27.7 C
Bogor
Tuesday, November 11, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 1555

Jakarta Bisa Partial Lockdown

0

Jakarta | Jurnal Bogor

Kota Jakarta disarankan segera melakukan penutupan wilayah mengingat jumlah pasien Corona (Covid-19) terus bertambah. Saat ini 50 orang tenaga medis di ibu kota terjangkit positif Corona selama bertugas, dan dua orang meninggal. Namun karena lockdown tak diinginkan Presiden Joko Widodo, skema lockdown di Jakarta bisa tidak menyeluruh alias hanya partial lock down. Hal ini diungkapkan mantan Wagub DKI, Sandiaga Unoi.

“Selama saya bertugas di DKI, sudah ada event seperti ini, sudah masuk ke dalam skenario planning kita,” ujar Sandiaga dalam konferensi pers online, Kamis (26/3).  Dengan demikian, kata Sandi, hanya daerah yang masuk dalam zona merah virus Corona saja yang diperketat aturan keluar masuk warganya. Sebagai mantan Wagub DKI, Sandiaga yakin pemerintah, khususnya Pemprov DKI, bisa dan siap melakukan hal ini karena pernah membuat skenario serupa.

Namun Sandiaga meminta lock down dilakukan setelah pemerintah menyalurkan bantuan uang tunai kepada masyarakat. “Karena begitu pegang uang cash, mereka akan lebih tenang dan tidak akan mencari rasionalitas keluar dari tempat tinggalnya karena harus mencari nafkah,” ujarnya.

Seperti diketahui, jumlah pasien positif Corona  terus meningkat sejak kasus pertama diumumkan Presiden Jokowi pada 2 Maret 2020. Hingga hari ini, virus yang pertama kali ditemukan dil Wuhan, China itu telah menelan korban jiwa hingga 78 orang atau 9 persen dari 893 orang yang terinfeksi.

Sandiaga Uno meyakini jumlah pasien Corona itu akan bertambah jauh lebih banyak, ketika pemerintah melakukan tes besar-besaran terhadap warganya. Apa lagi, sampai saat ini belum ada aturan yang tegas seperti lockdown dari pemerintah kepada warganya. “Oleh karena itu, harapan saya masyarakat kooperatif untuk stay at home,” ujarnya. 

Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan prihatin banyak petugas medis banyak yang terpapar, bahkan ada yang meninggal dunia. “Seperti kita ketahui jumlah tim medis yang terpapar di Jakarta mencapai 50 orang dan ada dua orang yang meninggal,” ujar Anies Baswedan dalam konferensi pers daring di Balai Kota, Kamis (26/3).

Anies mengatakan jumlah tim medis yang terpapar tersebut menggambarkan tingginya resiko penyebaran virus Corona bagi petugas kesehatan. Anies mengatakan 50 orang tim medis yang terpapar virus Corona tersebar di 24 rumah sakit. Sehingga, kata dia, perlindungan kepada tenaga medis mutlak diperlukan. DKI kata dia telah menyiapkan alat kelengkapan diri (APD) untuk seluruh tenaga medis yang bertugas.

Selain itu lanjur Anies, saat ini rapid tes atau pemeriksaan cepat diprioritaskan bagi tenaga medis. “Rapid test pertama diprioritaskan sehingga mereka memiliki rasa tenang jika ada gejala awal cepat bisa ditangani,” ujarnya.

Ia mengatakan DKI telah menyediakan fasilitas tempat tinggal kepada tenaga medis agar bisa istirahat dengan nyaman. Sebanyak empat hotel milik BUMD DKI sebagai tempat tinggal sementara bagi tenaga medis. Anies menyebutkan di hotel tersebut tenaga medis Corona akan dilayani, semua kebutuhan juga akan dipenuhi. DKI juga menyiapkan bus Transjakarta untuk antar jemput petugas dari hotel dan rumah sakit.

Asep Saepudin Sayyev |*

Pembayaran Kompensasi Double Track Ditunda

0

Bogor | Jurnal Inspirasi

Pembayaran kompensasi bagi warga atau pemilik lahan yang terkena proyek pembangunan jalur ganda atau double track jalur kereta api Bogor – Sukabumi terpaksa ditunda, karena adanya mewabahnya Covid-19. “Iya kita tunda, rencananya minggu ini, tapi ditunda dulu sampai situasinya kondusif,”  kata Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Barat, Achyar Pasaribu, Kamis (26/03).

Penundaan pencairan uang kompensasi bagi ribuan warga di Kelurahan Empang dan Batu Tulis, Kota Bogor  merupakan upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Sebab, prosedur pencairan uang kompensasi harus mengumpulkan seluruh penerima di satu titik lokasi dalam rangka pembukaan rekening dan penandatanganan berita acara yang disaksikan oleh lurah setempat dan perwakilan tim terpadu. “Penerima akan difasilitasi membuka rekening, jadi pembayarannya ditransfer ke masing-masing penerima,”ujarnya dikutip liputan6.com.

Achyar menyebutkan, ada 1.169 bidang atau bangunan warga yang berada di Kelurahan Empang dan Batu Tulis belum menerima uang kompensasi. Sedangkan 1008 bidang sudah diserahkan kepada penerima pada akhir tahun 2019.”Untuk  tujuh  kelurahan dan satu  desa sudah kita serahkan. Karena kemarin anggarannya tidak cukup, jadi sisanya dibayar tahun ini,” ucapnya.

Pembayaran kompensasi tahap II, lanjut Achyar, Kementerian Perhubungan telah menyiapkan anggaran kurang lebih sebesar Rp 26 miliar bagi 1.169 bidang.

Uang kompensasi itu sebagai pengganti uang pembongkaran, sewa rumah selama setahun, dan mobilisasi barang-barang. Selain itu, apabila rumahnya dijadikan tempat usaha, mereka juga akan mendapat biaya kehilangan pendapatan apabila rumahnya dijadikan tempat usaha.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan pembayaran kompensasi bagi ribuan warga terkena proyek pembangunan double track atau jalur rel ganda kereta api (KA) Bogor-Sukabumi pada Desember tahun ini.

Kemenhub menyiapkan anggaran kompensasi Rp 56.615.592.000 bagi 2.117 pemilik bangunan yang berada di atas lahan PT KAI mulai dari Stasiun Maseng Kabupaten Bogor hingga Stasiun Paledang Kota Bogor. Bangunan yang terdampak meliputi rumah, sekolah, madrasah, pos polisi, posyandu, rumah makan, toko, dan jenis tempat usaha lainnya.

Pembayaran kompensasi tersebut sebagai pengganti uang pembongkaran, sewa rumah selama setahun, dan mobilisasi barang-barang. Selain itu, apabila rumahnya dijadikan tempat usaha, mereka juga akan mendapat biaya kehilangan pendapatan apabila rumahnya dijadikan tempat usaha.”Yang menerima uang kerohiman bangunan di atas usia 10 tahun,”  tutup Achyar.

Mochamad Yusuf

Lima PDP Covid-19 di Bogor Meninggal

0

Bogor | Jurnal Inspirasi

Jumlah Pasien Dalam Pemantauan (PDP) Covid-19 yang meninggal dunia di Kota Bogor bertambah menjadi lima, Kamis (26/3). Sebelumnya tiga orang terlebih dahulu meninggal pada Rabu (25/3).

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, dr. Sri Nowo Retno mengatakan bahwa sebanyak lima orang PDP itu telah dites swab dan sampelnya sudah dikirim ke Litbangkes Kementerian Kesehatan. “Tetapi hasil tesnya belum dikeluarkan,” katanya, Kamis (26/3).

Untuk total jumlah PDP sendiri saat ini terdapat 33 orang, enam diantaranya telah selesai atau sehat. Sementara 22 lainnya masih dalam pengawasan rumah sakit. Lebih lanjut, kata dia, untuk warga yang berstatus orang dalam pemantauan (OPD) per Kamis (26/3) jumlahnya mencapai 567 dari sebelumnya 375 orang. “31 orang diantaranya sudah dinyatakan sehat. Sedangkan 536 masih dalam pemantauan,” ucapnya.

Sementara untuk jumlah positif Covid-19, kata Sri, jumlahnya tidak mengalami penambahan, yakni tujuh orang. Dengan rincian, enam pasien masih menjalani perawatan, sedangkan satu orang meninggal dunia.

Fredy Kristianto

Siapa Pasien 0, Alias Manusia Pertama yang Positif?

0

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Babak baru perselisihan antara Amerika Serikat dan China kembali muncul ke permukaan setelah virus Corona atau Covid-19 menjadi pandemi global. Kini, asal usul terjadinya virus Corona dipertanyakan. China bahkkan mendesak agar Amerika merilis hasil kesehatan seorang tentaranya yang datang ke Wuhan pada Oktober 2019 lalu.

China mengklaim bahwa salah satu tentara Amerika bernama Maatje Benassi diduga menjadi pasien 0 alias manusia pertama di dunia yang terjangkit Covid-19. Dia juga diduga menjadi penyebar virus itu saat di Wuhan. Dikutip dari Global Times, netizen dan pakar di China mendesak agar pemerintah Amerika Serikat merilis informasi kesehatan seorang delegasi militer yang pernah datang ke Wuhan.

Tentara tersebut datang ke Wuhan untuk mengikuti Pertandingan Militer Dunia pada Oktober 2019 lalu sebelum virus corona mencuat. China mendesak pembukaan informasi kesehatan tersebut dan mengungkap apakah dugaan mereka bahwa tentara tersebut membawa virus ke Wuhan benar adanya.

Sebelumnya, George Webb, jurnalis investigasi di Washington DC mengklaim bahwa salah satu atlet militer Amerika bernama Maatje Benassi diduga menjadi pasien nol dari virus yang telah melanda hampir seluruh dunia tersebut.

Webb mengungkapkan penelusurannya tersebut melalui video yang ia rilis dan Twitter-nya bahwa seorang atlet pesepeda dari delegasi militer Amerika adalah pasien nol untuk Covid-19. Jika melihat dari data di situ web resmi Departemen Pertahanan AS, Maatje Benassi tercantum sebagai salah satu partisipan lomba balap sepeda 50 mil di Wuhan pada 15 Oktober lalu.

Webb juga menemukan bahwa sebuah laboratorium militer Fort Detrick di Maryland yang menangani organisme penyebab penyakit menular tingkat tinggi seperti Ebola telah ditutup, karena fasilitas dan sistem manajemen yang tidak memenuhi syarat. Meski tanpa bukti kuat, penemuan Webb memicu pertanyaan di media sosial China.

Warganet China pun turut mendesak agar Amerika memeriksa kesehatan Benassi untuk Covid-19.

Li Haidong, seorang profesor studi Amerika Serikat di China Foreign Affairs University di Beijing mengatakan kepada Global Times bahwa pemerintah Amerika perlu menanggapi kontroversi ini serta mempublikasikan informasi yang relevan mengenai catatan kesehatan tentara mereka.

Menurutnya, tindakan ini perlu untuk menghapus keraguan publik dan membantu penelitian mengenai asal mula virus tersebut. Sementara itu, meski para ilmuwan belum menemukan bukti kuat tentang asal mula virus tersebut, namun politisi Amerika berpendapat bahwa virus corona adalah murni “Made in China”.

Sebelumnya, seorang diplomat China Zhao Lijian pernah melempar pernyataan bahwa ia curiga dengan seorang tentara perwakilan Amerika Serikat yang mengikuti Pertandingan Militer Dunia telah membawa virus corona baru ke Wuhan. Zhao mendesak agar Amerika segera mengungkap informasi dan menerapkan transparansi pada kasus virus corona ini ke publik.

Asep Saepudin Sayyev |*

Pemkot Sediakan TPU Khusus Covid-19

0

Bogor | Jurnal Inspirasi

Pandemi Covid-19 yang kini tegah melanda Indonesia terus memakan korban nyawa. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor pun menyediakan lahan pemakaman khusus pasien positif Corona di TPU Kayumanis, Kecamatan Tanah Sareal seluas 4,5 hektar. Kepada wartawan, Kepala UPTD Pemakaman Kota Bogor Toto Gunarto mengatakan, Tempat Pemakaman Umum (TPU) khusus bagi korban meninggal karena terpapar Covid-19 adalah kebijakan Pemkot Bogor. “Jadi dipusatkan di TPU Kayumanis,” tegasnya, Kamis (26/3).

Menurut dia, saat ini terdapat tiga jenazah Pasien Dalam Pemantauan (PDP) yang akan dimakamkan di TPU Kayu Manis pada Kamis (26/3). Walau belum dinyatakan positif Covid-19 lantaran masih menunggu hasil tes swab, saat proses pemakaman seluruh petugas penggali kuburan dilindungi dengan alat pelindung diri (APD).

“Petugas penggali kubur yang menggotong jenazah dari ambluance, apabila tenaga media untuk mengangkat mayat kurang,” ungkapnya.

Fredy Kristianto

Soal Lockdown, Pemerintah tak Mampu Santuni Orang Miskin

0
Ariel Heryanto

Jakarta | Jurnal Bogor

Sosiolog Ariel Heryanto menanggapi pernyataan Hariz Azhar mengenai pemerintah yang enggan menerapkan kebijakan lockdown di tengan pandemi virus corona Covid-19. Profesor Program Studi Indonesia di Universitas Monash Australia ini melalui akun Twitter pribadinya menanggapi tautan artikel berjudul “Hariz Azhar: Pemerintah Tak Mau Lockdown Karena Enggan Santuni Orang Miskin”.

Terkait hal itu, Ariel menilai mestinya kata “enggan” diganti dengan “tak mampu”. Sebab, pemerintah sampai sekarang masih kesulitan menagih pajak kepada orang-orang kaya sehingga tak mampu menyantuni kalangan menengah ke bawah. “Mungkin bukan ‘enggan’, tapi tak mampu? Memajaki orang-orang kaya masih susah,” tulis Ariel, Kamis (26/2).

Ariel kemudian mengatakan, untuk menerapkan kebijakan lockdown sejatinya membutuhkan banyak pertimbangan, termasuk tentang mekanisme pembayaran santuran ke orang miskin.

“Dana yang dibutuhkan sangat besar mengingat jumlah penduduk yang membutuhkan. Belum lagi rumitnya mengelola santunan darurat,” tambahnya.

Ariel menduga, kebijakan lockdown bakal diterapkan pemerintah dalam waktu dekat bila memang mampu menyantuni orang miskin. Lebih lanjut, dalam cuitan selanjutnya, Ariel menegaskan pemerintah mestinya transparan memberikan informasi kepada publik termasuk mengenai kebijakan lockdown untuk menimalisir berbagai dugaan.

“Itu pentingnya keterbukaan informasi dan data kepada publik: tentang dana, tentang risiko, tentang kebutuhan kelompok rentan, tentang wawasan dan strategi pemerintah. Publik tak perlu bermain duga-dugaan, apalagi curiga,” kata Ariel.

Maka dari itu, Ariel menyimpulkan, “Jadi bukan hanya pengumuman dan keputusan sepihak dari atas”.

Untuk diketahui, anggota Koalisi Masyarakat Sipil Haris Azhar menilai bahwa pemerintah enggan me-lockdown negara karena ingin menghindari tanggung jawab menyantuni masyarakat sipil yang tak bisa bekerja.

Pernyataan ini ia sampaikan ketika menjadi narasumber dalam acara Indonesia Lawyers Club di TV One, Selasa (24/3/) malam. “Pemerintah enggak bisa lockdown, ya emang enggak bisa karena tidak ada lockdown dalam hukum kita. Hukum kita kenalnya karantina,” kata Haris.

Karantina yang dimaksud, lanjut Haris bisa berupa karantina nasional atau lokal, atau di tempat-tempat tertentu. Bergantung pada lokasi dan konsentrasi untuk melakukan pemulihan. Haris mengatakan pemerintah justru menyerukan kampanye diam di rumah seperti yang dilakukan oleh para petugas medis.

“Saya bukan tidak peduli sama teman-teman yang memiliki ketahanan ekonomi yang tidak kuat seperti masyarakat kelas menengah. Justru saya minta supaya Undang-Undang Karantina Kesehatan No.6 itu diberlakukan. Dengan begitu ada ketegasan negara. Di situ negara berbeda dengan kelompok-kelompok profesi, kelompok-kelompok pekerja,” katanya menjelaskan.

Ia mengingatkan bahwa Undang Undang Kesehatan No.6 Tahun 2018 tersebut ditandatangani oleh Presiden Jokowi. Maka ia mendesak agar pemerintahan Presiden Jokowi segera menggunakan UU tersebut.

“Saya melihat pemerintah tidak mau lockdown karena pemerintah pusat mau menghindar dari tanggung jawab untuk ngurusin warganya, yang minta kalau dua minggu diam di rumah, kirimin berasnya,” kata Haris memberikan penjelasan.

Asep Saepudin Sayyev |*

Beresiko, Tenaga Medis Jalani Test Covid-19

0

Bogor | Jurnal Inspirasi

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah menerima sebanyak 800 unit alat pendeteksi cepat (Rapid Test) virus corona atau Covid-19 dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat pada Rabu (25/3) pagi.

Rapid test pertama dilakukan di GOR Pajajaran dengan sistem drive thru bagi Orang Dalam Resiko (ODR) seperti tenaga medis pada Kamis (26/3). “Hari ini (kemarin, red) khusus tenaga medis dan garda terdepan pelayanan masyarakat,” ujar Wakil Walikota Bogor, Dedie A Rachim kepada wartawan.

Menurut dia, rapid test selanjutnya bakal dilakukan secara terpisah pafa delapan lokasi, yakni pada enam Puskesmas Induk setiap kecamatan, RSUD, dan Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor. Namun ia belum bisa memastikan jadwal pelaksanaan rapid test di delapan lokasi tersebut.

“Ya, yang pasti pelaksanaan rapid test pekan ini, tetapi belum bisa memastikan kapan harinya,” kata Dedie.

Menurut dia, perkiraan  untuk pelaksanaan tes setiap unitnya memakan waktu lima menit sehingga membutuhkan waktu sekitar 4.000 menit atau 66,6 jam. “Waktu 66,6 jam itu, jika dibagi 24 jam dalam sehari maka waktu pelaksanaanya diprediksi sekitar 2,7 hari,” katanya.

Dedie memastikan, sebanyak 31 tenaga medis untuk diberikan pelatihan sebagai pelaksana rapid test tersebut. Pihaknya juga telah mendata siapa saja peserta yang bisa mengikuti rapid test nantinya.

Profesi lainnya yang akan menjalani tes adalah orang yang pekerjaannya banyak bersentuhan dengan publik, seperti Babinsa dan Bhabinkamtibmas, maupun petugas kesehatan di Puskesmas.

“Oleh karena itu, Pemerintah Kota Bogor akan menyiasati dengan rencana lainnya, yakni disebar ke sejumlah Puskesmas induk setiap kecamatan, di RSUD, dan di Dinas Kesehatan Kota Bogor. Kalau dibagi rata menjadi delapan lokasi, maka setiap tempat akan melaksanakan tes bagi 100 orang. Jika asumsi pelaksanaan setiap unitnya sekitar lima menit maka dibutuhkan waktu sekitar 8,3 jam,” tandasnya.

Fredy Kristianto

Pemprov Jabar akan Salurkan BLT

0

Bandung | Jurnal Inspirasi

Pemerintah Provinsi (Pemprov)  dan DPRD Jawa Barat sepakat mulai menyalurkan bantuan bagi warga terkait dampak penyebaran virus corona. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan,  Pemprov bersama jajaran pimpinan DPRD Jawa Barat dan para ketua Komisi sudah menyepakati bantuan yang akan disalurkan mulai pekan depan tersebut.

Bantuan dibagi menjadi dua domain, pertama  kata Emil, warga yang memiliki kartu Sembako akan menjadi urusan pemerintah pusat. “Yang kita fokuskan adalah mereka yang rawan miskin baru, mereka yang tadinya normal hidupnya jadi tidak berpenghasilan dalam kondisi ini kita gerak cepat, kalua tidak ada halangan per minggu depan kita salurkan,” katanya dalam keterangan yang diunggah ke dalam podcast Humas Jabar, Kamis (26/03).

Pemprov kata Emil sudah menghitung, bantuan tunai yang akan diberikan pada warga sebesar Rp500.000 per warga terdampak. Anggarannya ini sepertiga berbentuk tunai, sisanya berupa barang Sembako dan pangan.“Konsekuensi memberikan pertolongan ini sudah dikaji Universitas Pajajaran (Unpad) dan Bappeda, jika Covid -19 ini akan membawa dampak bagi 1 juta orang,” tuturnya.

Menurut Emil  angka ini sudah dihitung dan dipastikan membutuhkan pertolongan karena terdampak corona bukan warga miskin yang sudah terdata sebelumnya. Karena itu, anggaran sekitar Rp5 triliun disiapkan untuk bantuan tersebut. “Konsekuensinya kita siapkan Rp5 triliun lebih untuk menolong warga yang terdampak COVID-19,” katanya.

Ketua Fraksi Demokrat DPRD Jawa Barat, Asep Wahyuijaya sepakat dengan rencana Pemprov menyalurkan bantuan kepada warga yang rawan miskin, karena tak memiliki penghasilan  akibat terdampak Covid – 19.

Namun demikian, Asep pun mengingatkan, Pemprov pun melakukan advokasi kepada para tenaga kerja kesehatan juga, misalnya soal ketersedian Alat Pelindung Diri (APD) untuk para petugas medis dan tenaga kesehatan.“Menurut saya, hal itu pun harus jadi prioritas. Para tenaga medik itu kan merupakan pasukan yang berada di garda depan penanganan wabah yang terjadi saat ini,” tegasnya.

Selain itu, kata Asep, Pemprov juga harus memastikan ketersediaan ruang isolasi di RSUD yang ada di 27 kota/kabupaten. “Itu mestinya dipikirkan juga,” tutupnya.

Mochamad Yusuf | *

Wisma Diklat Kemendagri Kemang Jadi RS Darurat Covid-19

0

Kemang  | Jurnal Inspirasi

Bupati Bogor Ade Yasin bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tengah mempersiapkan rumah sakit darurat untuk menangani Covid-19 yang ada wilayah Kabupaten Bogor. Pada Kamis siang (26/3), Bupati telah meninjau dan mengecek wisma Diklat Kemendagri di Jalan Raya Parung, Desa Jampang, Kecamatan Kemang. “Wisma Diklat Kemendagri itu nantinya akan digunakan untuk masyarakat Kabupaten Bogor yang ODP (orang dalam pengawasan) dan PDP (pasien dalam pengawasan). Mereka akan menempati wisma ini dengan ditangani secara medis oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor,” kata Bupati Bogor Ade Yasin, kepada wartawan, kemarin.

Ade Yasin mengatakan, setelah dicek secepatnya gedung wisma Diklat milik Kemendagri itu akan digunakan untuk rumah darurat ODP dan PDP. “Secepatnya akan digunakan. Saya akan perintahkan Dinkes untuk menyiapkan fasilitas medis untuk digunakan di wisma Diklat Kemendagri itu,”kata Ade Yasin.

Bupati  pun merinci setelah dicek  wisma Diklat itu ada 147 bad, dengan 44 kamar. Diharapkan warga yang statusnya ODP dan PDP bisa dikarantina di tempat itu. “Dengan tujuan agar masyarakat yang ODP  dan PDP tidak dikucilkan di lingkungan tempat ia tinggal, dan juga untuk menjaga keluarganya agar tidak tertular meskipun ODP dan PDP,” katanya

Sementara dengan begitu jelas Bupati, 5 RSUD yang ada di Kabupaten Bogor bisa fokus untuk menangani pasien yang positif Covid 19. “Karena wabah ini terus merebak di Kabupaten Bogor, ODP ada 161 orang dan PDP 58 orang, sedangkan yang positif 8 orang, 1 meninggal dunia,”kata Ade Yasin.

Bupati Bogor pun akanmMelakukan rekruitmen relawan tenaga medis untuk membantu penanganan Covid 19 di Rumah Sakit Darurat yang sudah ditentukan Pemkab Bogor. “Pemkab Bogor pun akan melakukan rekrutmen relawan untuk ditetapkan di rumah sakit darurat ini ,”pungkasnya. 

Cepi Kurniawan

Puskesmas Wanaherang Harapkan Bantuan APD Dan Masker

0

Gunung Putri | Jurnal Inspirasi

Puskesmas Wanaherang yang berada di Desa Wanaherang Kecamatan Gunung Putri harapkan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) dan msker yang masih sangat dibutuhkan. Keluhan tersebut disampaikan Kepala Puskesmas Wanaherang Dr.Prima saat dikunjungi anggota DPRD Komisi III FPKS Achmad Fathoni.

Kepada Jurnal Bogor, Achmad Fathoni menyampaikan harapan dan alat yang memang dibutuhkan oleh Puskesmas Wanaherang itu guna mencegah penyebaran Virus Covid-19 terutama untuk tim medis.

“Kunjungan saya (Achmad Fathoni-red) sebagai bagian dari perhatian dan support untuk tim medis mengingat mereka merupakan garda terdepan dalam mengatasi virus Covid-19 saat ini. Oleh karena itu perlu kita perhatikan apa yang mereka butuhkan sebagai bagian dari perhatian kita kepada tim medis,” ucap Achmad Fathoni, Kamis (26/3).

Pesan yang disampaikan kepada kami bahwasanya untuk saat ini Puskesmas Wanaherang sangat membutuhkan APD dan masker yang merupakan bagian dari kebutuhan wajib saat ini dalam menangani pasien. “Harapan dari Dr.Prima atas kunjungan kami hari ini adalah, berharap agar tim medis di Puskesmas Wanaherang diatur jam kerjanya atau bisa dibentuk shif kerja, untuk saat ini semuanya masuk namun APD terbatas yang dikhawatirkan mereka (tim medis-red) ambruk bareng,” jelasnya.

Melihat kondisi Kecamatan Gunung Putri yang merupakan kecamatan yang paling banyak dikelilingi oleh perusahaan, wakil rakyat itu berharap CSR yang berada di Kecamatan Gunung Putri ikut berpartisipasi dalam membantu ketersediaan APD dan masker di Puskesmas Wanaherang.

“Ada beberapa pabrik yang memang memproduksi APD dan masker di wilayah Desa Cicadas dan Desa Wanaherang. Nah mungkin mereka juga mengekspor produk tersebut keluar, mengingat keberadaan mereka ada di Gunung Putri saya berharap agar CSR ikut berpartisipasi untuk memberikan bantuan APD dan masker atau mungkin bisa bekerja sama dengan Pemkab Bogor agar APD dan masker untuk Kabupaten Bogor bisa terpenuhi,” pungkas Achmad Fathoni.

Nay Nur’ain