26.6 C
Bogor
Sunday, April 28, 2024

Buy now

spot_img

Kadis DLH Mangkir, Komisi 3 Kecewa Tidak Dihargai

Ciawi | Jurnal Bogor
Lagi-lagi Komisi 3 DPRD Kabupaten Bogor, dibuat kesal oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Ade Yana. Sebab, Ade Yana mangkir alias tidak datang ke Gedung Parleman Kabupaten Bogor, saat dipanggil komisi yang membidangi pembangunan dan lingkungan tersebut, Kamis (07/07).

Ketua Komisi 3, Tutty Alawiyah mengaku kecewa dengan sikap Kepala DLH yang tidak hadir saat diundang komisinya ke gedung dewan. Pemanggilan tersebut, untuk mengklarifikasi permasalahan yang saat ini ramai di publik.

“Kami semua di Komisi 3 sangat kecewa terhadap Kepala DLH,” ungkapnya kepada wartawan melalui pesan WhatsApp, Kamis (07/07) sore.

Politisi Gerindra ini pun mengungkapkan, keberadaan dewan dengan pemerintahan itu adalah mitra kerja. Sehingga, segala permasalahan apapun harus diselesaikan dengan baik.

“Tapi kenapa malah mengutus Kepala Bidang (Kabid) yang notabene bukan kewenangannya. Ini sama saja kalau Kapala DLH tidak menghargai kami yang ada di Komisi 3,” tegas Tutty Alawiyah.

Wanita yang keseharian nya gemar berhijab itu menjelaskan, sesuai yang tertera didalam surat pemanggilan, semua anggota Komisi 3 menunggu kehadiran Kepala DLH dari mulai pukul 13.00 WIB sampai sore.

“Ternyata sudah beberapa jam menunggu, benar juga Ade Yana tidak kunjung datang,” paparnya.

Kepala DLH Kabupaten Bogor, Ade Yana saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp terkait mangkirnya ke gedung dewan untuk memenuhi panggilan Komisi 3, sama sekali tidak menjawab walaupun sudah dibaca.

Seperti diberitakan sebelumnya, perseteruan antara Komisi 3 dengan Kepala DLH Kabupaten Bogor itu terjadi, berawal dari pencemaran limbah pabrik di Sungai Cileungsi. Dimana Komisi 3 DPRD mengusulkan agar dibentuknya detektif swasta untuk mencegah dan mengatasi terjadinya pencemaran lingkungan di wilayah Kabupaten Bogor, khususnya di sekitar Sungai Cileungsi.

“Adanya detektif itu untuk mengatasi pencemaran lingkungan, terutama di Sungai Cileungsi,” kata Tutty Alawiyah.

Tutty mengungkapkan, Sungai Cileungsi setiap tahunnya menghadapi masalah berupa bau tak sedap. Kemudian, airnya menghitam dan mengeluarkan buih-buih, terutama saat musim kemarau melanda Kabupaten Bogor. Bahkan, pada tahun 2018, permasalahan pencemaran Sungai Cileungsi sudah dibawa ke tingkat nasional.

“Pengawasan, pengecekan dan patroli, nantinya dilakukan secara berkala oleh detektif ini, sehingga bila terjadi pencemaran bisa dideteksi dan dibereskan,” jelasnya.

Sementara, Ade Yana menilai, pembentukan detektif swasta tidak harus dilakukan Pemkab Bogor. Alasannya, karena DLH selama ini telah memiliki satgas lingkungan hidup untuk mengawasi dan melakukan pembinaan kepada masyarakat.

“Jadi untuk apa harus dibentuk lagi detektif lingkungan. Selama ini DLH sudah membentuk satgas yang berasal dari lapisan masyarakat, tujuannya sama yaitu untuk menjaga lingkungan. Satgas lingkungan hidup juga diberikan pendidikan dan pelatihan (Diklat) serta mendapat bimbingan teknis (Bimtek). Semua satgas mendapat honor dari pemerintah,” kata Ade Yana, kepada wartawan disela kegiatan capacity building dan sinergitas DLH dengan Satgas Lingkungan Hidup di Cisarua, Minggu (03/07).

** Dede Suhendar  

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles