24.6 C
Bogor
Thursday, April 25, 2024

Buy now

spot_img

Lagi, Sekolah Menahan Ijazah Siswa Karena Tunggakan

Cileungsi | Jurnal Inspirasi

Tak mampu membayar tunggakan, FR salah satu siswa lulusan SMPI Nuurushsbiyan Yapin Narogong, Kecamatan Cileungsi angkatan tahun 2018 terancam tak dapat mengikuti ujian SMK sekolah karena belum memberikan ijazah SMP nya.

Kepada Jurnal Bogor, Selasa (1/12), Usman, orang tua FR mengatakan jika selama ini belum bisa menyicil tunggakan karena untuk biaya kehidupan sehari-hari saja masih kurang. “Pihak sekolah SMK meminta fotokopi ijazah SMP, namun sebagai orang tua saya tetap berusaha agar anak saya tetap bisa sekolah walaupun di sekolah SMK saat ini saya juga belum membayar iuran sekolah.”

“Cuma minta fotokopi ijazah SMP karena itu dibutuhkan untuk ujian SMK, saya sudah minta keringanan tapi pihak sekolah tidak memberikan dan harus membayar uang tunggakan dulu baru ijazah fotokopinya bisa diberikan,” kata Usman.

Menurutnya, pihak sekolah meminta dirinya untuk menyicil tunggakan sebesar Rp 500 ribu dulu dari, Rp 1,7 juta. “Namun memang keadaannya saya yang tidak punya uang sama sekali, jangankan 500 ribu untuk makan aja masih kurang, dan kontrakan pun saat ini sudah tiga bulan belum bayar, saya pasti tebus ijazah anak saya, bukan tidak mau menyicil selama 3 tahun tapi karena kondisi kami yang tidak memungkinkan untuk menyicil.”

“Saya berharap berharap dengan memiliki pendidikan yang tinggi anak saya bisa hidup lebih baik nantiya, walaupun kami serba kekurangan saya pastikan ijazah anak saya pasti saya tebus. Kalo saya orang mampu mungkin tunggakan 1,7 juta itu kecil, tapi untuk kami mendapatkan uang segitu harus kerja ekstra keras, jadi saya mohon agar pihak sekolah mengerti keadaan kami, bukan tidak mau membayar tapi memang belum bisa membayar,” ucap Usman.

Lanjut Usman, “saya sudah menghadap kepada pak Kosasih pemilik sekolahan Sabtu kemarin, namun menurut pak Kosasih dirinya tidak tau dimana menaruh ijazah siswa dan saya disarankan untuk datang kembali hari Senin guna mengambil ijazahnya, namun pada hari Senin istri saya datang dan menghadap TU justru langsung ditanya mana uangnya yang 500 baru diberikan fotokopi ijazahnya, mendengar hal tersebut istri saya syok dan langsung pulang.”

Saat dikonfirmasi, Kepala Sekolah SMPI Nuurushshibyan Yapin, Tine mengatakan, pihaknya sudah bekerja sesuai prosedur dan tidak menyalahi aturan. Tunggakan sebesar 1,7 juta itu merupakan uang pangkal saat FR masuk sekolah, uang LKS dan lainnya. “Saya pernah menyarankan jika orang tua agar menyicil dari tahun 2018, namun orang tua FR tidak pernah menyicil, kenapa tidak kita berikan fotokopi ijazahnya karena kalo dikasih biasanya ijazah tidak ditebus.”

“Jadi saya meminta kepada orang tua agar membayar 500 ribu terlebih dahulu baru kita berikan fotokopi ijazahnya. Yang saya lakukan sudah sesuai prosedur sekali pun dilaporkan kepada Kepala Dinas Pendidikan, saya tidak takut karena apa yang saya lakukan sudah sesuai dengan prosedur,” pungkas Tine.

** Nay Nur’ain

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles