24.6 C
Bogor
Thursday, April 25, 2024

Buy now

spot_img

Kinerja Konsultan Perencana Dipertanyakan

Volume Pembuatan Gorong-gorong “tak Balance” 

Citeureup | Jurnal Bogor 

Pekerjaan pembuatan saluran drainase atau gorong-gorong di Jalan Citeureup-Sukamakmur, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor yang dikerjakan CV.Sinar Ciomas dengan pengawas konsultan PT.Nasuma Putra yang memakan anggaran sebesar Rp.194.000.000,00, menjadi bahan pembicaraan masyarakat.

Pasalnya, pekerjaan gorong-gorong yang memiliki volume panjang 130 meter tersebut hanya memiliki tutup 99 meter, sehingga sebagian gorong-gorong tersebut tak tertutupi yang mengakibatkan rentan kecelakaan dan kendaraan jeblos.

Ahmad (25) warga Kp.Dukuh Desa Pasirmukti Kecamatan Citeureup mengatakan, pekerjaan yang setengah-setengah ini sangat menggangu aktivitas warga, dan baru kemarin ada insiden anak kecil masuk ke gorong-gorong tersebut.

“Itukan bahaya, kalo kerja yang benar lah, layani dan fasilitasi masyarakat dengan baik, jangan dikasih gorong-gorong ini tapi gak sekaligus dengan tutupnya, cuma separo-separo,” ujar Ahmad.

Apalagi, sambung Ahmad, jika hujan lebat ini kerap banjir banjir, dan khawatir anak-anak kebawa arus dan nyeblos ke gorong-Gorong yang tidak ada tutupnya tersebut. “Kalo cuma setengah-setengah, jangan dibuat sekalian,” cetusnya geram.

Terpisah Dirut CV.Sinar Ciomas Nadmudin menyampaikan, perusahaannya sudah bekerja sesuai dengan spek yang ada, dan pekerjaan sudah 100% finis.

” Sudah selesai 100%, dengan volume panjang gorong-gorong / u-dict 130 meter dan tutupnya hanya 99 meter itu sudah kita laksanakan sesuai dengan RAB dan spek yang ada,” jelas Nadmudin.

Namun pemerhati pembangunan dan tata kota, Heri.K.H menyayangkan adanya ketidaksingkronan antara volume u-dict dan tutupnya.

“Lucu ya, perencana mungkin kurang ngopi, kalo panjang volume U-Ditc-nya itu 130 meter tapi tutupnya cuma 99 meter, dasar hitung-hitungannya mereka sebagai perencana dimana?. Ini baru pekerjaan kecil lho, gimana kalo yang besar jangan-jangan perencana hanya dibalik meja,” paparnya.

Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kabupaten Bogor kata dia, harus turun tangan dan terbuka, apakah perencana ini dari internal dinas atau dari luar menggunakan pihak ke tiga.

“Masyarakat jangan dianggap bodoh dan seolah menerima aja, jangan asal-asalan lah dalam merencanakan pembangunan, kalo sudah ada kecelakaan atau insiden baru pada sibuk,” pungkasnya.

** Nay Nur’ain

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles