34.4 C
Bogor
Wednesday, May 15, 2024

Buy now

spot_img

RSUD Leuwiliang Luruskan Kronologis Kejadian Perihal Video di Akun @Selvi Damayanti27

Bogor | Jurnal Bogor
Manajemen RSUD Leuwiliang memberikan penjelasan untuk meluruskan kejadian sebenarnya merespons video viral di masyarakat yang diunggah akun Tiktok@Selvi Damayanti27.

Dalam video tersebut diberi keterangan, pihak rumah sakit dituding tidak memberikan mobil ambulans dan menyembunyikannya terhadap keluarga pasien yang sedang mengalami kritis.

“Mana ada rumah sakit ketika pasien koma membutuhkan ambulan lalu mobil ambulan itu di diumpetin? Ya cuma rumah sakit RSUD Leuwiliang aja, sudah terlalu banyak korban yang kehilangan nyawa dikarenakan pelayanan yang sangat amat buruk,” tulis @Selvi Damayanti27

Dikutip dari Instagram rsudleuwiliang, Sabtu (11/11/2023), pihak RSDU Leuwiliang menjelaskan asal mula kejadian. Berikut ini kronologisnya.

  1. Pasien datang pada hari kamis 9 Nov 2023 sekitar pukul 18.15 WIB di antar oleh 1 orang temannya pasca kecelakaan lalulintas.
  2. Pasien Diterima oleh petugas IGD dalam keadaan sadar dan dapat berkomunikasi, kemudian dilakukan pemeriksaan oleh dokter, mendapatkan terapi, dilakukan pembersihan luka, merawat luka, memasang spalk pada kaki kiri, memberikan suntikan obat penghilang nyeri.
  3. Dokter memberikan penjelasan kepada keluarga bahwa kondisi pasien dalam keadaan sadar dan dapat berkomunikasi dengan petugas, kemudian dijelaskan bahwa pasien dapat dirawat di RSUD Leuwiliang untuk kondisi patah kakinya dan jika setelah pemeriksaan lanjutan dibutuhkan dokter spesialis bedah syaraf, maka akan dirujuk ke Rumah Sakit yang memiliki dokter spesialis bedah saraf, karena RSUD Leuwiliang belum memiliki dokter spesialis bedah saraf.
  4. Keluarga pasien datang yaitu orangtua pasien dan dokter memberikan edukasi kembali, tetapi mengatakan tetap menunggu suami pasien datang.
  5. Setelah suami datang, diberikan edukasi kembali oleh dokter tentang kondisi pasien sesuai penjelasan di atas.
  6. Ketika dijelaskan prosedur rujukan, keluarga ingin langsung membawa pasien ke rumah sakit lain dengan kendaraan sendiri.
  7. Dokter  menjelaskan prosedur rujukan antar Rumah Sakit harus melalui SPGDT (Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu), sehingga Rumah Sakit yang akan menjadi tempat rujukan, mengetahui kondisi dan kebutuhan pasien. Setelah Rumah Sakit yang dituju siap menerima pasien maka pasien akan diantar menggunakan ambulance Rumah Sakit dengan didampingi oleh tenaga kesehatan(perawat/dokter) RSUD Leuwiliang.
  8. Tetapi setelah dijelaskan, keluarga pasien tetap akan membawa pasien memakai kendaraan sendiri.
  9. Dokter melakukan edukasi ulang terkait prosedur SPGDT beberapa kali untuk menjaga agar kondisi pasien tetap stabil.
  10. Suami dan keluarga tetap menolak menggunakan sistem Rujukan (SPGDT) dan tetap akan menggunakan kendaraan sendiri. Dan ternyata petugas rumah Sakit melihat telah ada kendaraan yang menjemput pasien tersebut.

(yev/ig)

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles