31.3 C
Bogor
Wednesday, July 2, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 1549

Usep Siap Nahkodai DPC PPP Kabupaten Bogor

Cibinong, Jurnal Inspirasi

Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Bogor, Usep Supratman siap menjadi Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Bogor.

“Kita itu harus siap. Kalau misalkan saya ditunjuk tapi tidak siap, salah. Jangan masuk partai jika tidak siap diamanahkan menjadi pimpinan,” ujar Usep kepada Jurnal Bogor, Rabu (4/3).

Politisi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini mengatakan, dirinya telah melakukan konsolidasi semenjak menjadi wakil rakyat di legislatif Kabupaten Bogor.

“Selalu konsolidasi terhadap konstituen tentang pokok-pokok pikirian yang harus saya perhatikan,” katanya.

Pria yang baru menjabat satu periode di DPRD Kabupaten Bogor ini menerangkan, dorongan dari para kader partai Ka’bah di wilayah Bumi Tegar Beriman itu memiliki pengaruh terhadap pimpinan.

“Dorongan dari bawah itu menjadi pertimbangan untuk pimpinan partai di tingkat kabupaten, provinsi dan pusat, untuk menjadi ketua DPC,” terangnya.

Lebih lanjut ia memaparkan, semua kader harus siap jika dipercayakan untuk menjadi ketua partai. “Bukan hanya Usep, tapi semua kader harus siap pimpin PPP Kabupaten Bogor,” paparnya.

Pemkab Bogor Tunggu PT Perkebunan Nusantara VIII Cikasunka

Cibinong, Jurnal Inspirasi

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor masih menunggu persetujuan PT Perkebunan Nusantara VIII Cikasunka untuk melakukan penebangan 501 pohon sawit yang lahannya akan dibangun hunian tetap (huntap) di Desa Sukaraksa, Cigudeg.

“Pemkab Bogor harus punya etika administrasi hingga kami menunggu persetujuan tertulis dahulu dari PT. Perkebunan Nusantara VIII Cikasungka,” ujar Kepala Badan Perencana Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Bogor Syarifah Sopiah Dwikorawati kepada Wartawan, Rabu, (4/3).

Ia menambahkan, target Pemkab Bogor,  penebangan 501 pohon sawit ini akan dilakukan dalam waktu dekat hingga di awal bulan April, pemerintah pusat atau dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan membangun huntapnya.

“Hingga akhir bulan ini kan akan habis masa transisi lalu di Bulan April mulai masa rekontruksi, oleh karena itu pembangunan Huntap akan mulai dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada awal Bulan April,” katanya.

Ia.menerangkan, selain sibuk membangun 238 unit Huntap, Pemkab Bogor juga akan mencari lahan 25 hektare untuk nantinya dibangun 1.200an lagi unit huntap di Desa Sukaraksa, Cigudeg.

“Huntap yang harus dibangun itu kan 2.000an unit dan 1.500an unit di Desa Sukaraksa, sedangkan yang dalam waktu dekat terbangun itu baru 238 unit hingga kita masih banyak membutuhkan lahan tambahan dari PT. Perkebunan Nusantara VIII Cikasungka. Selain lahan Huntap di Desa Sukaraksa, kami berencana juga akan membangun Huntap di Desa Harkat Jaya, Desa Urug, Desa Kiara Sari, Kecamatan Sukajaya dan Desa Sukamaju, Kecamatan Cigudeg,” jelasnya.

Terpisah, Bupati Bogor Ade Yasin memaparkan, bangunan Huntap yang akan dibangun memiliki type 36/90, lalu para pengungsi juga dibangunkan prasarana sarana utilitynya (PSU) oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPU – Pera).

“Selain mereka yang bangun, semua biaya pembangunan Huntap, insfrastruktur jalan, sarana olahraga dan rumah ibadah akan ditanggung oleh KemenPU – Pera, untuk biaya pembanguna Huntap sendiri dianggarkan Rp 50 juta perunit atau rumah,” papar Ade.

Politisi PPP ini berharap pembangunan Huntap bisa selesai sebelum bulan Ramadhan. “Semua tergantung pada tim teknis baik yang ada di Kabupaten Bogor maupun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,” tandasnya.

Noverando H

Kunjungan Kapolres Bogor Dihujani Keluh Kesah

Gunung Putri, Jurnal Inspirasi

Keluh kesah persoalan hukum mengemuka pada kunjungan Kapolres Bogor AKBP Roland Ronaldy S.H,S.I.K ke Gunung Putri. Kegiatan silaturahmi Kapolres Bogor tersebut dihadiri Kapolsek Gunung Putri, Danramil Gunung Putri, Camat Gunung Putri, Ketua MUI, Kades se – Kecamatan Gunung Putri, kalangan Ormas, serta tokoh masyarakat dan tokoh agama di aula Kecamatan Gunung Putri, Rabu (4/3).

Dalam kunjungannya Kapolres Bogor memperkenalkan diri dan asal tugasnya,serta berharap warga Gunung Putri bisa bersinergi dan tidak mudah terprovokasi dalam menerima informasi dari manapun.

“Saya harap warga Gunung Putri bisa menerima saya dan menjalin kerjasama khusunya dalam bidang keamanan wilayah hukum Kabupaten Bogor,” kata dia.

“Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh karena itu komunikasi harus selalu dijalin agar tidak terjadi gesekan-gesekan di kalangan masyarakat atau ormas. Kalau kita bersinergi pasti persoalan akan terasa ringan. Bogor ini kan rumah kita jadi harus kita jaga, masa rumah kita sendiri kita buat berantakan dan acak-acakan?,” tandas AKBP Roland biasa disapa.

Dalam sesi tanya jawab, Kades Bojong Kulur menyampaikan keluh kesahnya perihal minimnya tingkat keamanan yang ada di Desa Bojong Kulur mengingat desa ini merupakan wilayah perbatasan dengan Bekasi dan rawan tindak kriminal. “Di daerah kami (Desa Bojong Kulur-red) merupakan wilayah yang rawan dengan kriminalitas. Oleh karena itu kami berharap dengan adanya kunjungan Pak Kapolres kami minta diberikan tambahan personil untuk keamanan Desa Bojong Kulur. Jika bisa kami minta Bojong Kulur jadi Sub Polsektor Kepolisian karena posisi kami di perbatasan dengan Bekasi yang rentan dengan tindak criminal,” jelas Kades Bojong Kulur.

Tak hanya itu, perwakilan Ormas AMS pun ikut menanyakan dengan belum terselesaikannya kasus penganiayaan yang dialami anggotanya. “Saya ucapkan terimakasih kepada Kapolres yang sudah meluangkan waktu untuk silaturahmi dengan warga Gunung Putri. Disini saya hanya ingin menyampaikan Pak jika kasus penganiayaan yang dialami oleh anggota kami yang sudah dilaporkan pada Agustus 2019 lalu sampai saat ini belum ada hasil dan tanggapannya. Setelah olah TKP tidak ada kelanjutannya lagi. Jadi kami mohon untuk kasus penganiayaan yang dialami oleh anggota AMS segera ditindaklanjuti,” keluh Supriayadi, Ketua Rayon AMS Gunung Putri.

Sementara disela-sela kunjungannya dengan warga Gunung Putri, AKBP Roland saat dimintai tanggapannya perihal penangkapan Sekdis Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) menjawab dengan singkat dengan guyonan. “Tadi saya sempat menghindar, eh ditanya juga disini. Kasus itu saat ini sedang ditangani Kasat Reskrim masih dalam tahap penyelidikan dan belum ada terduga pelaku tambahan. Jadi nanti diinformasikan jika sudah selesai penyelidikannya, ” tandasnya.

Nay Nur’ain

CFC di Rumah Sakit Dianggap Rugikan Pedagang Kecil

Leuwiliang, Jurnal Inspirasi

Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor dari Fraksi Partai Demokrat Ruhiyat Sujana menyoroti keberadaan rumah makan siap saji CFC yang berada di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang. Musababnya, bakal menutup penghasilan pada pedagang yang diluar.

“Kalau secara regulasi dibolehkan, tapi kita lihat kepentingan keberadaan CFC apakah sudah memenuhi syarat atau belum. Jangan sampai ini dijadikan sebagai bisnis semata, dan juga merugikan masyarakat (pedangan sekitar yang sudah puluhan tahun Berdagang,” kata Ruhiyat kepada Jurnal Bogor, kemarin.

Ruhiyat juga menegaskan, keberadaan CFC jelas menutup ruang penghasilan para pedagang. Karena ini soal keperpihakan dan ternyata Direksi RSUD Leuwiliang lebih berpihak kepada pengusaha besar dibandingkan warung mayarakat lokal. “Ini kan keblinger padahal sudah jelas keberadaan RSUD bisa meningkatkan perekonomian pedagang kecil tapi malah mempersempit ruang usaha mereka,” tegasnya.

Bahkan, dalam waktu dekat pihak Komisi 4 akan memanggil Direksi RSUD Leuwiliang untuk mempertanyakan keberadaan CFC di lingkungan rumah sakit. “Yang namanya rumah sakit kan domain terbesarnya pelayanan, makanya perlu dilihat dulu apakah pelayanan sudah maksimal atau belum,” ucapnya.

Dirinya berharap ada solusi yang dijadikan sebagai rujukan tentang pembukaan usaha di lingkungan rumah sakit karena akan banyak keluhan dari pedagang diluar. “Saya ingin pelayanan dulu dimaksimalkan tanpa mengesampingkan hal lain, dan perlu dilakukan pengecekan mengenai perizinannya CFC juga,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Direktur Adminitrasi RSUD Leuwiliang Inlaurizen menuturkan, bahwa pembangunan rumah makan siap saji sudah sesuai dengan prosedur karena melakukan kerjasama dengan rumah sakit. “Boleh saja, kan kita Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) usaha untuk operasional rumah sakit dengan mou serta bersertifikat juga boleh,” pungkasnya.

Cepi Kurniawan

Rumdin Ciawi Diduga Digunakan Menginap Dosen

Ciawi, Jurnal Inspirasi

Rumah dinas (rumdin) Camat Ciawi, Kabupaten Bogor, Agus Hasan Slamet, tidak ubahnya seperti penginapan. Sebab, rumdin yang dibangun pada tahun 2016 menggunakan duit rakyat melalui anggaran pengeluaran belanja daerah (APBD) Kabupaten Bogor  sebesar Rp4.704.787.000, diduga setiap malam selalu digunakan orang lain.

Salah seorang pegawai Kecamatan Ciawi yang namanya tidak mau disebutkan membenarkan jika rumdin camat selalu digunakan orang lain. “Kata camat sih saudaranya dan seorang dosen,” ujarnya kepada wartawan.

Pegawai kecamatan lain pun sambil diliputi rasa takut mengatakan, selama ini rumdin jarang digunakan camat untuk tinggal atau menginap. Sehingga, kunci rumdin diberikan kepada saudaranya tersebut.

“Jadi setiap malam memang ada yang nempatin rumdin,” ungkapnya singkat.

Sementara, Ujang Ka’mun, tokoh di Kecamatan Ciawi mempertanyakan aturan penggunaan fasilitas negara tersebut.  “Aturannya diperbolehkan apa tidak?,” paparnya.

Ia sangat menyayangkan apabila dalam memanfaatkan fasilitas negara itu, melabrak aturan. Terlebih untuk membangun rumdin dan kantor kecamatan serta mushola di lingkungan pemerintahan Ciawi ini, menghabiskan uang miliaran rupiah.  “Informasinya dosen juga pegang kunci rumdin. Jadi bukan rumah dinas camat lagi, tapi rumah penginapan dosen,” imbuh Ujang Ka’mun.

Hingga saat ini, belum ada komentar dari Camat Ciawi, Agus Hasan Slamet terkait rumdin yang digunakan dosen tersebut. Dede Suhendar

Parung Berinovasi dengan Mami Papi

Parung, Jurnal Inspirasi

Pemerintah Kecamatan Parung melakukan terobosan dengan inovasi yang sederhana tapi dekat dengan masyarakat. Salah satunya dengan menghadirkan produk UMKM di dalam ruang pelayanan yang diberi nama Mami Papi (mall mini pelayanan publik). Pelayanan itu sendiri sudah berjalan dua bulan yang lalu.

Mungkin tidak semua Kecamatan, bahkan hanya Kecamatan Parung yang memiliki pelayanan publik dari pembayaran pajak bermotor sampai pembuatan NPWP di lingkungannya. Bahkan, kehadiran produk UMKM pun memberikan nilai lebih sehingga para pelaku UMKM lebih mudah memasarkan produk dagangannya.

“Saya memperhatikan masyarakat di Parung itu perlu pelayanan lebih baik, oleh sebab itu saya mengakomodir beberapa dinas dan menyediakan tempat pelayanan publik, yakni ada pajak bermotor, KPP pratama, pajak bangunan, pelayanan kependudukan dan pelayanan PATEN,” kata Camat Parung Yudi Santoso kepada wartawan, kemarin.

Yudi juga menjelaskan, dalam pelayanan ingin memberikan pelayanan maksimal, dan pihak Kecamatan pun mengundang usaha kecil di wilayah Parung untuk mempromosikan produk dagangannya. “Tidak sepeser pun kami meminta biaya sewa baik ke UMKM, yang terpenting kita mampu memberikan pelayanan ke masyarakat lebih maksimal,” ujarnya.

Ketika ditanyai keberadaan dagangan UMKM, Yudi menambahkan, bahwa di beberapa kota besar sudah ada ada mall pelayanan publik, tapi disini mengundang langsung UMKM kesini untuk mempermudah pemasarannya. “Kita beri nama Mami Papi, kalau di Kota Bogor kan adanya di Mall Pelayanan Publik, tapi kita sebaliknya mengundang pelaku UMKM langsung ke kecamatan,” tambahnya.

Cepi Kurniawan

Para Pedagang Minta Bupati Turun Tangan

Leuwiliang, Jurnal Inspirasi

Jalan Lingkar Pasar Leuwiliang hingga kini tak kunjung dibangun, Kondisi ini membuat sejumlah pedagang Pasar Leuwiliang meminta Bupati Bogor untuk turun tangan  lantaran jalan menuju jalur pasar itu mengalami kerusakan sudah belasan tahun dan saat ini masih belum jelas statusnya. Terlebih, PD Pasar Tohaga Leuwiliang dengan  UPT PUPR  wilayah V Leuwiliang tidak memberikan kepastian kapan jalan tersebut akan dibangun.

Ketua Paguyuban Pasar Leuwiliang  H. Tobang meminta Bupati Bogor Ade Yasin untuk turun langsung  guna menyesaikan permasalahan Jalan Lingkar Leuwiliang yang hingga kini belum juga dibangun. “Sudah 15 tahun kondisi jalan itu dibiarkan rusak dan tak pernah dibangun,” katanya kepada Jurnal Bogor, Rabu (4/3).

Padahal, lanjut H. Tobang mengatakan, 10  tahun kebelakang jalan itu pernah dibangun oleh PD Pasar. “Nah pertanyaannya kenapa sekarang tidak bisa?,” tanya H Tobang heran.

Menurutnya, sekarang begini PD Pasar atau BUMD itu milik Pemda kenapa sih sulit amat.” Pemerintah ngambil uang dari sini, tolong dong inikan salah satu hak masyarakat  menuntut  untuk kepentingan umat bahwa jalan mesti segera dibangun. Ia menuturkan, kerusakan jalan lingkar pasar sepanjang sekira 250 meter,” ujar, H Tobang.

“Gak usah minta ke APBN cukup dibangun pakai anggaran APBD Kabupaten Bogor. Kan APBD sangat besar masa tidak mampu  untuk bangun jalan itu saja,” paparnya.

Terpisah, Kepala Unit PD Pasar Leuwiliang, Aldino Novianto, mengaku bahwa sampai saat ini status tanah Jalan Lingkar Pasar Leuwiliang  belum ada pembahasan secara kongrit. Menurut dia, PD pasar berdiri pada tahun 2007 dan  sebelumnya dinas. “Sebelum ada disini itu sudah masuk radar kita masalah akses dari pintu belakang  lewat jalan itu kemudian sekitar 2008, 2009 kami menayakan perihal itu.

Status jalan, kaerna saat itu tidak ada tanggapan yang kongkrit, kami pernah swadaya sendiri  PD pasar  mengaspal jalan itu,” ucap Aldino.

Tetapi kata dia, PD Pasar, UPT PUPR dan Pemerintah Desa Leuwiliang pada Maret ini akan duduk bareng mencoba untuk  menyelesaikan permasalahan keberadaan Jalan lingkar leuwiliang. ” Nanti kami siapkan data  rinciannya agar semua ada kejelasan keberadaan status jalan tersebut,” pungkasnya.

Arip Ekon

Sumbangsih Indocement untuk Desa Binaan, Pelaku UMKM Dilatih Kelola Uang

Citeureup, Jurnal Inspirasi

Puluhan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari 12 desa binaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk, Rabu (04/03) mendapatkan ilmu baru dalam pengelolaan keuangan. Hebatnya lagi, ilmu yang diberikan kepada pelaku UMKM itu disampaikan bukan orang sembarangan, tapi seorang ahli dari Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia (UI).

“Pelatihan pengelolaan keuangan, termasuk penyusulan laporan pendapatan dan pengeluaran sangat dibutuhkan pelaku UMKM. Itulah yang melatarbelakangi perusahaan menggelar pelatihan,” kata CSR Division Manager PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk Sahat Panggabean, kemarin.

Sahat, dalam keterangan tertulisnya kepada Jurnal Bogor mengatakan, pelatihan itu diikuti 30 pelaku UMKM dari 12 desa binaan berlokasi di Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M) Hambalang, Kecamatan Citeureup. “Narasumber yang kita hadirkan Director Department of Accounting  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Dr. Ancella A. Hermawan,” ujarnya.

Sahat berharap, melalui pelatihan pengelolaan keuangan, 30 pelaku UMKM dari 12 desa binaan perusahaan usahanya makin maju, karena dengan memiliki kemampuan dalam menyusun laporan keuangan, mereka bisa melihat perkembangan usaha yang dijalankannya.

“Perusahaan pun berharap, ilmu pengelolaan keuangan yang didapatkan 30 pelaku UMKM ditularkan kepada rekan-rekan sejawatnya, agar mereka ikut maju dan tumbuh pengusaha sukses yang menjadi penopang ekonomi Indonesia,” katanya.

Pelaku UMKM yang ikut pelatihan, kata Sahat, jenis usahanya beraneka macam, sebagian besar perajin sampai pelaku usaha kuliner. Materi  pelatihan yakni pengenalan dan pembuatan laporan keuangan. “Kalau pelaku UMKM paham membuat laporan keuangan, akses untuk mendapatkan pinjaman atau kredit dari perbankan akan lebih mudah,” tutupnya. Mochamad Yusuf

UPT Irigasi Mulai Serius Tanggapi Dugaan Penyempitan Kali Cicaung

Nanggung, Jurnal Inspirasi

Dugaan penyempitan  lahan pengairan bantaran Kali Cicaung di Kampung Babakan Cipetir RT 02 RW 07, Desa Batutulis, Kecamatan Nanggung  yang mengundang perhatian dan menimbulkan banyak pertanyaan warga sekitar ditanggapi serius pihak kepala UPT irigasi kelas A wilayah V Jasinga Handri Sukmawijayaguna. Melalui pesan singkat WhatsApp mengatakan, siang ini personil UPT Irigasi wilayah  V Jasinga langsung mengecek kokasi apakah apakah bantaran Kali Cicaung itu masuk ke UPT IV Leuwiliang  atau wilayah V Jasinga.

Meski sempat terputus dan beberapa pertanyaan pun dilayangkan.” Maaf handphone saya tinggal 14 persen, sebentar lagi mati,” tukasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Camat Nanggung Hary Suharsono secepatnya bakal mengecek keberadaan informasinya adanya penyempitan di Kali Cicaung.”Permasalahan ini agar menjadi terang benderang dan tidak menimbulkan kecurigaan warga dan kami akan perintahkan Kasi Ekbang kemudian koordinasi dengan UPT pengairan untuk dilakukan pengukuran ulang diaeral  lahan Kali Cicaung  tersebut,” paparnya.

“Karena kami tugas di Kecamatan Nanggung terbilang masih baru,  tetapi akan  diupayakan untuk dicek lokasi untuk memerintahkan kasi Ekbang dan koordinasi dengan UPT Pengairan,” tukasnya.

Arip Ekon

Pemdes Ciaruteun Udik Gelar Musdus

Cibungbulang, Jurnal Inspirasi

Demi membuka transparansi terhadap publik, Pemerintah  Desa Ciaruteun Udik melaksanakan  musyawarah dusun (musdus) beserta perangkat desa dan masyarakat dengan tajuk “Dalam rangka rencana pelaksanaan pembangunan tahun anggaran 2020”. Kegiatan itu sendiri dilaksanakan di aula kantor Desa Ciaruteun udik, Kecamatan Cibungbulang, Rabu (4/3).

“Sebelum adanya pembangunan di wilayah Desa Ciaruteun Udik. Pemdes melaksanakan Musdus dahulu. Karena ini penting agar masyarakat tahu wilayah dan mana saja yang akan dibangun untuk tingkat RT dan RW. Untuk pembahasan terkait anggaran pembangunan 4 titik di desa Ciaruteun Udik dan juga sedikit penjelasan terkait pajak, ” kata Kepala Desa Ciaruteun Udik Thajudin kepada Jurnal Bogor, kemarin.

Thajudin menjelaskan, Musdus ini sangat penting dilaksanakan selain soal pembangunan dan pajak. Juga pemaparan pencegahan stunting juga perlu disampaikan. “Jadi bukan soal pembangunan tapi soal pajak dan kesehatan serta pemberdayaan masyarakat juga dipaparkan dalam musdus ini,” katanya.

Ia menyebutkan lebih lanjut untuk titik pembangunan tahun 2020 ini ada 4 titik yang akan dikerjakan kampung Cibeureum RT 01, RW 04 pembangunan turap tersier, Kamlung Cimanggu 2 RT 04 RW 01 pembangunan TPT jalan dan Kampung Cimanggu 3 RT 01 RW 02/06 pembangunan TPT jalan. “Serat titik keempat itu di Kampung Cigola RT 01, 02 RW 03 pembangunan TPT sungai Cidadap,” jelasnya.

Salah satu tokoh masyarakat kampung Cimanggu 1 RT 03 RW 06  Bisri Sharudin, mengapresiasi pembangunan di Desa Ciaruteun Udik banyak manfaat yang dirasakan oleh masyarakat. “Alhamdulillah di Desa Ciaruteun Udik banyak kemajuan, pembangunan ini sangat terbantu sekali dan saya sangat antusias untuk kegiatan ini karena pengajuan yang di wilayah kami Sekarang terealisasi dengan TPT jalan,” ujarnya.

Cepi Kurniawan