudnya Kabupaten Bogor Termaju, Nyaman dan Berkeadaban”.

Sementara Kasi Ekbang Kecamatan Cigombong Ade Suryana menambahkan, berbagai usulan masuk dari pihak desa seperti pendidikan. “Sekitar empat hari lagi, Senin akan diserahkan ke tingkat Pemerintah Kabupaten Bogor,” pungkasnya.

** Deni

Sampah Warga Desa Cileungsi Berserakan di Jalan Citapen-Ciderum

Ciawi | Jurnal Inspirasi

Banyaknya sampah berserakan di Jalan Ciderum-Citapen, persisnya di antara perbatasan antara Desa Ciderum, Kecamatan Caringin dengan Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, dikeluhkan para pengguna jalan.

Bahur, warga Desa Ciderum mengatakan, sampah-sampah yang ada di ruas jalan alternatif itu, terbawa air yang berasal dari selokan warga Kampung Ciherang Gede, Desa Cileungsi.  “Karena selokannya kecil, jadi saat hujan deras tidak bisa menampung luapan air. Makanya sampah-sampah yang dibuang warga itu berserakan di jalan,” ungkapnya kepada wartawan.

Selain sampah plastik bekas rumah tangga yang berserakan, lanjutnya, ditemukan juga beberapa tumpukan sampah yang sudah terbungkus kantung plastik dan juga karung di pinggir jalan. “Ada tiga sampah yang sudah dibungkus kantong plastik warna hitam, dan satu karung sampah,” ujar Bahur.

Menurutnya, sampah yang ada di jalan ini, pastinya akan sampai ke wilayah bawah, yakni ke Kampung Ciderum. Pasalnya, aliran selokan dan juga kali yang berasal dari Daerah Irigasi (DI) Cikamar, bermuara ke kampung di Desa Ciderum untuk memenuhi kebutuhan air para petani. “Biasanya sampah-sampah ini berserakan di Ciderum, karena hilir dari kali dan selokan disini,” papar Bahur.

Diketahui banyak sampah berserakan di lokasi perbatasan desa dan kecamatan ini, Bahur mengaku akan melaporkan ke pengurus, mulai RT dan RW di Kampung Ciderum agar ditindaklanjuti temuan sampah-sampah tersebut.  “Biar ada tindakan dan larangan buang sampah sembarangan dari para pengurus di wilayah Desa Cileungsi kepada warganya,” imbuhnya.

Sementara, Sekretaris Desa Cileungsi, Andi Rustandi mengakui sampah-sampah itu berasal dari selokan warga Kampung Ciherang Gede. Andi berjanji akan segera mensosialisasikan kepada warganya untuk tidak membuang sampah ke lokasi selokan atau kali dari DI Cikamar. Karena, selokan maupun kali ini hilirnya berada di Kampung Ciderum.

 “Secepatnya akan kita berikan pemahaman dan larangan kepada warga agar tidak membuang sampah ke lokasi aliran air lagi,” tukasnya.

** Dede Suhendar