Leuwisadeng | Jurnal Bogor
Puskesmas Sadengpasar yang membawahi 4 desa di Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor menggelar pertemuan lintas sektoral dengan maparaji (dukun beranak), Selasa (26/7).
Bidang Koordinator Puskesmas Sadengpasar Nati Jumiarti mengatakan, upaya ini untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) agar bisa meningkatkan persalinan terutama di fasilitas kesehatan.
“Jadi akan mengurangi terjadinya pabrikasi pada ibu hamil dan ibu bersalin serta ibu nifas,” ujarnya.
Dia menjelaskan, bahwa kegiatan tersebut memang terkesan untuk menyetop maparaji yang mana tidak boleh melakukan persalinan hal itu sudah tertuang di peraturan daerah (Perda) dan tidak diperkenankan untuk menolong persalinan tetapi hanya menjadi pendampingan.
“Karena banyak sekali pabrikasi yang terjadi ketika persalinan ditolong oleh dukun beranak ini, jadi ketika dibawa ke tenaga kesehatan itu rata-rata kondisi ibu sudah tidak memungkinkan,” jelasnya.
Dia mengaku saat ini jarak akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan kini sudah terdapat bidan praktik swasta dan sudah tersebar di empat desa di wilayahnya.
“Di masing- masing desa sudah mempunyai satu bidan desa hingga ke pelosok,” paparnya.
Dia berharap semua warga masyarakat terutama di Kecamatan Leuwisadeng bisa hidup mandiri terutama bidang kesehatan. “Kita akan melakukan pelayanan yang maksimal buat masyarakat dan masyarakat menjadi sehat mandiri dan berkualitas,” kata dia.
Sementara, Kepala Desa Babakansadeng Wawan BJ mengaku sangat mendukung upaya koordinasi ini untuk menurunkan tingkat kematian saat melahirkan. “Sehingga kini antara bidan desa dengan maparaji akan bekerja sama agar terjamin fasilitas kesehatannya,” ujarnya.
Menurut dia, dengan adanya koordinasi ini bukan untuk memberhentikan kinerja maparaji dalam hal mengurus bayi. “Dengan teknis masing-masing agar kesehatan dipadukan dengan budaya menjadi satu sehingga angka meninggalnya bayi bisa menurun,” tukasnya.
** Andres