27.6 C
Bogor
Sunday, July 20, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 1174

Perumda PPJ Siapkan Laporan Polisi

Imbas Merebaknya Isu Pungli di Teras Surken

Bogor | Jurnal Inspirasi

Perusahaan Umum Daerah Pasar Pakuan Jaya (Perumda PPJ) diterpa isu pungutan liar (pungli) di Teras Surken. Namun, kabar itu ditampik Direktur Utama (Dirut) Perumda PPJ Muzakkir. Iapun menyebut akan menyiapkan laporan ke kepolisian.

“Kami sudah turun ke lapangan dan bisa kami buktikan tim internal kami tidak ada yang terlibat pungli itu, sebab memang untuk berjualan di Teras Surken tidak ada biaya. Tidak ada serupiah pun kami pungut dari pedagang,” ujar Muzakkir kepada wartawan, Selasa (23/2).

Menurut dia, apabila pedagang ingin masuk ke Teras Surken tidaklah dipungut biaya. Namun, ada syarat administrasi tertentu seperti mengutamakan pedagang kuliner di kawasan Suryakencana, lalu kategori UMKM, jenis makanan yang khas dan legendaris, serta tidak ada jenis makanan yang sama dalam Teras Surken.

Kata dia, berdasarkan laporan pedagang yang jadi korban, tak tanggung-tanggung untuk masuk ke Teras Suken dimintai uang hingga Rp18 juta.

“Jadi yang kena pungli itu bisa disebut kena penipuan, ada oknum yang meminta uang dengan menjanjikan bisa berjualan di Teras Surken. Kami sudah coba cek ke salah satu pedagang, memang ada penjual disana ada yang membayar sebesar Rp18 juta,” katanya.

Lantas, kata dia,  pedagang itu dijanjikan bisa mendapatkan tempat di Teras Surken, tapi hal itu terjadi sebelum pedagang tersebut sebelum mendapat tempat. Iapun mengaku telah meminta saran kepada kepolisian untuk langkah membuat laporan.

Muzakkir menegaskan, baik korban maupun Perumda PPJ bisa menjadi pelapor. Hanya saja, pedagang akan dimintai keterangan sebagai saksi. Saat ini, sambungnya, direksi siap membuat laporan, bila ada pedagang dirugikan dan menjadi saksi.

“Jadi ssuai intruksi pimpinan, kami akan proses kasus itu dengan melapor kepada polisi agar ada efek jera terhadap oknum tersebut. Kami sempat bicara dengan pedagang yang terkena pungli dan membenarkan hal itu. Tetapi ketika kami bilang akan diproses, pedagang ketakutan, sehingga yang menjadi korban tidak mau jadi saksi,” jelasnya.

Kata dia, kabar itu harus dibuktikan secara hukum. Sebab, jika ingin berjualan disana versi si pedagang yang menjadi korban harus ada pembayaran.

“Tetapi ketika dia berjualan, ternyata mendapat informasi dari pedagang lain tidak di pungut biaya sepeserpun. Untuk teras Surken ini memang kami mengedepankan sosial untuk membantu UMKM dan pedang kecil karena dari bagi hasil yang kami dapat sebesar 20 persen, belum bisa menutupi operasional. Meski begitu kami tidak menyerah dan tetap memperjuangkan Teras Surken ini,” paparnya.

Lebih lanjut, Muzakkir mengakui pihaknya masih belum puas terhadap perkembangan operasional Teras Surken. Apalagi saat launching juga berbarengan dengan pandemi Covid-19, yang dilanjutkan dengan pembatasan melalui PSBB. Sehingga membatasi operasional Teras Surken dan tidak bisa buka hingga malam hari.

“Kendala lain itu soal parkir. Akses mobil, susah cari parkir. Lalu konsep payung ini kalau hujan ya bubar. Kami sedang negosiasi dengan pemberi CSR supaya bisa singkronkan konsep yang ada, merubah demi kenyamanan,” ungkapnya.

PPJ, sambung dia, mengutamakan PKL sebanyak-banyaknya untuk dapat masuk ke Teras Surken. “Ya, sebenarnya kalau dari kelayakan hanya 20-25 pedagang saja. Ini PR kedepan, kami rombak supaya bisa ramai. Tentu melibatkan beberapa SKPD,” pungkasnya.

** Fredy Kristianto

Cuaca Buruk, Bogor Siaga Bencana

Bogor | Jurnal Inspirasi

Cuaca buruk yang akan menerjang Bogor sesuai prediks BMKG, membuat Wali Kota Bogor Bima Arya memimpin briefing kesiapsiagaan bencana bersama jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, serta Satgas Ciliwung di Kayumanis, Tanah Sareal, Selasa (23/2).

Selain memastikan kesiapan sistem koordinasi, Bima Arya juga meminta BPBD dan Dinas PUPR untuk rutin melakukan pemetaan agar risiko bencana dapat dikurangi, baik melalui pembangunan fisik maupun peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

“Ada bencana alam akibat manusia, ada bencana karena force majeure (terjadi di luar kemampuan manusia). Force majeure ini kita tidak bisa berbuat banyak, misalnya tiba-tiba gempa dahsyat. Harus ada pemetaan atau mapping di lapangan. Saya tidak mau BPBD ini seperti pemadam kebakaran. Datang, semprot, sudah. Jadi harus ada langkah sistematik,” ungkap Bima Arya.

Bima meminta seluruh personel, baik BPBD, PUPR hingga Camat dan Lurah untuk mengantisipasi curah hujan yang ekstrim dalam beberapa waktu ke depan berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

“Pertama, harus ada kesiapan sistem koordinasi. Jadi begitu ada peningkatan status siaga dari Katulampa, sistem sudah bergerak. Kedua, ada proses evakuasi yang sudah disimulasikan. Ada beberapa titik yang memang langganan banjir, begitu terjadi sudah ada mekanismenya,” kata Bima.

“Lalu saya juga cek kesiapan natura. Saya minta semuanya di pool, juga ditambah logistiknya di Dinsos. Terakhir, adalah mensosialisasikan kepada warga di hari-hari kedepan yang sangat rawan ini agar menghindari dulu berada di titik-titik rawan,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor Priyatna Syamsah membeberkan, sepanjang 2020 lalu tercatat ada 740 kejadian bencana dengan enam orang korban jiwa meninggal dunia. Sementara periode Januari-Februari 2021 sudah ada 132 kejadian bencana dengan nol korban jiwa. “Bencana yang paling mendominasi adalah tanah longsor, bangunan ambruk dan pohon tumbang,” ujar Priyatna.

Di tempat yang sama, Ketua Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) yang juga Sekretaris Satgas Ciliwung Een Irawan Putra mengungkapkan bahwa perlu adanya penyelesaian terhadap sumbatan-sumbatan di saluran air karena mengakibatkan air tidak mengalir ke Sungai Ciliwung.

“Untuk posisi wilayah yang lebih rendah dari sungai yang memiliki rekam jejak sering banjir, intervensi yang bisa dilakukan mulai dari membangun tembok penahan air, vegetasi atau memindahkan warga sebagai pilihan terakhir,” kata Een.

Usai briefing, Bima Arya kemudian meninjau dua titik rawan bencana di wilayah Mekarwangi dan Cibadak, Kecamatan Tanah Sareal. Kepala Dinas PUPR Chusnul Rozaqi menyebut untuk longsor Mekarwangi, tahun ini PUPR telah menganggarkan Rp 953 juta guna perbaikan Tembok Penahan Tanah (TPT) dan Rp 396 juta guna rekonstruksi jembatan.

“Untuk lokasi yang biasanya banjir di Taman Sari Persada, Cibadak, tahun ini kami telah menganggarkan Rp 1,6 miliar untuk perbaikan tebing dan Rp 1 miliar untuk perbaikan drainase,” kata Chusnul.

** Fredy Kristianto

Lulus OKK, PWI Bagikan Kartu dan Sertifikat

Bogor | Jurnal Inspirasi

Usai mengikuti ujian dan tes Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) pada akhir Oktober 2020 lalu, PWI Kota Bogor akhirnya menyerahkan sertifikat tanda kelulusan bagi peserta OKK, termasuk menyerahkan kartu anggota PWI bagi para peserta yang mengikuti OKK pada Senin (22/2) malam.

Penyerahan dilakukan di sekretariat PWI Kota Bogor, Jalan Kesehatan 4, Kecamatan Tanah Sareal, oleh Ketua PWI Kota Bogor Arihta Utama Surbakti dan Ketua Panitia OKK Aldo Herman.

Ketua PWI Kota Bogor Arihta Utama Surbakti menyampaikan, setelah melalui proses penilaian dari tim PWI Jawa Barat, PWI Kota Bogor akhirnya menerima sertifikat OKK dan kartu PWI dari PWI Kabar.

“Dengan adanya sertifikat OKK ini, merupakan langkah awal bagi para wartawan untuk mengikuti jenjang selanjutnya, yakni Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Pada UKW nanti, para peserta yang sudah lulus OKK ini bisa mengikuti UKW jenjang Muda,” ucapnya.

Ia menjelaskan, wartawan yang telah lulus OKK sudah otomatis menjadi anggota PWI Kota Bogor dan akan menjadi bagian dari regenerasi kepengurusan PWI di masa mendatang. “Saya minta agar semuanya yang sekarang sudah menjadi keluarga besar PWI Kota Bogor untuk menjaga marwah PWI, memberikan royalitas tinggi kepada organisasi, selalu kompak dan solid. Saya berharap wartawan ini semakin profesional dan bekerja memegang teguh kode etik jurnalistik,” tegasnya.

Ari menambahkan, PWI Kota Bogor juga di tahun 2021 akan melaksanakan UKW dan diharapkan seluruh peserta yang sudah lulus OKK langsung melanjutkan mengikuti UKW. “Kita tahun ini ada agenda untuk UKW, jadi diharapkan yang sudah lulus OKK ikut UKW,” ungkapnya.

Terpisah, Ketua panitia OKK Aldo Herman mengucapkan selamat kepada peserta OKK yang sudah lulus, dan bagi yang belum lulus bisa mengikuti bengkel jurnalistik. Kemudian kepada yang sudah lulus untuk tetap menjaga marwah organisasi PWI.

“Dengan mengantungi kartu PWI menandakan bahwa sudah menjadi keluarga besar PWI yang secara otomanis harus menjaga nama baik PWI dan medianya sendiri dimanapun melaksanakan tugas jurnalistiknya,” tandasnya.

** Fredy Kristianto

Dengar Keluhan Warga, Komisi 3 Kunjungi Perusahaan di Kawasan Bogorindo Sentul

Babakan Madang | Jurnal Inspirasi

Anggota Komisi 3 DPRD Kabupaten Bogor yang didampingi Dinas PUPR, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perhubungan, DPKPP , Camat Babakan Madang dan Kepala Desa Sentul, mengunjungi 4 perusahaan yang dikeluhkan warga di Kawasan Industri Bogorindo, Sentul, Selasa (23/02)

Dalam kunjungan tersebut, anggota DPRD Komisi 3 beserta jajaran dan dinas terkait mendapatkan respon yang berbeda-beda dari para pemilik perusahaan. Ada yang merespon sangat baik sampai membentangkan spanduk selamat dating da nada juga yang enggan menemui kunjungan tersebut.

Adapun sasaran kunjungan Komisi 3 yaitu PT Warna Alam Mandiri, ADP Marmer Sentul, PT. Elegant Indonesia, dan PT Mastrotto Indonesia untuk mengecek perizinan amdal lalin dan site plant penambahan gedung.

Ketua Komisi 3 DPRD Kabupaten Bogor Sastra mengatakan, kunjungan dewan ini menggandeng instansi terkait dan sudah direncanakan beberapa hari yang lalu dengan melayangkan surat kepada perusahaan yang ingin dikunjungi agar mempersiapkan berkas administrasi untuk ditunjukan saat didatangi.

“Ada kekecewaan sedikit kepada perusahaan yang tidak respon atas kedatangan kami, mengingat surat kunjungan sudah kami layangkan jauh-jauh hari, tapi justru malah disepelekan dan pemimpin perusahaan enggan menemui, kami sangat menyayangkan hal tersebut,” jelas Sastra.

Menurutnya, tindakan selanjutnya adalah agar instansi terkait melakukan kroscek ulang kepada ke 4 perusahaan tersebut, dan apabila ditemukan pelanggaran maka seminggu kemudia kami akan memanggil pemimpin di setiap perusahaan tersebut.

“Dari 4 perusahaan yang kami kunjungi, yang paling baik penerimaannya adalah perusahaan PT Mastrotto Indonesia, dan semoga apa dilakukan oleh PT Mastrotto bisa dicontoh oleh perusahaan lain” kata Sastra.

Pihak HRD PT Mastrotto Indonesia, Adam mengaku mengapresiasi kedatangan anggota DPRD Kabupaten Bogor dari Komisi 3 dan dinas terkait karena segala masukan positifnya akan menjadi acuan untuk perusahaan kedepannya. “Saya ucapkan terima kasih atas kunjungannya, semoga perusahaan kami menjadi lebih baik lagi kedepannya,” harap Adam.

Terpisah, Kades Sentul Alex mengatakan, sebagai kepala desa di wilayah industri berharap agar perusahaan mau membuka kerjasama dengan Pemdes Sentul dan BUMDesnya, paling tidak utamakan warga Sentul untuk bekerja di perusahaan yang ada di kawasan tersebut.

“Saya hanya berharap perusahaan menjalin hubungan baik dengan desa, dan BUMDes dan tolong utamakan warga saya sebagai pegawai di perusahaan yang ada di kawasan ini,” pungkas Alex.

** Nay Nur’ain

Sempat Hilang, Seorang Satpam Asal Rumpin Ditemukan di Sungai Cisadane Tangerang

Rumpin | Jurnal Inspirasi

Iyus Suhendri, warga kampung Leuwiranji RT 06 RW 02 yang merupakan seorang security di Lapan yang sempat hilang selama tiga hari, kini ditemukan dalam kondisi meninggal dengan tubuh sudah mulai membusuk mengambang di Sungai Cisadane tepatnya di Cikokol Desa Babakan, Tangerang, Selasa (23/2/2021).

“Hari ini saya bersama aparatur Desa Sukamulya turut mendampingi paman korban untuk melihat jenazahnya di RSUD Tangerang,” kata Bhabinkamtibmas Sukamulya, Bripka Asep Rohmat Mulyana.

Senada dikatakan tetangganya Andi Marwan, dirinya langsung mengantarkan istri korban memeriksa beberapa ciri-ciri pakaian yang dikenakan terakhir oleh korban. Menurut istri korban, ciri-cirinya sangat pasti, memakai celana panjang katun, jaket hitam merk Nice, ikat pinggang warna cokelat dan kaus dalam berlogo Lapan,” cetusnya.

Ia menambahkan,  korban sempat dinawa ke RSUD Tangerang dan rencananya akan langsung dimakamkan. “Selanjutnya, korban setelah dibawa oleh pihak keluarga ke Kampung Nawing, Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin untuk dimakamkan,” pungkasnya.

** Cepi Kurniawan

Dekat Kawasan Antam, Rumah tak Layak Huni Masih Ditemukan

Nanggung | Jurnal Inspirasi

Kondisi miris dialami seoang janda berusia sekitar 50 tahun yang tinggal sendiri di rumah tidak layak huni yang masih bilik bambu berlantaikan  tanah di Kampung Legok Jambu RT 02 RW 03, Desa Sukaluyu, Kecamatan Nanggung. Padahal wilayah Nanggung sendiri dekat dengan kawasan PT Antam Tbk.

Janda bernama Ane itu mengaku, hingga sampai saat ini dirinya belum pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah padahal kata Ane beberapa kali ia sempat dilakukan pendataan. “Tidak ada kabar apa-apa, apalagi pihak desa gak pernah datang kesini, kalau untuk bantuan PKH sih sering datang kesini pak untuk pendataan saja,” ungkap Ane kepada wartawan, kemarin.

Ane mengatakan, bahwa bertahun-tahun dirinya menempati rumah tidak layak huni tersebut seorang diri, sedangkan anak-anaknya berada diluar Kabupaten Bogor. “Kalau anak sih yang tiga orang di Jakarta, yang sekolah SMA satu orang di Bekasi di yayasan pak,” kata Ane.

Ane berharap, kepada Pemerintah Kabupaten Bogor agar membantu dirinya terlebih di suasana pendemi Covid-19 seperti saat ini. “Harapan saya sih pengen cepat dibangun rumah dan mendapatkan bantuan,” kata dia.

Terpisah, Ketua RW 03 Adang Wahyudi mengaku, pihaknya sudah melaporkan kondiri rumah milik Ane kepada pihak desa, namun hingga kini belum direspon. “Sangat memprihatinkan memang, mohon dibantulah, kalau bantuan untuk bu Ane memang belum dapat sama sekali, kalau datanya BLT DD mah sudah masuk, cuman tidak tau itu kenapa,” ungkapnya.

Adang berharap, rumah yang ditinggali oleh Ane tersebut segera mendapatkan bantuan Rutilahu (rumah tidak layak huni). “Sebetulnya ibu Ane itu layak mendapatkan bantuan, disitu kan ada tiga rumah, saudaranya ibu Ane, semuanya juga kondisinya sangat memprihatinkan,” tandasnya.

Kepala Desa Sukaluyu, Aos tidak menampik  rumah tersebut memang belum mendapatkan bantuan apa-apa, namun ia pun terus berupaya agar rumah tersebut tersentuh pembangunan Rutilahu. “Mungkin akan kita masukan ke CSR Antam untuk tahun sekarang dan rumah tersebut bukan tidak kita perhatikan karena memang daftar tunggu Rutilahu semacam itu memang banyak, kita untuk RPJMDes itu mencapai 460 unit rumah,” ungkap Aos

Aos menjelaskan, rumah milik Ane tersebut masuk dalam daftar Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes). Bahkan kata dia, ada yang lebih parah kondisinya dari rumah ibu Ane tersebut. “Yang kita prioritaskan sekarang adalah nenek-nenek yang punya tanggungan,” pungkasnya.

** Cepi Kurniawan

Diduga Jadi Penyebab Jalan Rusak, Dishub Jabar Catat 300 Tronton Tambang Melintasi Jalur Bogor Barat

Leuwiliang | Jurnal Inspirasi

Banyak truk tronton bertonase melebihi muatan yang mengangkut material hasil tambang dari kawasan Cigudeg melintasi  Wilayah Bogor Barat, Kabupaten Bogor. Selain sering menimbulkan polusi, kecelakaan juga banyak terjadi dan truk pengangkut material hasil tambang diduga menjadi  penyebab jalan cepat rusak apalagi ditambah intensitas curah hujan yang tinggi belakangan ini.

Petugas Dishub Provinsi Jawa Barat pun mencatat bahwa memang jalan di wilayah Bogor Barat sering dilintasi truk-truk pengangkut material tambang dari wilayah Cigudeg seperti pasir, batu dan tanah merah. “Untuk rata rata truk tronton yang melintas itu per hari 10 sampai 15 truk tronton yang membawa muatan dari arah Cigudeg menuju Bogor,” kata petugas Dishub Provinsi Jabar Syukron, Selasa (23/2/2021).

Meskipun tak sebanyak tahun 2019 lalu, namun per hari bisa mencapai 20 lebih armada tambang yang melintas, namun penurunannya tidak terlalu banyak. “Yang banyak itu tahun 2019 sekitar 20 tronton per harinya sekarang 10-15 tronton dan kebanyakan mereka pada malam hari ditambah Sabtu Minggu semenjak ada ganjil genap itu sedikit,” kata Syukron.

Jika saat ini dihitung per hari rata rata 10 truk tronton yang melintas per minggu sekitar 70 tronton yang melintas dengan tonasenya yang kadang melebihi kapasitas. “Kalau 70 tronton per minggu berarti per bulannya bisa mencapai kurang lebih sekitar  300 truk tronton yang melintas membawa material tambang,” kata Syukron.

Dengan kondisi tersebut, wajar jika jalan cepat mengalami kerusakan dan berlubang ditambah saat ini sering terjadi hujan. “Yang kondisi itu bisa mempercepat rusaknya jalan,” pungkasnya.

Ia pun mengatakan pihaknya hanya melaksanakan pencatatan, namun  untuk penindakan truk tronton melebihi tonase tidak ada sanksi dan hanya peneguran saja. “Paling ditegur itu bahaya jangan melebihi tonase,”pungkasnya.

** Cepi Kurniawan

Maret, Jalan Lingkar Babakan Cipetir Pasirgintung Dibangun dari Dana Samisade

Nanggung l Jurnal Inspirasi

Rencana pembangunan Jalan Lingkar Babakan Cipeutir Pasirgintung di wilayah RW 03 dan RW 07, Desa Batutulis, Kecamatan Nanggung dijadwalkan pada Maret mendatang menggunakan dana Samisade (satu miliar satu desa) dari Pemerintah Kabupaten Bogor. Jalan areal pematang pesawahan blok sawah sepanjang ratusan meter telah dilakukan pengukuran ulang.

“Dalam waktu dekat ini jalan tersebut akan segera dilakukan pengerjaan,” kata Kepala Desa Batutulis Ade Supriatna kepada Jurnal Bogor, Selasa (23/2).

Menurutnya, jalan yang menjadi target pembangunan telah dilakukan pengukuran ulang menggunakan alat digital sesuai pengajuan sepanjang 600 meter dan lebar 1,20 meter. “Melalui anggran Samisade sebesar Rp 395.000,000 berikut pembangunan puluhan meter tembok penahan tanah pada Jalan Lingkar  Babakan Cipeutir Pasirgintung,” tukasnya.

Sebelum dimulai, kata Ade,  terlebih dahulu jalan tersebut disurvei oleh satuan tugas khusus dari pihak Kecamatan  Nanggung. Secara teknis pelaksanaan, kata dia, telah dibentuknya panitia tingkat desa dengan melibatkan konsultan supaya pekerjaan itu sesuai yang diharapkan.

Ia menyebutkan, Camat Nanggung menjadi koordinator program Samisade yang dananya dari Pemerintah Kabupaten Bogor. “Di setiap rapat minggon pak Camat mengatakan, bahwa Pemerintah Desa harus segera mengajukan pencairan untuk pembangunan pada program Samisade,” ungkapnya.

Ketua LPM Desa Batutulis, Jaja Subagja  membenarkan kabar pada pelaksanaannya pada Maret mendatang melalui Program Samisade pada sektor pembangunan insfrastruktur yang jadi bagian dari pemberdayaan masyarakat ditengah wabah Covid-19 yang masih berlangsung ini.

Pembangunan insfrastruktur melalui Samisade kata dia tentu sangat membantu masyarakat pada peningkatan program padat karya. Bahkan  sebagian warga ada yang sudah mengumpulkan bahan material berupa batu belah yang nantinya material tersebut akan dijual guna kelancaran pembangunan Jalan lingkar Babakan Cipeutir Pasirgintung.

Jaja Subagja yang biasa dipanggil Sanim yang baru dua bulan menjabat ketua LPM  di Desa Batutulis memaparkan,  pogram Samisade ini pengerjaannya melibatkan warga setempat. “Memanfaatkan sumber daya alam sekitar yang menjadikan nilai tambah secara ekonomi bagi masyarakat,” pungkasnya.

** Arip Ekon

Tahun 2024, RT dan RW Harus Lulusan SMA

Caringin | Jurnal Inspirasi

Kepala Desa (Kades) Ciderum, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Asep Hudri, mengultimatum para Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) agar meneruskan jenjang pendidikan hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. Hal itu ditegaskan Kades saat melakukan rapat tingkat pengurus RT dan RW di Aula Kantor Desa Ciderum, Selasa (23/2) siang.

Asep Hudri mengatakan, untuk tahun 2024 mendatang, Pemdes Ciderum akan membenahi sumber daya manusia (SDM) para RT dan RW agar melanjutkan pendidikan hingga jenjang SMA atau sederajat. “Kalau SDM pengurus meningkat, saya yakin Desa Ciderum akan maju dan berkembang pesat,” ungkapnya kepada wartawan.

Kades mengakui jika SDM para pengurus RT dan RW yang ada di Desa Ciderum, masih dibawah rata-rata atau hanya mengenyam pendidikan hingga jenjang SMP.  “Dari jumlah 46 RT dan 11 RW, yang lulusan SMA atau sederajat hanya beberapa persen saja. Selebihnya lulusan SMP,” ujar Asep Hudri yang akrab dipanggil Akep.

Akep menyatakan, pihaknya sudah melakukan kerjasama dengan Yayasan Pendidikan Amanah Mandiri (Yapam) untuk meningkatkan SDM pengurus. “Melalui lembaga pendidikan dibawah naungan yayasan itu lah, para RT dan RW belajar lagi dengan mengikuti program paket C,” jelasnya.

Sementara, Ketua RW 05, Dudih menyambut baik terhadap kebijakan Kades Ciderum yang akan membenahi SDM para pengurus melalui program paket C bersama lembaga pendidikan tersebut. “Kebijakan ini sangat positif dan patut di apresiasi,” tegasnya.

Terkait jenjang pendidikan para pengurus RT, Dudih menegaskan, dari empat RT yang ada di wilayah RW 05, untuk jenjang pendidikan nya sudah SMA.  “Hanya ada satu RT yang masih lulusan SMP. Dan saya akan minta agar RT mau ikut program paket C,” imbuhnya.

Ketua Yapam, Maemunah menjelaskan, kerjasama yang dilakukan yayasan nya dengan pihak Pemdes Ciderum, sebagai bentuk kepedulian nya terhadap SDM warga maupun para pengurus pemerintahan, baik tingkat desa, RT serta RW.

Adapun untuk pelaksanaan program paket, lanjut Maemunah, baik itu paket A, B atau pun C, pada tahun ajaran pendidikan baru sudah mulai dilaksanakan. “Para RT dan RW yang akan ikut paket, awal ajaran baru sekarang sudah mulai di buka pendaftaran,” tukasnya.

** Dede Suhendar

Hasil Swadaya, Kades Banjarwaru Bangun Rumah Reyot

Ciawi | Jurnal Inspirasi

Kepedulian Kepala Desa (Kades) Banjarwaru, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, terhadap kondisi rumah warga patut diapresiasi. Sebab, meski untuk program bantuan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) tahun anggaran 2021 belum keluar, namun Kades Banjarwaru yang belum lama dilantik di lapang Tegar Beriman itu, melakukan perbaikan rumah reyot milik Inan, warga Kampung Kubang RT 02/09.

Kades Banjarwaru, Abdul Rahman mengatakan, kondisi rumah pasangan suami istri (Pasutri) Inan dan Ayu Tukiyah, sangat mengkuatirkan. Rumah yang dibangun dengan menggunakan bahan bambu serta berdindingkan bilik itu, lanjutnya, sudah hampir roboh dan membahayakan nyawa pemilik.

 “Saat mendapat laporan, saya langsung meninjau lokasi. Dan saya kaget saat tahu kondisi rumah pasutri tersebut,” ungkapnya kepada wartawan.

Kades yang akrab dipanggil Geledeg itu menjelaskan, rumah yang sekarang sedang tahap pembangunan ini, sudah pernah mendapatkan bantuan Rutilahu dari pemerintah. “Tapi itu sudah belasan tahun lalu. Bukan zaman kades sebelum saya, tapi kades sebelumnya lagi,” paparnya.

Menurutnya, untuk memperbaiki rumah warga itu, pihaknya bersama warga dan para pengurus mulai tingkat RT serta RW, melaksanakan swadaya dan saling bergotong royong.

Untuk swadaya warga, Kades mengakui sangat bagus dan warga Banjarwaru memiliki jiwa sosial yang tinggi, sehingga bersedia membantu warga atau tetangganya yang sedang kesusahan.  “Alhamdulillah, waktu saya ajak warga dan para RT serta RW, respon mereka bagus. Makanya, sekarang rumah milik Inan bisa dilakukan pembangunan total,” ujar Geledeg.

Geledeng menyatakan rasa terima kasih terhadap warga yang sudah ikut terlibat dan membantu dalam pembangunan rumah milik warga tidak mampu itu.  “Walau pun belum ada alokasi anggaran untuk program Rutilahu, tapi saya sangat bersyukur akhirnya rumah milik Inan bisa diperbaiki dengan biaya dari hasil swadaya,” imbuhya.

Geledeg berjanji, kedepan untuk program Rutilahu di Desa Banjarwaru akan ada yang namanya skala prioritas pembangunan. Dengan begitu, tidak ada lagi kondisi rumah warga yang reot dan terancam ambruk.

Sementara, Inan, warga Kampung Kubang yang saat ini mendapat bantuan perbaikan rumah mengucapkan terimakasih kepada Kades dan jajaran pemerintahan desa, RT, RW  dan warga yang sudah membantu memperbaiki rumahnya. “Saya pun tidak takut lagi rumah ambruk saat hujan. Saya bersama keluarga sangat terbantu oleh Kades Banjarwaru dan jajarannya. Karena sudah peduli kepada warganya yang butuh bantuan,” tukasnya.

** Dede Suhendar