31.4 C
Bogor
Friday, April 26, 2024

Buy now

spot_img

Mengenal Ageism dan Cara Mengatasinya

Bogor | Jurnal Bogor

Istilah Ageism pertama kali diciptakan oleh Robert N. Butler pada tahun 1968 yang merupakan seorang ahli gerontologi, psikologi, dan penulis untuk menggambarkan diskriminasi terhadap orang yang lebih tua.

Dimana orang yang sudah lanjut usia dianggap sudah tidak produktif dan skill yang dimilikinya tidak relevan dengan dunia pekerjaan saat ini. Istilah ini juga digunakan untk menggambarkan diskriminasi dan prasangka terhadap remaja dan anak-anak, dengan mengabaikan ide mereka karena masih terlalu muda.

Menurut World Health Organization (WHO), ageism ini mengacu pada stereotip, prasangka, dan diskriminasi terhadap orang lain atau diri sendiri berdasarkan usia. Pada dasarnya, ageism bukan hanya sekedar tindakan, melainkan juga cara memandang dan berpikir seorang manusia terhadap manusia lainnya.

Ageism ada di mana-mana, dari institusi dan hubungan kita hingga diri kita sendiri. Seperti ageism dalam kebijakan yang mendukung penjatahan perawatan kesehatan berdasarkan usia, praktik yang membatasi peluang orang muda untuk berkontribusi dalam pengambilan keputusan di tempat kerja, perilaku menggurui yang digunakan dalam interaksi dengan orang yang lebih tua dan lebih muda, dan sebagainya.

Ageism dapat mengubah cara kita memandang diri kita sendiri, dapat mengikis solidaritas antar generasi, dapat merendahkan atau membatasi kemampuan kita. Ageism juga berdampak buruk pada kesehatan fisik lansia.

World Health Organization (WHO), menjabarkan bahwa orang lanjut usia yang memiliki sikap negatif terhadap penuaan akan hidup 7,5 tahun lebih sedikit dibandingkan mereka yang memiliki sikap positif terhadap penuaan.

Mengutip dari sehatQ.com, beberapa cara melawan ageism antara lain :

1. Berani berbicara. Jangan biarkan diri kita didiskriminasi atau dipojokkan karena usia. Coba untuk berani berbicara dan berpartisipasi dalam sebuah acara.

2. Menjadi aktif dan perhatikan apa yang sedang terjadi. Jangan takut untuk mengetahui berita terkini.

3. Tetap positif. Jadilah orang yang berpikir dan bertindak positif, jangan berpikiran negatif dalam menghadapi kasus ageism.

4. Jangan malu untuk bermain dengan yang lebih muda. Berkumpul dan berpatisipasi dalam sesi olahraga atau komunitas yang dipenuhi oleh anak-anak muda

5. Menjadi relawan dalam acara sosial. Melakukan hal baik dengan membantu orang-orang yang membutuhkan dilingkungan rumah atau mengikuti acara keagaman yang diselenggarakan masyarakat.

** Venda Oktavioni/mg-jb

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles