Ciawi | Jurnal Bogor
Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan pada tahun politik sekarang ini persoalan pangan menjadi perhatian serius dan penting dijaga stabilitasnya. Hal ini diungkapkan Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi saat menutup Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XXV Kementerian Pertanian ‘Mewujudkan Sinergitas Mendukung Ketahanan Pangan Nasional’ di BBPMKP Ciawi, Rabu (15/11/2023).
“Pada tahun politik menyangkut pangan ini sensitif, urgen. Artinya perlu tindak lanjut, rantai pasok juga kami sudah koordinasikan dengan Pak Buwas (Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso). Kami ingin hasil terbaik untuk masyarakat,” kata Harvick Hasnul Qolbi.
Dijelaskannya, dinamika di tahun politik jelang pesta demokrasi harusnya masyarakat bergembira. “Menyisipkan pesan Pak Presiden, tahun politik harusnya bergembira dan ketersediaan pangan cukup,” ujarnya.
Untuk itu kata dia, tataniaga perlu diperbaiki, dan HET diawasi agar tidak ada gejolak sosial di masyarakat. “Selalu jadi kendala memang, terlalu mahal masyarakat menjerit, terlalu murah petani juga menjerit. Jadi perlu upaya mencari cara agar tetap stabil,” pesan Wamen.
Kedepan menurutnya, program ketahanan pangan perlu akselerasi, khususnya komoditas yang menyentuh langsung masyarakat seperti padi dan jagung. Termasuk sinergitas antarlembaga harus ditingkatkan lagi. “Ketertarikan anak muda di bidang pertanian ini juga masih rendah ini juga kendala, dan idealnya untuk ekspor 70 impor 30,” jelasnya.
Untuk itu perlu upaya lebih responsif dalam menyiasati dunia pertanian, perlu inovasi dan masih perlunya dukungan masyarakat agar Indonesia merdeka, berdaulat pangan.
“Harapannya memang pelatihan ini bagaimana hasil lulusan pelatihan bermanfaat mengedukasi masyarakat, dan sektor pertanian mengembangkan diri. Peserta pelatihan juga bisa menyampaikan di institusinya atau lembaganya perihal perlunya sinergitas untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional,” jelas Wamen Harvick Hasnul Qolbi.
Seperti diketahui perihal pangan bukan hanya soal kebutuhan pangan masyarakat saja, tetapi ketahanan pangan nasional itu dipengaruhi juga aspek sosial dan politik. Kondisi pangan yang sekarang ini tidak baik-baik saja, diperlukan terobosan-terobosan grand desain atau acuan bersama karena sekarang ini pembangunan pangan masih parsial sehingga diperlukan sinkronisasi program lintas lembaga.
(yev)