28.2 C
Bogor
Monday, July 14, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 1475

Muhamadiyah Gunung Putri Berbagi 1000 Takjil Ramadhan

Gunung Putri | Jurnal Inspirasi

Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kecamatan Gunung Putri bersama Anggota DPRD Kabupaten Bogor Komisi III Fraksi PKS H.Achmad Fathoni, ST menggelar kegiatan dengan tema “Ramadhan Berbagi 1000 Takjil dan Sembako” di jalan depan komplek Persyarikatan Muhammadiyah Kecamatan Gunung Putri, Sabtu (09/05).

Kegiatan berbagi 1000 takjil tersebut turut pula diikuti oleh Ortom Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Lazismu dan pimpinan cabang Aisyiyah Gunung Putri. Dora Bernadisman mengatakan, kegiatan berbagi 1000 paket takjil dan sembako merupakan kepedulian Muhammadiyah Gunung Putri terhadap masyarakat sekitar agar sedikit membantu meringankan beban masyarakat di tengah Pandemi Covid-19 di Indonesia ini.

“Bantuan ini dikumpulkan oleh para Donatur melalui LazisMu Gunung Putri, sasaran penerima takjil adalah masyarakat yang melintas di depan Komplek Persyarikatan Muhammadiyah Gunung Putri dan warga yang masih beraktivitas saat waktu buka puasa,” katanya.

Sementara Achmad Fathoni menyatakan selamat kepada Muhammadiyah Gunung Putri, Angkatan Muhammadiyah Gunung Putri dan Aisyiyah Gunung Putri yang mengadakan kegiatan Ramadhan berbagi 1000 paket takjil. “Saya kagum terhadap teman-temen Muhammadiyah Gunung Putri yang selalu berdakwah dengan amal kebaikan. Kegiatan ini tidak hanya berhenti pada seruan dan ucapan, semua semua unsur yang terlibat dalam kegiatan ini diberikan keistikomahan dan keberkahan yang insya Allah senantiasa selalu siap bersinergi,apalagi dalam kondisi saat ini kita berada di tengah-tengah Pandemi Covid-19,”pungkas Achmad Fathoni.

Senada, Ketua Lazismu Gunung Putri, Tri Haryanto mengatakan, kegiatan ini merupakan penyampaian amanah dari para donatur yang telah menitipkan donasinya melalui LazisMu Gunung Putri sehingga dapat sedikit membantu masyarakat yang membutuhkan.

“Saya ucapkan terimakasih kepada seluruh donatur dan partisipan yang telah membantu mensukseskan acara ini, alhamdulilah kegiatan Ramadhan Berbagi 1000 Takjil dan Sembako berjalan dengan lancar dan selesai sebelum waktu berbuka puasa, semoga apa yang kita lakukan hari ini menjadi amal ibadah untuk kita semua, aamiin,” pungkas Tri mengakhiri.

** Nay Nur’ain

Pemdes Tugu Selatan Lakukan Penyekatan Jalur Mudik

Cisarua | Jurnal Inspirasi

Pemerintah Desa (Pemdes) Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan aparat kepolisian Polsek Cisarua, melakukan penyekatan jalur untuk para pemudik dari arah Jakarta menuju Bandung di lokasi rest area Gunung Mas, Rabu (6/5). Kegiatan yang merupakan implementasi dari pencegahan Virus Corona itu, dilakukan hingga akhir bulan Ramadhan.

Kepala Desa Tugu Selatan, Eko Windiyana mengatakan, kegiatan penyekatan ini bagian dari kepedulian Pemdes Tugu Selatan dalam melakukan pencegahan Covid-19.  “Makanya dalam pelaksanaan penyekatan, kami bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan aparat kepolisian serta para pengiat lingkungan yang ada di wilayah Cisarua,” katanya kepada wartawan.

Menurutnya, wilayah Tugu Selatan merupakan jalur alternatif bagi para pemudik yang berasal dari Bogor atau Jakarta menuju Bandung. Sehingga, pihaknya mempersempit jalur tikus yang kerap dilalui pemudik dengan cara melakukan penyekatan. “Kalau ada kendaraan baik roda dua maupun empat yang kelihatan seperti mau mudik, kami periksa dan diminta untuk memutar arah kembali,” ujar Eko.

Selain penyekatan, lanjut Eko, kegiatan yang dilaksanakan setiap sore, sebagai upaya pihaknya untuk mencegah warga yang akan melakukan ngabuburit ke kawasan wisata Gunung Mas atau Puncak.

 “Setiap sore di jalur ini ramai para pengendara roda dua maupun empat yang melakukan ngabuburit. Makanya, melalui kegiatan ini kami larang warga untuk ngabuburit tersebut,” paparnya.

Dalam pelaksanaan penyekatan, Pemdes Tugu Selatan juga membagikan alat pelindung diri (APD) berupa masker bagi para pengguna jalan yang berkendara tapi tidak menggunakannya. “Selama kami lakukan penyekatan, sudah ribuan masker kami bagikan kepada warga maupun penguna jalan yang tidak menggunakan salah satu APD itu,” jelas Eko.

Untuk mendapat kan masker, sambung Eko, Pemdes Tugu Selatan memberdayakan masyarakat yang selama ini bergerak di Usaha Kecil Menengah (UKM).  “Kami alokasikan Dana Desa (DD) tahap pertama untuk pembuatan masker. Semua pembuatan masker kami serahkan kepada warga Tugu Selatan yang memiliki UKM,” imbuhnya.

Eko berharap, kegiatan yang dilakukan pihaknya ini bisa mencegah penyebaran virus corona, terutama terhadap warga Desa Tugu Selatan maupun warga di Kecamatan Cisarua. Dalam kesempatan itu, aktivis pengerak lingkungan yang mengatasnamakan Puncak Ngahiji membagikan makanan untuk buka puasa atau takjil dan sembako berupa beras.

“Selain ikut penyekatan, kami yang tergabung kedalam Puncak Ngahiji memberikan takjil kepada warga atau pengguna jalan,” tukas Azet Basuni, penggurus Puncak Ngahiji.

** Dede Suhendar

Mahasiswa IUQI Berbagi Takjil

Leuwiliang | Jurnal Inspirasi

Institut Ummul Quro Al-Islami (IUQI Bogor melaksanakan kegiatan BATARAM (Bagi-Bagi Takjil Ramadhan) yang dilaksanakan pada Sabtu, 9 Mei 2020. Kegiatan itu  merupakan gagasan dari civitas akademika IUQI sebagai  bentuk kepedulian terhadap masyarakat.

“IUQI Bogor  memanfaatkan waktu Ramadhan di tengah-tengah pandemi Covid-19. Alhamdulillah IUQI Bogor telah membagikan 1000 takjil di 2 lokasi, depan Kampus IUQI dan di pertigaan jalan raya leuwiliang untuk masyarakat dan pengendara di wilayah Leuwiliang,”kata Ketua Panitia Kegiatan BATARAM Lulu kepada Jurnal Bogor, kemarin.

Dengan adanya BATARAM ini  Lulu berharap semoga bisa meningkatkan rasa kepedulian dan rasa syukur. “Karena atas nikmat Nya kita masih bisa menjalankan ibadah puasa ini, dan  semoga Covid 19 ini cepet berakhir sehingga masyarakat merindukan hidup secara normal. Dan bisa bersilaturahmi di hari raya Idul fitri,”kata Lulu.

Sementara  Dosen IUQI Azwar Annas mengatakan bulan Ramadhan bulan yang istimewa bulan yang penuh dengan keberkahan dan ampunan. “Karena Allah menjajikan pahala yang berlipat ganda untuk semua ibadah dan amalan yang dilakukannya selama bulan suci Ramadhan,”ujarnya.

Ia pun mengapresiasi kegiatan yang dilakukan panitia berbagi takjil untuk meningkatkan kepedulian sesama apalagi ditengah Pandemi Covid-19. “Dalam meningkatkan solideritas sosial dan kepeduliah atas sesama IUQI berbagi takjil ini untuk sedikit meberikan rasa dan berbagi sesama  terhadap orang yang sedang berpuasa,”pungkasnya.

Cepi Kurniawan

THR Buruh Dicicil, 7 Juta Kena PHK

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Suasana Lebaran atau Idul Fitri kali ini akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dimana setiap pekerja menerima tunjangan hari raya (THR). Namun karena pandemi Covid-19 yang menyebar di Indonesia membuat berbagai kegiatan usaha terhambat, bahkan ada beberapa yang harus gulung tikar dan PHK.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pekerja harus menerima kenyataan kemungkinan THR-nya dicicil hingga akhir tahun. Pemerintah pun memperbolehkan para pemilik perusahaan membayarkan THR secara bertahap atau nyicil.

Sekretaris Jendral API Rizal Tansil mengatakan, sampai saat ini para pemilik perusahaan bersama serikat pekerja tengah berdiskusi mengenai solusi terbaik untuk membayarkan hak para pekerja khususnya terkait Tunjangan Hari Raya (THR).

“Itu kewajiban, jadi kami para anggota asosiasi berusaha semaksimal mungkin memenuhi kewajiban tersebut, skema pembayaran itulah yang sedang kita minta dialog dengan perusahaan dengan serikat pekerja apakah dicicil atau seperti apa sehingga cashflow tidak terlalu berat dan hak pekerja bisa tetap terpenuhi,” ujar Rizal Tansil dalam dialog via Zoom bersama Closing Bell, dikutip dari CNBC, kemarin.

Lalu seperti apakah pembayaran yang akan diberikan perusahaan tekstil kepada para pekerja?. Rizal mengatakan pihaknya akan bernegosiasi dengan pekerja untuk bisa melakukan skema pembayaran THR untuk bisa disepakati. Setiap perusahaan bisa menerapkan kebijakan yang berbeda. “Ada yang dicicil sampai Desember ada yang 50 persen ada yang 25 persen tergantung dari serikat pekerja dan pemilik perusahaan,” ungkap Rizal.

Hantaman pandemi Covid-19 telah memberikan tekanan yang cukup berat khususnya bagi cashflow perusahaan. Pasalnya perusahaan tetap harus membayar kewajiban seperti rekening listrik, pembayaran BPJS Ketenagakerjaan, kemudian bunga bank terus berjalan. “Sehingga ini menekan cashflow industri, kewajiban terus dilakukan sedangkan pemasukan tidak ada karena sepinya pasar,” jelas Rizal.

Setali tiga uang dengan buruh, kebijakan THR untuk pegawai negeri sipil (PNS), pemerintah memutuskan THR hanya diberikan pada level eselon III ke bawah dengan besaran yang “ikut tidak normal”. Besaran THR bagi PNS yakni 1 kali gaji pokok dan tunjangan yang melekat. Tunjangan kinerja (tukin) tidak dimasukkan dalam komponen THR PNS tahun iniSedangkan eselon I, II serta pejabat lainnya tidak mendapatkan THR.

Sebelumnya Sri Mulyani mengungkapkan perlu dilakukan peninjauan ulang kebijakan belanja negara tahun 2020, termasuk pemberian THR. Ini karena negara sedang fokus menangani pandemi Covid-19, melakukan pengurangan belanja negara.

Selain perubahan THR, jutaan pekerjaan di Indonesia juga terancam mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan dirumahkan tanpa tanggungan akibat pandemi COVID-19 ini. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mencatat jumlah pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan di tengah pandemi Covid-19 sejauh ini mencapai 7 juta orang.

“Yang di rumahkan atau dicutikan di luar tanggungan perusahaan (unpaid leave), itu kondisinya mayoritas. Tapi kalau yang PHK, relatif sedikit,” Ungkap Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani.

Haryadi mengatakan data terakhir di BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek), tercatat yang mulai mengalami kesulitan bayar, jika di equivalent kan dengan jumlah tenaga kerjanya, sudah mencapai 7 juta. Jumlah ini jauh lebih besar dari data resmi pemerintah. “Ini baru di bulan April sudah seperti itu, kenaikannya sudah sangat signifikan,” jelasnya.

Adapun perusahaan yang mengalami kesulitan sebanyak 30 ribu di antaranya merupakan perusahaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) sempat mengungkapkan data per 1 Mei bahwa jumlah pekerja sektor formal yang telah dirumahkan akibat pandemi Covid-19 sebanyak 1.032.960 orang.

Sementara pekerja sektor formal yang di-PHK sebanyak 375.165 orang. Sedangkan pekerja sektor informal yang terdampak Covid-19 sebanyak 314.833 orang. Dengan demikian, total pekerja sektor formal dan informal yang terdampak Covid-19 sebanyak 1.722.958 orang.

Berikut daftar Pegawai Negeri Sipil (PNS), Prajurit TNI, Anggota Polri, Pegawai non-PNS yang akan menerima THR tahun ini:

1. PNS, prajurit TNI, anggota Polri, dan hakim dalam jabatan hakim madya muda ke bawah atau kolonel ke bawah di lingkungan MA. THR yang diberikan berupa gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan/umum.
2. Penerima gaji terusan dari PNS, TNI, Polri yang meninggal dunia, tewas, gugur, atau hilang.
3. Penerima pensiun. THR yang diberikan sebesar penghasilan satu bulan gaji terusan pada dua bulan sebelum hari raya.
4. Penerima pensiun terusan dari pensiunan PNS, TNI, Polri, yang meninggal, tewas, gugur, hilang, sebesar penghasilan satu bulan gaji terusan pada dua bulan sebelum hari raya.
5. Penerima tunjangan, THR sebesar tunjangan sesuai UU.
6. Pegawai non-PNS pada LNS, LPP, atau pegawai lain
7. Pegawai Non-PNS pada BLU, sebesar gaji remunerasi
8. Calon PNS, paling banyak sebesar 80 persen gaji pokok, tunjangan keluarga, dan tunjangan jabatan/umum.

Asayyev |*

35 Ribu Lebih Kendaraan Diputar Balik

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Pelaksanaan Operasi Ketupat 2020, Polri mencatat dalam 15 hari belakangan ini sudah ada 35.945 kendaraan bermotor masyarakat yang diputarbalikan lantaran kedapatan masih nekat melakukan mudik di tengah pandemi Covid-19. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi mengeluarkan peraturan pelarangan mudik kepada warga selama terjadinya pandemi Covid-19. Tujuannya, agar memutud mata rantai penyebaran virus corona.

“Jumlah total kendaraan bermotor yang diputarbalik selama 15 hari pelaksanaan operasi ketupat sebanyak 35.945,” kata Kadiv Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Sementara itu, jumlah kendaraan yang diputarbalikan pada hari ini bertambah 1.875 kendaraan dibandingkan data hari-hari sebelumnya. Adapun rinciannya adalah, Polda Metro Jaya 778, Polda Jawa Barat 365, Polda Jawa Tengah     185 Ran, Polda Jawa Timur  323, Polda DIY 15, Polda Banten 166, Polda Lampung 43. 

Disisi lain, dalam 15 hari pelaksanaan operasi ketupat, polisi menangani jumlah kejadian kecelakaan sebanyak 41 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak delapan orang dinyatakan meninggal dunia.

“Korban luka berat lima orang, luka ringan 76 orang dan kerugian materi ditaksir mencapai Rp65 juta,” ujar eks Karo Penmas Divisi Humas Polri itu.

Sedangkan, dari segi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas), Polri mencatat ada 574 kasus dengan 20 kejadian.

Asayyev |*

Mantan Panglima Era SBY Tutup Usia

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Mantan Panglima TNI era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jenderal Djoko Santoso menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu (10/5) pagi ini. Kabar ini dikonfirmasikan oleh Anggota DPR RI Fraksi Gerindra Habiburokhman. “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un telah berpulang ke Rahmatullah Bapak Djoko Santoso bin Djoko Suyono,” tulisnya dalam pesan singkat.

Djoko diketahui meninggal sekitar pukul 6.30 pagi di RSPAD Gatot Subroto, ia menjalani perawatan karena terjadi pendarahan otak.

Hal ini diungkap oleh Ketua Umum Brigade 08 Gerindra Zaky Alatas yang cukup dekat dengan almarhum. “Sudah seminggu di RSPAD. Ada pendarahan di otak,” katanya.

Djoko Santoso adalah Panglima TNI pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dia menjabat Panglima TNI sejak 28 Desember 2007 hingga 28 September 2010.

Pensiun dari militer, Djoko Santoso melanjutkan kariernya dengan bergabung di Partai Gerindra pada 2015. Dia masuk struktur Dewan Pembina. Pada Pilpres 2019 Djoko Santoso menjadi Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Asayyev |*

Siswa Dipaksa Belajar Mandiri dan Kolaboratif

Yogyakarta | Jurnal Inspirasi

Pandemi Covid-19 telah memaksa pendidikan merevolusi dirinya, membongkar paradigma lama tentang pembelajaran, serta melakukan transformasi keilmuan. Menurut praktisi pendidikan, Muhammad Nur Rizal, akibat pandemi, pendidikan harus mengubah pengelolaan dan praktiknya secara mendasar dan sangat cepat. Kurang dari dua pekan, pendidikan harus mengubah kebiasaan mengajar di sekolah atau di kampus menjadi belajar di rumah. Hal ini kemudian menjadikan rumah beralih fungsi sebagai lingkungan belajar baru. 

“Covid-19 memaksa siswa dan mahasiswa melakukan belajar mandiri dan kolaboratif,” kata Rizal dalam Kuliah Sore Alternatif Ramadhan 1441 Hijriah bertema ‘Transformasi Pendidikan di Era Corona’ yang disiarkan langsung via aplikasi Zoom, Youtube, dan Facebook.

Belajar di rumah, menurut Rizal membawa tuntutan orientasi kurikulum yang tidak boleh lagi hanya mengejar ketuntasan materi ajar atau penguasaan hafalan dan rumus, melainkan keterampilan melakukan belanja mandiri (self-study). Tujuan utamanya adalah mendorong pendidik dan siswa untuk selalu belajar dengan senang.

“Secara paradigmatik, Covid-19 akan menghentikan institusi pendidikan yang hanya berorientasi pada hasil. Jadi, semua harus dirancang ulang. Dosen dan muridnya harus melakukan peran sosial. Sehingga, hal ini harus didukung pola belajar yang menyenangkan,” tutur pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) tersebut.

Menurut Rizal, hal terkait transfer pengetahuan, administrasi, dan rutinitas pendidikan sudah harus digantikan teknologi. Ke depannya, suasana belajar harus lebih menyenangkan, meningkatkan kolaborasi anak dan orang tua serta pendidik untuk saling mempelajari pengetahuan atau keterampilan di tengah wabah.

“Kebiasaan baru ini harus diikuti dengan mengubah pola pikir guru yang terlanjur nyaman dengan cara lama yaitu dari konvensional ke blended learning dengan memanfaatkan teknologi sebagai enabler budaya belajar baru, bukan sekedar kosmetik pembelajaran,” kata Rizal.

Sementara menurut pembicara lainnya, Anggota Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Titi Savitri Prihatiningsih, pemanfaatan teknologi di masa pandemi ini juga berpengaruh pada kebiasaan anak sehari-hari. Gawai lebih mendominasi anak dan pendidikan jadi tereduksi, terutama dalam aspek pengetahuan.

“Kita harus melihat lagi, bahwa sebenarnya founding fathers bangsa itu sudah sangat visioner. Beriman bertakwa, berbudi pekerti luhur, sehat jasmani rohani, memiliki rasa tanggung jawab adalah poin-poin yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa. Namun, saat ini kita lebih fokus hanya pada pengetahuan dan keterampilan. Padahal ada banyak tujuan lain yang selama ini cenderung kita abaikan,” kata Titi.

Meski demikian, menurut Titi, Covid-19 ini pun ada hikmahnya, yakni keluarga diperintahkan untuk di rumah. “Menurut saya luar biasa untuk memberikan waktu kepada kami sebagai orang tua. Covid ini menjadi titik balik manusia, untuk menyadari apa sih yang kita kejar selama ini? Ini menjadi titik balik kita untuk merenungi apa sih tujuan hidup kita selama ini?” katanya.

Titi menawarkan solusi bahwa kita harus merelaksasi waktu. Jadwal sekolah dikurangi, yakni 50 persen di sekolah dan 50 persen di rumah. Tapi di rumah harus terstruktur dan lembaga juga harus memberikan flexi time untuk orang tua. Flexi time tidak hanya bekerja dari rumah, namun juga membawa anak-anaknya bekerja.

“Covid ini sebagai tombak gerakan out of the box kebijakan untuk mengembalikan manusia ke fitrahnya. Saya pun berharap sekolah bukan sekadar untuk mentransfer ilmu, tapi untuk membentuk kepribadian anak,” tutur Titi.

Sementara itu, narasumber ketiga yaitu Kepala Kopertis/LLDikti Wilayah V 2010-2019, Bambang Supriyadi menyatakan ke depan institusi pendidikan harus menyiapkan diri supaya tidak terjadi kebuntuan proses pendidikan atau pengajarannya. 

“Masalah kesiapan teknologi adalah masalah yang harus diselesaikan, baik bagi penyelenggara pendidikan maupun peserta. Institusi pendidikan harus segera berubah dan belajar menghadapi itu,” kata Bambang. Dalam hal ini ada kesamaan semangat dari para narasumber bahwa proses akselerasi harus segera dilakukan oleh pemerintah, institusi pendidikan, dan keluarga.

Asayyev |*

Stres Bisa Picu Kambuhnya Penyakit

Yogyakarta | Jurnal Inspirasi

Stres dinyatakan bisa memicu munculnya berbagai penyakit, termasuk kekambuhan pada pasien lupus.Hal ini dikatakan Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, Prof Nyoman Kertia. “Stres, kecapekan, dan berjemur matahari bisa membuat penyakit ini kambuh,” kata Nyoman melalui keterangan tertulis, kemarin.

Menurut dia, melakukan physical distancing dalam waktu relatif lama dan situasi yang penuh dengan ketidakpastian dapat menimbulkan kecemasan dan rasa stres. Sementara perasaan stres berkepanjangan tidak hanya berpengaruh pada kesehatan mental, tetapi juga kesehatan fisik manusia.

Oleh sebab itu, dia mengimbau orang dengan lupus (odapus) sebisa mungkin menghindari agar tidak kelelahan, tidak stres, dan tidak melakukan aktivitas berjemur matahari. Dengan begitu diharapkan penyakit ini tidak mudah kambuh.

Lupus merupakan penyakit autoimun yang disebabkan sistem imun menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh sendiri. Karenanya orang dengan lupus atau odapus memiliki risiko terhadap berbagai jenis infeksi bakteri maupun virus. “Kondisi kekebalan odapus itu tidak sempurna, tetapi kalau patuh minum obat sesuai petunjuk dokter kondisinya akan baik-baik saja layaknya orang normal,” kata Nyoman menyongsong peringatan Hari Lupus Dunia yang jatuh setiap tanggal 10 Mei.

Dia menyebutkan bahwa sistem kekebalan tubuh menjadi pertahanan utama terhadap kuman serta penyakit. Sementara odapus lebih rentan terhadap infeksi karena sistem kekebalan tubuh bekerja secara berbeda dari orang pada umumnya. Sistem kekebalan pada odapus bekerja terlalu aktif dan menyerang tubuh sendiri.

Untuk itu, dia kembali menekankan kepada odapus untuk rutin memeriksakan diri ke dokter dan mengonsumsi obat agar lupus bisa dikendalikan. Dengan rutin mengonsumsi obat, akan mengurangi kerentanan atau risiko terhadap infeksi bakteri atau virus, termasuk Covid-19.

“Asalkan minum obat dengan baik dari dokter risiko infeksi kuman bisa ditekan, tapi kalau tidak patuh minum obat ya rentan, ” kata Ketua Departemen Penyakit Dalam FKKMK UGM ini.

Menurut dia, lupus bisa menyerang siapa saja di segala usia. Kendati begitu, penyakit ini kebanyakan diderita oleh wanita usia produktif. Sekitar 80-85 persen penderita lupus merupakan wanita.

Lupus dikenal sebagai penyakit seribu wajah karena gejala dan sakit yang ditimbulkan beragam mirip dengan penyakit lain. Gejala yang biasanya muncul adalah sering mengalami nyeri sendi, ruam kemerahan di wajah dan tubuh, sering demam, lelah, sariawan, rambut rontok, kulit sensitif terhadap sinar matahari, dan nyeri dada.

Pakar Rematologi ini menyebutkan hingga saat ini penyebab lupus belum diketahui secara pasti. Namun, sejumlah faktor diduga berperan pada patofisiologi lupus, seperti genetika, infeksi, polusi, dan makanan tidak sehat. “Lupus tidak bisa disembuhkan secara total, tetapi ada yang namanya remisi,” kata dia.

Remisi, kata dia, merupakan kondisi klinis sama seperti orang normal. Namun, ada yang tetap membutuhkan obat dan pada beberapa kasus bisa lepas obat . Meski tidak dapat disembuhkan, lupus bisa dikendalikan dengan rutin memeriksakan diri ke dokter.

Penyakit ini, menurut dia, menjadi berbahaya jika tidak terkontrol dan ditangani dengan baik. Pasien akan sulit tertolong apabila lupus telah menyerang organ dalam seperti ginjal, paru-paru, hingga otak. “Odapus juga diharapkan bisa menjaga pola hidup sehat, patuh konsumsi obat dan menghindari faktor pencetus kekambuhan,” kata dia.

Lupus merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang masih menjadi persoalan kesehatan dunia. Hingga saat ini diperkirakan terdapat 5 juta pasien lupus yang tersebar di seluruh dunia dan jumlahnya terus meningkat setiap tahunnya.

Asayyev |*

Prabowo Jaga Jarak dengan Kivlan Zen

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Kivlan Zen dinilai seorang patriot sejati yang tidak mau berkompromi dengan rezim dan tetap mempunyai idealisme perjuangan sapta margais seorang prajurit sejati. Hal tersebut dikatakan mantan pengacara Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno di Pilpres 2019, Nicholay Aprilindo.

Dia meyakini bahwa Prabowo Subianto tidak akan meninggalkan salah seorang pendukung setianya itu. Prabowo, katanya, hanya menjaga jarak lantaran sudah masuk dalam jajaran pemerintahan Jokowi untuk kepentingan strategi politik yang dibangunnya.

“Pak Kivlan tidak ditinggalkan Pak Prabowo. Tentu ada perhitungan politik tertentu dari Pak Prabowo,” ujar Nicholay, kemarin.

Nicholay yang merupakan aktivis politik, hukum dan hak asasi manusia (polhukham) ini mengatakan, kesetiaan Prabowo pada teman seperjuangan tetap terjaga. “Hanya caranya yang berbeda,” kata alumnus Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XVII Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI 2011 ini.

Lebih lanjut dia mengatakan, Kivlan Zen adalah senior Prabowo di militer dan kepala staf Kostrad ketika Prabowo menjadi Pangkostrad. “Mereka berdua punya ikatan batin tersendiri hanya tidak terekspos ke publik,” pungkasnya.

Diketahui, Kivlan Zen didakwa melanggar Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Darurat Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1951 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 atau juncto 56 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Proses sidang kasus Kivlan Zen itu pun masih berjalan. Terakhir, majelis hakim menolak eksepsi Kivlan Zen.

Asayyev |*

Ferdian Paleka Kena Bully Juga di Tahanan

Bandung | Jurnal Inspirasi

Video perundungan terhadap youtuber, Ferdiansyah alias Ferdian Paleka di tahanan Polrestabes Bandung tengah viral di media sosial. Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) menyatakan perundungan tersebut tidak bisa dibenarkan.

“Penyiksaan maupun tindakan merendahkan dan tidak manusia terhadap setiap orang terutama tersangka telah dilarang secara tegas baik oleh hukum nasional maupun internasional,” kata Direktur Eksekutif ICJR, Erasmus Napitupulu pada Sabtu 9 Mei 2020.

Erasmus mengingatkan bahwa institusi kepolisian melalui Perkap Nomor 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia juga tegas mengatakan agar praktik penyiksaan tidak terjadi. Kemudian juga memerintahkan agar tersangka diperlakukan dengan baik.

“Dan hak asasi manusia yang melekat pada dirinya juga harus tetap dihormati,” ujar Erasmus.

Menurut dia, dalam upaya mengusut kasus perbuatan diskriminatif terhadap kelompok minoritas atau dalam hal ini transpuan, yang harus menjadi fokus utama aparat penegak hukum adalah adanya pengembalian kehormatan korban dan penggantian kerugian yang diderita korban.

Polisi misalnya menurut dia, bisa melakukan langkah-langkah restoratif yang memulihkan korban. Seperti polisi dapat mendorong adanya permintaan maaf dari pelaku kepada korban, mengupayakan pelaku ganti rugi kepada korban. Misal dengan kewajiban pelaku memberikan sembako kepada korban dan kelompok minoritas lainnya.

“Upaya-upaya restoratif tersebut untuk memupuk rasa tanggung jawab pelaku sambil juga memulihkan korban, bukan malah membiarkan terjadinya perlakuan tidak manusiawi kepada pelaku,” kata dia.

Asayyev |*