26.1 C
Bogor
Saturday, April 27, 2024

Buy now

spot_img

BPPSDMP Siapkan 1.124 Tenaga Fungsional Antisipasi Peribahan Iklim

JURNAL INSPIRASI – Secara khusus Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta untuk segera melakukan bimbingan teknisĀ  secara masif kepada para petani, kepada para penyuluh dan praktisi pertanian termasuk pemerintah daerah agar mereka peduli terhadap perubahan iklim.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menggandeng Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP)  menyiapkan 1.124 tenaga fungsional (Widyaiswara, dosen, guru dan penyuluh) melalui  ToT Perubahan Iklim. Pembekalan terhadap tenaga fungsional   selanjutnya secara bertahap akan ditransfer kepada penyuluh dan petani.

Anomali iklim dan cuaca yang semakin sering terjadi akhir-akhir ini, merupakan fenomena nyata telah terjadinya perubahan iklim yang sangat signifikan di semua belahan dunia.

BACA JUGA: Wali Kota Ajak Kalahkan Kemiskinan dan Kebodohan

Dulu pergantian musim dapat ditebak dengan menghitung bulan setiap tahunnya, kondisi itu kini sudah nyaris berubah. Bulan Meret sampai September yang selama ini selalu diindentikkan dengan musim kemarau, namun pada bulan-bulan tersebut sering terjadi curah hujan dengan intensitas tinggi, sehingga dampaknya sulit di antisipasi, karena memang diluar prediksi.

Pada kesempatan Zoom meeting, Kepala Badan BPPSDMP Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo sebagai kepala G20, dan konsekuensinya Menteri Pertanian Sahrul Yadin Limpo, menjadi komandan G20 sektor pertanian.

Beberapa bulan yang lalu, Mentan mengikuti workshop simposium dari G20 yang dilaksanakan di Italia dilanjutkan dengan pertemuan Asean Ministry of Agricultural Forum, secara berurutan Indonesia memegang pimpinan baik di G20 maupun Asean. Ternyata isu utamanya sama yang pertama adalah bagaimana menciptakan bumi ini tidak ada yang kelaparan, ini adalah tekad dari para pemimpin G27 untuk menjaga bumi kita ini.

Climate Change atau perubahan iklim, tentu yang utamanya yang harus kita antisipasi adalah dampak dari Perubahan Iklim, karena dampak inilah yang akan merubah seluruh tatanan kehidupan sama dengan dampak Covid 19, yang sudah meluluhlantakan seluruh sisi kehidupan manusia yang ada dipermukaan bumi sehingga terjadi perubahan prilaku yang luar biasa, bukan hanya menghancurkan sektor ekonomi ternyata sektor sosial, sektor keamanan, sektor politik dan sektor lainnya.

BACA JUGA: Tirto Adhi, Jurnalis Kritis Pembela Rakyat

Perubahan iklim sebetulnya mirip seperti itu meskipun barangkali intensitasnya tidak seperti covid 19. perubahan iklim juga bisa merubah peradaban, bisa merubah prilaku, perubahan iklim pelan tapi pasti itu terjadi dimuka bumi dan itu sudah terjadi oleh karena itu pim G20 memberikan perhatian yang luar biasa terhadap pangan untuk menghindari kelaparan dan juga terkait dengan masalah perubahan iklim.

Kabadan mengingatkan kembali bahwa kita harus segera lakukan langkah2 untuk menghadapi Perubahan Iklim. Isu Perubahan Iklim kembali menguat sejak Indonesia menjadi pimpinan G20  oleh karena itu perlu kita membuka kembali arsip lama, yang dalam arsip lama sudah dibahas secara konprehensif bagaimana kita mengantisipasi dampak perubahan iklim.

Perubahan iklim merupakan hal yang tidak dapat dihindari akibat pemanasan global yang berdampak luas terhadap berbagai sendi kehidupan. Perubahan pola curah hujan, peningkatan frekuensi kejadian iklim ekstrem, serta kenaikan suhu udara dan permukaan air laut merupakan dampak serius dari perubahan iklim yang berpengaruh terhadap sektor pertanian. Untuk Indonesia ancaman akan perubahan iklim akan memberikan dampak yang serius terhadap pencapain target pembangunan berkelanjutan.Ā 

BACA JUGA: Mentan SYL: Pertanian Siap Hadapi Perubahan Iklim

Perubahan iklim menyebabkan terganggunya suplai air untuk berbagai sektor termasuk pertanian akibat perubahan curah hujan. Hal ini ditunjukkan oleh penurunan luas lahan yang semula sangat sesuai secara agroklimat untuk tanaman padi

Perubahan perilaku curah hujan yang menyebabkan pergeseran musim kemarau dan hujan menyebabkan pola tanam padi saat ini tidak sesuai lagi seperti pada masa-masa sebelumnya.

Dalam upaya menyikapi perubahan iklim, mitigasi perubahan iklim yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan upaya mitigasi dapat dilakukan melalui penggunaan varietas rendah emisi, penggunaan pupuk organik, serta penyesuaian teknik budidaya melalui pengelolaan air dan lahan serta mensosialisasikan pentingnya asuransi pertanian dalam mengurangi kerugian petani akibat perubahan iklim sangat perlu diintensifkan.

***T2S/BBPP Batu

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles