Home Potret Desa Hindari Kemacetan, Petugas UPT Perbaiki Jalan Cikereteg Malam Hari

Hindari Kemacetan, Petugas UPT Perbaiki Jalan Cikereteg Malam Hari

Caringin | Jurnal Inspirasi

Kerusakan sejumlah ruas jalan di wilayah tugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Infrastruktur Jalan dan Jembatan Kelas A Wilayah III, mulai dari Kecamatan Cisarua, Megamendung, Ciawi dan Caringin, sudah mulai dilakukan perbaikan.

Bahkan, untuk memberikan kenyamanan kepada para pengendara dan mengantisipasi terjadinya kemacetan saat melaksanakan perbaikan, petugas UPT mulai bekerja dari pukul 20.00 WIB atau setelah kondisi arus lalulintas tidak terlalu padat.

Seperti perbaikan di ruas Jalan Cikereteg-Ciletuh, Desa Ciderum, Kecamatan Caringin, para petugas kepanjangan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Bogor itu, memperbaiki jalan-jalan berlubang hingga larut malam.

 “Kalau dilakukan siang, pasti mengganggu arus lalulintas di ruas jalan ini,” ungkap Kepala UPT Infrastruktur Jalan dan Jembatan Kelas A Wilayah III, Rizki Akbar kepada wartawan, Rabu (24/3).

Menurutnya, sebelum melakukan perbaikan, tim teknis terlebih dulu turun ke ruas jalan itu dan mengawasi volume kendaraan yang melintas.

Dari hasil pengawasan, lanjut Rizki Akbar atau yang biasa dipanggil Bombom, perbaikan di ruas Jalan Cikereteg-Ciletuh tidak bisa dilakukan siang hari. “Arus lalulintas disana sangat padat,  karena jalur wisata. Belum lagi keberadaan pasar yang ramai aktivitas,” paparnya.

Selain ruas jalan tersebut, Bombom mengaku sudah memperbaiki kondisi Jembatan Cisadane yang berada di Jalan Caringin-Maseng, lantaran rusak parah. “Jika tidak segera ditangani, kondisi jembatan bisa cepat rusak. Makanya, kami langsung perbaiki atas jembatan dengan mengaspal kembali agar tidak ada yang bolong,” jelasnya.

Bombom berharap adanya peran serta masyarakat dalam menjaga kondisi jalan agar tidak mudah rusak, yakni dengan tidak mencuci kendaraan di bahu jalan serta melarang adanya pembuatan tanggul besar.

 “Kalau pun mau cukup membuat tali kejut saja. Bisa dengan menggunakan bahan bekas ban mobil. Yang penting tidak besar dan membahayakan pengendara,” imbuhnya.

Sementara, Cece, warga Kampung Cikereteg, Desa Ciderum meminta agar dari pihak UPT untuk memperhatikan drainase jalan. Sebab, di ruas Jalan Cikereteg persisnya di sekitar pasar, drainase jalan tidak berfungsi.

 “Kenapa kami membuat tanggul, biar air saat turun hujan tidak masuk ke rumah warga, tapi ke saluran Irigasi Cikereteg yang ada di sebelah kanan jalan,” ujarnya.

Tak hanya itu, Cece menilai keberadaan tanggul yang dibuat warga Cikereteg, semata-mata untuk keamanan dan mencegah adanya pengendara ngebut atau ugal-ugalan. “Kami pasang tanggul di sekitar depan masjid dan sekolah,” tukasnya.

** Dede Suhendar

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version