Home News Rutin Banjir di Jalan Tengsaw Akibat Sampah dan Pendangkalan Saluran

Rutin Banjir di Jalan Tengsaw Akibat Sampah dan Pendangkalan Saluran

Citeureup | Jurnal Bogor
Diguyur hujan lebih dari 2 jam, jalan raya Branta Citeureup alias Jalan Tengsaw banjir hingga mengakibatkan puluhan kendaraan roda dua yang nekat melintasi jalur tersebut mogok karena mati mesin, Kamis (2/11/23) sore.

Salah satu pengguna jalan, Rudy (23) mengaku kecewa kepada pemerintah dan pihak perusahaan yang ada di wilayah jalan Tengsaw ini. Karena, kondisi banjir seperti ini sudah sangat sering sekali bahkan sudah terjadi dari dulu. Tapi tetap saja tidak ada perubahan dan seolah dibiarkan dan menjadi pemandangan yang biasa.

“ Jalan ini selalu banjir bahkan jika hujan deras hanya dalam waktu satu jam saja air pasti menutupi jalan. Akibatnya motor yang melintasi jalur ini dan memaksakan lewat pasti mogok. Apalagi rumah saya hanya jalan ini yang bisa dilintasi,” ungkap Rudy sambil mendorong kendaraannya yang mogok.

Rudy menyebut, salah satu penyebab banjir di lokasi jalan ini karena dangkalnya saluran drainase dan banyaknya sampah yang dibuang sembarangan. Sehingga menghambat air dan saat hujan semua meluber ke jalan, baik air maupun sampahnya.

“ Ini kalo udah selesai nih ujannya, banyak sampah yang keluar, terutama sampah sterofoam. Mungkin berasal dari warung yang berjualan dekat pabrik, itu salah satu wujud minimnya kesadaran untuk menjaga lingkungan,” tandasnya.

Sementara, Afiudin (44) salah satu security perusahaan mengatakan, pihaknya selalu rutin melakukan pembersihan selokan, baik untuk pembersihan sampah maupun pendangkalan karena endapan lumpur di selokan tersebut.

“ Ini harus diperhatikan oleh semua unsur, bukan hanya pihak perusahaan dan pihak pemerintah saja. Tapi masyarakat pun harus dibiasakan jangan buang sampah sembarangan, bisa dilihat sampah didominasi oleh sterofoam dan plastik itu berasal dari pedagang. Mereka harus diberikan pemahaman untuk bertanggung jawab atas sampahnya sendiri, jangan hanya ingin untungnya tapi tidak mau sampahnya,” pungkasnya.

“ Dan untuk selokan sendiri, selain ada pendangkalan juga kurang besar, jika debit air tinggi pasti  naik ke jalan. Jadi PR-nya supaya tidak banjir lagi, bertanggungjawab atas sampah sendiri, dan gotong royong untuk mengatasi pendangkalan,” tambahnya.

(nay nur’ain)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version