Rancabungur | Jurnal Inspirasi
Tidak hanya virus Covid-19 yang menyerang manusia dan hewan, tampaknya ada virus lain juga yang saat ini menyerang tanaman pohon papaya, bahkan sudah sejak lama dari tahun 2007. Diketahui virus yang disebut petani itu bernama Erminia atau Antraknosa yaitu virus yang menyerang batang pohon pepaya hingga menyebabkan busuk dan bahkan virus tersebut menular dari satu pohon ke pohon yang lainnya.
Seperti diungkapkan seorang petani asal Desa Mekarsari, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Kiki Wijanarko, virus itu sudah ada sejak tahun 2007, hingga saat ini bahkan belum ditemukan obatnya.
Akibatnya banyak para petani pepaya saat ini banyak yang merugi. Pasalnya, banyak yang gagal panen karena banyak pohon pepaya yang busuk sehingga pepaya yang ditanam itu tidak semuanya bias dipanen.
“Sejak tahun 2007 memang sampai sekarang nama virus ini menyerang pohon papaya, baik pepaya Bangkok maupun California seperti tanaman pepaya California yang saya tanam dilahan 3000 meter ini gagal panen karen busuk batangnya,” kata Kiki Wijanarko.
Sampai saat ini dia menegaskan tidak ada obatnya, bahkan banyak petani pepaya yang saat ini tidak berani untuk mencoba kembali menanam pepaya lantaran virus tersebut masih ada.
“Tidak sedikit juga petani yang saat ini berani kembali untuk mencoba menanam pohon pepaya ini, seperti di Desa Mekarsari ini sejak dulu terkenal dengan para petani pepaya semenjak adanya virus tersebut kini mereka beralih bertani lainnya,” katanya.
Lebih lanjut kata Kiki, selain bertani ia juga sebagai produsen pepaya California sejak tahun 2021 untuk membantu para petani memasarkan hasil pertanian yang terdampak virus jahat ia menampung sejumlah hasil pertanian dari beberapa petani, baik yang di Bogor maupun luar Bogor seperti Lampung.
“Karena saya banyak permintaan dari pasar tradisional maupun modern seperti supermarket dan untuk harga lumayan tinggi saat ini karena pasokan pepaya sedikit,” pungkasnya.
** Cepi Kurniawan