29.6 C
Bogor
Monday, May 13, 2024

Buy now

spot_img

Benteng Eksistensi Pertanian Ada di Tangan Petani

Malang | Jurnal Inspirasi

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo pada setiap kesempatan menegaskan sistem pertanian yang maju, mandiri dan modern bersumber pada SDM pertaniannya. Untuk itu sangat diperlukan penguatan kapasitas SDM pertanian diantaranya melalui bimtek. “Pertanian yang maju, mandiri dan modern berarti kita bicara SDM. Maka perlu ada penguatan kapasitas SDM pertanian kita,” ujar Mentan SYL. 

Untuk itu Kementerian Pertanian Republik Indonesia dalam hal ini Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) bekerjasama dengan Komisi IV DPR RI menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) di Kota Madiun pada Selasa,  30 Maret 2021.

Dalam sambutanya, anggota dewan Komisi IV DPR RI Drs, Guntur Sasono, M. Si mengatakan bahwa untuk menghasilkan pangan tidak harus di lahan sawah,  tidak harus lahan luas pangan bisa ditanam dan diproduksi di lahan kota dengan lahan sempit. “Swasembada pangan tidak bisa langsung skala nasional namun dimulai dari swasemba tingkat rumah tangga,  tingkat RT dan selanjutnya tingkat nasional,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Kadis Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Madiun Ir Muntoro Danardono mengatakan pada kegiatan Bimtek ini tetap harus menjalankan protokol kesehatan, selain itu dukungan terhadap program P2L harus berlanjut, karena lahan pertanian di Kota Madiun sudah tidak ada,  maka solusinya dengan pertanian sistem KRPL.

“Oleh sebab itu kita harus bergandengan tangan untuk mewujudkan program tersebut dan saat ini ada target 10 kelompok P2l dan saat ini Kota Madiun sedang menggarap program pemberdayaan  petani milenial, sejalan dengan itu bahwa Madiun bahwa mendapatkan julukan sejuta bunga,  sejalan dengan adanya bunga yang ada di setiap sudut Kota Madiun, ada program baru yaitu budidaya lebah madu,” jelasnya.

Dr Wasis Sarjono SPt M.Si yang juga KaBalai BBPP-Batu mengatakan bahwa dinamika perubahan sangatlah cepat,  salah satunya mekanisasi pertanian dulu mengolah lahan sawah 1.000 meter persegi harus setengah hari, sekarang hanya setengah jam selesai. Bahkan memanen dan mengangkat hasil panen harus sepuluh orang, sekarang sendiri pun sanggup. “Nah, itu semua dampak dari sebuah perubahan dan perkembangan teknologi,” ujarnya.

** Catur Puryanto/BBPP Batu

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles