29.4 C
Bogor
Friday, March 29, 2024

Buy now

spot_img

Entaskan Stunting, Bagi-bagi Telur Hingga Gaet Orang Tua Asuh

Penanganan stunting melibatkan semua pihak. Tak hanya Pemkot Bogor, tapi juga TNI-Polri, pengusaha atau swasta, lembaga swadaya masyarakat, media. Lantas bagaimana peran Dinas Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana (DPPKB) sebagai garda terdepan penanganan stunting?
====

Stunting masih jadi permasalahan yang belum tuntas di Kota Bogor. Data DPPKB menunjukkan masih ada lebih dari 2000 anak menyandang stunting. Atau rata-rata 15 anak per kelurahan.

Kepala DPPKB, Anas S Resmana menjelaskan penyeban stunting adalah minimnya pengetahuan orang tua mengenai asupan gizi untuk anak, kurangnya perhatian orang tua pada kesehatan, dan pola asuh anak.

Kondisi ini selanjutnya mempengaruhi tumbuh kembang anak. Penyandang stunting memiliki tinggi badan cenderung lebih pendek. Mereka juga cenderung memiliki sifat mengalah, kurang pandai berteman, dan pucat.

“Penanggulangan stunting dilakukan dengan memperbaiki asupan nutrisi, pola asuh anak, dan konsisten atas pemenuhan hak dan layanan kesehatan yang memadai,” tutur Anas.

Upaya tersebut saat ini sedang dalam ihtiar Pemkot Bogor melalui berbagai program. Untuk pemenuhan asupan DPPKB menggelar program Aparatur Sipil Negara Peduli Stunting dengan Telur (ASN Penting Lur).

Dalam program ini seluruh ASN menyumbangkan telur sebanyak 1,5 kilogram per bulan untuk keluarga yang putra-putrinya yang mengalami stunting. Berdasarkan pemetaan saat ini di Kota Bogor terdapat 1030 penyandang stunting sehingga setiap hari mereka akan mendapat 2 butir telur selama 6 bulan. Hal yang sama juga dilakukan pada 2000 anak rawan stunting. Mereka mendapat jatah 1 butir telur per hari selama 6 bulan.

“Sementara itu untuk memenuhi 970 anak stunting dan 18000 anak resiko stunting lain kami akan mencari bantuan dari corporate social responsibility (CSR) perusahaan, asosiasi, maupun komunitas. Hingga saat ini kami sudah menampung 15 lembaga yang siap memenuhi kebutuhan itu,” ucap Anas.

Program kedua ialah orang tua asuh. Setiap kepala dinas di lingkungan Pemkot Bogor menjadi orang tua asuh bagi anak stunting di dua  kelurahan. Mereka bertugas memfasilitasi administrasi kependudukan, memastikan keluarga tersebut mendapat fasilitas kesehatan, fasilitas kesehatan lingkungan, serta mencari orang tua asuh sasaran keluarga yang memiliki anak stunting.

“Misalnya membantu keluarga itu memeriksakan kesehatan rutin, mengingatkan untuk senantiasa melakukan penimbangan, memenuhi kelengkapan vaksinasi, memastikan ketersediaan air bersih, jambanisasi, ventilasi rumah, dan pengelolaan sampah,” beber dia.

Selain itu, DPPKB bakal meluncurkan program Jalinan Warung Kasih. Pada program ini DPPKB akan menggandeng restoran dan hotel untuk menyumbang nasi bungkus dan susu untuk satu  keluarga per hari di wilayah domisilinya.

Melalui ketiga program itu dirinya berharap jajarannya dapat mengentaskan stunting di Kota Bogor. Anas menargetkan dalam beberapa bulan ke depan angka stunting Kota Bogor turun menjadi 10 persen bahkan 0 kasus.

“Kami optimis bisa mencapai itu. Karena sejauh ini terbukti sudah berhasil menurunkan sebanyak 360-an kasus dari 2363 menjadi 2001,” harapnya. (*/fat)

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles