27.3 C
Bogor
Tuesday, May 21, 2024

Buy now

spot_img

SMPN 1 Jonggol Patok Uang Sumbangan 500 Ribu per Siswa

Jonggol | Jurnal Bogor

Lagi-lagi dunia pendidikan harus tercoreng karena adanya penekanan yang dilakukan oleh Komite Sekolah, dimana seolah menjadi alat untuk meminta sumbangan kepada para orang tua siswa untuk menyumbang pembangunan atau renovasi masjid sebesar Rp500 ribu / siswa. Hal tersebut dikeluhkan oleh TW (40) salah satu orang tua siswa yang bersekolah di SMPN 1 Jonggol yang berada di Desa Sukamaju, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.

Dimana untuk kelas 7 dan kelas 8 wajib membayar sumbangan untuk pembangunan/renovasi masjid tanpa terkecuali.

“ Saat rapat itu, awalnya diminta patungan 1 anak sebesar Rp800 ribu, kami jelas keberatan, karena anak saya bukan hanya sekolah disini saja, dan di sekolah lain juga butuh biaya. Keberatan bukan hanya disuarakan oleh saya, tapi hampir semua yang hadir seperti tidak diperkenankan untuk menyuarakan haknya, karena langsung diketok palu oleh Komite Sekolah,” ungkap TW, Senin (14/8/23).

TW menyebut, saat orang tua dikumpulkan itu ada juga Kepala Sekolah SMPN 1 Jonggol. Hadir juga kepala sekolah saat rapat orang tua yang dipimpin oleh Komite Sekolah tersebut. Menurut TW, dirinya tidak keberatan jika harus ikut menyumbang untuk pembangunan masjid yang ada di sekolah anaknya, hanya saja jangan ditentukan harus sekian untuk patungannya.

“ Namanya juga sumbangan untuk masjid, jangan ditentukan dong nilainya, yang tadinya Ikhlas jadi ngedumel kan. Jika satu anak 100 ribu mungkin kami tidak keberatan, ini disahkan 500 ribu satu anak, dan diwajibkan untuk siswa kelas 7 dan kelas 8. Gimana kita gak kesal, dan kalo saat rapat hanya diambil keputusan dari komite saja, ngapain harus dirapatkan kalo keputusannya bukan musyawarah,” kesalnya.

Bukan hanya itu saja, sambung TW, seharusnya Kepala Sekolah ikut melarang komite yang seolah mengambil keputusan yang memberatkan orang tua siswa.

“Lalu untuk apa hadir saat rapat, untuk menyaksikan kesewenang-wenangan yang kami terima, atau bagaimana. Saya sih, sekalipun sudah diketuk palu oleh komite, tidak akan mematung karena saya anggap itu keputusan sepihak yang diambil. Bukan hanya saya, banyak orang tua yang keberatan, boleh silahkan tanya. Mungkin mereka segan, karena komite adalah orang yang berpengaruh disini. Kalaupun nanti akan berdampak kepada anak saya, saya akan meminta bantuan kepada media, ”tandasnya.

“ Harapan saya, turunlah dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, kami siap kok menyuarakan keberatan kami. Bukan tidak mau ikut patungan, tapi kami keberatan dengan jumlahnya, belum lagi ada orang tua siswa yang anaknya bersekolah sampai 3 orang, kalo dikali Rp.500 udah berapa, itukan jadi beban,” tambahnya.

Lebih lanjut TW menjelaskan, sementara kondisi ekonomimya masih menengah kebawah, harusnya mereka memahami kondisi orang tua yang memasukan anaknya ke sekolah negeri guna untuk meringankan biaya, ini malah ada sumbangan wajib.

“ Apalagi harus dilunasi dalam waktu dekat ini, sungguh ini jadi beban kami,” pungkasnya.

Sementara Kepala Sekolah SMPN 1 Jonggol, Oellis Wiastoeti saat dikonfirmasi Jurnal Bogor melalui pesan singkat WhatsApp terkait keberatan orang tua akan sumbangan untuk pembangunan masjid yang jumlahnya cukup memberatkan hanya menjawab singkat untuk menanyakan ke komite.

“ Silahkan tanya komite, datang saja,” singkatnya.

Namun saat Jurnal Bogor menyambangi SMPN 1 Jonggol, Kepala Sekolah tidak ada ditempat, dan saat dihubungi via telepon tidak menanggapi.

“Kepala Sekolah baru aja pergi,” pungkas salah seorang penjaga sekolah.

Sampai diturunkannya berita ini belum ada penjelasan resmi baik dari kepala sekolah maupun dari komite.

** Nay Nuráin

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles