Bogor | Jurnal Inspirasi
Perdana, Sanggar Seni dan Kebudayaan Megagama menggelar Evaluasi Diklat Tari & Musik yabg berlangsung di Bogor Trade World (BTW), Jalan Panaragan, Sabtu (04/03/23).
Dalam kegiatan itu, dihadiri langsung oleh Dewan Pembina Sanggar Megagama, H Shahlan Rasyidi dan Uci Sanusi yang mewakili Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor.
Yulia, selaku Ketua Panitia serta Pendiri Sanggar Megagama menjelaskan, Tujuan diadakannya Evaluasi Diklat Tari yakni untuk barometer atau tolak ukur pencapaian siswa selama pembelajaran di sanggar Megagama.
“Jadi evaluasi ini adalah ujian penilaian untuk kelas musik dan tari yakni gitar, keyboard, vocal, tari pra pemula, pemula, mahir dan remaja, total ada 7 katagori. Juara satunya, kami berikan reward free iuran selama 3 bulan, kemudian raport pencapaian kompetensinya kemudian ada juga sertifikat serta piala,” ujarnya, kepada wwb.co.id.
Yulia, menuturkan, bahwa saat sekarang Sanggar Megagama sudah mendapatkan legalitas dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor.
“Alhamdulillah evaluasi pertama ini kita mendapatkan legalitas dari Disparbud Kota Bogor, karena selama ini kan legalitasnya belum keluar, alhamdulilah sekarang sudah keluar legalitasnya. Insyaallah kedepannya akan lebih baik lagi, lebih meriah lagi atas masukan dan arahan serta bimbingan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor,” katanya.
Sementara itu Dewan Pembina Sanggar Megagama, H Shahlan Rasyidi mengatakan, dirinya mendukung Sanggar Megagama yang mencintai kebudayaan sunda
Mantan Kadisparbud Kota Bogor itu, meminta agar Sanggar Megagama bisa bekerjasama dengan sekolah sekolah di Kota Bogor agar murid murid sekolah bisa mencintai Kesenian Sunda.
“Jadi sekolah sekolah itu dirangkul, minimal sekolah yang berada di Bogor Tengah itu murid murid sekolah mencintai kesenian Sunda,” katanya.
Yang kedua, kata Shahlan Rasyidi, harus mempunya inovasi dan harus ada keinginan untuk mengkolaborasikan kesenian sunda dengan kesenian dari luar daerah.
“Dan harus ada keinginan membuka Senin tari dan seni musik dikolaborasikan dengan kesenian luar, Seni Kalimantan, Seni Sulawesi, Seni Bali, NTT juga harus diajarkan di Sanggar Megagama, karena Bogor itu Heterogen banyak penduduk dari berbagai daerah. Jadi jika ada orang luar tinggal dibogor, terus ingin belajar kesenian dari luar bisa ke Sanggar Megagama,” pungkasnya.
Handy Mehonk