29.9 C
Bogor
Friday, April 26, 2024

Buy now

spot_img

Aplikasi Jejak Lacak Penularan Covid-19

Bogor | Jurnal Inspirasi
Pasca munculnya Mitra 10 sebagai klaster Covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor membuat terobosan aplikasi Jejak yang bertujuan untuk mendata warga yang datang ke mall atau supermarket.

Kepada wartawan, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Persandian (Diskominfostandi) Kota Bogor, Rahmat Hidayat mengatakan bahwa pemerintah agak kesulitan dalam melakukan pelacakan terhadap klaster Mitra 10. Sebab, tak ada data pengunjung yang pasti dari supermarket bangunan tersebut. Atas dasar itu, aplikasi Jejak dibuat untuk mentracing orang-orang yang datang.

“Jadi apabila ada temuan kasus positif di mall atau supermarket, aplikasi Jejak bisa mengetahui siapa saja yang berinteraksi dengan mereka yang positif Covid-19,” ujar Rahmat, Rabu (24/6).

Menurut dia, aplikasi berbasis barcode seperti Jejak telah diterapkan di Singapura dan New Zeland, sebagai langkah antisipasi bila ada yang tertular corona di tempat ramai.

Kata dia, Jejak sudah dapat didownload melalui playstore, kemudian warga harus memasukan nomor KTP, foto diri dan nomor handphone. “Kalau sudah daftar, kemudian masuk mall tinggal scan barcode saja. Itu nanti akan terkoneksi dengan server pemkot,” katanya.

Aplikasi itu, sambung Rahmat, akan diujicobakan di Botani Square. Apabila hasilnya memuaskan, bakal diterapkan di semua mall. Khusus warga yang tak memiliki smartphone, ada petugas khusus yang akan mencatat data. “Ada tiga aplikasi untuk melacak itu di antaranya, aplikasi untuk pengunjung, aplikasi untuk mall dan aplikasi untuk Pemkot Bogor,” paparnya.

Ia menegaskan bahwa pihaknya masih melakukan penyempurnaan terkait keamanan data pribadi warga yang mendaftar di aplikasi jejak. “Kami sedang konsultasikan mengenai regulasi perlindungan data pribadi,” paparnya.

Sementara itu, Walikota Bogor Bima Arya meminta warga Kota Bogor mulai men-download aplikasi Jejak. “Jadi makin banyak orang yang mengunduh Jejak, pemkot akan bisa mendeteksi potensi kemungkinan penularan,” ucapnya.

Kata dia, Jejak sementara waktu baru diujicoba di tempat mall yang telah diizinkan beroperasi. Namun, aplikasi itu tetap memungkinkan untuk dikembangkan di venue lainnya seperti restoran.

Disinggung mengenai keamanan data pengguna, Bima menyatakan, tanggungjawab berada di tangan Cartenz Technology Indonesia selaku pengembang aplikasi. Sebab, Pemkot Bogor hanya menjalin kerjasama dengan perusahaan teknologi tersebut.

“Ini semua tanggungjawab developernya gitu, mangkannya kita lihat dulu ujicoba-nya, kan bukan pemkot, kita menggandeng, bermitra dengan Cartenz. Ini kolaborasi,” ungkap dia.

Bima menuturkan, berdasarkan laporan mall yang beroperasi, hanya 30 persen dari separuh kapasitas mall yang ditetapkan selama masa ujicoba pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional.

Terpisah, General Manager (GM) Botani Square, Fery Gunardi menjelaskan, pihaknya siap menggunakan aplikasi Jejak. Namun, ia mengaku masih menunggu kepastian dari developer aplikasi tersebut. “Ada rencana aplikasi itu agar bisa tracing. Namun kami masih menunggu dari Jejak untuk penerapannya,” tukasnya.

** Fredy Kristianto

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles