Bogor | Jurnal Bogor
Rencana penataan transportasi di Kota Bogor, yang mengintegrasikan antara Light Rail Transit (LRT), Bus Rapid Transit (BRT), trem, dan kereta api, rupanya mengundang ketertarikan salah satu perusahaan infrastruktu asal Jepang, Chodai.
Bahkan, beberapa waktu lalu Chodai sempat melakukan ekspose untuk membantu penataan transportasi di ‘Kota Hujan’. Termasuk ingin mendorong Pemkot Bogor merealisasikan Stoplet Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, Rudi Mashudi mengatakan bahwa pembangunan Stoplet Sukaresmi harus direalisasikan untuk menekan mobilisasi warga yang menggunakan commuter line menuju Jakarta dan sebaliknya.
Sebab, kata Rudi, berdasarkan data dari PT KAI, pada hari kerja sedikitnya ada 68 ribu penumpang yang menggunakan commuter line untuk berpergian ke Jakarta dan sebaliknya. Sementara pada weekend, jumlah penumpang bisa mencapai 86 ribu.
“Dapat dibayangkan kalau kemudian ada aktivasi kereta Sukabumi frekuensi yang ditambah jadi enam kali lipat, maka pusat kota akan semakin padat,” ujar Rudi kepada wartawan, Senin (6/3).
Dengan demikian, sambung dia, dibutuhkan solusi untuk memecah pergerakan penumpang. Salah satunya dengan membangun Stoplet Sukaresmi, sehingga penumpang kereta yang berasal dari Tanah Sareal, Bogor Utara, Barat dapat turun di stoplet itu.
“Nantinya Stoplet Sukaresmi akan dihubungkan dengan Biskita,” tegas pria yang gemar bermain bulutangkis itu.
Menurut dia, Pemkot Bogor sudah membebaskan lahan untuk stoplet, termasuk akses jalan. “Sepertinya Chodai tertarik membantu, sebab akses menuju stoplet terhubung dengan Jalan KH Sholeh Iskandar. Rencananya bulan depan mereka akan datang lagi,” jelasnya.
Rudi menuturkan bahwa ada beberapa hal yang membuat Chodai tertarik membantu Kota Bogor. Pertama, pengembangan angkutan umum massal, dengan mengubah m angkutan kota ke BRT. “Itu sudah dijalankan selama dua tahun,” katanya.
Kedua, sambung dia, Kota Bogor juga mengembangkan non motorize transportation dengan membangun banyak pedestrian dan jalur sepeda.
Sedangkan ketiga, Pemkot Bogor tengah berupaya membangun alat transportasi berbasis rel atau trem untuk mendukung keberadaan LRT di Kota Bogor. “Selain itu, proyek double track kereta api jurusan Bogor – Yogyakarta juga sudah selesai dan akan dioperasikan Juli 2023.n Fredy Kristianto