26.6 C
Bogor
Sunday, April 28, 2024

Buy now

spot_img

BPPSDMP Kementan Terapkan Pola Baru Penilaian Kinerja Pegawai

JURNAL INSPIRASI – Kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) seringkali menuai kritikan yang mengarah pada metode penilaian kinerja yang dianggap lemah dan kurang menggambarkan kinerja yang sesuai kenyataan.

Undang-undang dan lahir aturan-aturan turunannya, keseluruhannya itu bertujuan untuk memperkuat dan memperinci metode penilaian kinerja ASN, seperti Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, PP Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil, sampai yang terbaru Peraturan Menpan RB  Nomor 8 Tahun 2021 mengenai Sistem Manajemen Kinerja Pegawai Negeri Sipil.

Kritik yang sering terdengar terkait kinerja PNS adalah adanya ketidaksinkronan antara Sasaran Kinerja Pegawai masing-masing individu dengan capaian organisasi.

Capaian organisasi bisa di level sedang-sedang saja, kadang tercapai atau terkadang tidak. Sebaliknya, capaian individu selalu terjadi peningkatan setiap tahunnya. Ini mencirikan adanya ketidaksesuaian antara capaian individu dengan capaian organisasi.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Prof. Dedi Nursyamsi, mengatakan untuk mencapai suatu pola penilaian kinerja yang baik, harus lebih dulu membangun suatu sistem manajemen kinerja yang baik pada masing-masing individu Pegawai Negeri Sipil lingkup BPPSDMP.

BACA JUGA Biaya Politik Mahal Cenderung Korup

Paling tidak empat tahapan utama dari Sistem Manajemen Kinerja PNS, Pertama Perencanaan Kinerja; kedua Pelaksanaan, Pemantauan, dan  Pembinaan Kinerja; ketiga Penilaian Kinerja; dan keempat Tindak Lanjut.

Perencanaan Kinerja, ini penting karena akan berdampak pada tahapan-tahapan selanjutnya. Di dalam Perencanaan Kinerja, kita harus benar-benar memahami yang namanya penyelarasan kinerja.

Lebihlanjut menurut prof. Dedi bahwa sebagai seorang individu PNS BPPSDMP, harus bisa melihat bahwa posisi kita sebenarnya dibutuhkan atau tidak di unit kerja, oleh atasan, dan institusinya. Kita harus tahu betul kontribusi apa yang bisa diberikan dan kejelasan indikator kinerja individualnya. Inilah yang disebut keselarasan atau dikenal sebagai proses cascading.

Untuk itu perlu melakukan Dialog Kinerja. Kenapa? Dengan dialog kinerja akan menciptakan keselarasan kinerja antara atasan dan bawahan dalam rangka menentukan strategi pencapaian kinerja individu yang sejalan dan menunjang kinerja organisasi. Dialog Kinerja ini diharapkan menjadi suatu kegiatan yang membudaya.

Dialog Kinerja ini akan menjadi kebutuhan, dan harus dilakukan secara periodik dalam jangka pendek untuk menjaga dan mengawal kualitas dan arah kinerja.

Selanjutnya dialog kinerja ini akan dipetakan dalam sebuah Matriks Peran Hasil. Disini akan tergambar peran dari masing-masing individu PNS dan ekspektasi keluaran yang diharapkan, yang kemudian secara keseluruhan harus dapat mendukung kinerja atasannya dan kinerja organisasi. Melalui MPH, kinerja akan terlihat dan terhubung dengan apa yang diharapkan oleh organisasi  dalam hal ini BPPSDMP Kementan.

Dalam kesempatan pembukaan  Sosialisasi Matrik Peran-Hasil dan Strategi Pelaksanaan Pelatihan yang dilaksanakan tanggal 11 Des smp 14 Desember 2021 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat  NTT dihadiri, Sekretaris Badan PPSDMP Dr. Ir. Siti Munifah, M.Si, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Dr. Ir.  Leli Nuryati, M.Sc,  Kepala Balai Besar Pelatihan  Peternakan Batu, Dr. Wasis Sarjono, S.Pt, M.Si, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat, Yeremias Ontong, SSP serta para Widyaiswara.

BACA JUGA Kakak Adik Jumpa di Final Remaja Tenis Jakarta

Dalam kesempatan itupula Kepala Badan, kembali mengingatkan kepada segenap insan BPPSDMP, jika ingin pertanian maju maka majukan dulu kualitas SDMnya, pemahaman ini tidak saja ditujukan kepada ASN lingkup BPPSDMP tetapi juga termasuk petani, lahan yang sangat luas membentang dari Sabang sampai Merauke namun belum diolah secara maksimal. Oleh karena itu, kita perlu adanya penumbuhan para petani milenial agar memiliki kualitas mumpuni.

Kita sadar  273 juta jiwa harus tetap tersedia kebutuhan untuk menopang hidupnya, namun SDM pertanian yang mumpuni untuk mengolah lahan yang luas masih menjadi pekerjaan rumah bagi kita, sekalipun tahun 2021 sudah kita genjot untuk menumbuhkan para petani milenial, dan akan terus  kita lakukan pada tahun tahun berikutnya dalam melahirkan petani-petani muda yang Maju, Mandiri dan Modern.

Perkembangan teknologi dan komunikasi di era digital saat ini tentunya membawa dampak bagi seluruh sektor kehidupan tak terkecuali sektor pertanian yang kian kompetitif. Menghadapi situasi tersebut maka perlu adanya terobosan pemikiran yang bersifat kreatif dan inovatif dalam memulai suatu ide usaha.

Salah satu elemen masyarakat yang diharapkan mampu bersaing dalam sektor pertanian adalah generasi milenial yang lebih memahami perkembangan teknologi. Keuntungan dalam menjalani usaha pada usia muda yaitu sangat dekat dengan teknologi terbaru.

Pesatnya perkembangan teknologi seperti saat ini, membuat wirausahawan dapat memperoleh kenyamanan akses Internet sebagai media pemasaran, promosi, atau bisnis. Bahkan, kewirausahaan dengan memanfaatkan media online tidak menutup kemungkinan, akan membuka toko pertanian online, masarkan produk-produk pertanian.

Petani milenial adalah generasi yang unik untuk dipantau perilaku, pola pikir serta manajemen keuangannya dalam berwirausaha, ini menjadi salah satu tugas kita untuk mengarahkan dan membimbing supaya pembangunan sektor pertanian menampakan hasil yang maksimal.

Beri pemahaman dan motivasi kepada petani milenial agar tidak perlu ragu  untuk memulai bisnis disektor pertanian apalagi kalau dikelola mulai dari hulu sampai hilir. Bahwa dengan berwirausaha sejak dini, akan memperkaya pengalaman dan pengetahuan untuk menemukan jalan keberhasilan. Demikian pungkas Dedi.

**T2S/BBPP Batu

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles