31.9 C
Bogor
Monday, July 14, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 1430

Jadwal Baru Sekolah, Kemendikbud Ajak Adaptasi Teknologi

Jakarta | Jurnal Inspirasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meminta para orang tua siswa tak perlu resah akibat pandemi Covid-19 membuat jadwal belajar mengajar penuh ketidakpastian. Kemendikbud menegaskan jika tahun ajaran baru 2020/2021 akan dimulai pada pekan ketiga Juli 2020.

Kepala Biro Kerjasama dan Humas Kemendikbud, Efi Mulyani mengatakan tahun ajaran baru kemungkinan akan dilakukan pada Senin ketiga di bulan Juli 2020. Meski begitu, tahun ajaran baru ini tak berarti membuat kegiatan belajar mengajar dilakukan secara tatap muka. Menurut Efi banyak alternatif yang bisa dilakukan, mulai melalui internet hingga siaran TV dan radio.

“Tahun ajaran baru dimulai pada senin ketiga Juli yang akan datang. Tersedia modul yang bisa dipelajari mandiri, dengan memerlukan kerjasama yang baik antara guru dan orang tua,” ujar Efi melalui video conference di Graha BNPB, dikutip dari CNBC, Minggu (21/6).

Saat ini, Kemendikbud masih melakukan pengkajian yang komprehensif bersama Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19. Hal ini dilakukan untuk mengatur ulang skala prioritas di bidang pendidikan.

Menurut Efi, di tengah pandemi saat ini telah memberikan banyak pelajaran bagi pihaknya. Salah satunya adalah bagaimana teknologi bisa dimanfaatkan oleh insan pendidikan, mulai dari anak, orang tua murid, hingga guru.

Meskipun ada beberapa daerah yang harus beradaptasi dengan teknologi, namun menurutnya terjadi percepatan adaptasi teknologi. “Hal-hal yang terjadi sebelum pandemi, menjadi catatan dalam sejarah terkait teknologi ini,” pungkasnya.

ASS |**

Pakar Politik: Jokowi Kangkangi PDIP

Jakarta | Jurnal Inspirasi
Presiden Joko Widodo akhrinya menolak RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) yang tengah dibahas di DPR RI. Jokowi pun dinilai kembali mengangkangi partai pengusungnya di Pilpres 2014 dan 2019, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Di mana RUU HIP merupakan inisiatif dari DPR, termasuk PDIP.

Pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam bahkan menyebut pandangan publik telah mengerucut bahwa RUU ini berasal dari PDIP. Penolakan dari pemerintah, sambungnya, merupakan tanda Jokowi sedang mencari jalan selamat sendiri.

“Jokowi juga tidak mau terlalu memanjakan PDIP, apalagi dalam kondisi terjepit pasti Jokowi juga akan mencari jalan selamat sendiri, contohnya dalam RUU HIP yang pada akhirnya justru menyalahkan DPR,” ujarnya dikutip dari RMOL, Minggu (21/6).

“Padahal kita tahu bahwa RUU HIP ini publik memahaminya berasal dari PDIP. Untuk itu, ini sama halnya Jokowi lagi-lagi mengangkangi PDIP sebagai partai pengusungnya,” sambungnya.

Saiful Anam yakin tindakan Jokowi seperti ini akan terus berlanjut hingga akhir masa jabatan sebagai presiden. Ini lantaran Jokowi merasa mulai ditinggal oleh partai pendukung yang kini fokus berpikir Pilpres 2024.

Sejurus itu, partai pendukung Jokowi juga akan satu persatu pergi dari koalisi. Sebab, partai tidak mungkin terus menempel Jokowi yang sudah tidak akan maju di pilpres lagi. “Parpol sudah mulai ancang-ancang mengatur strategi untuk persiapan 2024. Apalagi aroma reshuffle sudah mulai tampak, maka semakin menunjukkan peta politik pemerintahan Jokowi tidak terarah,” jelas Saiful.

Dengan demikian, Saiful menyarankan agar Jokowi mewaspadai partai politik yang banyak maunya. Jangan sembarang memberikan kemauan partai tersebut, apalagi juga yang dimaui merugikan rakyat Indonesia. “Untuk itu saya menyarankan Jokowi untuk mewaspadai itu,” pungkasnya.

ASS |*

Enggar: Covid-19 Percepat Revolusi Industri 4.0

Bandung | Jurnal Inspirasi
Pandemi Covid-19 menurut Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI) Enggartiasto Lukita mempercepat Revolusi Industri 4.0. Terutama, dalam hal digitalisasi berbagai aspek kehidupan. Yakni, dari mulai sistem pendidikan, perekonomian, sampai ketenagakerjaan di Indonesia.

“Sehingga, kondisi ini pun harus diantisipasi sekaligus dimanfaatkan secara cermat oleh berbagai elemen masyarakat. Terutama akademisi, dunia usaha, dan pemerintah, untuk menghindari dampak buruk pandemi sekaligus tetap memajukan berbagai bidang pembangunan,” ujar Enggartiasto dalam webinar bertajuk “Pendidikan Tinggi dan Iptek: Membangun Kemandirian dan Daya Saing Bangsa” yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat IKA UPI dikutip dari RMOL, Minggu (21/6).

Enggar mengatakan, semua negara di dunia, saat ini sedang berupaya mengatasi wabah ini di masing-masing negaranya. Serta, sedang berupaya mempertahankan keberlangsungan berbagai sektor kehidupan, dari mulai pendidikan sampai perekonomian.

“Jadi di suatu kondisi, bagaimana kita awalnya menghadapi Revolusi Industri 4.0. Kemudian tanpa kita rencanakan, kita melakukan percepatan digitalisasi di semua aspek kehidupan sekarang ini,” katanya.

Enggar mencontohkan, dalam dunia pendidikan, dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi, semuanya mau atau tidak mau menjalani kegiatan belajar mengajar atau kuliah melalui media digital. Yakni, dari mulai televisi sampai internet.

Meskipun, kata dia, masih ada catatannya. Yakni, dari sisi keterjangkauan belum seluruhnya bisa menjangkau ke seluruh bagian dari negara. “Tetapi ini kita sudah mulai, bahkan sampai dengan belanja, perdagangan, dan berbagai hal lainnya melalui digital,” katanya.

Menurtnya, berbicara mengenai peran teknologi semata yang mengalami percepatan penerapannya di Indonesia, namun juga terhadap mindset teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali dan memanfaatkan ilmu pengetahuan. Serta, meningkatkan taraf hidup manusia dalam rangka menuju kemandirian bangsa.

“Pada masa pandemi Covid-19 ini, berbagai komponen bangsa harus lebih cerdik melihat peluang yang bisa didapatkan, minimal apa yang dilakukan sebagai antisipasi menghadapi pandemi ini menggunakan teknologi,” katanya.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof Nizam, mengatakan, di tengah tekanan pandemi COVID-19 ini, tanpa terpikirkan sebelumnya, bangsa Indonesia ternyata bisa berinovasi dan menciptakan berbagai alat kesehatan untuk mengatasi wabah COVID-19.

Nizam mencontohkan di Jawa Barat, sejumlah perguruan tinggi berperan besar dalam menciptakan alat tes COVID-19 yang sama kualitasnya. Bahkan, lebih baik dibandingkan dengan produk impor dan produksi alat pelindung diri sampai ventilator yang biasanya diimpor dengan harga mahal.

Sementara di bidang inovasi, kata dia, Indonesia mampu membuat robot disinfektan sampai peralatan lainnya yang ternyata kian dilirik negara lain dan akademisi pun kemudian berkolaborasi dengan dunia perusahaan untuk memproduksinya.

“Kami kawal bersama dengan teman-teman di industri. Ini salah satu perkawinan yang luar biasa sekali yang dipicu oleh virus corona ini. Sampai kita sendiri bertanya, kok bisa kita membuat hal kreatifitas seperti itu,” kata Nizam.

Selain itu, kata dia, contoh inovasi lainnya saat pandemi COVID-19 ialah alat rapid test hasil karya akademisi dalam negeri sudah diproduksi sampai 100 ribu unit. Serta, mulai dipakai oleh rumah sakit umum dan rumah sakit kampus untuk mengatasi COVID-19.

“Hal ini adalah sesuatu yang terjadi, dipaksa oleh keadaan, oleh kondisi sekarang. Ini bisa menunjukkan bahwa teknologi Merah Putih bisa kita andalkan. Ke depan harus bisa lebih kita majukan ke industri, dengan mata airnya adalah perguruan tinggi,” paparnya.

Nizam menilai, merdeka belajar sendiri harus diimplementasikan oleh semua kampus bahwa mahasiswa bisa belajar langung ke dunia nyata. “Kuliah harus di bawa k edunia nyata. Misalnya, mahasiswa bisa membantu UMKM yang ada di daerah tempat tinggalnya. Mereka bisa hadir untuk membantu UMKM di daerahnya mengembangkan ekonomi digital,” katanya. 

ASS |**

Face Shield tanpa Masker, Cukupkah?

Bogor | Jurnal Inspirasi
Penggunaan face shield bagi sebagian masyarakat mungkin menganggap sudah dapat memberi perlindungan yang cukup dari risiko penularan Covid-19. Beberapa tayangan televisi hingga siaran Youtube pun menampilkan praktik penggunaan face shield tanpa masker.

“Ada pertanyaan, pakai face shield harus pakai masker juga nggak. Mesti pakai masker, tetap harus pakai masker,” ungkap Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD K-GEH FINASIM FACP MMB dalam siaran Instagram Live melalui akun Instagram pribadinya @dokterari dikutip dari RMOL, Minggu (21/6).

Prof Ari mengungkapkan bahwa penggunaan pelindung wajah sifatnya hanya untuk memberikan perlindungan tambahan untuk area-area wajah yang tidak tertutupi oleh masker. Salah satunya adalah area mata, yang diketahui juga dapat menjadi “pintu masuk” untuk penularan Covid-19.

Selain itu, penggunaan face shield juga dapat mencegah kebiasaan atau refleks menyentuh mata dan area wajah ketika bekerja. Sesuai anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), salah satu anjuran untuk mencegah penularan Covid-19 adalah menjauhi kebiasaan menyentuh area wajah dengan tangan yang belum dicuci atau dibersihkan.

Penggunaan face shield dianjurkan, khsusunya bagi masyarakat yang tidak bisa menjaga jarak dengan orang lain ketika bekerja. Beberapa contohnya adalah penata rambut atau pencukur rambut dan petugas kebersihan. “Buat petugas kebersihan, saya memang menganjurkan,” jelas Prof Ari.

Hal senada juga diungkapkan oleh staf medis Departemen Dermatologi dan Venerologi FKUI/RSCM dr Shannaz Nadia Yusharyahya SpKK(K) MHA. Menurut dr Shannaz, penggunaan face shield harus disertai dengan masker.

Alasannya, penggunaan face shield tidak sepenuhnya menutup seluruh area wajah. Penggunaan tameng pelindung wajah masih menyisakan celah terbuka di bagian sisi-sisi wajah. “Jadi pakai masker. Jangan mentang-mentang pakai face shield, nggak pakai masker. Masker itu penting,” ungkap dr Shannaz.

ASS |**

Defisit Melebar, Pemerintah Sudah Tekor 10 Tahun

Bogor | Jurnal Inspirasi
Hantaman keras pandemik Covid-19, pemerintah mengaku akan tekor hingga 10 tahun lantaran defisit APBN 2020 melebar 6,34 persen dari PDB. Akibatnya melumpuhkan seluruh sektor perekonomian nasional. Untuk menambal defisit anggaran negara tersebut, pemerintah memutuskan untuk meminjam uang dari sejumlah negara, termasuk IMF dan juga World Bank.

Dikutip dari Geloranews, dosen senior Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Djamester Simarmata mengatakan bahwa seharusnya Indonesia mengubah sistem moneter di dalam negeri untuk menyelamatkan perekonomian bangsa. Usulnya ini sesuai dengan perkembangan ekonomi, di mana dunia internasional sudah meminta mengubah sistem moneter.

“Misalnya bahwa tahun 1930 sesudah depresi besar di dunia terutama di Amerika, sekelompok di sana mengusulkan sistem perbankan diubah. Yang mengatakan full reserve banking, artinya bank itu hanya sebagai perantara,” ujar Djamester, Minggu (21/6).

Dia menerangkan, saat ini perbankan melakukan kebohongan kepada publik, dengan meminjamkan uang namun tidak ada nilainya. “Sekarang itu, bank itu disebutkan sebagai lembaga perantara itu bohong. Itu mencetak uang, saat orang diberi kredit, pada saat yang sama itu ditulis itu deposito, jadi enggak ada uangnya itu ketika orang datang ke bank itu,” paparnya.

Sistem moneter seperti ini yang kemudian menjadi perdebatan besar seluruh negara-negara besar lantaran merugikan rakyat. “Jadi gini sekarang gerakan yang ada di dunia itu adalah untuk mengembalikan hak yang disebutkan seigniorage dari mencetak uang itu adalah hak rakyat bukan hak bank komersil,” katanya.

Dia juga menambahkan adanya revolusi industri 4.0 menjadi ancaman Indonesia lantaran akan terjadi gelombang PHK besar-besaran yang sulit untuk dikendalikan. “Nah ini dua-dua ini berimpit dengan Covid-19, yang bisa membantu ini adalah reformasi sistem moneter global, termasuk di Indonesia,” tandasnya.

ASS |**

Soal Sengketa Buzzer, Fahri: Pejabat tak Boleh Anti Kritik

Bogor | Jurnal Inspirasi
Kritik dilayangkan Fahri Hamzah. Politisi yang terkenal kritis ini menilai, negara tidak perlu ikut campur dalam sengketa buzzer di media sosial. Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 itu, mengatakan demikian, menyikapi langkah Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan terkait perseteruannya dengan Said Didu, mantan Sekretaris Kementerian BUMN , yang berakhir di pelaporan ke Bareskrim Mabes Polri.

Dikutip dari Vivanews, Fahri mengatakan, tidak seharusnya pejabat anti terhadap kritik. Apalagi sampai mengambil tindakan yang berpotensi pada pembatasan hak kebebasan berpendapat dan berekspresi. Mengingat hak ini dilindungi oleh konstitusi.

“Pemerintah jangan terlibat dengan main lapor. Seperti Pak Luhut enggak usah ikut main lapor polisi segala,” kata Fahri, yang kini Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Partai Gelora Indonesia, dalam keterangan persnya, Minggu (21/6).

Keriuhan perdebatan di media sosial, kerap kali diikuti oleh buzzer. Sehingga perdebatan menurutnya tidak lagi mengarah pada substansi. Harusnya, kata mantan politisi PKS ini, yang ditertibkan adalah buzzer yang membuat diskusi itu meleset dari substansi. Juga pemerintah memperbaki kinerjanya. 

Fahri menilai, kalau hanya dengan perbedaan pendapat itu membuat orang gampang tersinggung, maka yang ditampilkan hanya mereka yang mudah tersinggung saja. Jika seperti ini, Fahri yakin susah untuk membesarkan sebuah bangsa. Keriuhan di media sosial oleh warganet, menurutnya tidak perlu ditanggapi secara serius. Apalagi terbawa oleh silang pendapat dan sengketa buzzer.

“Biar saja mereka (warganet) bebas berbeda pendapat, yang penting negara jangan terlibat dalam sengketa buzzer,” katanya.

Sebagai pejabat negara, maka menurutnya harus siap untuk dikritik dan dihujat. Mental baja harus dikedepankan sebagai seorang pejabat. Bukan dengan melakukan cara pelaporan ke polisi dengan dugaan pencemaran nama baik seperti yang dilakukan Luhut.

“Orang tuh nggak boleh gampang tersinggung, harus mentalnya baja. Kata Pak Jokowi kan bangsa kita bermental baja. Tapi ini sedikit-sedikit lapor, sedikit-sedikit tersinggung. Kaya Pak Luhut, saya mohon maaf saja, salah itu caranya, apa urusan tersinggung?,” kata politisi asal Sumbawa itu.

Menurutnya, jika memang ada tuduhan-tuduhan di media sosial terhadap pejabat negara, lebih baik untuk mengklarifikasi saja. Tidak perlu sedikit-sedikit main lapor dan bawa ke ranah hukum. 

“Ceritakan aja bahwa anda (Luhut) nggak korupsi. Cukup begitu saja. Nggak usah pakai hukum, lalu orang jadi tersangka. Sudah gitu ya modusnya itu orang tuh ditersangkakan aja supaya berhenti ngomong, nggak diapa-apain. Ada berapa ratus orang tuh jadi tersangka tidak diteruskan?” katanya.

ASS |*

Rudy Susmanto Undang Simon McMenemy

Prabowo Siap Bangun Akademi Sepakbola Internasional

Cibinong | Jurnal Inspirasi
KETUA  DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto tampak senang dan bangga bisa bertemu langsung Simon McMenemy,  mantan  arsitek Timnas Garuda, Sabtu (20/6) di Lapangan Polo Nusantara Club, Kelurahan Ciriung, Kabupaten Bogor.

“Saya memang janjian dengan Simon McMenemy untuk olahraga pagi. Dia datang langsung ke Lapangan Polo Nusantara Club,”  ujar politisi Partai Gerindra Kabupaten Bogor  ini.

Kehadiran Simon Mc Menemy,  eks pelatih Bhayangkara FC  itu punya muatan yang sangat positif bagi dunia sepakbola di Kabupaten Bogor dan juga di tanah air.

“Bersama Simon ,  saya bahas soal konsep dan system kompetisi dan akademi . Karena saya mendapatkan tugas dari Pak Prabowo untuk membuat  Akademi Sepaklbola Bertaraf Internasional di Lapangan Polo Nusantara Club,” bebernya      

Ia menambahkan, akademi  sepakbola  bertaraf internadional ini murni ide dan gagasan dari Pak Prabowo Subianto. Akademi sepakbola ini akan menampung talenta talenta sepakbola terbaik di tanah air mulai dari usia dini hingga remaja  

“Pak Prabowo mau mencari bakat bakat muda sepakbola di tanah air yang akan masuk di akademi sepakbola Internasional .Akademi ini nantinya akan berhome base di Lapangan  Nusantara Polo Club,Ciriung , Kabupaten Bogor,” tegas Rudy Susmanto.

Semua pesepakbola yang akan dibina di akademi ini digratiskan semua tidak ada system bayaran apapun untuk semua talenta berbakat.  

Tak hanya itu, kata Rudy,  pihaknya juga sudah merancang untuk membuat lapangan sepakbola berstandar internasional di sekitar Lapangan Nusantara Polo Club, Ciriung, Cibinong, Kabupaten Bogor.

“Suasana  obrolan dengan Simon Mc Menemy soal  Akademi ni sangat hangat dan ini yang nanti akan saya sampaikan ke Pak Prabowo.  Sangat selaras dengan gagasan dan ide yang Pak Prabowo katakan kepada saya  soal konsep akademi sepakbbola bersantar Internasional,” tandasnya.   

Lelaki bertubuh tinggi besar tersebut  termasuk politisi  yang hobi olahraga. Namun kiprahnya saat ini sudah level pengurus  PP Pordasi.

** Asep Syahmid

Hadits Hari Ini

21 Juni 2020
29 Syawal 1441 H

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَابْنُ نُمَيْرٍ وَاللَّفْظُ لِابْنِ نُمَيْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ عَنْ زَكَرِيَّاءَ بْنِ أَبِي زَائِدَةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَنْ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الْأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا و حَدَّثَنِيهِ زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ يُوسُفَ الْأَزْرَقُ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ بِهَذَا الْإِسْنَادِ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Ibnu Numair, -dan lafadh ini milik Ibnu Numair-, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dan Muhammad bin Bisyr dari Zakariya bin Abu Zaidah dari Sa’id bin Abu Burdah dari Anas bin Malik dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Sesungguhnya Allah Ta’ala sangat suka kepada hamba-Nya yang mengucapkan tahmid (Alhamdulillah) sesudah makan dan minum.

Dan telah menceritakannya kepadaku Zuhair bin Harb, telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Yusuf Al Azraq, telah menceritakan kepada kami Zakariya dengan sanad ini.

HR Muslim No. 4915.

وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Data Pasien Covid-19 Indonesia Bocor

Bogor | Jurnal Inspirasi
Sebanyak 230.000 data Covid-19 Indonesia ditawarkan di forum online RaidForums. Basis data pasien Covid-19 itu bocor diretas dan dijual bebas oleh para hacker melalui dark web. Akun penjual bernama Database Shopping mengaku basis data tersebut telah bocor pada 20 Mei 2020. “I sell it to the enthusiast,” tulis si penjual data Covid-19 Indonesia.

Dikutip Sindonews, Sabtu (20/6), basis data yang dijual oleh peretas terdiri dari berbagai hal. Mulai dari nama, umur, jenis kelamin, kewarganegaraan, nomor telepon, alamat tinggal, nomor identitas. Bukan hanya itu, dalam data yang dijual terdapat jenis kasus, tanggal awal risiko, keluhan sakit, hasil laboratorium, tanggal sampel, hingga hasil tes COVID-19.

Kebocoran data ini bukan yang pertama kalinya terjadi di Indonesia. Selama tahun 2020, sudah ada banyak kasus kebocoran data yang menimpa beragam industri di Tanah Air. Di forum yang sama, para peretas juga diduga menjual data akun e-commerce Tokopedia dan Bukalapak. Ada juga data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang dilaporkan bocor dan dijual bebas di dark web.

ASS |**

Ferly Montolalu Demo Soft Tenis di Cibinong

Cibinong | Jurnal Inspirasi
NIAT insan lawn tenis di Kabupaten Bogor mendirikan cabor baru yakni Persatuan Soft Tenis Indonesia (PESTI) Kabupaten Bogor mendapatkan respon positif dan dukungan dari jajaran pengurus pusat atau PP Pesti. Keseriusan Pengurus  Pusat Pesti  dalam memberikan dukungan  kepada cabor soft tenis Kabupaten Bogor tampak terlihat dengan kehadiran Ferly Montolalu , Binpres PP Pesti yang juga mantan pelatih Soft  tenis merah putih di ajang Asian Games  2018 lalu  di lapangan tenis Pendopo Bupati Bogor di Cibinong, Sabtu (20/6).

Selain melakukan sosialisasi sejarah Soft Tenis,  Ferly Montolalu yang datang bersama dua atlet sof tenis nasional juga ikut demo dan memperagakan cara cara bermain Soft Tenis di hadapan para calon pengurus Pesti Kabupaten Bogor di bawah komando Ferry Roveo Chechanova alias Vio.

Ferly mengatakan, olahraga soft tenis ini sangat cocok dengan karakter bangsa Indonesia yang notabene  Asia karena  dengan  gaya soft tenis itu sendiri. “Dalam soft tenis sendiri sebenarnya tidak terlalu mengandalkan Power yang besar seperti di tenis. Wajar  jika dalam Tenis , lebih dominan orang orang Eropa dan Amerika  yang Berjaya di berbagai event,” beber Ferly.

Soft tenis, kata  Ferly, saat bermainnya lebih banyak melakukan relly , pantulan atau datangnya bola tidak secepat dengan tenis biasanya. Kalau di tenis lapangan, sambung Ferly,  ketika pemain sudah menemukan ritme dan speed  yang sangat  konstan, maka akan sangat sulit mengejarnya. “Olahraga ini pada umumnya sangat sesuai dengan karakter  orang asia seperti kita di Indonesia,” kilahnya.

Dalam kesempatan yang sama,  Vio  calon Ketua Umum Pesti Kabupaten Bogor mengaku bangga dengan kehadiran  Ferly Montolalu , salah seorang  PP Pesti  dan juga mantan pelatih Soft Tenis Merah Putih di Asian Games 2018 lalu.  “Penampilan  atau demo yang dilakukan Ferly Montolalu  dan dua atlet  soft tenis nasional ini akan menambah energy yang positif bagi jajaran pengurus Pesti Kabupaten Bogor untuk fokus dalam mengembangkan dan mencari talenta pemain potensial,” beber Vio yang juga tercatat sebagai anggota DPRD Kabupaten Bogor ini.  “ tegas Vio.

Vio minta semua pengurus Pesti Kabupaten Bogor harus satu visi, satu misi dalam mengembangkan olahraga Soft Tenis di Kabupaten Bogor sebagai olahraga yang bisa menarik minat generasi muda di Bumi Tegar Beriman. “Kita berangkatnya sama dan bareng bareng. Makanya, saya minta jajara pengurus Pesti Kabupaten Bogor harus dalam bingkai target yang sama, yakni menjadikan Pesti sebagai cabor yang bisa memberikan kontribusi medali bagi kabupaten Bogor di ajang Porda Jabar 2022 mendatang di Tasuba,” tuntas Vio.

** Asep Syahmid