26.6 C
Bogor
Sunday, June 15, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 13

Taman Safari Diterpa Isu HAM

Mantan Oriental Circus Mengaku Alami Penyiksaan

Bogor | Jurnal Bogor
Mantan pekerja Oriental Circus Indonesia (OCI) Taman Safari Indonesia mengaku mengalami kekerasan fisik, eksploitasi, hingga perlakuan tidak manusiawi.

Dalam Podcast Madilog Forum Keadilan yang ditayangkan diakun Youtube Forum Keadilan TV, mereka mengungkapkan bagaimana pemilik Taman Safari termasuk Taman Safari Bogor memperlakukannya.

Didampingi pengacara Cak Sholeh, Vivi dan Butet yang jadi korban perlakuan tidak manusiawi tersebut menceritakan nasib pilu.

Mereka mengaku mengalami berbagai perlakuan tidak manusiawi sejak masih anak-anak hingga dewasa. Dalam kesaksiannya, para korban mengungkap bahwa mereka diperlakukan seperti binatang peliharaan, disiksa, disetrum, bahkan dirantai hingga mengalami kesulitan untuk buang air.

“Pernah saya kabur karena sudah gak tahan,” kata Vivi pada podcast dengan host Reza Indragiri, Pakar Psikologi dikutip, Rabu (16/4/2025).

“Namun akhirnya saya dibawa lagi, saya diseret dan dipukuli terus dirantai kaki saya,” ungkap Vivi.

Begitu juga dengan Butet menceritakan bagaimana dia hidup jadi pekerja OCI itu tidak mengenal dunia luar.

“Tidak boleh berhubungan dengan dunia luar, kita tidak mengenal luar itu seperti apa tidak tahu, hanya disitu saja. Kalau jelek main kita dipukulin. Saya tidak berani melawan, sangat tertekan,” kata Butet.

Sementara Wakil Menteri Hak Asasi Manusia (Wamenham) Mugiyanto Sipin ketika menerima audiensi dari perwakilan mantan pekerja OCI di Kantor Kementrian HAM, Jakarta Pusat, Selasa (15/4) mengaku telah mengikuti pemberitaan soal kasus ini.

“Kami tadi menegaskan permintaan maaf kepada mereka karena kami harus meminta mereka menyampaikan testimoni. Dan testimoni tentang hal-hal yang bersifat traumatik, yang menyakitkan, yang pahit, itu kan tidak mudah. Tapi kami membutuhkan itu,” kata Mugiyanto.

Menurutnya, testimoni langsung dari korban sangat penting untuk mengusut dugaan pelanggaran HAM berat yang terjadi di Oriental Circus. Ia juga mencatat kemungkinan terjadinya berbagai tindak pidana dalam kasus ini.

“Ada kemungkinan banyak sekali tindak pidana yang terjadi di sana. Banyak kekerasannya. Ada aspek-aspek yang penting juga yang mungkin orang tidak pikirkan, itu soal identitas mereka,” ucapnya.

Mugiyanto juga menyoroti pentingnya pemulihan identitas para korban yang sejak kecil kehilangan hak-hak dasarnya. Ia menegaskan bahwa langkah-langkah konkret akan diambil agar kasus serupa tidak terulang, mengingat ada kemungkinan praktik semacam itu masih berlangsung hingga kini.

Pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Komnas HAM serta mengupayakan konfirmasi dari pihak-pihak yang diduga menjadi pelaku kekerasan.

Meski kasus ini terjadi sejak era 1970-an hingga 1980-an, saat Indonesia belum memiliki payung hukum HAM yang memadai, Mugiyanto memastikan bahwa proses hukum tetap bisa ditempuh.

“Tantangannya, karena ini peristiwa lama. Pada masa itu kita belum memiliki undang-undang tentang HAM. Undang-Undang (UU) Nomor 39 tahun 1999 baru keluar tahun itu. Undang-Undang tentang pengadilan HAM juga baru tahun 2000. Tapi bukan berarti tindak pidana yang terjadi itu tidak bisa dihukum,” tegasnya.

Namun menyikapi hal itu, Taman Safari Indonesia menyatakan konteks permasalahan tersebut melibatkan individu tertentu. TSI juga menyampaikan klarifikasi terkait permasalahan itu.

“Taman Safari Indonesia Group sebagai perusahaan ingin menegaskan bahwa kami tidak memiliki keterkaitan, hubungan bisnis, maupun keterlibatan hukum dengan ex pemain sirkus yang disebutkan dalam forum tersebut,” bunyi pernyataan manajemen Taman Safari Indonesia dalam keterangan dikutip dari CNN, Rabu (16/4).

“Perlu kami sampaikan bahwa Taman Safari Indonesia Group adalah badan usaha berbadan hukum yang berdiri secara independen dan tidak terafiliasi dengan pihak yang dimaksud. Kami memahami bahwa dalam forum tersebut terdapat penyebutan nama-nama individu,” lanjut pernyataan itu.

“Namun, kami menilai bahwa permasalahan tersebut bersifat pribadi dan tidak ada kaitannya dengan Taman Safari Indonesia Group secara kelembagaan. Adalah hak setiap individu untuk menyampaikan pengalaman pribadinya, namun kami berharap agar nama dan reputasi Taman Safari Indonesia Group tidak disangkut pautkan dalam permasalahan yang bukan menjadi bagian dari tanggung jawab kami, terutama tanpa bukti yang jelas karena dapat berimplikasi kepada pertanggungjawaban hukum,” jelas pernyataan TSI.

(yev)

Dorong Swasembada Pangan, Kementan Kawal Program Percepatan Tanam di Bengkulu Selatan

Bengkulu Selatan | Jurnal Bogor
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat peran aktifnya dalam mewujudkan swasembada pangan nasional melalui langkah konkret di lapangan.

Salah satunya ditunjukkan dengan pendampingan dan monitoring langsung di Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, yang dilakukan oleh tim gabungan dari Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) dan Balai Penerapan Modernisasi Pertanian (BPMP), Selasa (15/4/2025).

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa upaya percepatan tanam dan optimalisasi lahan di seluruh wilayah Indonesia menjadi instrumen penting dalam menjaga ketersediaan pangan nasional.

“Kita tidak bisa menunggu musim atau kondisi ideal untuk bertanam. Setiap jengkal tanah yang bisa ditanami harus dimanfaatkan, dan negara hadir memastikan bahwa petani dibantu, didampingi, dan difasilitasi untuk bisa tanam lebih cepat dan lebih baik,” ujarnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti, menyampaikan bahwa pengawalan langsung oleh unit pelaksana teknis di bawah Kementan merupakan bagian dari strategi peningkatan efektivitas program di lapangan.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap program seperti optimalisasi lahan, cetak sawah rakyat, hingga peningkatan LTT benar-benar menyentuh kebutuhan petani. Pendekatan partisipatif dan berbasis data sangat diperlukan agar kebijakan tepat sasaran,” ujarnya.

Santi menambahkan, keterlibatan penyuluh serta integrasi sistem pelaporan digital melalui e-Pusluh menjadi aspek penting dalam menjaga akuntabilitas dan percepatan intervensi.

“Di era ini, data menjadi senjata. Kita ingin gerakan di lapangan tercatat dengan baik dan langsung bisa ditindaklanjuti,” tambah Santi.

Kegiatan koordinasi di Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan dilakukan bersama jajaran bidang teknis, meliputi Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Penyuluhan, serta Prasarana dan Sarana Pertanian.

Dalam pertemuan tersebut dibahas sejumlah agenda strategis, termasuk target Luas Tambah Tanam (LTT) padi sawah untuk bulan April seluas 52 hektare, yang diperkirakan akan mencapai puncak pada bulan Juni mendatang.

Selain itu, program Optimalisasi Lahan (Oplah) ditargetkan mencapai 1.400 hektare yang tersebar di enam kecamatan, sementara program Cetak Sawah Rakyat (CSR) ditargetkan seluas 240 hektare.

Kepala BBPMKP, Sukim Supandi, menyatakan bahwa pihaknya sebagai penanggung jawab program pertanian di Provinsi Bengkulu secara aktif mengawal dan mendampingi proses pelaksanaan kegiatan di daerah.

“Kami hadir langsung untuk menyerap kondisi riil di lapangan, sekaligus memastikan penyusunan strategi percepatan tanam berjalan berdasarkan data dan kolaborasi lintas pihak. Tantangan seperti irigasi rusak atau akses lahan yang bersinggungan dengan kawasan hutan menjadi bagian dari fokus penanganan kami,” tegas Sukim.

Selain pertemuan koordinasi, juga dilakukan kunjungan lapangan ke beberapa lokasi sawah potensial, di antaranya Kelurahan Pasar di Kecamatan Kota Manna dengan potensi tanam seluas 8 hektare dan Desa Ketaping, Kecamatan Manna, dengan potensi 3 hektare. Di Desa Lubuk Sirih Ulu, Kecamatan Manna, kegiatan Oplah dengan layanan 20 hektare juga diobservasi, di mana ditemukan kendala kerusakan jaringan irigasi yang menyebabkan aliran air tidak optimal.

Kementerian Pertanian melalui sinergi pusat dan daerah berkomitmen untuk terus memperkuat program percepatan tanam sebagai bagian dari upaya menjamin ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.

(Restu/Humas)

Dukung Swasembada Pangan, Kementan Dorong Percepatan Tanam di Kabupaten Bengkulu Tengah

Bengkulu Tengah | Jurnal Bogor
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat komitmennya dalam mendukung percepatan tanam sebagai bagian dari strategi nasional ketahanan pangan.

Melalui rapat koordinasi di Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, Kementan bersama pemerintah daerah dan mitra strategis menyatukan langkah untuk mengakselerasi capaian Luas Tambah Tanam (LTT), khususnya menjelang akhir musim tanam pertama tahun ini.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa penguatan ketahanan pangan nasional tidak bisa menunggu.

“Percepatan tanam bukan hanya soal kuantitas, tapi juga efisiensi, teknologi, dan kolaborasi. Kita tidak boleh kalah oleh musim atau tantangan lapangan. Setiap hektare yang berhasil ditanami adalah kemenangan untuk kedaulatan pangan bangsa,” tegasnya.

Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menekankan bahwa keberhasilan percepatan tanam sangat bergantung pada kekuatan sumber daya manusia, khususnya para penyuluh.

“Capaian LTT baru akan berdampak signifikan jika semua pihak bergerak bersama. Penyuluh menjadi ujung tombak di lapangan. Terlebih saat ini, kinerja mereka telah terhubung langsung dengan sistem penilaian Kementan, sehingga kontribusi mereka akan terlihat secara nyata,” ujar Santi.

Sebagai Penanggung Jawab Program Pertanian di Provinsi Bengkulu, Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) mendorong percepatan tanam melalui penguatan koordinasi dan pelaporan.

“Kami hadir bersama penyuluh, dinas, dan petani untuk menyusun strategi percepatan LTT yang berbasis data dan kondisi riil di lapangan,” ungkap Irfan, perwakilan PJ Provinsi Bengkulu dari BBPMKP.

Rapat koordinasi yang digelar di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah Selasa 15 April 2025, menghadirkan narasumber dari Balai Penerapan Modernisasi Pertanian (BPMP) Provinsi Bengkulu, Dinas Pertanian Bengkulu Tengah, serta BBPMKP. Agenda utama meliputi evaluasi capaian LTT, sosialisasi pelaporan di e-Pusluh, serta strategi percepatan tanam padi gogo dan sawah tadah hujan.

Dedy Irwandi, Kepala BPMP Provinsi Bengkulu, menekankan pentingnya teknologi dan pemanfaatan lahan marginal.

“Kita punya potensi besar dari lahan cetak sawah rakyat hingga program pertanian presisi. Tapi itu tidak akan maksimal tanpa sinergi lintas pihak, termasuk TNI/Polri, petani, penyuluh, dan pemerintah daerah,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian Bengkulu Tengah, Ansoni, memaparkan bahwa sekitar 2.200 hektare lahan potensial masih bisa dioptimalkan, meskipun menghadapi banyak kendala.

“Kami dorong pembentukan Brigade Pangan sebagai langkah percepatan tanam berbasis wilayah,” ujarnya.

Berbagai kendala seperti keterlambatan distribusi benih, irigasi rusak, dan keterbatasan teknologi pertanian juga diungkap oleh para penyuluh pertanian dalam forum ini. Namun semangat untuk bangkit tetap kuat, dengan ajakan membangun sistem tanam yang lebih sinkron dengan musim serta perbaikan sistem pelaporan digital.

Melalui kolaborasi pusat dan daerah, Kementerian Pertanian berharap percepatan LTT di Kabupaten Bengkulu Tengah dapat mencapai target yang ditetapkan, sekaligus menjadi model sinergi penguatan ketahanan pangan yang berkelanjutan.

(Restu/Humas)

Seleksi Calon Anggota Dewan Pengawas Independen Perusahaan Umum Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Kota Bogor Periode 2025 – 2029

Galian Kabel Rusak Jalan Raya Bocimi

Cigombong | Jurnal Bogor
Aktivitas proyek galian kabel PLN untuk keperluan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lido yang dikelola MNC Land kembali menimbulkan permasalahan.

Pantauan di sepanjang ruas Jalan Raya Bocimi, tepatnya di Desa Srogol dari Gerbang SPN Lido hingga Danau Lido puluhan pekerja terus menggali tanah di sepanjang trotoar jalan. Selain menggali trotoar, di beberapa titik terlihat pekerja juga merusak aspal Jalan Raya Bocimi.

Selain menyebabkan sebagian aspal jalan bolong-bolong, sejumlah pengguna jalan pun mengaku terganggu dengan aktivitas galian kabel tersebut. Para pejalan kaki terpaksa berjalan di bahu jalan karena trotoar di sepanjang jalur tersebut terhalang lobang dan tumpukan tanah galian.

Di beberapa titik, tampak badan jalan menjadi kotor dan licin akibat tumpahan air galian bercampur tanah.

“Ya, saya sebagai warga di sini merasa terganggu. Karena kalau jalan tidak bisa di pinggir, sepanjang trotoar semua digali, jadi saya harus menginjak aspal jalan. Ini kan berbahaya,” ujar Saepul, tokoh pemuda Desa Srogol, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor.

Menurutnya, warga tidak tahu menahu dan merasa tidak dimintaizin oleh pelaksana proyek galian tersebut. “Sepengetahuan saya tidak ada informasi, musyawarah, atau permintaan izin ke warga sebelum aktivitas galian kabel itu dimulai,” imbuhnya.

Beberapa pengguna kendaraan juga mengeluhkan aktivitas galian kabel tersebut karena menyebabkan badan jalan menyempit. “Jalan jadi sempit. Ini berbahaya. Apalagi arus lalu lintas di Jalan Raya Bocimi ini sangat ramai,” ucap Imron, sopir angkot yang setiap hari melintas di jalur Bocimi.

Terpisah, Kepala Desa Srogol Asep Irwan Koswara, menyatakan bahwa aktivitas galian kabel PLN ke lokasi KEK Lido tersebut belum mendapat izin dari Pemerintah Desa Srogol.

“Belum. Tidak ada koordinasi,” tegas Asep Irwan Koswara saat dikonfirmasi perihal galian tersebut.

(Dadang Supriatna)

Sampah di Puncak Belum Tertangani Dengan Maksimal

Cisarua | Jurnal Bogor
Keberadaan sampah di desa-desa yang ada di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor hingga saat ini belum tertangani dengan maksimal. Hal ini seiring dengan ke keberadaan sampah di kawasan pariwisata ini masih menjadi pemandangan utama di saat wisatawan memasuki kawasan Puncak.

Seperti mulai dari wilayah Desa Gadog Kecamatan Megamendung, tumpukan sampah ditempat penampungan sementara selalu menjadi buah bibir masyarakat juga para pengendara.

Bukan hanya di wilayah Gadog, jika naik ke atas tepatnya di samping Hotel Puri Avia Cipayung terjadi hal yang serupa. Bahkan , sampah di sana selalu meluber ke badan jalan raya hingga mengganggu para pengguna jalan.

“Kita miris melihat kota wisata yang sampahnya belum tertangani dengan baik. Dinas Lingkungan Hidup sebagai instansi yang berwenang perlu melakukan gebrakan untuk menangani sampah di jalur Puncak”, ujar Mustofa, warga Cipayung.

Tidak hanya di tepi jalan raya, di sejumlah desa di wilayah itu, penangan sampahnya masih amburadul. Program penangan sampah oleh sebagian Ketua RT masih belum direspons positif oleh warganya. Warga masih banyak yang tidak mengikuti program tersebut. Mereka masih membuang sampah sembarangan secara kucing-kucingan.

“Saya merasa kesal, tanah saya yang berasa dipinggir jalan kerap menjadi tempat membuang sampah dari pengendara. Perlu diburu para pembuang sampah yang seenaknya itu,” timpal Mulyana.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, kini tengah menyorot sampah yang ada di desa desa. Jika desa tersebut tidak peduli dengan sampah atau tidak melakukan penanganan secara serius, gubernur akan menyetop berbagai bantuan program pembangunan ke desa tersebut.

“Ya bagi desa yang wilayahnya pehuh sampah atau jorok, kita Pemprov Jabar akan menyetop bantuan ke desa tersebut,” ujar gubernur dalam akun Tiktoknya.

(Dadang Supriatna)

Astro tak Gubris Surat Edaran Gubernur

Cisarua | Jurnal Bogor
Ditengah ada upaya perbaikan kondisi alam Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor melalui kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dengan membongkar seluruh bangunan Hibisc di areal Blok C Gunung Mas seluas 21 hektare, juga adanya pemasangan papan segel pengawasan oleh Gakum Kementerian LHK dan Kemenhut, namun ada satu perusahaan yang tampak membandel dan terus melakukan pembangunan tempat wisata di kawasan Puncak pada ketinggian 1.300 DPL yakni Astro (Asep Stroberi).

Di perbukitan Puncak aktivitas pembangunan tempat wisata baru setelah resto Asep Stroberi merampungkan resto liwetnya di eks restauran Rindu Alam, namun saat ini Astro mulai merambah usaha wisata baru di kawasan perkebunan Gunung Mas blok bukit 300.

Ada kabar menyebutkan saat ini Astro mendapatkan KSO seluas 43 hektare dari PTN 1Regional 2, yang rencananya menurut warga sekitar akan membuka usaha glamping dan cafe diatas perbukitan, yang dikhawatirkan oleh warga adalah saat ini adanya aktivitas perubahan alam karena nampak terlihat adanya pembukaan lahan untuk jalan, pembabatan pohon-pohon teh.

Warga menuturkan adanya indikasi kongkalingkong terkait perijinannya ini terlihat dari tidak adanya papan proyek di lokasi, lalu ada kasak-kusuk di lingkungan warga bahwa ada beredar pengurus lingkungan meminta beberapa tandatangan warga secara sembunyi-sembunyi.

Menyikapi hal tersebut Karukunan Wargi Puncak (KWP) mengecam aktivitas Astro dan para aparatur yang tidak mengindahkan adanya surat edaran Gubernur Jawa Barat Nomor : 26/05.02/PEREK Tentang Penghentian Sementara Perijinan Berusaha dan Pemanfaatan Lahan Pada Kawasan Perkebunan, terlebih saat ini Puncak masih trauma atas banjir bandang pada Maret lalu yang menelan korban jiwa.

Banjir tahun ini paling parah sepanjang sejarah, PTPN 1 Regional 2 Kebun Gunung Mas sedang disorot semua pihak, puluhan tempat wisata dalam kawan kebun teh disegel dalam pengawasan Gakum LHK disinyalir karena banyak melanggar ketentuan perijinan dan alih fungsi lahan kebun teh menjadi biang kerok terjadinya banjir bandang tahun ini karena hampir 500 Ha dari 753 Ha sebagaimana HGU nomor 295, kebun teh Gunung Mas telah beralih fungsinya dari kebun menjadi tempat wisata dengan berbagai wahana.

KWP meminta Gubernur jawa barat dan Bupati Bogor serta Kementerian LHK segera bertindak tegas atas adanya pengusaha yang bandel. “Segera eksekusi bangunan yang sudah jelas-jelas merusak tatanan dan kelestarian alam,” kata anggota KWP Suryana.

(Dadang Supriatna)

Irigasi tak Terawat, UPT Pengairan Ciawi jadi Sorotan

Ciawi | Jurnal Bogor
Anggaran pemeliharaan Daerah Irigasi (DI) di wilayah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Infrastruktur Irigasi Kelas A Wilayah III Ciawi Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tengah menjadi sorotan masyarakat.

Forum Masyarakat Ciawi Peduli (Formacip) menyebutkan, besarnya anggaran pemeliharaan DI disinyalir masih belum berbanding lurus dengan realisasi di beberapa lokasi DI.

“UPT Irigasi Infrastruktur Klas A Wilayah III Ciawi sebagai kepanjangan tugas Dinas PUPR harus bertanggung jawab,” kata Ketua Formacip, Ujang Kamun, Senin (14/4/2025).

“Di mana kinerja dan pengawasan pihak UPT selama ini. Padahal anggaran pemeliharaan untuk saluran irigasi tentunya disediakan pemerintah. Kemana anggaran pemeliharaan selama ini? Karena faktanya beberapa irigasi tak terawat dengan baik. Kami minta pihak UPT diaudit dan segera lakukan perbaikan normalisasi saluran, agar dampak buruk pada masyarakat tidak lebih meluas,” pungkasnya.

Bukan hanya di wilayah Ciawi saluran irigasi yang terabaikan. Melainkan di wilayah Cisarua juga terjadi hal serupa. Irigasi di Cidokom sama sekali belum tersentuh oleh intansi ini.

Sebab, sejumlah DI sejak bertahun-tahun terbengkalai. Kondisi infrastrukturnya rusak dan tak mengalir sesuai fungsinya. Kondisi tersebut seperti terjadi pada DI Cipalayangan.

Irigasi ini berjarak sepanjang kurang lebih 2 kilometer berhulu di wilayah Kampung Bojongkaso, Desa Banjarsari, Kecamatan Ciawi, melintasi sekolah Fathamubina dan BSIP Unggas dan Ternak di wilayah RW 05 dan RW 02 Desa Banjarwaru, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.

“Dalam kurun waktu selama kurang lebih dua tahun terakhir, air di saluran tidak mengalir karena di hulu saluran di wilayah Desa Banjarsari terputus, sampai saat ini tidak ada perbaikan,” kata Ketua RT 03 RW 05 Desa Banjarwaru, Ajat Sudrajat, Sabtu (8/4/2025).

“Kami sering berupaya agar saluran berjalan baik, melakukan kerja bakti bersama warga dengan peralatan seadanya, namun ketika di hulunya tidak ada perbaikan upaya kami jadi sia-sia karena setahu kami itu kewenangan PUPR,” tandasnya.

Padahal, berdasarkan laporan anggaran UPT Infrastruktur Irigasi Kelas A Wilayah III Ciawi tahun 2019, Anggaran Pemeliharaan DI Banjarwaru mencapai Rp79 juta dan Anggaran Pemeliharaan DI Cipalayangan Rp65 juta.

Berdasarkan LKIP Anggaran dan Realiasasi Pemeliharaan Irigasi Dinas PUPR Kabupaten Bogor Tahun 2022, anggaran DI se-Kabupaten Bogor cukup besar. Total Anggaran Pemeliharaan Irigasi (Operasi + Rehabilitasi) Rp39.945.734.441 dan Total Realisasi Rp34.227.995.300 (85,69% serapan). Anggaran ini termasuk dalam program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) dengan total anggaran Rp81,8 miliar (realisasi Rp67,3 miliar/82,27%).

(Dadang Supriatna)

Seleksi Calon Anggota Dewan Pengawas Independen Perusahaan Umum Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Kota Bogor Periode 2025 – 2029

Kota Madiun, Kini Semakin Apik dan Menawan

Dr.H.Apendi Arsyad ketika jalan pagi di Kota Madiun

Bismillahir Rahmanir Rahiem
Ok ya nduk Fathia, sebentar Ayah menyusul ke Mal Madiun Plaza, dahulu dikenal Mal Sri Ratu, dan ayah sekarang mau sholat dulu di Masjid Agung “Baitul Hikmah” Alun-alun Kota Madiun dahulu. Tadi ayah barusan jalan-jalan ke pasar wisata kuliner Sleko Kota Madiun, berangkat dari rumah Sendang Gayam, dan pasar Slekonya tampak tertata apik dan menawan, ayah dengan berjalan kaki sambil berolahraga agar hidup tetap sehat walafiat dan berstamina.

Kota Madiun tampak semakin bersih, tertata rapi, apik, cantik nan menawan. Hidup..! bpk Walkot Madiunnya, yth Bpk Dr.drs.H.Maidi.SH.MM.MPd. Walkot yang sukses membangun, menggerakan partisipasi warga Kota di setiap Kelurahannya, dan memajukan Kota besar melegenda, yang dipimpinnya, menjadi Kota Yang Berperadaban Maju.

Ekosistem dan lingkungan hidup perkotaannya ditumbuhi aneka pepohonan, vegetasi beraneka ragam sumberdaya hayati (flora dan fauna) dan taman-taman serta ornamen bola-bola dan lampu-lampu hiasan jalan raya Kota Madiun tertata apik, indah dan menawan.

Penempatan dan penataan lokasi berjualan KUKM juga tertata apik. Nama bapak Walkot Madiunnya, namanya cukup pendek hanya 5 huruf “Maidi” tetapi gelar beliau amat panjang.5 gelar, bahkan 6 sama gelar hajjinya. Jadi beliau Walkot Madiun bpk Maidi ini akalnya memang panjang, orangnya cerdas dan berpengalaman kepamongan yang cukup lama di Pemkot Madiun, mantan pejabat karier, terakhir beliau adalah mantan Sekdakot Madiun sebelum mencalonkan diri sebagai Calon Wali Kota Madiun, dan sosok yang visioner, yang dicintai Rakyatnya/warga Kotanya.

InsyaAllah bpk Walkot Maidi bebas dan bersih dari perbuatan jahat korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), clean and good government, jangan seperti kelakuan Walkot Madiun sebelumnya banyak yang tersangkut perkara korupsi, ditangkap KPK akhirnya disidang peradilan, kemudian masuk penjara.

Perbuatan korupsi itu menyebabkan kotanya bermunculan banyak areal kumuh (slumd area), lingkungan sosial kotor dan jorok serta berbau busuk, menyengat di areal selokan atau dranasenya. Karena kurang atau nihilnya dana atau anggaran kebersihan dan penataan lingkungan hidup di kawasan perkotaan, akibat birokrasi koruptif.

Selarang semua yg buruk dan busuk sirna oleh Walkot Madiun bpk Maidi. kampung Sendang Gayam Kelurahan Kutoharjo, Kota Madiun pun tempat rumah mertuaku bermukim, kini tampak perkampungannya bersih, apik dan menawan, yang dipenuhi tanaman hias dan buah-buahan di deretan pot bunga-bunga yang warna-warni yang apik dan menawan, sedap dilihat mata memandang.

Bau busuk yang menyengat di got-got saluran air, kini sudah hilang, tidak ada lagi, sebab got-got, saluran air yang tadinya terbuka, kini oleh Pemkot ditutup dengan betonisasi, diatasnya dibangun kios-kios UKM dan deretan pot-pot bunga dan tanaman buah-buahan, yang indah, apik dan menawan.

Kota Madiun, zaman Now sudah berubah kearah kemajuan, menjadi kota wisata kuliner, kota herritages, kota bersejarah karena terdapat beberapa monumen, antara lain monumen TRIP di SMPN 2 Kota Madiun. Sekarang sudah ada juga Tugu 0 kilometer, ada mesium.”Kereta Api Cepat, Whoosh” Indonesia dengan beberapa Gerbong KA lama terdampar di komplek pertokohan Kota Madiun.

Ada juga monumen Reflikasi patung Liberty, patung Lion, menara Eifel, Taman Pahlawan Religi Center dengan reflikasi bangunan Kakbah yang saklar, dll, yang memanjakan mata wisatawan yang berkunjung. Dengan istilahnya bahwa Kota Madiun sudah mengalami proses transformasi menjadi Kota Berperadaban maju, bersih, aman dan nyaman serta kota ramah lingkungan (smart city atau green city).

Saya berjalan menelusuri trotoar keramik yang rapi dan apik, diselingi berjarak berdiri tempat nongkrong (shelter) rumah kecil yang antik terbuat, berornamen kayu Jati, dan di sekelilingnya dipasang lampu-lampu dan bola-bola hias, serta belahan-ketupatnya dengan tiangnya terbuat dari besi yang menawan, sungguh menarik memang, apalagi di malam hari pencahayaan (lighting) lampu-lampu hias warna-warni cukup menawan.

Saya beberapa kali duduk, istirahat di shelter berornamen ukiran kayu Jati tsb di depan deretan pertokoan, yang menjual aneka barang kebutuhan rumah tangga/kelontong dan konveksi-aneka mode fashion, sambil menyaksikan warga masyarakat baik pribumi maupun para pendatang sedang berbelanja makanan khas Oleh-oleh Madiun spt Brem, Bluder Cokro dan aneka macam kue kering lainnya untuk persiapan lebaran atau bekal “Oleh-oleh” sebagai buah tangan balik ke negeri “perantauan”nya masing-masing.

Akibat situasi perekonomian nasional yang kurang membaik, dampak negatifnya terasa di Kota Madiun, pasar dan sejumlah toko agak kurang, lesu dan sepi mengunjung. Padahal pada hari minus satu hari menjelang Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1446 H, pasar atau pusat-pusat perbelanjaan ramai para pengunjung berbelanja barang-barang kebutuhan bahan Sembako dan pakaian lebaran (fashion).

Tapi kini saya lihat fenomena kehidupan masyarakat kota, berada berkunjung di kawasan pertokohan tidak begitu ramai di pagi hingga siang harinya. Entahlah kondisi di mal-mal sore hingga malam hari nanti, kayaknya pasti ramai pengunjung, terutama di Mal Madiun Plaza, sekitar kawasan Taman Kreasi dan Inovasi, Pahlawan Religi Center dengan reflikasi Kakbahnya, dan juga reflikasi Kereta Cepat Singkansen, Jepang. Posisi lokasinya berdekatan dengan Balai Kota Madiun, jln.Pahlawan Kota Madiun, sebagai sentra kuliner di malam hari, dan ramai pengunjungnya.

Saya sholat zuhur dan asyar berjemaah di masjid Agung Baitul Hakim di kawasan Alun-Alun Kota Madiun, subhanallah, sarana dan prasarana ibadahnya juga apik, bersih, ada taman bunga di pekarangan Masjid, dan warna dinding masjid bertuliskan kaligrafi yang warna warni cukup apik dan menawan dipandang dari kejauhan, serta lingkungan sekitar masjid tampak bersih, termasuk tempat berwuduknya. Sholat zuhur dan asyar berjemaah di dalam masjid terasa aman dan nyaman, alhamdulillah sholat fardhu dan sunnatku pun khusuk.

Jalan-jalan.raya di Kota Madiun setiap saat disapu oleh para petugas Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Pemkot Madiun, sehingga kelihatan tampak selalu bersih, asri, segar dan bunga-bunga.serta pepohonan (flora) yang terawat baik sebagai penghasil oksigen, burung-burung (fauna) pun berterbangan di sela-sela pepohonan dengan dedaunan hijau yang rindang sebagai sumber penghasil oksigen, atau berfungsi sebagai paru-paru Kota.

Kota Madiun sudah menjadi “green city” yang indah, apik dan menawan hati. Kota Madiun selama kepemimpinan Walkotnya bpk.Maidi telah meraih berbagai penghargaan atas prestasinya pada tingkat nasional dengan berbagai kategori spt kota layak anak, kota superbikes, kota UKM, kota ramah lingkungan, Laporan Keuangan Pemkot yg WTP, dll.

Saya berani berkata, bahwa saya percaya diri untuk merekomendasikan Madiun Smart City ini layak menjadi salah satu kota destinasi wisata, yang cukup diperhitungkan secara nasional. Tersedia banyak Hotel dan Resto dengan aneka macam kuliner yang enak, lezat dan harganya relatif “murah” sudah siap menerima para wisatawan domestik dan mancanegara dengan kultur Sapta Pesonanya, insyaAllah.

Demikian narasi singkat catatan pulang kampung, Nagori asal isteriku yang tercinta untuk berlebaran Idul Fitri 1446 H/2025 M di Kota Madiun yang berkemajuan dan berperadaban, serta melegenda. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi kehidupan Kota ini.Aamin YRA. Akhirul kalam, saya mohon maaf apabila ada hal-hal yang kurang berkenan bahasanya dalam artikel ini, kata-katanya kurang pas. Selamat berlebaran Idul Fitri 1 Syawal 1446 H, mohon maaf lahir dan bathin sehat walaffiat dan always happy ***

Gallery and Ecofunopoly, Kp Wangun Atas Rt 06 Rw 01 Kel.Sindangsari Botim City, West Java, Ahad 30 Maret 2025.

Wassalaam
=====✅✅✅
Dr.Ir.H.Apendi Arsyad.MSi (Dosen, Konsultan, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial melalui Tulisan-tulisannya di media sosial)