Home News Ventilator Inovasi Unpad-ITB Mulai Disebar

Ventilator Inovasi Unpad-ITB Mulai Disebar

Bandung | Jurnal Inspirasi
Sebanyak 216 unit ventilator portabel Vent-I untuk penanganan pasien Covid-19 mulai didistribusikan ke DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, hingga Papua Barat. Ventilator Vent-I ini hasil inovasi tim dari Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Teknologi (ITB) serta Rumah Amal Salman.

Dikutip dari Sindonews, Kamis (25/6), pengembang sisi medis dan end user Vent-I dari Unpad, Reza Widianto Sudjud mengatakan, ventilator yang mudah dioperasikan dan harganya terjangkau ini telah lolos uji Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan. Ventilator ini pun telah memenuhi standar SNI IEC 60601-1:204 yang memuat persyaratan umum keselamatan dasar dan kinerja esensia.

“Vent-I dinyatakan lolos uji ketahanan. Kemudian, kami lakukan uji klinis. Uji klinis lolos. Setelah itu, kami mendapatkan izin edar,” ungkap Reza.

Pihaknya menargetkan produksi Vent-I sebanyak 800-900 unit hingga pekan kedua Juli 2020 mendatang melalui kerja sama dengan berbagai pihak, seperti PT Dirgantara Indonesia (DI) dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Jabar.

“Jalur produksi assembly dilakukan di Polman (Politeknik Manufaktur) dan Polban (Politeknik Bandung) dibantu beberapa SMK dan melibatkan UMKM. Kontrol kualitas dan kalibrasi tetap dilakukan ITB. Mahasiswa ITB, UPI, Polman, dan Polban terlibat selama proses pengembangan, produksi dan kontrol kualitas,” katanya.

Sementara itu, pengembang sisi medis Vent-I, Ike Sri Redjeki mengatakan, Vent-I menggunakan mesin ventilator PEEP (positive end-expiratory pressure) agar mudah dioperasikan. Pasalnya, kata dia, tidak semua dokter dan tenaga medis dapat mengoperasikan ventilator advance. “Kalau memegang ventilator dan salah, itu bukan membantu malah membunuh. Saya coba membuat yang paling sederhana,” ujarnya.

Menurut Ike, terbatasnya sumber daya manusia (SDM) yang dapat mengoperasikan ventilator advance mendorong dia dan timnya berinovasi. Selain SDM, pembuatan ventilator advance memerlukan waktu panjang, sedangkan virus SARS-CoV-2 menyebar dengan cepat.

Maka, lanjut Ike, pembuatan ventilator dengan mesin PEEP dinilai efektif, tepat guna, dan dapat menekan biaya produksi. Ike mengatakan, Vent-I digunakan untuk pasien Covid dengan gejala klinis tahap dua agar mereka tidak mengalami gagal napas.  “Maka kami coba membuat ventilator yang dapat dioperasikan oleh perawat, dokter umum atau dokter spesialis yang lain. Bahkan mesin ini bisa dibawa pulang dan dipakai oleh pasien di rumah,” terangnya.

Ike menambahkan, ventilator portabel Vent-I menjadi salah satu solusi pemenuhan ventilator di Indonesia untuk menekan tingkat mortalitas atau kematian akibat Covid-19. “Ventilator yang kami kembangkan dan buat tepat guna karena tujuannya untuk penanganan Covid-19 yang menular begitu cepat. Itu yang sekarang kita butuhkan,” tandasnya.

ASS|*

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version