27 C
Bogor
Saturday, November 23, 2024

Buy now

spot_img

Warga Pamijahan Cemas Ada Pengeboran yang Dilakukan Star Energy

Pamijahan | Jurnal Inspirasi

Seiring ditengah berjalannya sosialisasi rencana drilling oleh PT Star Energy Geothermal Salak (SEGS) Ltd, sejumlah masyarakat masih mengkhawatirkan  dan cemas dampak lingkungan rencana pengeboran di beberapa desa di Pamijahan oleh PT SEGS Ltd.

Seperti yang diungkapkan warga Kampung Garehong yang terletak di Desa Purwabakti, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor yang hanya berjarak sekitar tiga kilometer dari PT Star Energy Geothermal Salak LTD.

Menurut tokoh masyarakat, Kubil (56), dampak positif dan negatif terhadap masyarakat tentu dirasakan akibat pengeboran yang dilakukan oleh pihak perusahaan.

“Dampak positif ada apa lagi dampak negatif tentu ada, kalau dampak negatif saat pengeboran cerobongnya bocor racunnya itu langsung ke seluruh air sehingga ikan-ikan pada mati, itu sudah terjadi, pada pengeboran yang beberapa tahun lalu,” kata Kubil, Selasa (22/6/2021).

Menurutnya, dalam kejadian itu menang sudah diantisipasi oleh pihak perusahaan, kerugian yang di alami oleh warga pun mendapat kompensasi, namun itu yang menjadi kekhawatiran masyarakat sekitar ketika terjadi gempa tentu dampak yang dirasakan akan lebih besar dan mengancam nyawa.

“Intinya gini ketika sedang melakukan pengeboran dampak yang dirasakan oleh masyarakat meskipun sudah dijawab oleh perusahaan, namun masyarakat tetap khawatir,” tuturnya.

Lebih lanjut jika saat pengeboran menyebabkan dampak besar terhadap masyarakat tentunya pihak masyarakat sekitar akan menuntut terhadap perusahaan. “Tantu dampak lain kita rasakan, saat pengeboran pun kita merasakan getaran, seharusnya keseimbangan dan perhatian perusahaan,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala Desa Purwabakti Tajudin Arifin mengatakan, ketika ada hal apapun baik sifatnya keluhan masyarakat, ataupun bencana alam, pihaknya selaku melaporkan kepihak perusahaan Star Energy.

“Saya selalu melaporkan kejadian apapun ketika menjadi keluhan terhadap masyarakat, mau itu getaran, longsor, kita selalu melaporkan,” ungkapnya kapada awak media.

Meskipun perusahaan belum melakukan pengeboran atau drilling akan tetapi masyarakat sudah merasakan getaran yang ada. Pemdes mensosialisasikan hal tersebut kepada masyarakat terdekat.

“Yang saya tau sejauh ini belum ada kegiatan pengeboran, namun baru ada persiapan saja untuk pengeboran tersebut,” tungkasnya.

Sementara itu, pihak PT Star Energy Geothermal Salak Ltd melaui Manager Komunikasi Iwan Azop mengatakan, kegiatan sosialisasi guna membahas rencana kegiatan drilling yang akan dilakukan oleh SEGS guna menjaga pasokan uap lapangan Salak. Hal ini penting untuk mempertahankan produksi energi listrik objek vital nasional (Obvitnas) PLTP Salak sebesar 377 MW yang disalurkan ke masyarakat dan dunia usaha.

“Pelaksanaan kegiatan drilling sumur tambahan direncanakan akan mulai dikerjakan pada Juni 2021 hingga Januari 2022 mendatang,” katanya.

Terkait kekhawatiran warga, dia mengklaim dan memastikan kegiatan drilling tidak akan mempengaruhi sumber air milik masyarakat. “Manajemen SEGS juga memastikan bahwa kegiatan drilling ini juga dilaksanakan dengan menerapkan SOP dan protokol kesehatan guna menghindari penularan Covid-19 di kalangan pekerja,” pungkasnya.

** Cepi Kurniawan

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles