32.2 C
Bogor
Thursday, July 17, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 1177

Satpol PP Turunkan Reklame di Jalan Raya Leuwisadeng

Leuwisadeng l Jurnal Inspirasi

Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kecamatan Leuwisadeng menertibkan sejumlah spanduk yang sudah habis masa pasangnya di sepanjang  jalan Raya Leuwisadeng, Senin (21/2). “Penertiban reklame tersebut dilakukan untuk mewujudkan ketertiban dan keindahan di setiap wilayah jalan raya leuwisadeng,” ujar Kasi Trantib Kecamatan Leuwisadeng, Cecep Tarmiji kepada Jurnal Bogor.

Menurutnya, dengan adanya penertiban seperti ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran untuk menaati peraturan yang telah ditetapkan. “Reklame yang terpasang di pinggir jalan itu, sengaja kami tertibkan karena telah habis masa berlakunya,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan,  pihaknya menjadwalkan selama satu pekan untuk terus membersihkan reklame tersebut.

** Arip Ekon

Kementan Gandeng Kapten Siapkan Petani Muda Magang di Jepang

Malang | Jurnal Inspirasi

Program ketahanan pangan yang diluncurkan pemerintah harus mendapat dukungan dari berbagai kalangan termasuk dari kalangan milenial. Dengan Program Petani Milenial diharapkan bisa menciptakan suplai yang konsisten dan berkualitas sekaligus juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pada awal peluncuran program ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, penyiapan tenaga kerja harus dilakukan. “Kita membutuhkan petani milenial yang siap bersaing secara global. Untuk itu, kemampuan tenaga tani harus disiapkan, salah satunya melalui program magang,” katanya,

Untuk itu dalam upaya meningkatkan kemampuan para petani milenial, Kementerian Pertanian menggandeng Komunitas Penyedia Tenaga Kerja Internasional Indonesia (Kapten) telah bersepakat mengirimkan petani muda untuk magang di Jepang.

Demikian halnya arahan dari Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Prof. Dedi Nursyamsi, Kapten dipilih menjadi mitra karena sudah lama malang melintang di dunia pertanian.”Kapten tahu bagaimana mengelola para tenaga magang di luar negeri, apalagi di Jepang. Dan Indonesia memang punya kompetensi dalam mengelola tenaga magang ke negara-negara yang sudah maju, utamanya tentu saja ke negara yang sudah maju pertaniannya misalnya Jepang, Taiwan, Korea dan sebagainya,” katanya.

Dedi yakin dengan kerja sama ini kemampuan tenaga tani Indonesia akan meningkat pesat. “Pasti nanti outputnya juga akan meningkat pesat. “Sekarang target Pak Menteri itu 1.000 orang berangkat ke Jepang. Itu istimewa. Sebab kalau tahun-tahun lalu itu paling sekitar 200-an, tapi tahun ini harus 1.000,” ujarnya.

Dedi berharap akselerasi ini memberikan dampak positif. Karena, sektor pertanian menjadi tumpuan  pembangunan ekonomi nasional. Dalam kondisi Covid-19 sektor lain mengalami kemunduran, tapi sektor pertanian masih mampu tumbuh secara signifikan.

“Oleh karena itu, kita harus siapkan petani milenial untuk terjun ke bisnis pertanian, baik level Indonesia maupun di level internasional, salah satu caranya dengan magang ke Jepang.

Hal lain menurut Prof. Dedi, Jepang memiliki etos kerja yang baik dan memiliki budaya kerja keras. “Saya tahu persis bagaimana etos kerja orang Jepang. Bayangkan, tahun 45 Jepang adalah negara paling bangkrut di dunia gara-gara kalah perang dunia ke-2. Jepang dibombardir sekutu di Hiroshima dan Nagasaki akhirnya dia menyerah tanpa syarat. Saat itu utangnya di mana-mana. Tapi 25 tahun kemudian, sekitar  tahun 70-an Jepang sudah menguasai dunia melalui sektor elektronik,” terangnya.

Dedi menilai hal itu dimungkinkan karena memang etos kerjanya luar biasa. Menurutnya, petani Jepang bekerja ke lapangan sebelum matahari terbit dan baru pulang ke rumah setelah matahari terbenam berarti jam kerja kan lebih dari 12 jam.

“Bukan hanya petaninya, semua pekerjaan pun begitu. Apalagi karyawan di industri-industri karyawan termasuk di pemerintah artinya etos kerjanya luar biasa,” jelasnya.

Sebagai tindak lanjut kerja sama Kementan, Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu,  Dr. Wasis Sarjono beserta jajarannya melakukan koordinasi dan sekaligus penandatangan MoU dengan pihak Kapten DPW perwakilan Kapten Jawa Timur yang diketuai oleh Aziz, dalam rombongan hadir pula Hudi dari Ponorogo, Untung Madiun, Edy Tulungagung, Doni Kediri, Annas dan Mukhsin dari Blitar, Samsul Surabaya dan Bagus Jombang. Koordinasi berkaitan dengan usaha Peningkatan Kompetensi Petani Muda melalui Program Magang Jepang dan Specified Skilled Worker (SSW).

Sementara Ketua  Dewan Pengurus  Komunitas Penyedia Tenaga Kerja International (Kapten) Jawa Timur, Aziz, mengatakan bahwa Kerjasama kapten dengan Jepang  bukan saja baru tahun 2020 namum sudah dilakukan sejak 1996 melalui Kementerian Tenaga Kerja,  dan sampai saat ini kami telah mengirimkan 10 ribu lebih dan dua ribuan telah menjadi wirausahawan.

Selanjutnya menurut Aziz seorang peserta magang Jepang, peserta tersebut harus dibekali teknis tentang komoditi yang akan ditekuni. Penyiapan SDM magang Jepang tentu harus dengan format khusus, dimana bahasa, budaya, fisik, mental, disiplin menjadi menjadi persyaratan penting. Mereka yang siap bekerja perlu sehat, perlu mental yang bagus dan yang terakhir itu adalah soal bagaimana kesiapan tentang kerohanian.

Lebih lanjut Aziz menyampaikan bahwa Kapten menyampaikan terima kasih kepada Kementan atas dibangunnya kerjasama dalam hal penguatan SDM. “Kami siap bekerjasama mulai dari hulu hingga hilir, mulai proses pemberangkatan sampai terlibat di bidang pengawasan dan perlindungan di negara penerima,” ujarnya.

Dalam pertemuan itu Kepala BBPP Batu, menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan magang Jepang merupakan kegiatan super prioritas, oleh karena itu perlu kolaborasi dengan pihak terkait, seperti Kapten, perguruan tinggi maupun P4S atau Ikamaja. sehingga harapan Kementerian Pertanian untuk menumbuhkan 1000 petani milenial dapat diwujudkan.

**T2S/BBPP Batu

Indocement Lakukan Vokasi Otomotif di SMK Budiniah

Citeureup | Jurnal Inspirasi

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk melakukan vokasi ke SMK Budiniah Citeureup, Kabupaten Bogor. Upaya ini untuk mendorong peningkatan sumber daya manusia (SDM) muda di tengah pandemi Covid-19. Pelajar dari sekolah tersebut diharapkan siap terjun dan bersaing di dunia industri khususnya di bidang otomotif.

Webinar ini diikuti oleh siswa kelas X dan XI SMK Budiniah pada Selasa (9/2) lalu dan SMK Budiniah sendiri merupakan salah satu SMK yang bekerjasama dengan Indocement dalam hal vokasi.

CSRS Division Manager, Gadang Wardono mengungkapkan program CSR Indocement terus berinovasi di tengah kondisi pandemi ini yang dilaksanakan atas kerjasama dengan Gerakan Masyarakat Mandiri (GEMARI).

“GEMARI sendiri adalah suatu program dari CSR Indocement di bidang pelatihan dan plasma teknik sepeda motor yang di mana pengelolaannya adalah mitra dari desa mitra Indocement Kompleks Pabrik Citeureup,” ujarnya melalui keterangannya, Senin (22/2).

Kegiatan ini melibatkan instruktur berpengalaman yang terbiasa memberikan edukasi pelatihan teknik sepeda motor di GEMARI yaitu Suhendar sebagai putra daerah Desa Lulut (salah satu desa mitra Indocement) dan juga instruktur praktik, Teguh.

Selain mendapatkan materi mengenai teknik dasar motor, peserta juga memperoleh pengetahuan mengenai pelaksanaan K3 dan bulan K3 melalui narasumber Totok Tri Santoso dari Safety Department Indocement.

Menurut Gadang, program ini diapresiasi dengan sangat baik oleh guru dan siswa SMK Budiniah mengingat materi yang dipaparkan sangat aplikatif di dunia industri dan langsung dipandu oleh instruktur yang sudah pengalaman dalam bidang otomotif.

“Indocement berharap, kedepannya industri besar lainnya, khususnya di Kabupaten Bogor dapat turut berkontribusi pada peningkatan SDM muda melalui kegiatan vokasi ke SMK-SMK di sekitar lokasi industri, sehingga SDM muda Indonesia akan siap terjun ke industri dan bersaing secara global,” paparnya.

** Nay Nur’ain

Dua Balita di Leuwisadeng Alami Gizi Buruk

Leuwisadeng l Jurnal Inspirasi

Pemerintah Kecamatan Leuwisadeng  dan Pemerintah Desa Leuwisadeng serta pihak Puskesmas Sadengpasar menangani dua anak yang menderita gizi buruk. Kasi Pendidikan dan Kesehatan dari Kecamatan Leuwisadeng Engkos Kosasih menuturkan, hasil pengecekan kedua penderita gizi buruk tersebut adalah adalah Aulia L berusia 7 bulan warga Kampung Bantarjaya RT 05 RW 01 dan Muhamad Gojali berusia 9 bulan 29 hari warga asal Pasirawi RT 05 R 05, Desa Leuwisadeng.

“Kedua penderita gizi buruk ini sebelumnya  telah ditangani tenaga medis di Puskesmas Sadengpasar. Setelah itu menjalani perawatan dengan diberikan asupan gizi,” kata Engkos Kosasih kepada wartawan, Senin (22/2).

Menurutnya, pendataan bagi kedua anak penderita gizi buruk ini merupakan tindak lanjut untuk pengembangan warga kedepan agar terwujud Bogor Sehat. “Secara nyata semua harus terlibat untuk membantu kesembuhan kedua penderita gizi buruk tersebut,” ujar Engkos.

Sementara itu, bidan Desa Leuwisadeng Dewi Ratih Purnamasari mengatakan, penderita gizi buruk  atas nama Muhamad Gojali kini telah ditangani pihak RSUD Leuwiliang. “Sudah 6 hari Gojali dirawat di RSUD,” terang Dewi.

Sedangkan penderita gizi buruk yang bernama Aulia  sebelumnya telah ditangani di Rumah Sakit Hermina Bogor. “Aulia sebelumnya selama 2 bulan telah ditangani di RS Hermina. Kini Aulia dilakukan rawat jalan ke dokter spesialis anak,” ungkapnya.

Dewi menjelaskan, selain menderita gizi buruk kedua anak tersebut menderita TB paru, Aulia mengidap penyakit penyerta TB Milier, sedangkan Muhamad Gojali mengidap TB biasa. Ia menyebutkan, sejauh ini pihak keluarga Aulia berlatar belakang ekonomi keluarga mampu, maka itu Aulia dilakukan pengobatan  oleh keluarganya.

Sementara Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Ipit Patmawati yang selama ini mendampingi  penderita gizi buruk atas nama Muhamad Gozali, menuturkan, Gozali masih dalam penangan pihak RSUD dan belum dizinkan pulang. “Informasinya M.Gozali kesehatanya menurun, jadi belum diizinkan pulang oleh tim medis,” jelas Ipit.

Kabar M. Gozali diketahui menderita gizi buruk sekitar sudah satu mingguan dan sekarang ini diproses pembuatan BPJS. “Sudah direkomendasikan pihak Dinsos  untuk pembuatan langsung kartu BPJS PBI,” kata dia.

 ** Arip Ekon

Kementan dan DPR RI Dorong Petani Keluar dari Cara Bertani Konvensional

Majalengka | Jurnal Inspirasi

Dalam rangka meningkatkan pendapatan petani dan produktivitas serta kualitas hasil pertanian,  Kementerian Pertanian (Kementan) dan Komisi IV DPR RI terus berupaya mendorong petani keluar dari cara bertani konvensional.  Cara ini memicu biaya produksi menjadi lebih mahal dan berakibat kelebihan yang diperoleh petanipun menjadi kecil. Tak hanya itu kualitas dan produktivitaspun menurun karena kondisi tanah berkurang kesuburannya.

Hal ini menjadi bahasan Anggota Komisi IV dan Badan Musyawarah DPR RI Sutrisno dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Petani Penyuluh Kementerian Pertanian Aspirasi Komisi IV DPR RI, Angkatan III dan IV di Majalengka, Minggu (21/02/2021).

“Kondisi ini membuat produk Indonesia sulit bersaing dengan produk luar. Kenapa mahal? Karena petani masih menerapkan cara – cara konvensional dalam berusaha tani,“ ujarnya.

Didampingi Kepala Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi Bogor, Yusral Tahir, Sutrisno mencontohkan penanganan panen yang masih manual, sehingga menelan  beban tenaga kerja. Ada pula petani yang masih menggunakan ilmu Katon.

“Upah buruh tani terus mengalami kenaikan, ada juga yang pake ilmu katon menyebabkan pemupukan terlambat, sehingga berpengaruh pada produksi, “ bebernya dihadapan 200 Petani dan Penyuluh   peserta bimtek Kabupaten Majalengka.

Untuk bisa bersaing di pasar dalam dan luar negeri, petani hendaknya memperhatikan variabel – variabel yang mempengaruhi produktivitas, yakni bibit berkualitas, menjalankan teknologi dan  mekanisasi pertanian. Selain itu pemupukan yang benar dan pengendalian hama.

“Variabel yang mempengaruhi produktivitas itu  pertama adalah bibit harus berkualitas, teknologi harus dijalankan, pengolahan tidak bisa lagi dengan manual harus dengan mekanisasi, pemupukan harus benar, penanganan hama harus juga dijalankan dengan benar,“ sebutnya.

Untuk bibit saat ini Komisi IV DPR RI bersama Kementan tengah memperjuangkan agar ada pengembangan penangkaran bibit didaerah – daerah agar bisa cepat dengan harga yang murah.  Guna mengembalikan kesuburan tanah yang saat ini dinilai sudah jenuh dan asam juga untuk mendorong produktivitas maka tahun 2021 dikeluarkan juga kebijakan penggunaan pupuk organik oleh petani.  Sementara untuk menghemat biaya produksi, petani diminta memanfaatkan bantuan fasilitas alsintan yang bisa menghemat tenaga kerja serta mempercepat proses produksi.

“Kami di komisi IV sepakat, kondisi tanah sudah jenuh akibat setiap tahun dihantam an organik. Dulu lahan sawah itu lumpurnya bisa sampai sedengkul, sekarang paling diatas mata kaki, karena tanah mengeras, “ ujarnya.

Sementara itu Kepala PPMKP Yusral Tahir berharap setelah mengikuti bimtek produktivitas yang diusahakan petani meningkat hingga dua kali lipat dari sebelumnya. “Kita harus menjadi orang yang beruntung, hari ini lebih baik dari kemarin, esok lebih baik dari hari ini. Dalam pertanian itu dicapai dengan produksi yang terus meningkat,“ ujarnya.

Kementerian Pertanian di era Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus berupaya meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi 267 juta jiwa penduduk Indonesia. Disamping pemberian bantuan sarana produksi, alat pra panen dan pasca panen, Mentan terus mendorong para petani menggunakan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) dan pengembangan pertanian berbasis korporasi dan klaster.

“Fakta kontribusi positif pertanian terhadap produk domestik brutto (PDB) menunjukkan sektor pertanian adalah sesuatu yang menjanjikan. Memberikan solusi. Karena semua orang butuh makan. Syaratnya adalah kita harus mau berkeringat, serius dan fokus,” tegas Syahrul.

Untuk meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia di manca negara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan  terus mendorong kreativitas generasi muda dalam meningkatkan produksi yang layak ekspor. Cara ini dapat meningkatkan jumlah eksportir terutama dikalangan generasi milenial.

“Upaya strategis peningkatan dan percepatan ekspor komoditas pertanian menjadi modal bagi bangsa Indonesia,” kata Dedi.

** Regi/PPMKP

DPR Protes Keras Kejaksaan Tahan Ibu dengan Balitanya

Kopang | Jurnal Inspirasi

Asas keadilan dipertanyakan. Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni memprotes langkah aparat penegak hukum  yang memenjarakan para ibu dan balitanya yakni empat orang ibu rumah tangga di Desa Wajageseng, Kecamatan Kopang, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat yang dipaksa mendekam di balik jeruji Kejaksaan Negeri Praya.

Padahal mereka hanya melempar spandek dan tidak rusak sebagai bentuk protes keberadaan gudang pabrik rokok di kawasan permukiman mereka di Dusun Eat Nyiur karena polusi yang ditimbulkan, selain itu pihak pabrik juga lebih memilih mempekerjakan orang luar dibanding warga setempat. Dua di antara keempat ibu itu harus membawa bayi mereka ke dalam penjara karena mesti menyusui.

Ahmad Sahroni menegaskan, langkah aparat hukum tidak bijak karena tanpa mempertimbangkan aspek kemanusiaan. “Dalam hukum itu ada namanya aspek-aspek humanis yang perlu dipertimbangkan, apalagi para IRT ini masih dibutuhkan oleh anak-anaknya. Sangat tidak masuk akal kalau mereka sampai harus menyusui di penjara. Karenanya, saya sudah menelepon pihak Kejaksaan dan Polisi untuk segera membebaskan mereka,” kataya kepada wartawan, Senin (22/2).

Dalam menegakkan hukum, katanya, harusnya para petugas juga melihat latar belakang kasus secara menyeluruh. Dalam kasus ini, Sahroni menilai jelas-jelas para para ibu itu melempar batu ke pabrik rokok karena dianggap pencemaran lingkungan yang membahayakan warga. Maka ia merasa keempatnya tidak harus berakhir di penjara.

“Apalagi sebenarnya ibu-ibu ini hanya memperjuangkan haknya untuk bisa menghirup udara bersih. Jadi tidak bisa dibenarkan kalau tindakan ini harus berakhir di tahanan. Saya dari Komisi III menilai hal ini sudah tidak bisa dibiarkan dan para IRT itu harus dibebaskan,” katanya.

Mereka ditangkap dan ditahan atas tuduhan pengerusakan. Padahal mereka memprotes karena pemilik pabrik tidak pernah mendengar aspirasi mereka. Banyak anak-anak yang sakit akibat polusi dari pabrik. Bahkan, warga sekitar sama sekali tidak dipekerjakan di pabrik.

Masing-masing ibu asal Desa Wajageseng, Kecamatan Kopang, Lombok Tengah, antara lain Nurul Hidayah (38 tahun), Martini (22 tahun), Fatimah (38 tahun), dan Hultiah (40 tahun). Mereka diancam pasal 170 KUHP ayat (1) dengan ancaman pidana penjara selama 5-7 tahun atas tuduhan pengerusakan.

Padahal, mereka menuntut hak kesehatan mereka atas polusi udara. Bahkan, salah satu anak berusia empat tahun dari ibu yang ditangkap meninggal dunia akibat sesak napas yang diduga akibat terpapar polusi pabrik.

** ass

HADITS HARI INI

22 Februari 2021
10 Rajab 1442 H

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ أَبُو أَحْمَدَ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ عَنْ قَتَادَةَ حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ أُمَّ الرُّبَيِّعِ بِنْتَ الْبَرَاءِ وَهِيَ أُمُّ حَارِثَةَ بْنِ سُرَاقَةَ أَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ يَا نَبِيَّ اللَّهِ أَلَا تُحَدِّثُنِي عَنْ حَارِثَةَ وَكَانَ قُتِلَ يَوْمَ بَدْرٍ أَصَابَهُ سَهْمٌ غَرْبٌ فَإِنْ كَانَ فِي الْجَنَّةِ صَبَرْتُ وَإِنْ كَانَ غَيْرَ ذَلِكَ اجْتَهَدْتُ عَلَيْهِ فِي الْبُكَاءِ قَالَ يَا أُمَّ حَارِثَةَ إِنَّهَا جِنَانٌ فِي الْجَنَّةِ وَإِنَّ ابْنَكِ أَصَابَ الْفِرْدَوْسَ الْأَعْلَى

Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Abdullah, telah bercerita kepada kami Husain bin Muhammad Abu Ahmad, telah bercerita kepada kami Syaiban dari Qatadah, telah bercerita kepada kami Anas bin Malik bahwa Ummu Ar-Rubbai’ binti Al Bara’, dia adalah ibunya Haritsah bin Suraqoh datang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu berkata:
“Wahai Nabi Allah, tolong katakan kepadaku tentang Haritsah yang terbunuh di perang badar karena terkena panah nyasar. Apabila dia berada di Surga aku akan bersabar mererimanya namun bila selain itu aku akan menangisinya”.
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:

Wahai Ummu Haritsah, sesungguhnya di Surga ada taman-taman dan sungguh anakmu itu telah menempati surga Firdus yang paling tinggi.

HR Bukhari No. 2598.

وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Pemerintah Ubah Aturan Upah

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Pemerintah mengeluarkan aturan turunan baru dari Undang-undang Cipta Kerja soal aturan pengupahan. Kini, tak ada lagi adanya upah minimum sektoral dan formula perhitungan upah minimum pun diubah setelah Presiden Joko Widodo mengesahkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.

Lewat payung hukum tersebut, pemerintah mengubah formula penghitungan upah buruh. Hal ini menggantikan ketentuan soal PP 78 tahun 2015 tentang pengupahan sejalan berlakuknya UU Cipta Kerja.

Mengutip pasal 25 PP 36/2021, (1) upah minimum terdiri atas: а. Upah minimum provinsi; b. Upah minimum kabupaten/kota dengan syarat tertentu. Upah minimum tersebut ditetapkan berdasarkan kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan.

Kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan yang dimaksud meliputi variabel paritas daya beli, tingkat penyerapan tenaga kerja, dan median upah. Sedangkan upah minimum kabupaten/kota terdapat syarat tertentu meliputi pertumbuhan ekonomi daerah atau inflasi pada kabupaten/kota yang bersangkutan.

“Data pertumbuhan ekonomi, inflasi, paritas daya beli, tingkat penyerapan tenaga kerja, dan median upah bersumber dari lembaga yang berwenang di bidang statistik,” demikian bunyi pasal 25 ayat 5 dikutip Minggu (21/2).

Aturan tersebut ditetapkan pada 2 Februari 2021 dan dalam PP 78/2015 tentang Pengupahan itu, tepatnya pasal 43 dijelaskan penetapan upah minimum dilakukan setiap tahun berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

“Kebutuhan hidup layak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan standar kebutuhan seorang Pekerja/Buruh lajang untuk dapat hidup layak secara fisik untuk kebutuhan 1 (satu) bulan,” demikian bunyi ayat 2 pasal 43.

Kebutuhan hidup layak terdiri atas beberapa komponen. Komponen yang dimaksud terdiri atas beberapa jenis kebutuhan hidup yang ditinjau dalam jangka waktu 5 tahun.

Peninjauan komponen dan jenis kebutuhan hidup dilakukan oleh menteri dengan mempertimbangkan hasil kajian yang dilaksanakan oleh Dewan Pengupahan Nasional. “Kajian yang dilaksanakan oleh Dewan Pengupahan Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (6) menggunakan data dan informasi yang bersumber dari lembaga yang berwenang di bidang statistik,” bunyi ayat 7.

Kemudian, hasil peninjauan komponen dan jenis kebutuhan hidup menjadi dasar perhitungan upah minimum selanjutnya dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. “Ketentuan lebih lanjut mengenai kebutuhan hidup layak diatur dengan Peraturan Menteri,” demikian ditambahkan pada ayat 9.

Pemerintah telah resmi menerbitkan 49 Peraturan Pelaksana dari Undang-Undang Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020. Terdiri atas 45 Peraturan Pemerintah dan 4 Peraturan Presiden.

Aturan ini diharapkan dapat berdampak pada upaya pemulihan perekonomian nasional sekaligus menjadi momentum kebangkitan Bangsa Indonesia.

“Sehubungan dengan diterbitkannya UU Cipta Kerja tersebut, pemerintah juga telah melakukan penyusunan peraturan pelaksanaannya berupa Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden untuk menjalankan ketentuan lebih lanjut dari UU Cipta Kerja,” ujar pihak Kemenko Perekonomian melalui keterangan resmi, Minggu (21/2).

** ass

Jakarta Banjir, Bima Surati Anies

Bogor | Jurnal Inspirasi

Banjir yang kerap terjadi di DKI Jakarta dan sekitarnya tiap musim hujan tiba, menyebabkan Bogor selalu menjadi kambing hitam penyebab bencana di ibukota.

Padahal, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sudah melakukan langkah-langkah antisipasi, salah satunya normalisasi sungai Ciliwung, program Bogor Tanpa Kantong Plastik (Botak) dan sebagainya.

Bahkan beberapa waktu lalu, Wali Kota Bogor Bima Arya bersama jajaranya melakukan ekspedisi di sungai Ciliwung dengan menelusuri aliran sungai dari Kota Bogor menuju Kabupaten Bogor, Depok hingga finish di Jakarta.

Walikota Bima Arya mengaku sudah menyurati Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. “Saya sudah menyurati Gubernur DKI Anies Baswedan soal temuan ekspedisi Ciliwung yang sebetulnya harus menjadi perhatian bersama bahwa banyak ditemukan perumahan liar, banyak pembuangan limbah dan lainnya,” ungkap Bima kepada wartawan, Minggu (21/2).

Kendati demikian, ia mengaku belum menerima balasan dari Anies Baswedan. Terkait persoalan banjir, Bima menjelaskan, banjir di Jakarta banyak hal dan betul air ada yang dari hulu tetapi catatannya ketika di Bendung Katulampa siaga III tetapi banjir di Jakarta ada di posisi siaga I. “Artinya ketika siaga III di Kota Bogor dan di Jakarta siaga I berarti volume air di Jakarta sangat tinggi,” kata Bima.

Menurutnya, apabila berbicara hulu sungai Ciliwung bukan hanya sekedar kiriman dari Bogor atau Puncak, tetapi DAS menuju ke hilirnya. Persiapan banjir tidak bisa dadakan tidak bisa ditangani ketika musim hujan saja, harus terintegrasi semua dari hulu sampai ke hilir.

“Saya juga terus berkomunikasi dengan Kementrian LH dan Kementrian PUPR. Jadi persoalan banjir ini harus terintegrasi. Saya sudah melihat langsung ketika ekspedisi sungai Ciliwung, catatannya sudah diserahkan ke Gubernur,” tukasnya.

** Fredy Kristianto

Sindir Pemkot Terapkan Ganjil Genap, GMPI Tebar Ratusan Paket Sembako

Bogor | Jurnal Inspirasi

GMPI Kota Bogor membagikan ratusan paket sembako kepada dhuafa dan anak jalanan yang ada di Kota Hujan. Diketahui,tak kurang dari 100 paket sembako itu dibagikan kepada anak jalanan yang ada di beberapa titik simpang lampu merah yang ada di Kota Bogor.

Kordinator Aksi GMPI Kota Bogor, Stefani mengatakan bahwa bantuan yang dibagikan merupakan sembako bentuk partisipasi dari anggota GMPI. “Kebetulan, ada beberapa Anggota GMPI yang sudah bekerja dan usaha, ada juga yang melalui kas anggota GMPI kami salurkan jadi bantuan buat anak-anak jalanan di Kota Bogor,” ujarnya kepada wartawan, Minggu (21/2).

Menurut dia, dari aksi berbagi sembako ini, ada sebuah pesan moral yang ingin disampaikan oleh GMPI Kota Bogor. Terutama untuk anak-anak muda di Kota Bogor agar mereka lebih peduli untuk berbagi kebahagiaan, apalagi disaat pandemi saat ini.

“Kenapa sembako dibagikan saat pemberlakuan ganjil genap, agar Pemerintah Kota Bogor tidak hanya memberlakukan peraturan, namun tanpa melihat dampak sosial dan ekonomi,” ungkapnya.

Sebaiknya, ketika ganjil genap diberlakukan, harus juga dibarengi dengan adanya pembagian bansos untuk warga terdampak. “Baik itu dari pemerintah atau dari masyarakat,” katanya.

Siswi kelas 11 SMK Negeri 2 Bogor berharap, agqr anak-anak muda berperan aktif dalam menyosialisasikan pencegahan Covid-19. Ia menilai lebih penting menggencarkan edukasi pada masyrakat, ketimbang terus memberlakukan aturan yang justru malah menghabiskan anggaran cukup besar.

“Masyarakat pun tidak boleh selalu mengandalkan pemerintah saja. Perlu kepedulian diantara kita untuk saling berbagi rejeki dan peduli kepada sesama, untuk selalu menerapkan protokol kesehatan,” tandasnya.

** Fredy Kristianto