26.9 C
Bogor
Tuesday, April 30, 2024

Buy now

spot_img

Diterjang Banjir Lagi dan Minim Perhatian, BTJ Buka Donasi untuk Ponpes Da’arut Tauhid

Rumpin | Jurnal Bogor

Ponpes Salafiyah Daarut Tauhid di Kampung Sikeng RT 003 / RW 007 Desa Sukasari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bigor kembali terkena banjir. Kondisi ponpes itu kini minim perhatian, baik dari kepala desa Sukasari maupun Camat Rumpin.

Yayasan Daarut Tauhid yang juga mendirikan pondok pesantren Salafiyah, Madrasah Diniyah, dan Paud ini sangat butuh perhatian untuk pembangunan Turap Penahan Tanah (TPT) yang sebelumnya pernah dicetuskan oleh Camat Rumpin Rusliandi yang saat ini menjadi Camat Cibinong.

Kepada Jurnal Bogor , Sabtu (21/8), Ustad Azang, pimpinan Ponpes Yayasan Daarut Tauhid mengatakan, selama ponpes ini berdiri sering kali menjadi langganan banjir yang cukup memprihatinkan dan tak jarang yang membuat mereka sedih dan prihatin ketika alat sholat dan pendukung pembelajaran lainnya seperti Al-Qur’an, Iqro, Juz’ama , serta alat sholat turut tersapu banjir.

” Alhamdulilah saya sampaikan terimakasih hari ini kami kembali kedatangan Tim Bogor Timur Jurnalis ( BTJ ) yang diketuai oleh pak Sudadi untuk yang ke – 2 kalinya mengantarkan donasi yang memang sangat kami butuhkan untuk kebutuhan anak-anak didik kami karena alat sholat dan buku pelajaran mereka turut tersapu banjir” Ucap Ustad Azang Pimpinan Ponpes Salafiyah Daarut Tauhid.

Masih kata dia, sejauh ini yang sangat dibutuhkan mendesak adalah Turap Penahan Tanah (TPT) yang harus ditinggikan agar air tidak melewati wilayah ponpes , selain itu juga sangat membutuhkan Kobong (tempat tidur anak santri) yang saat ini sangat memprihatinkan karena mereka tidur dalam kondisi berdesakan dengan ruangan yang kecil.

” Total jumlah siswa kami ada 80 an dari usia 6 sd 18 tahun , ada yang mondok di ponpes ada yang pulang ke rumahnya , mayoritas dari mereka adalah anak yatim, piatu, dhuafa yang memang ingin menuntut ilmu namun minim biaya, maka kami asuh mereka disini tanpa biaya apapun kecuali yang PAUD karena memakai guru dari luar,” jelasnya.

Lanjutnya, dia sangat senang dan penuh harap sekali saat kunjungan BTJ yang pertama kesini bersama dengan pak Camat Rusliandy yang saat itu pak camat mengatakan janji akan membantu membangun TPT agar tak kebanjiran lagi , namun sampai dipindah tugaskan, ponpesnya sama sekali tak mendapatkan perhatian.

” Yayasan kami sudah terdaftar secara legal namun sangat sulit sekali mendapatkan perhatian padahal jika ditanya oleh masyarakat sekitar sini ponpes ini langganan kena banjir air luapan sungai , yang lebih membuat kami sedih seringnya kami mendapat musibah kebanjiran dan butuh bantuan seperti buku dan alat sholat justru tidak ada respon baik dari desa maupun kecamatan,” keluhnya lirih.

Dirinya berharap ada orang baik yang bersedia untuk membantu membangun TPT di sekitar ponpesnya, serta membuatkan kobong agar tidak lagi terendam air dan anak – anak santri bisa tidur dengan layak tanpa harus berdesakan.

Senada , disampaikan Sudadi ketua BTJ, jika ini ke-2 kalinya BTJ mengantarkan bantuan donasi dan dengan keluhan yang sama yaitu terendam banjir, dirinya sangat miris karena janji Camat Rusliandy yang saat kunjungan pertama menjanjikan akan membangunkan TPT dianggaran 2020 ternyata tidak ditepati. Padahal sudah berjanji langsung saat hadir di acara santunan pertama dihadapan rekan – rekan BTJ dan anak santri dimana akan mengajukan dan dipastikan dibangun di tahun 2020.

” Saya sangat terkejut, saya pikir pembangunan TPT yang belum usai ini dilakukan pemerintah, ternyata mengandalkan dari anggaran swadaya orang tua siswa, padahal saat itu pak camat janji dan memastikan akan dibangun di anggaran 2020,” katanya.

Masih kata dia, hal lain yang membuat geleng-geleng kepala adalah Rumpin itu terkenal dengan tambang pasir dan batu yang memiliki banyak pangkalan apalagi di sekitar ponpes banyak pangkalan batu dan pasir , masa tidak ada yang terenyuh dengan kondisi ponpes yang seperti ini.

” Okelah jika pemilik pangkalan pasir dan batu tidak memperhatikan, harusnya Pemdes Sukasari jangan cuek apalagi saat kami memberikan bantuan ini kejadian banjir sudah Minggu lalu , padahal yang dibutuhkan ponpes hanya alat sholat dan buku tulis tapi kok tutup mata,” cetusnya.

Dirinya meminta Pemerintah jangan tutup mata dalam persoalan ini apalagi Ponpes Daarut Tauhid ini menampung anak-anak yatim piatu dan dhuafa harusnya menjadi prioritas dan tidak diam saja membiarkan santri tidak bisa tidur nyenyak saat hujan.

“Dimana hati nuraninya, padahal saat kepemimpinan Bupati Rahmat Yasin pernah mencetuskan jika ponpes ini harus diprioritaskan karena rawan bencana , tapi kok sampai sekarang justru malah diabaikan.”

” Oleh karena itu kami BTJ organisasi wartawan yang berasal dari ujungnya Kabupaten Bogor akan membuka donasi terbuka untuk pembangunan TPT dan Kobong (tempat tidur santri ) Ponpes Daarut Tauhid, jika mata pemerintah tertutup. Semoga masih banyak mata lain yang terbuka untuk peduli akan ponpes yang mengasuh adik-adik yatim dan piatu ini ” pungkas Sudadi.

Sekedar diketahui, Minggu lalu ponpes tersebut di terjang air bah yang menghanyutkan semua peralatan sholat dan buku pelajaran.Bahkan 30 menit setelah acara penerimaan donasi dari BTJ , ponpes tersebut kembali di serang air bah. Innalillahi.

** Nay Nur’ain

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles