Home News Mahasiswa ITB Dewantara Laksanakan Pengabdian Masyarakat di Desa Adat Cipta Mulya

Mahasiswa ITB Dewantara Laksanakan Pengabdian Masyarakat di Desa Adat Cipta Mulya

Sukabumi |Jurnalbogor Sebagai bagian dari implementasi Tridarma Perguruan Tinggi, sebanyak 25 mahasiswa dari RPL BBPMKP Ciawi – Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Dewantara, melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat di Kasepuhan Cipta Mulya, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, pada 18-19 Oktober 2025.

Kegiatan yang mengangkat tema “Kolaborasi Akademisi dan Masyarakat Dalam Pelestarian Budaya dan Tradisi Sebagai Identitas Desa Adat Cipta Mulya” ini melibatkan tiga dosen pembimbing dari ITB Dewantara, yaitu Syaiful Anwar, Muhlis, dan Novita Anggraeni.
Menurut Syaiful Anwar, dosen pembimbing dalam kegiatan ini, pengabdian masyarakat telah menjadi agenda rutin bagi sivitas akademika ITB Dewantara. “Kegiatan ini merupakan bentuk nyata kepedulian kami terhadap masyarakat, sekaligus upaya memberikan kontribusi positif bagi pelestarian budaya lokal. Dalam kesempatan ini, kami juga menyerahkan bantuan berupa bibit tanaman sebagai wujud kolaborasi antara kampus dan masyarakat adat,” ujarnya.Minggu( 19/10/2025)

Kegiatan ini disambut hangat oleh masyarakat adat setempat. Para mahasiswa pun antusias mengikuti berbagai aktivitas yang memperkenalkan nilai-nilai adat dan kearifan lokal masyarakat Cipta Mulya.
Salah satu mahasiswa, Nina, menyampaikan rasa syukurnya dapat terlibat dalam kegiatan ini. “Kami banyak belajar dari masyarakat sini. Salah satunya adalah bagaimana padi diperlakukan dengan penuh rasa hormat dan syukur kepada Allah. Hal ini sangat menyentuh dan membuka wawasan kami,” ungkapnya.

Kepala Adat Cipta Mulya, Abah Hendrik, menjelaskan bahwa masyarakat di desanya memiliki hubungan spiritual yang kuat dengan hasil bumi, khususnya padi. “Kami meyakini bahwa padi adalah anugerah yang tidak boleh disia-siakan. Hasil panen disimpan di Leuit Si Jimat, dan cukup untuk menghidupi warga lebih dari 15 tahun,” jelasnya.Lebih lanjut, Abah Hendrik menyampaikan bahwa budaya menyimpan padi di leuit bukan hanya untuk ketahanan pangan, tetapi juga simbol keteguhan adat dan bentuk penghormatan kepada alam dan leluhur.
Apresiasi atas kegiatan ini juga datang dari Pembantu Rektor II ITB Dewantara, Zeze Zakaria Hamzah, yang menyampaikan dukungan penuh terhadap inisiatif pengabdian masyarakat yang dilakukan mahasiswa dan dosen. “Kami sangat bangga terhadap semangat dan dedikasi mahasiswa serta dosen ITB Dewantara. Kegiatan seperti ini memperkuat peran perguruan tinggi dalam menjembatani ilmu pengetahuan dengan kearifan lokal. Ini adalah kolaborasi yang sangat berarti,” ujarnya.
Pengabdian masyarakat ini ditutup dengan kegiatan ramah tamah antara mahasiswa dan warga, serta prosesi simbolis penyerahan bibit tanaman. Kegiatan ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara kampus dan masyarakat adat, serta menjadi langkah konkret dalam pelestarian budaya dan lingkungan. ( Wawan Hermawanto)

Exit mobile version