Malang | Jurnal Inspirasi
Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Rakyat (PAN), Slamat Ariyadi, S.Psi, membuka Bimbingan Teknis, Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh Pertanian yang dilaksanakan pada 13 Maret 2021 di Gedung Java In Caffee Sumenep. Dalam acara tersebut juga hadir Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu Dr. Wasis Sarjono, S.Pt, M.Si, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sumenep, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumenep, Kepala desa lingkup kabu Sumenep serta 100 orang peserta.
Pada sesi pembukaan anggota Komisi IV DPR RI yang energik ini mengatakan bahwa Madura khususnya wilayah Sumenep, jenis ternak ruminansia yang sudah tidak asing lagi adalah ternak Sapi Madura. Ternak sapi penyebarannya relatif luas merata hampir semua desa dan kecamatan.
Yang melatarbelakangi judul Bimetk kali ini adalah di Kabupaten Sumenep sapi lokal memiliki beberapa kelebihan, diantaranya daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan setempat, mampu memanfaatkan pakan berkualitas rendah, dan mempunyai daya reproduksi yang baik. Demikian menurut Ariffin, Widyaiswara kawakan dari BBPP Batu, hal lainnya pakan sapi Madura pada musim penghujan biasanya rumput gajah, rumput lapang, daun-daunan, dan sebagainya.
Sementara di musim kemarau pakan yang diberikan adalah seadanya meliputi limbah pertanian kering, daun kering, dan sebagainya. Sistem pemeliharaan di tingkat peternak hanya mengandalkan sumber pakan seadanya yang tersedia di daerah setempat. Kualitas pakan yang kurang bagus dan jumlah yang kurang dapat mengganggu proses reproduksi pada ternak.
Sapi Madura mempunyai keunggulan yaitu kinerja reproduksi yang lebih baik lebih tahan terhadap panas dan penyakit caplak di samping dimanfaatkan sebagai tenaga kerja, kebutuhan ekonomi yang mampu mendukung perbaikan mutu genetik ternak adalah aspek budaya pemeliharaan.
Pola pengembangan sapi potong yang tidak dapat dilepaskan dari perkembangan usaha pertanian terutama sawah dan ladang, karena ternak sapi potong yang merupakan ternak ruminansia pada umumnya limbah pertanian tanaman sebagai sumber pakan.
Peternak memelihara sapi dengan tujuan sebagai sumber tenaga kerja terutama pengolahan tanah dan penarik barang. Oleh karena itu, pertumbuhan pertanian akan mendongkrak pertumbuhan jumlah sapi. Pada sisi lain, perkembangan usaha pertanian berhubungan erat dengan perkembangan penduduk.
Penduduk akan semakin padat di wilayah tanah pertanian yang subur. Keadaan ini menciptakan struktur usaha peternakan berskala kecil. Ternak sangat bermanfaat bagi peternak dan dapat membantu menambah pendapatan keluarga.
Secara geografis wilayah Pulau Madura merupakan wilayah dataran dan pegunungan yang memiliki potensi lahan pertanian besar. Lahan yang beririgasi teknis sampai lahan kering merupakan potensi untuk mendukung pengembangan sapi potong. Penggunaan lahan yang demikian memperlihatkan ketersediaan bahwa wilayah ini memiliki potensi ketersediaan limbah pertanian sangat besar yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ternak. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila wilayah Madura merupakan lumbung ternak nasional.
Inilah yang mendasari Anggota komisi IV DPR RI dari Fraksi PAN memfasilitasi Bimbingan Teknis dengan materi tentang Merawat Ternak Ruminansia, agar para petani/peternak dan dalam usaha pengembangan ternak sapi potong dapat berkembang. Dengan demikian akan dapat memberikan peluang usaha dan dapat memberikan tambahan pendapatan.
Kesejahteraan masyarakat tidak bisa hanya dilakukan satu pihak. Tetapi kita harus bergandengan tangan bahu membahu dan saling mengisi kegiatan dalam rangka peningkatan SDM dan tentunya ini semua agar masyarakat terutama petani dan peternak bisa mandiri. Jelas anggota Komisi IV yang lahir 31 tahun silam.
Pemikiran tersebut sejalan dengan kebijakan Kementerian Pertanian, bahwa peningkatan kapastas SDM pertanian menjadi fokus perhatian yang sangat mendasar, seperti yang sering disampaikan oleh Kepala BPPSDMP Prof. Dedi Nursyamsi, dimana faktor utama untuk pengungkit produktivitas pertanian adalah SDM Pertanian, SDM Pertanian memberikan kontribusi terbesar produktivitas pertanian, selain benih, pupuk, sarana prasaran, alsintan.
“jika ingin pertanian berkembang, sebelum membangun sarana prasarana dan menyiapkan alat serta mesin pertanian, yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah meningkatkan kapasitas petani. Namun sebelum itu kita harus meningkatkan dulu kapasitas penyuluhnya”.
** T2S/BBPP Batu