29.8 C
Bogor
Thursday, July 17, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 1419

Food Waste Indonesia Tertinggi Kedua di Dunia

Jakarta | Jurnal Inspirasi
Hampir seluruh sektor ekonomi dan bisnis mengalami penurunan produktivitas akibat pandemi Covid-19. Bukan hanya di Indonesia, pelemahan juga terjadi secara global. Dikutip dari RMIL, Sabtu (26/6), negara dengan sumberdaya alam melimpah memiliki potensi yang tinggi untuk bisa bertahan di masa pandemi Covid-19. Namun, hal ini juga sangat bergantung pada pengelolaan dan pemanfaatan yang harus dilakukan dengan baik.

“Kemajuan sebuah negara bukan hanya ditentukan dari seberapa kaya sumber dayanya tapi seberapa bijak bisa mengelola sumberdaya yang dimiliki.  Misalnya, Indonesia menduduki food waste dan food loss nomor dua di dunia.  Kita bisa meningkatkan persediaan pangan dengan mengurangi ini yakni dengan menggunakan teknologi pasca panen yang baik,” ujar Prof Arif Satria, rektor IPB University dalam kegiatan Zoom Business Talk, yang diadakan oleh Arrbey Consultant bekerja sama dengan IPB University.

Yang dimaksud dengan food loss adalah penurunan kuantitas atau kualitas makanan akibat keputusan dan perilaku pemasok makanan di luar retail, penyedia jasa makanan, dan konsumen. Sedangkan, food waste adalah penurunan kuantitas atau kualitas makanan akibat keputusan dan perilaku retail, penyedia jasa makanan, dan konsumen. (https:// www.greeneration.org/ food-loss-vs-food-waste-apa-bedanya/)

Menurut Prof Arif, hampir seluruh produk primer pertanian mengalami penurunan output. “Kunci menyelamatkan pertanian adalah memberikan stimulus kepada petani agar tetap bergairah dalam berproduksi,” ujarnya dalam rilis.

Selain itu, persoalan lain yang perlu digarisbawahi adalah terkait rantai pasok dan logistik. “Terutama adalah logistik rantai pasok untuk beberapa produk pangan seperti buah, sayur, daging dan produk perikanan,” tuturnya.

Lebih lanjut Prof Arif mengungkapkan bahwa momentum ini perlu dimanfaatkan dengan baik. “Sudah saatnya petani diakselerasi menggunakan teknologi 4.0. Upaya ini ini punya potensi yang besar di Indonesia karena beberapa tahun lagi petani tua akan digantikan oleh petani muda. Teknologi harus disiapkan agar petani tetap bertahan,” papar Arif Satria.

Sucipto Prayitno, direktur PTPN IV menyebutkan bahwa manusia akan terus membutuhkan energi, pangan dan mineral. “Mineral berasal dari penggalian dan ekstraksi sumberdaya yang jumlahnya semakin langka. Energi yang saat ini banyak digunakan dari batubara mulai digeser dengan sumberdaya terbarukan seperti energi air, angin dan sebagainya,” kata Sucipto.

Selanjutnya pangan adalah sektor yang paling sustain dan menjadi sektor andalan. Industri pangan mempunyai rekam jejak paling baik karena input minimal dan hasilnya optimal tanpa merusak alam. Permintaan produk pangan juga sangat luas dan terus berkembang, karena populasi manusia terus bertambah.

“Produk pertanian juga mulai digeser menjadi produk bahan bakar terbarukan. Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menang dalam persaingan industri internasional. Kuncinya adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan sumberdaya ini dengan baik dan bijak,” tutup Sucipto.

Diskusi diakhiri dengan pemaparan dari Prof Dr Yusman Syaukat, Guru Besar Fakulas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University yang menyebutkan bahwa bioekonomi dapat menjadi solusi alternatif dari industri. Bahan-bahan yang sebelumnya dari mineral bisa digantikan dengan bahan baku organik. Kerusakan alam bisa dikurangi sekaligus pemenuhan kebutuhan energi bisa dilakukan.

“Bioekonomi ini merupakan sebuah realita. Negara-negara lain sudah menerapkan pendekatan ini, misalnya pengolahan tebu yang menggunakan teknologi genetika untuk mencapai efisiensi. Biekonomi ini menawarkan peluang dan solusi dalam mengatasi masalah iklim, keamanan dan ketersediaan pangan dan efisiensi sumber daya,” ungkap Prof Yusman.

ASS|*

RUU HIP, Aktivis Islam Menguat Lagi

Jakarta | Jurnal Inspirasi
Aksi demonstrasi menolak Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) di Gedung DPR sangat ideologis dan emosional. Isu RUU HIP ini memicu menguatnya kembali kelompok aktivis Islam. Hal ini diungkapkan Analis politik UIN Jakarta Adi Prayitno.

“Mereka menganggap RUU ini membuka peluang bangkitnya komunisme di Indonesia karena tak mencantumkan TAP MPRS Nomor XXV/1966,” ujarnya dikutip dari Sindonews, Sabtu (27/6).

Adi menilai, aksi demonstrasi kemarin terlihat menyeramkan karena menyinggung PKI dan kebangkitan komunis. Bahkan, ia melihat, suasana penolakannya seakan mirip masa revolusi bangsa yang sangat kental pertentangan warna ideologisnya, terutama pertentangan kelompok nasionalis dan Islam. “Makin panas saja suasana di tengah pandemi (corona),” kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini.

Adi pun menyebut, mencuatnya isu RUU HIP ini memicu menguatnya kembali kelompok aktivis Islam, terutama di perkotaan dan yang kerap bersikap kritis terhadap kebijakan politik pemerintah. Kelompok ini juga aktif mendukung calon tertentu di perhelatan politik elektoral.

Namun, dia menyatakan seharusnya aksi bakar bendera parpol tak perlu terjadi. “Sekalipun beda pandangan, aksi bakar bendera partai mestinya dihindari karena bisa berbuntut pajang. Demo ya demo saja, tak perlu merusak apa pun.”

ASS|*

Tak Perlu Resah, Jamur Enoki Berbakteri Belum Diedarkan

Jakarta | Jurnal Inspirasi
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri meminta masyarakat tidak perlu resah menyikapi adanya jamur enoki berbakteri yang dilakukan perusahaan importir asal Korea direkomendasikan Kementerian Pertanian untuk dimusnahkan.

“Masyarakat tidak perlu khawatir dan tetap tenang, yang telah terjadi kemarin adalah langkah antisipatif dan pengawasan pemerintah. Kami menjaga pangan masyarakat sehat dan aman,” jelas Kuntoro dikutip dari RMOL, Jumat (27/6).

Pengawasan telah dilakukan baik Badan Ketahanan Pangan di gudang, maupun Badan Karantina Pertanian di pelabuhan pemasukan. Menurut Kuntoro jamur enoki tersebut juga belum sempat diedarkan, karena cemaran bakteri Listeria monocytogenes ini ditemukan lebih awal. 

Karenanya, Kuntoro mengajak masyarakat tenang, dan terus mengkonsumsi pangan lokal yang sehat. Buah dan sayuran dalam negeri yang diproduksi petani lokal, juga telah diawasi oleh otoritas keamanan pangan daerah. 

“Konsumsilah produk pangan segar dan sehat. Jangan lupa mencuci dengan air bersih, dan biasakan memasak secara benar. Untuk jamur enoki ini sebaiknya tidak dikonsumsi mentah atau setengah matang. Masaklah  jamur tersebut dengan suhu minimal 75 C, serta jika disimpan mentah, pisahkan dari pangan siap saji,” lanjut Kuntoro. 

Jaminan keamanan dan mutu pangan merupakan kewajiban bersama baik pemerintah maupun pihak-pihak terkait. Para pelaku usaha juga memiliki tanggungjawab terhadap produk yang diproduksi atau diedarkannya, sesuai dengan Undang-Undang Pangan No.18/2012 dan Peraturan Pemerintah No.86/2019 tentang Keamanan Pangan. 

Kuntoro menambahkan wajib bagi pelaku usaha menerapkan praktek sanitasi higiene di seluruh tempat, dan rantai produksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta melakukan pengujian laboratorium jika diperlukan. 

“Produk dengan nomor Lot bermasalah itu sudah dimusnahkan dan tidak sempat masuk peredaran. Kita juga menghasilkan produk sejenis dalam negeri kok. Yang penting kita olah lagi dengan benar. Kita semua sehat,” tegas Kuntoro.

ASS|*

Tetap Waspada Berolahraga Saat Pandemi Covid-19

Jakarta | Jurnal Inspirasi
Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung membuat aktivitas masyarakat terbatas termasuk dalam berolahraga. Padahal, olahraga menjadi satu di antara cara untuk meningkatkan imunitas. Tak heran saat kebijakan Car Free Day (CFD) kembali diadakan di Jakarta, masyarakat bereuforia dengan memenuhi jalan untuk melakukan beragam kegiatan olahraga.

Dikutip dari Sindonews, Jumat (26/6), dengan tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19, masyarakat melakukan olahraga lari maupun bersepeda dengan menggunakan masker. Meski demikian, penggunaan masker saat berolahraga kini tengah menjadi sorotan.

Satu di antara alasannya, berolahraga dengan menggunakan masker yang tertutup rapat dinilai kurang tepat, dan berpotensi membahayakan kesehatan. Contohnya bulan lalu di Provinsi Henan, China dua siswa meninggal dunia seusai melakukan tes fisik berlari sejauh 1 kilometer dengan menggunakan masker.

Peristiwa serupa juga terjadi di Indonesia, seorang pesepeda di Alam Sutera tiba-tiba pingsan lalu meninggal setelah melakukan perjalanan dengan rombongannya. Pemicunya diduga akibat kelelahan dan kehabisan oksigen karena korban menggunakan masker saat melakukan aktivitas olahraga yang berat.

Dokter Spesialis Paru RS Persahabatan, Andika Chandra Putra mengungkapkan, berolahraga saat pandemi seperti saat ini yang wajib diperhatikan selain mematuhi protokol pencegahan, juga harus memperhatikan intensitas olahraga dan tempat melakukan olahraga. 

Jika berolahraga di zona hijau dan tidak banyak orang, masker tidak harus dipakai. Kecuali apabila berada di zona merah Covid-19. Andika juga mengingatkan agar masyarakat menjaga intensitas saat berolahraga. Karena tujuan berolahraga itu untuk mencapai kondisi optimal, bukan berlatih keras layaknya atlet. “Harus dipahami untuk tidak berlebihan dalam berolahraga, apalagi saat memakai masker,” ujarnya di Jakarta kemarin.

Menurut dia, olahraga dengan kategori berat berdampak pada kemampuan pengambilan oksigen berkurang, apalagi jika seseorang menggunakan masker. “Sedangkan saat kita berolahraga kebutuhan oksigen meningkat,” jelas Andika.

Kebutuhan dan kemampuan tidak seimbang inilah yang membuat tubuh seseorang mudah lelah, konsentrasi menurun, akhirnya terjadi hipoksia atau kekurangan oksigen dalam darah. Hipoksia nanti juga akan berdampak pada fungsi organ tubuh penting lainnya seperti jantung dan otak. Andika menyarankan, saat bersepeda di jalan menanjak, seseorang dapat melepas maskernya. Sebab, saat itu tubuh membutuhkan oksigen yang lebih banyak. Tidak hanya untuk orang dewasa, tetapi hal itu juga perlu menjadi perhatian kalangan remaja dan anak-anak.

Kejadian fatal saat berolahraga dengan intensitas berat menimpa seorang pemuda bernama Zhang Ping yang pingsan setelah lari sejauh 4 kilometer dengan mengenakan masker. Berdasarkan analisis dokter, organ tubuh Zhang Ping tertekan akibat aktivitas fisik yang terlalu intens dan kurangnya sirkulasi udara. “Kami melihat paru-paru Zhang mengerut dan menyusut sebesar 90%,” ungkap Rumah Sakit Pusat Wuhan (RSPW), China, tempat Zhang diperiksa. 

Zhang mengaku kesulitan bernafas dan menderita nyeri di bagian dada sebelum diperiksa dan dioperasi di RSPW. Zhang berolahraga dua pekan sejak lockdown dibuka di Wuhan, China pada pertengahan Mei lalu. Saat itu dia berharap olahraga akan meningkatkan daya tahan tubuhnya.

Awalnya dia hanya berlari sejauh 3 kilometer per hari. Namun, sepekan kemudian dia mulai menambahnya menjadi 6 kilometer per hari. “Saya mulai kesulitan bernafas dan sedikit demi sedikit ada rasa sakit di bagian dada. Padahal, saya baru berlari sejauh 4 kilometer,” kata Zhang, dikutip Dailymail.


Dia mengaku, dirinya mencoba tetap berlari meskipun lebih pelan dan akhirnya menyerah. “Saya mencoba berjalan kaki, tetapi dada saya semakin sakit,”ungkapnya.

Saudara Zhang lalu membawanya ke RSPW setelah Zhang kesakitan dan pingsan. Menurut RSPW, Zhang menderita pneumothorax, dimana kondisi paru-paru tidak bekerja secara maksimal sehingga udara keluar melalui rongga dada. Nyawa Zhang terancam andai saja saudaranya tidak langsung membawanya ke RSPW.

Peristiwa yang dialami Zhang biasanya diderita pengidap asma, pneumonia, dan fibrosis kistik jika melakukan aktivitas berat. Dr Chen Baojun dari RSPW mengatakan, pneumothorax biasanya juga diderita orang dengan postur tinggi dan kurus. Dalam kasus Zhang, kondisi ini diperparah dengan penggunaan masker saat berlari.

“Saya sarankan agar masyarakat tidak mengenakan masker saat berolahraga karena hal itu akan menghambat saluran oksigen,” kata Dr Chen. Sebelumnya tiga siswa tewas setelah mengikuti kegiatan olahraga sambil mengenakan masker. Akibatnya, China melarang penggunaan masker selama berolahraga.

Sementara itu, dokter spesialis kedokteran olahraga Andi Kurniawan menegaskan, Perhimpunan Kedokteran Olahraga sudah melakukan literatur reviu. Mereka menyatakan tidak ada efek negatif dari penggunaan masker saat berolahraga. Masker memang menimbulkan ketidaknyamanan pada awal olahraga.

Kemudian, akan terjadi efek semacam hipoksia atau keterbatasan oksigen. “Tapi, tubuh kita memiliki kemampuan untuk beradaptasi. Pernapasan memang akan lebih cepat. Kami merekomendasikan olahraga menggunakan masker itu jangan sampai terlalu ngos-ngosan,” ungkap Ketua Tim Medis Kontingen Indonesia pada Asian Games 2018 ini. 

Dia menyarankan agar masyarakat melakukan olahraga yang ringan sampai sedang saja saat masa pandemi. Andi menyebut, justru efek olahraga intensitas tinggi dan dalam waktu lama akan menurunkan imunitas. Meski demikian, Andi tetap menyarankan agar masyarakat melakukan olahraga ringan di rumah.

“Masyarakat harus menyadari kita masih dalam pandemi, virus masih ada di mana-mana. Pemerintah melonggarkan PSBB ini motifnya ekonomi dari sisi kesehatan masyarakat itu belum,” tuturnya.

Kegiatan masyarakat keluar rumah untuk bekerja, lanjut dia, sudah menghadirkan risiko. Jika ditambah dengan berolahraga, risiko akan semakin besar. Banyak olahraga yang bisa dilakukan di rumah. Untuk latihan cardio dapat melakukan jumping Jack, naik-turun tangga, squat jump, dan lainnya. 

Latihan beban juga bisa dilakukan dengan menggunakan barbel atau barang apa pun di rumah. Untuk stretching dapat melakukan yoga dengan arahan instruktur kelas melalui fitur online atau video.

Pelatih kebugaran Marcelllina Leonora menyarankan, masyarakat dengan kondisi kesehatan yang baik, khususnya yang berusia remaja dan sudah terbiasa berolahraga dapat melakukan program latihan cardiovascular, strength training, dan flexibility-mobility.

Sedangkan untuk usia 40-60 tahun ke atas bisa melakukan mobility training dan functional training guna mengembalikan kemampuan gerak tubuhnya. Gerakan yang bisa dilakukan di antaranya squat, push, pull, lunge, dan lainnya.

ASS|*

Hadits Hari Ini

27 Juni 2020
05 Dzul-Qa’dah 1441 H

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي مَسْلَمَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا نَضْرَةَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ وَفِي حَدِيثِ ابْنِ بَشَّارٍ لِيَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Muhammad bin Basysyar keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far, telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Abu Maslamah dia berkata; Aku mendengar Abu Nadlrah bercerita dari Abu Sa’id Al Khudri dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Sesungguhnya dunia itu manis. Dan sesungguhnya Allah telah menguasakannya kepadamu sekalian. Kemudian Allah menunggu (memperhatikan) apa yang kamu kerjakan di dunia itu. Karena itu takutilah dunia dan takutilah wanita, karena sesungguhnya sumber bencana Bani Isarail adalah kaum wanita.

Sedangkan di dalam hadits Ibnu Basyar menggunakan kalimat; “liyandlur kaifa ta’malun”. Kemudian Allah (memperhatikan) apa yang kamu kerjakan di dunia itu.

HR Muslim No. 4925.

وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Tingkatkan Kemampuan Mengajar di Rumah, Webinar Brokoli Volume II Bidik Guru dan Pengajar

Ciawi | Jurnal Inspirasi

Indonesia memasuki keadaan new normal atau normal baru, sebuah tatanan baru beradaptasi dengan Covid -19. Pada masa ini berbagai sektor termasuk sistim pelatihan di lembaga – lembaga pelatihan dituntut melakukan berbagai penyesuaian.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan ditengah pandemik covid -19 pelatihan harus tetap jalan, tetapi dengan memanfaatkan online system dan e learning, serta memaksimalkan fungsi Agriculture War Room (AWR) Kementerian Pertanian (Kementan).

Hal tersebut untuk mendukung penuh program pembangunan SDM yang menjadi salah satu prioritas pemerintah hingga tahun 2024, Mentan menekankan pentingnya pengembangan SDM pertanian yang unggul menuju pertanian maju, mandiri dan modern.

Menindaklanjuti arahan Mentan , Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menegaskan Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPPSDMP untuk tetap berperan aktif ditengah pandemi ini sesuai dengan tupoksi, yaitu peningkatan kompetensi SDM pertanian, salah satunya melalui pelaksanaan pelatihan berbasis online.

Menyikapi hal tersebut Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) melakukan inovasi dengan cara melaksanakan kegiatan secara daring, salah satunya Webinar Brokoli (Ngobrol Asyik Via Online). Menyusul sukses volume I beberapa waktu lalu Brokoli volume II yang digelar 25 Juni – 6 Juli ini mengusung tema Literasi Digital Media Pembelajaran dengan Metode Podcast.

Susan Twisawati Indiani, Kepala Seksi Pelatihan Non RIH dan Multimedia Pertanian menuturkan pada program lanjutan ini Brokoli membidik para guru dan pengajar sebagai target peserta. Materi yang dibahas bekaitan dengan proses mengajar dari rumah menggunakan metode IT untuk mendukung pengajar melakukan proses mengajar dari rumah.

“Satu hari satu materi saja yang dibahas. Sasaran utama brokoli volume II ini para guru atau pengajar. Agar Pengetahuan IT mereka meningkat, sebagai bekal mereka mengajar dari rumah , “ terangnya.

Adapun topik bahasan yang dipilih adalah Manajemen Kelas Menggunakan google classroom dan google meet, Instagram Untuk Pembelajaran, Kuis Asik Dengan Quizziz dan Google Form, Pembuatan Video Pembelajaran Menggunakan Camtasia, dan Pemanfaatan Discord Untuk Pembelajaran.

Dengan memanfaatkan Radio Pertanian Ciawi (RPC) sebagai studio shootingnya acara tersebut dilaksanakan pada pukul 08, 00 – 10. 00 WIB dan Pk. 13.00 – 15.00 WIB. dengan metode ngobrol atau podcast.

Cecep Idr/RG/PPMKP

Pengungkapan Kasus BOS Jangan Bertele-tele

Bogor | Jurnal Inspirasi

Kasus dugaan korupsi dana BOS tahun 2017, 2018 dan 2019 yang saat ini sedang digarap Kejaksaan Negeri (Kejari) Bogor terus menjadi sorotan banyak pihak. Salah satunya advokat dari Kantor Hukum Sembilan Bintang and Partner, Rd. Anggi Triana Ismail.

Menurut Anggi, proses penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan kejaksaan sudah terlampau lama, sehingga dikhawatirkan akan berdampak pada reputasi kinerja Korp Adhyaksa.

Menurutnya, kejaksaan memiliki wewenang untuk menangani perkara tertentu, berangkat dari Pasal 30 ayat (1) huruf d UU RI Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia.

“Disitu jelas bunyinya, kejaksaan berwenang untuk melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang,” ujar Anggi kepada wartawan, baru-baru ini.

Menurut dia, hal lain pun diatur didalam Keppres Nomor 86 Tahun 1999 tanggal 30 Juli 1999 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia yang dalam Pasal 17.

“Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) mempunyai tugas dan wewenang melakukan penyelidikan, penyidikan, pemeriksaan tambahan, penuntutan, pelaksanaan penetapan hakim dan putusan pengadilan,” paparnya.

Kemudian, kata dia,pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan lepas bersyarat dan tindakan hukum lain mengenai tindak pidana ekonomi, tindak pidana korupsi, dan tindak pidana khusus lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung.

Anggi menegaskan, dalam UU Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) tidak diatur mengenai tenggang waktu proses penyelidikan dan atau penyidikan.

“Tetapi kita bisa lihat di 
Peraturan Jaksa Agung Republik lndonesia Nomor : PERJA-039/A/JA/10/2010 tanggal 29 Oktober 2010 tentang Tata Kelola Administrasi dan Teknis Penanganan Perkara Tindak Pidana Khusus,” katanya.

Selain itu juga dapat dilihat pada Pasal 52 ayat (1) UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Penuntut umum setelah menerima berkas perkara dari penyidik paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya berkas tersebut. “Itu wajib melimpahkan berkas perkara tersebut kepada Pengadilan Negeri,” tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus Kejari Kota Bogor, Rade Satia Parsaoran mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu penghitungan kerugian keuangan negara dari Inspektorar Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait kelanjutan kasus tersebut.

“Masih menunggu hasil penghitungan kerugian keuangan negara,” tukasnya.

Tommy

Menlu Amerika: Partai Komunis Cina Ancaman Bagi Indonesia

Jakarta | Jurnal Inspirasi
Salah satu alasan Amerika Serikat (AS) mengurangi kehadiran pasukannya di Eropa diungkapkan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Mike Richard Pompeo bahwa hal itu karena ancaman Cina terhadap India dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Begitu jabawan dalam menanggapi pertanyaan di konferensi virtual Forum Brussels dikutip dari RMOL, Jumat (26/6).

Pompeo mendapat pertanyaan mengapa AS mengurangi jumlah pasukannya yang berbasis di Jerman. Pompeo menjelaskan, jika pasukan AS tidak ada lagi di Jerman, karena mereka dipindahkan untuk menghadapi tempat lain. Hal itu sebagai respon atas ancaman yang dilakukan Partai Komunis Tiongkok (PKC) di kawasan.

Menurut Pompeo, selain ancaman bagi India, PKC yang merupakan tentara nasional Republik Rakyat China, juga menjadi ancaman bagi negara ASEAN, seperti Vietnam, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Laut Cina Selatan. Pompeo menyatakan, militer AS pun ‘diposisikan dengan tepat’ untuk memenuhi tantangan zaman era sekarang.

“Akan ada tempat lain, saya baru saja berbicara tentang ancaman dari Partai Komunis China, ancaman ke India, ancaman ke Vietnam, ancaman ke Malaysia, Indonesia, tantangan Laut Cina Selatan, Filipina. Kami akan memastikan kami diposisikan dengan tepat untuk melawan PLA (Tentara Pembebasan Rakyat). Kami pikir itu adalah tantangan waktu kami dan kami akan memastikan kami memiliki sumber daya untuk melakukan itu,” katanya dikutip dari Hindustan Times.

Pompeo mencatat, pemerintahan Donald Trump telah melakukan tinjauan postur strategis yang lama dari militer AS pada dua tahun lalu. AS telah melakukan pengamatan mendasar atas ancaman yang dihadapinya, dan bagaimana negeri Paman Sam harus mengalokasikan sumber dayanya, termasuk intelijen dan militer, serta dunia maya.

“Kami akan memastikan bahwa kami memiliki postur yang sesuai untuk melawan PLA (tentara nasional RRC). Kami pikir itu adalah tantangan waktu kami dan kami akan memastikan bahwa kami memiliki sumber daya di tempat untuk melakukan itu,” ucap Pompeo

Sebelumnya, Pompeo mengumumkan pembentukan dialog AS-Eropa tentang China sehingga aliansi Atlantik (NATO) bisa memiliki ‘pemahaman bersama tentang ancaman yang ditimbulkan oleh Cina’. Pompeo mengatakan, kedua belah pihak (AS-Eropa) membutuhkan ‘kumpulan data kolektif’ pada tindakan China sehingga keduanya bisa mengambil tindakan bersama.

Berbicara tentang ancaman China, ia mengutip ‘konfrontasi perbatasan berdarah dengan India’, aktivitas Laut Cina Selatan Beijing, dan kebijakan ekonomi predatorinya sebagai bukti.

ASS|*

KBM Masih Dibayangi Pandemi Covid-19

Anak Sekolah Masuk Kelompok rentan

Jakarta | Jurnal Inspirasi
Indonesia dinilai belum siap membuka kegiatan belajar dan mengajar (KBM) di sekolah. Meskipun masa tahun ajaran baru 2020/2021 dipastikan tetap digelar Juli mendatang, namun karena pandemi virus Corona (Covid-19) KBM di sekolah masih belum bisa dilakukan.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memperingatkan, untuk membuka KBM setidaknya ada tiga faktor yang harus menjadi perhatian. Pertama masih tingginya kasus positif Covid-19, sistem kesehatan yang lemah dan minimnya pamantauan kesehatan masyarakat.

“Kapan dibuka sekolah? PCR (polymerase chain reaction) kita jauh di bawah Korea Selatan dan negara lainnya bahkan Pakistan. Ini tentu jadi kendala ketika sekolah buka kita tidak siap,” ujar Ketua Pengurus Pusat IDAI Aman Pulungan saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, dikutip dari Sindonews, Jumat (26/6). 

Dia menambahkan, saat ini banyak satuan pendidikan yang membuka pendaftaran hanya mengandalkan rapid test. Padahal, kata dia, tes tersebut tidak bisa untuk diagnosis tetapi endemologi. “Kalau anak kita enggak mau hanya rapid test, harus PCR,” katanya.

Menurut Aman, apabila sekolah dibuka maka harus juga diperkirakan juga potensi peningkatan kasus virus korona, termasuk perawatan ICU (intensive care unit) dan angka kematian yang bakal meningkat

Dia mencontohkan, pembukaan sekolah di New South Wales, Australia. Ternyata, selama satu bulan pemantauan jarak dekat (close monitoring), guru murid dan pegawai saling menularkan. Dari 15 sekolah, ada 18 kasus ditemukan. Padahal, hasil tes PCR saat masuk menyatakan negatif.

Kemudian, lanjut Aman, yang perlu menjadi pertimbangan adalah bukan hanya anak-anak yang terinfeksi tetapi juga orang dewasa dan lansia yang berada di rumah yang bisa terinfeksi. Di Singapura, ujar dia, sekolah sudah mengatur protokol kesehatan yang sangat ketat tetapi masih ada anak yang terinfeksi karena mereka terkena di jalan, bukan di sekolah. “Tadi KPAI katakan lokasi rumah ke sekolah jadi masalah besar kalau mau buka sekolah,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Aman juga berpesan agar satuan pendidikan lain seperti pesantren dan boarding school untuk berhati-hati guna mencegah munculnya klaster baru penyebaran Covid-19. Menurutnya, terdapat 19 juta anak yang akan masuk pesantren dan asrama dan hal tersebut sudah dibahas IDAI bersama dengan MUI, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan lembaga terkait lainnya.

“Banyak sekolah maupun pesantren di Indonesia yang anatomi atau tata letak bangunannya tidak sesuai dengan protokol Covid-19. Letak kamar mandi, kelas, ruang guru. Kalau 2021 mau dibuka harus dilihat mana sekolah dan pesantren yang anatominya sesuai dengan protocol Covid,” imbuhnya.

IDAI juga mengungkapkan, selama masa pandemi anak-anak termasuk kelompok yang rentan terhadap Covid-19. Bedasarkan data yang dihimpun IDAI, terdapat 240 anak meninggal di masa pandemi. Angka tersebut, menurut IDAI, termasuk yang paling banyak di Asia atau mungkin di dunia. Anak-anak tersebut seringkali terlambat dirujuk ke rumah sakit (RS) dan masa perawatannya pun rata-rata tidak sampai 72 jam dan ada yang kurang dari 24 jam hingga akhirnya meninggal.

“Memang kalau kita lihat kasusnya ini masih meningkat. Tentulah tadi saya lihat media asing mengatakan mereka concern masalah anak. Saya pernah juga diwawancara dan saya nyatakan masalahnya adalah ketidakmerataan, inequality data dan pelayanan. Kita tidak bisa lihat pelayanan di Jakarta tapi gimana di provinsi lain,” kata Aman.

Aman memaparkan, akses swab test di Tanah Air tidak merata di sejumlah daerah. Misalnya, ada suatu provinsi yang memiliki 1.000 sampel yang masih menunggu untuk diperiksa. Bahkan ada provinsi yang harus menunggu beberapa hari atau bahkan menunggu pesawat baru bisa diperiksa sampelnya.

Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengingatkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait pembukaan sekolah di zona hijau. Pasalnya, tidak semua sekolah di zona hijau siswa dan gurunya berasal dari lingkungan yang sama. Ada sebagian sekolah yang siswa dan gurunya berasar dari zona kuning bahkan merah.

“Pertama, terkait pembukaan sekolah terkait zona harus hati-hati karena tidak semua sekolah yang berada di zona hijau siswanya dari zona hijau. Ada beberapa sekolah yang siswanya dari zona kuning atau merah,” kata Ketua KPAI Susanto dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Komisi X DPR, kemarin.

Menurut Susanto, hal ini perlu dicermati sebelum membuka sekolah dan melakukan KBM secara tatap muka. Karena, dimungkinkan bahwa SMP dan SMA di zona hijau yang dibuka terlebih dulu.

Dia melanjutkan, yang perlu diperhatikan adalah sekolah yang berada di antara zona kuning dan hijau. Memang sejauh ini belum ada data soal jumlah sekolah yang berada di antara zona hijau dan kuning atau merah. Tetapi karena berdekatan, maka perlu menjadi perhatian soal potensi penularan yang bisa terjadi.

“Memang perlu data berapa satuan pendidkan yang ada di Indonesia sehingga harus dipetakan dan pembukaan sekolah harus hati-hati,” ujarnya.

Susanto menuturkan, anak-anak saat pandemi ini berada dalam situasi darurat. Meksipun bencana nonalam tetapi, kondisinya khusus sehingga diperlukan penyederhanaan kurukulum. Saat ini Kemendikbud sedang merancang upaya penyederhanaan kurikulum dan KPAI akan melihat kembali apa memang upaya penyederhanaan kurikulum ini sudah ramah untuk semua anak.

“Intinya dari berbagai usulan saat kpai menyelenggarakan rakornas muncul banyak usulan, agar penyederhaan kurikulum segera dilakukan sehingga guru tidak kebingungan. Dinas juga perlu punya acuan pasti untuk memantau,” pungkas Susanto. 

Sebelumnya, Plt Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad mengatakan, Kemendikbud sedang menyiapkan kurikulum di masa pandemi sebagaimana yang direkomendasikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Ada dua hal yang sedang disiapkan. Pertama adalah penyesuaian Kompetensi Dasar (KD) sehingga guru tidak terlalu berat dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah.

“Jadi misal SD kelas 3 itu kan ada sekitar 26 KD sekarang sudah kita integrasikan. Kita pilih yang paling esensial nanti akan menjadi sekitar 16 KD,” katanya beberapa waktu lalu.

Hamid menjelaskan, persiapan lain adalah modul-modul pembelajaran yang bisa dipakai siswa untuk belajar secara mandiri. Menurut Hamid, modul ini tidak sama isinya dengan buku pelajaran siswa akan tetapi lebih ringkas namun tetap berisi pembelajaran siswa yang efektif digunakan selama belajar mandiri. 

ASS|*

Ramalan IMF Ngeri-ngeri Sedap

Jakarta | Jurnal Inspirasi
Outlook bertajuk A Crisis Like No Other, An Uncertain Recovery ini membuat ramalan yang makin buruk soal ekonomi global. Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan ekonominya. Bahkan Ekonomi diproyeksi akan -4,9%. Angka ini lebih rendah 1,9 poin persentase dibanding outlook IMF pada April 2020, yakni -3%.

“Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang negatif pada paruh pertama 2020 daripada yang diperkirakan,” tulis lembaga itu dikutip dari CNBC Indonesia, Jumat (26/6).

Secara terperinci, negara maju akan mengalami kontraksi 8% di 2020, meski tumbuh 4,8% di 2021. Amerika Serikat akan berkontraksi 8% sedangkan Zona Eropa kontraksi 10,2%. Ekonomi Italia dan Spanyol akan -12,8% sedangkan Prancis -12,5%. Jerman -7,8% sementara Inggris -10,2%. Kanada, akan -8,4%. Sementara ekonomi Jepang -5,8%.

Ekonomi negara berkembang secara general akan minus 3%, dan akan positif kembali 5,9% di 2021. Di mana China di 2020, tetap tumbuh 1%. Namun kawasan Asia lain mencatat kontraksi, seperti India -4,5% dan ASEAN-5 -2%. Khusus di RI, ekonomi di 2020 -0,3%.

Dalam wawancara yang dilakukan dengan ekonomnya pekan lalu, IMF juga sudah memberi kisi-kisis outlook akan sangat buruk. Ekonomi global disebut akan menderita krisis keuangan terburuk sejak Great Depression tahun 1930an. IMF bahkan menamai IMF menamai krisis saat ini sebagai “Great Lockdown”. Lembaga itu bahkan berujar krisis tidak seperti apapun yang pernah dilihat di dunia sebelumnya.

Ramalan ekonomi di 2020 tidak saja diberikan IMF. Ada dua lembaga lain, yang sebelumnya juga sudah memberikan prediksi serupa. Bank Dunia misalnya, dalam outlook ekonomi global terbarunya “Global Economic Prospects” 8 Juni lalu meramalkan ekonomi bakal menyusut 5,2% tahun ini. Lembaga ini menyebut, krisis pada masa ini adalah resesi terdalam sejak Perang Dunia II.

“(Resesi) menjadi yang terdalam di negara maju sejak PD II dan kontraksi output pertama di negara berkembang dalam enam dekade terakhir,” tegas Direktur Prospek Grup Bank Dunia, Ayhan Kose.

Aktivitas ekonomi negara maju disebut akan berkontraksi 7% pada tahun 2020. Karena permintaan dan pasokan perdagangan serta keuangan dalam negeri terganggu. Pasar dan ekonomi berkembang (EMDE’s) diperkirakan akan berkontraksi 2,5% di 2020. Ini merupakan kontraksi pertama sejak 60 tahun terakhir di mana pendapatan per kapita diperkirakan turun 3,6%.

“Krisis panjang dan menimbulkan tantangan global yang besar,” kata Wakil Presiden Bak Dunia untuk Pertumbuhan, Keuangan dan Lembaga yang berkeadilan Ceyla Pazarbasioglu. “Komunitas global harus bersatu untuk pemulihan kembali, mencegah lebih banyak orang jatuh ke dalam kemiskinan dan pengangguran.”

Dalam laporannya Bank Dunia juga memperkirakan akan ada kemungkinan paling buruk, yakni kontraksi ekonomi global hingga 8% di 2020. Di 2021 ekonomi juga diprediksi akan sedikit membaik dan tumbuh 1%.

Sementara OECD memprediksi ekonomi global akan berkontraksi setidaknya 6% pada tahun ini akibat penutupan ekonomi guna menekan angka wabah Covid-19.OECD juga memperingatkan bahwa pemulihan ekonomi global akan “melambat dan tidak pasti”.

Selain itu, dengan adanya ancaman penularan Covid-19 gelombang kedua (second wave) pada tahun ini, output (keluaran) ekonomi dunia bahkan diprediksi menyusut hingga 7,6% pada tahun 2020.

Dengan adanya kekhawatiran penyusutan output tersebut, ini akan diikuti dengan pertumbuhan PDB global pada 2021 antara 2,8% dan 5,2%.

Menurut OECD, pertumbuhan PDB global bisa mencapai 5,2% pada 2021 jika hanya ada gelombang pertama Covid-19. Namun jika ada gelombang kedua, maka PDB pada tahun depan hanya akan naik 2,8%.



ASS|*