Malang | Jurnal Inspirasi
Keraguan selalu muncul ketika memutuskan terjun mengawali usaha, ragu dengan kemampuan yang miliki. Wajar saja kalau muncul beberapa pertanyaan. Apakah saya bisa menjalankan usaha di bidang peternakan? Apakah usaha peternakan akan menguntungkan? termasuk juga modal yang tentu saja menjadi pertimbangan.
Keraguan seperti itulah yang sering muncul dibenak para pemula, termasuk pemuda berkepala pelontos, Muhamad Munir dari Desa Gunungsari, Kecamatan Bumi Aji, Kota Batu, Malang. Menyikapi kegamangan generasi milenial, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memberi ruang gerak yang cukup leluasa kepada generasi milenial untuk ikut berkiprah disektor pertanian.
Mentan SYL selalu menumbuhkan dan memiliki keyakinan bahwa anak muda sekarang makin banyak yang mau terjun di bidang pertanian. Mereka bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia maka dunia dalam genggaman kalian.
Sebagai pengejawantahan dari kebijakan kementan, Kepala Badan PPSDMP Prof. Dedi Nursyamsi, menyikapi bahwa dalam masa Covid-19 ini banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha pertanian milenial khususnya di bidang produksi on-farm seperti ternak, susu, telur, sayuran segar, buah-buahan, kacang-kacangan yang merupakan penyedia vitamin dan protein.
Para petani peternak tak perlu khawatir dengan proses distribusinya. Pasalnya para pengusaha tani akan memanfaatkan teknologi saat ini untuk pendistribusian bahan baku mentah maupun olahan dari hasil pertanian. Petani /peternak dapat menggandeng tokoh masyarakat dalam promosi dan memasok bahan pangan segar ke masyarakat sekitar melalui e-commerce, sehingga dapat memperpendek rantai pasok,” tandas Dedi.
Kebijakan Kementan yang berorientasi pada petani/peternak seperti ini tentu saja memberi angin segar kepada laki-laki yang telah dikarunia 2 orang anak ini, yang telah mampu menyatukan para petani dalam satu wadah. Kelompok Tani Mugomulyo dan telah memiliki sapi sebanyak 400 ekor dengan produksi susu lebih dari 3000 liter/hari.
Munir, melanjutkan pada awalnya dia hanya memiliki 2 ekor sapi itupun pemberian dari orang tuanya, dan diwilayahnya ketika itu hanya kumpulan dari petani musiman, Alhamdullilah telah diberi kesempatan mengikuti kegiatan pelatihan di BBPP Batu yang berkaitan dengan tata kelola sapi.
Munir yang memang sejak kecil sudah memiliki talenta bisnis lalu diasah melalui pola pembinaan dan pendampingan. Hasilnya sudah dapat dipastikan pria kelahiran tahun 1970 mampu memberi warna dan angin segar bagi petani/peternak yang ada disekitarnya bahkan mampu mengubah dari petani musiman menjadi petani yang mandiri dan berdaya saing.
Dalam kesempatan terpisah Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan Dr. Wasis.Sarjono, S.Pt, M.Si. di sela sela kesibukannya mengatakan pada dasarnya setiap orang memiliki peluang yang sama untuk dapat menjadi seorang pelaku usaha, yang menjadi masalah adalah takut memulai, sehingga rasa takut tersebut menjadi pembatas untuk meraih kesuksesannya. Hanya sedikit orang yang berani mengasah bakat dan minat, oleh karena itu sangatlah wajar bila ada yang telah berhasil menjadi pengusaha sukses dan sebagian lainnya lagi masih ada yang belum berani memulai menjalankan usaha di sektor peternakan.
Tentu menjadi tugas kita untuk dapat menciptakan SDM yang memiliki mental pemberani untuk mengalahkan ketakutan-ketakutan serta tekad yang kuat untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan di dalam diri masing-masing generasi milenial.
** T2S|Wawan.H