27.2 C
Bogor
Monday, April 29, 2024

Buy now

spot_img

Viral Film “Kiblat” Tuai Kontroversi, Ustadz Adi Hidayat Ajak untuk Melihat Sisi Positifnya

JURNAL Inspirasi – Sebuah produksi film baru berjudul “Kiblat” sedang menjadi sorotan setelah menuai kontroversi di tengah masyarakat. Film ini disebut-sebut membuat sebagian orang merasa takut untuk menjalankan ibadah sholat. Namun, tanggapan dari seorang tokoh agama, Ustadz Adi Hidayat, memberikan sudut pandang yang menarik terhadap kontroversi ini.

Ustadz Adi Hidayat

Menurut Ustadz Adi Hidayat, tanggapan terhadap film ini sebaiknya dilihat dari sisi positifnya. Dia menganggap bahwa masukan dan kritik terhadap film ini adalah sebuah kesempatan untuk mengedukasi baik bagi para pegiat seni maupun masyarakat umum, termasuk para ulama. Ustadz Adi Hidayat menyatakan bahwa hal tersebut seharusnya menjadi momentum untuk menyampaikan tuntunan yang benar, yang mengandung nilai etis, moral, dan edukasi, serta mengarahkan kepada kebaikan.

“Dalam menyikapi konten seni, baik itu film atau konten-konten lainnya, kita seharusnya berfokus pada kebaikan yang dapat diambil darinya. Kita harus membangun suasana harmoni yang baik, terutama di bulan yang penuh berkah ini,” ujar Ustadz Adi Hidayat.

Lebih lanjut, Ustadz Adi Hidayat juga mengajak para pegiat seni untuk berkonsultasi dengan para ulama di Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam merancang konten-konten yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat. Dia menegaskan bahwa dalam berkarya, kita harus saling mendorong untuk menciptakan karya-karya yang bernilai positif dan mendidik.

“Jika ada yang baik, kenapa harus menonjolkan yang kurang baik? Jika ada yang shalih, kenapa harus memilih yang salah? Kita semua harus berusaha menjauhkan diri dari sifat-sifat yang kurang baik, saling mencela, dan menjatuhkan,” tambahnya.

Demikian pandangan positif Ustadz Adi Hidayat terhadap kontroversi yang muncul dari film “Kiblat” menjadi sebuah pesan bagi semua pihak untuk terus menjaga harmoni dan membangun karya-karya yang bermanfaat bagi masyarakat, terutama dalam konteks nilai-nilai agama dan moral.

(fitri aulia lestari/mg-uik)

Related Articles

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles